in

Review Buku Gentayangan Karya Jounatan Guntur Alam

Grameds, apakah kamu salah satu pecinta novel horor terutama cerita-cerita urban legend?

Sebagai masyarakat Indonesia tentu kita seringkali mendengar mengenai cerita-cerita horor yang beredar di kalangan teman atau bahkan keluarga kita. Urban Legend Horror di Indonesia sendiri tidak jauh dari hantu terkenal di Indonesia yaitu pocong dan kuntilanak namun masih banyak cerita yang ternyata lebih menarik loh Grameds!

Nah Grameds, jika kamu sangat menyukai novel horor maka kamu bisa membaca salah satu buku berikut yaitu Gentayangan karya Guntur Alam. Buku ini merupakan kumpulan cerita-cerita pendek dan penulis mengajak kita untuk mengingat kembali cerita-cerita yang pernah menjadi Urban Legend di Indonesia. Kira-kira apakah kamu pernah mendengar salah satu ceritanya? Atau kamu sudah pernah tahu dan bernostalgia dengan cerita yang pernah beredar. Sebelum kamu membeli dan membaca bukunya maka kamu perlu melihat ulasan pada artikel di bawah ini! Selamat Membaca!

 

Sinopsis Buku Gentayangan

Urban Legend merupakan cerita atau legenda urban, legenda kota yang merupakan genre cerita rakyat yang beredar sebagai suatu hal yang benar karena telah terjadi pada “teman dari teman” atau keluarga sehingga cerita tersebut terasa dekat dan benar terjadi sebagai kenyataan dalam kehidupan sehari-hari. Urban Legend juga biasanya disebarkan dalam media lain seperti surat kabar, radio, televisi horor, atau media sosial.

Apakah Grameds pernah mengikuti salah satu Urban Legend di Indonesia? Jika iya apa yang pernah Grameds ketahui? Pada buku ini akan ada beberapa Urban Legend yang diceritakan seperti Misteri Pocong Sumi yang menghantui kediamannya sendiri, hantu berkebaya encim di Jembatan Ancol, Penampakan mistis di Jeruk Purut, hingga misteri yang membayangi di Rumah Pondok Indah.

Cerita “Diganggu Arwah Korban Kebakaran Mal Klender

Tidak ada yang aneh dari para penumpang itu, terlihat seperti serombongan SPG mal dan beberapa orang yang mungkin bekerja di konter penjual gawai di pusat perbelanjaan. Namun sesuatu yang janggal mulai terasa oleh Mario ketika tidak sengaja tangannya bersentuhan dengan lengan perempuan yang duduk disebelahnya. Perempuan itu sejak awal masuk duduk dan tidak berbicara sepatah katapun. Tidak seperti penumpang lain yang asik mengobrol.

Cerita “Pocong Sumi

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Untuk Grameds yang tinggal di Yogyakarta khususnya daerah Kota Gede, Bantul, pasti sudah tidak asing dengan cerita Pocong Sumi yang kisahnya pernah viral di twitter. Aku memperlihatkan bagunan di kiri-kanan Pos Malang. Konon katanya orang-orang sering melihat keranda mayat melintang di bawah gapura maka gapura ini disebut Pos Malang.

Bangunan berwarna biru hitam dengan dinding bercat putih pucat. Aku mengerjap. Sekilas kulihat daun pintu bangunan putih di sebelah kanan kami berayun. Terlihat celah yang tak tertutup rapat. Di sela-sela celah itu, kulihat sepasang mata merah sedang memperhatikan kami.

Kami melangkah melewati Pos malang dengan hati yang agak kembang kempis. Tak ada yang bersuara diantara kami. Iseng aku menoleh ke belakang, melihat kembali ke arah Pos Malang. Dadaku berdesir dan aku tergesa membawa pandangan kembali ke depan. Disana, dibawah gapura, aku melihat sosok kakek membawa payung hitam, di kakinya terlihat sebuah keranda mayat yang melintang.

Cerita “Arwah Penghuni Rumah Darmo

Sebelum berangkat, kedua temannya sudah mencari tahu kira-kira bagian mana yang paling bagus untuk mencari nomor buntut. Ada yang menyarankan agar jangan naik ke atas. Sebab bagian itu terkenal angker dan dihuni arwah yang bengis yang tidak segan mencelakakan orang.

Selain cerita-cerita diatas terdapat beberapa cerita lain seperti : Hantu Berkebaya Encim di Jembatan Ancol, Penampakan di Terowongan Casablanca, Misteri Tol Cipularang, Hantu Gadis Tionghoa di Tikungan Amoy, Teror Hantu Boneka di Bandung, Hantu Ambulance Bahureksa, Hantu Noni Belanda, Misteri Bekas RS Kartika Lampung, Aroma Mistis di Rumah kentang, Arwah Penasaran di BC Bar, Rumah Pondok Indah, Hantu Jeruk Purut, dan Roh-Roh di Lintasan Kereta Bintaro.

Tentang Penulis Gentayangan

Penulis buku Gentayangan ini adalah Jounatan dan Guntur Alam. Buku Gentayangan ini adalah buku kelima yang mereka tulis pertama setelah serial horor yang diterbitkan Elex Media yaitu Arwah, Tumbal, Ritual dan Teman. 

Jounatan menekuni dunia menulis disela-sela kesibukan kerjanya dan menulis merupakan hobinya. Selain itu Jounatan juga sangat suka datang ke tempat-tempat mistis dan menjelajahi tempat tersebut. Ia sendiri memiliki kemampuan untuk melihat makhluk tak kasat mata atau hantu dan ia sadar dan sudah berdamai dengan kelebihan yang ia miliki itu sejak ia mengalami peristiwa yang menyedihkan yaitu ketika ia kehilangan sahabat terbaiknya.  Saat ini Jou dan Guntung Alam sedang menulis serial mengenai adik Jou yaitu Natali yang akan dibuka dengan kisah yang berjudul Kutukan Darah dan Gerbang Roh.

Guntur Alam merupakan sosok laki-laki yang menyukai cerita horor dan misteri dari komik Petruk karya Tatang S. dan novel Abdullah Harahap. Selain berkarya bersama dengan Jounatan ia juga akan menerbitkan novel yang ia tulis sendiri dan sedang menyelesaikan naskah novelnya itu yang berjudul Tulah Desa Rimau dan Nyupang. Guntur Alam sering membagi kisah horