in

Review Komik Buddha 2: Empat Perjumpaan Karya Osamu Tezuka

Buddha 2: Empat Perjumpaan adalah bagian dari serial manga karya Osamu Tezuka yang menggambarkan interpretasi unik tentang kehidupan Sang Buddha Gautama, pendiri agama Buddha. Serial ini mendapat banyak pujian kritis dan dikenal sebagai penggambaran kehidupan Buddha yang visualnya eksplisit, tetapi juga lucu dan penuh dengan pemikiran. Manga ini telah menjadi bahan ajar di kuil-kuil Buddha untuk kaum muda dan remaja dalam mempelajari kehidupan Buddha. Serial ini mulai diterbitkan pada bulan September 1972 dan berakhir pada bulan Desember 1983, sebagai salah satu karya manga epik terakhir dari Tezuka.

Buddha 2: Empat Perjumpaan

button cek gramedia com

Manga Buddha memiliki sirkulasi lebih dari 20 juta eksemplar dan memenangkan Penghargaan Eisner pada tahun 2004 dan 2005. Untuk menyesuaikan dengan cara membaca bahasa Inggris yang berbeda dari bahasa Jepang, Vertical Inc menerbitkan versi bayangan cermin dari karya asli Tezuka ini, sehingga bisa dibaca dari kiri ke kanan, bukan dari kanan ke kiri. Hampir tiga dekade setelah manga selesai, kemudian manga ini diadaptasi menjadi anime pada tahun 2011, diikuti oleh film kedua pada tahun 2014.

Komik Buddha 2: Empat Perjumpaan ini sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia pada 15 Februari 2024, dengan memiliki total 416 halaman.  Sebelum masuk ke ulasan komik Buddha 2: Empat Perjumpaan, simak profil penulisnya dulu di bawah ini yuk! Setelah itu, baca ulasan buku ini sampai selesai ya!

Profil Osamu Tezuka – Penulis Komik Buddha 2: Empat Perjumpaan

Osamu Tezuka adalah seorang seniman manga, kartunis, dan animator Jepang yang lahir di Prefektur Osaka pada 3 November 1928. Karya-karyanya yang produktif, teknik inovatif, dan upayanya dalam mendefinisikan ulang genre manga membuatnya mendapatkan julukan seperti “Bapak Manga”, “Bapak Baptis Manga”, dan “Dewa Manga”. Selain itu, Tezuka sering dianggap sebagai Walt Disney Jepang, yang mana Walt Disney sendiri menjadi inspirasi utamanya selama tahun-tahun awal karirnya.

Meskipun frasa ini memuji kualitas karya manga awal Tezuka yang ditujukan untuk anak-anak dan animasi, frasa ini juga mengaburkan pengaruh signifikan dari karya gekiga-nya yang lebih bersifat sastra. Tezuka memulai apa yang dikenal sebagai revolusi manga di Jepang dengan New Treasure Island yang diterbitkan pada tahun 1947. Karya-karyanya kemudian menghasilkan beberapa serial manga yang paling berpengaruh, sukses, dan diterima dengan baik, termasuk manga anak-anak seperti Astro Boy, Princess Knight, dan Kimba the White Lion. Selain itu, serial berorientasi dewasa seperti Black Jack, Phoenix, dan Buddha juga memenangkan beberapa penghargaan.

Osamu Tezuka meninggal karena kanker perut pada 9 Februari 1989, dan kematiannya berdampak langsung pada masyarakat Jepang serta kartunis lainnya. Sebuah museum didirikan di Takarazuka untuk mengenang karya hidupnya, dan Tezuka menerima banyak penghargaan anumerta. Bahkan beberapa animasi masih dalam produksi setelah kematiannya, termasuk bab terakhir Phoenix yang tidak pernah dirilis.

Sinopsis Komik Buddha 2: Empat Perjumpaan

Buddha 2: Empat Perjumpaan

button cek gramedia com

Di India kuno, banyak orang menderita akibat kekeringan, kelaparan, peperangan yang terus-menerus, dan ketidakadilan dalam sistem kasta. Di tengah kehidupan yang penuh penderitaan ini, lahirlah seorang pangeran muda bernama Siddhartha. Ia memulai perjalanan spiritual dan menjadi Buddha Gautama, “Yang Tercerahkan”, dengan tujuan mewujudkan kelahiran kembali spiritual bagi orang-orang yang berada dalam keadaan putus asa.

Osamu Tezuka, sang dewa manga, menghadirkan kehidupan India pada zaman dulu yang penuh amarah dan gairah dalam kisah biografis Sang Buddha. Jilid kedua ini mengisahkan masa pengasuhan Siddhartha, pernikahannya, dan awal pengembaraannya. Nasib tokoh-tokoh ciptaan Osamu Tezuka seperti Chapra si budak, Tatta si paria, dan banyak lagi, berhasil berjalan dengan cergas dalam cerita rakyat. Kocak sekaligus mengharukan, Buddha merupakan masterpiece dari cerita kepahlawanan. Seri Buddha karya Osamu Tezuka adalah kisah fiksi yang menampilkan tokoh-tokoh dan peristiwa yang tidak tercatat dalam sejarah.

Kelebihan dan Kekurangan Komik Buddha 2: Empat Perjumpaan

Buddha 2: Empat Perjumpaan

button cek gramedia com

Pros & Cons

Pros
  • Menyajikan cerita kehidupan Sang Buddha yang tidak diketahui masyarakat luas.
  • Memberikan insight dan pengetahuan baru.
  • Ilustrasi yang ditampilkan indah.
  • Terjemahan baik dan nyaman dibaca.
  • Semakin memperkuat keimanan.
Cons
  • Komik ini sangat tersegmentasi kepada pembaca Buddhist.
  • Jumlah halaman yang cukup banyak 

Kelebihan Komik Buddha 2: Empat Perjumpaan

Grameds mungkin sudah mengenal beberapa karya Osamu Tezuka lainnya seperti Astro Boy, Princess Knight, dan Phoenix. Kepopuleran karyanya tentunya menampilkan kualitas karya penulis ini yang sungguh luar biasa dan diakui secara internasional. Komik Buddha 2: Empat Perjumpaan ini juga pastinya memiliki banyak kelebihan.

Buddha 2: Empat Perjumpaan menyajikan cerita kehidupan Sang Buddha yang jarang diketahui oleh masyarakat luas, sehingga membuka jendela baru bagi pembaca untuk memahami perjalanan spiritualnya yang luar biasa. Dengan menyoroti momen-momen penting dalam kehidupan Sang Buddha, buku ini tidak hanya memberikan informasi tentang sejarah, tetapi juga menghadirkan ajaran-ajaran yang mendalam tentang kebijaksanaan, ketenangan batin, dan cinta kasih. Selain itu, buku ini memberikan insight dan pengetahuan baru tentang ajaran Buddha, memberikan pembaca kesempatan untuk merenungkan makna hidup dan tujuan eksistensial mereka.

Ilustrasi yang ditampilkan juga sangat memukau, menghidupkan setiap adegan dengan keindahan visual yang memukau dan mendalam, sehingga memperkaya pengalaman membaca. Hal ini juga membantu merangsang imajinasi pembaca dalam membaca komik Buddha 2: Empat Perjumpaan ini. Terjemahan yang baik dan nyaman dibaca memastikan bahwa pesan-pesan dalam teks tersampaikan dengan jelas dan mudah dipahami, tanpa kehilangan esensi atau nuansa penting dari teks aslinya. Dengan menggali kisah-kisah kebijaksanaan Buddha, komik ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memperkuat keimanan pembaca dan memberikan inspirasi untuk mengejar kedamaian batin dan kesempurnaan spiritual dalam kehidupan sehari-hari.

Di Balik Pena: dr. Andreas Kurniawan Berbagi Tutorial Melalui Duka dan Mencuci Piring

Kekurangan Komik Buddha 2: Empat Perjumpaan

Buddha 2: Empat Perjumpaan

button cek gramedia com

Komik Buddha 2: Empat Perjumpaan karya Osamu Tezuka ini memang menyajikan banyak kelebihan, tetapi bukan berarti buku ini tidak memiliki kekurangan. Kekurangan pada buku ini terletak pada narasinya yang mungkin terasa sangat tersegmentasi dan lebih menarik bagi pembaca yang sudah memiliki pemahaman atau minat yang kuat terhadap ajaran Buddha. Bagi mereka yang kurang akrab dengan konsep-konsep budaya dan spiritualitas Buddha, mungkin sulit untuk sepenuhnya terhubung dengan cerita dan pesan yang disampaikan. Sehingga, komik Buddha 2: Empat Perjumpaan ini mungkin kurang menarik bagi pembaca yang berasal dari latar belakang agama atau keyakinan yang berbeda.

Buddha 2: Empat Perjumpaan juga memiliki halaman yang sangat banyak, dengan ketebalan 416 halaman menjadikan komik ini adalah komik yang perlu dihabiskan dalam waktu yang sangat panjang atau lama. Meskipun ada beberapa pembaca menyukai buku dengan jumlah halaman yang banyak, untuk beberapa pembaca yang tidak memiliki banyak waktu luang untuk dihabiskan dengan membaca akan merasa tidak tertarik untuk membeli komik ini.

Nah Grameds, itu dia sinopsis dan ulasan dari komik Buddha 2: Empat Perjumpaan karya Osamu Tezuka. Komik ini merupakan bagian kedua dari seri epik yang mengisahkan perjalanan hidup Siddhartha Gautama, yang nantinya dikenal sebagai Buddha. Dalam volume ini, kita diajak untuk menyelami lebih dalam momen-momen penting yang membentuk karakter Siddhartha, serta tantangan-tantangan yang dihadapinya dalam pencarian makna hidup dan pencerahan.

Osamu Tezuka, yang dikenal sebagai ‘God of Manga’, sekali lagi menunjukkan keahliannya dalam menggabungkan kisah sejarah dengan elemen fiksi yang memikat. Visual yang kaya dan narasi yang mendalam menjadikan komik ini bukan hanya sekadar bacaan, tetapi sebuah pengalaman yang menyentuh hati dan pikiran.

Yuk, segera dapatkan buku komik Buddha 2: Empat Perjumpaan ini dan karya-karya best seller lainnya hanya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia selalu siap memberikan informasi terkini dan produk-produk terbaik untuk kamu. Dari buku-buku inspiratif hingga komik-komik seru, kami hadir untuk memenuhi segala kebutuhan literasi dan hiburanmu. Jangan lewatkan kesempatan untuk memperkaya koleksi bacaanmu dan temukan judul-judul menarik lainnya di Gramedia.com!

Penulis: Gabriel

 

Rekomendasi Buku

Buddha Is As Buddha Does

Buddha Is as Buddha Does

button cek gramedia com

“Pada tahun 2006 Yang Mulia Dalai Lama, yang menyebut Lama Surya Das sebagai Lama Amerika, mengatakan kepada audiens Amerika, Tidaklah cukup hanya bermeditasi dan berdoa, yang selalu merupakan hal baik untuk dilakukan, namun kita juga harus mengambil tindakan positif dalam dunia ini. Dalam proses kebangkitannya, Sang Buddha menyadari bahwa kita semua, jauh di lubuk hati kita, pada dasarnya sempurna dan utuh, dengan kemampuan untuk mengatasi penderitaan dan mengubah diri kita menjadi kekuatan demi kebaikan.

Dalam buku ini, penulis terlaris nasional, Lama Surya Das, salah satu guru Buddhis Amerika terkemuka, menawarkan peta yang menyeluruh dan teruji menuju harta terkaya yang dapat ditemukan oleh manusia. Nasihat Buddha untuk mewujudkan potensi sejati Anda.  Dengan mengikuti pedoman ini, Anda akan memasuki kehidupan yang lebih penuh kegembiraan, kejelasan, kedamaian, dan kebijaksanaan daripada yang pernah Anda bayangkan. Apakah Anda menganggap diri Anda seorang Buddhis, Kristen, Yahudi, Muslim, Hindu, Atheis, atau agnostik, itu adalah untuk semua orang yang berusaha menjadi orang yang lebih baik dan berbagi dalam karunia sifat Kebuddhaan yang sejati.”

Buddha

Buddha

button cek gramedia com

“Deepak Chopra menghidupkan kembali Sang Buddha dalam novel terlaris yang mencekam tentang pangeran muda yang meninggalkan warisannya demi menemukan panggilan sejatinya. Perjalanan ikonik ini mengubah dunia selamanya, dan kebenaran yang terungkap terus memengaruhi setiap sudut dunia saat ini. Seorang pemuda yang mengantri takhta terjebak di kerajaan ayahnya dan mendambakan dunia luar. Dikhianati oleh orang-orang terdekatnya, Siddhartha meninggalkan istana dan gelar pangerannya.

Bertatap muka dengan iblisnya, ia menjadi biksu pengembara dan memulai puasa spiritual yang membawanya ke ambang kematian. Pada akhirnya menyadari ketidakmampuannya untuk menaklukkan tubuh dan pikirannya hanya dengan kemauan belaka, Siddhartha mengatasi rasa sakit fisiknya dan mencapai pencerahan.

Meskipun kita mengakui Buddha saat ini sebagai ikon perdamaian dan ketenangan, kisah hidupnya penuh gejolak dan memukau, penuh dengan cinta dan seks, pembunuhan dan kehilangan, perjuangan dan penyerahan diri. Dari medan berbatu di dunia material hingga puncak dunia spiritual, ia memikat dan menginspirasi‚ yang pada akhirnya membawa kita lebih dekat untuk memahami sifat sejati kehidupan dan diri kita sendiri.”

The Living Wisdom of The Buddha

The Living Wisdom of the Buddha

button cek gramedia com

“Buddha Gautama selalu mengajarkan nilai-nilai moral kebaikan kepada manusia. Untuk mempermudah para pemula dan khalayak umum, tidak jarang ajaran Sang Buddha disampaikan dalam bentuk perumpamaan atau cerita yang mudah dipahami siapa pun.

Perumpamaan inilah yang menjadi dasar terciptanya kisah-kisah sarat pelajaran hidup yang bisa dijadikan bahan renungan atau introspeksi diri, bukan hanya bagi para penganut agama Buddha, tetapi juga untuk mereka yang ingin mengubah jalan hidup ke arah yang lebih baik. Temukan cahaya dan inspirasi dalam kumpulan cerita kebijaksanaan Buddha yang tak lekang oleh zaman di dalam buku ini.”

Sumber:

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Buddha_(manga)

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Osamu_Tezuka

 

Written by Adila V M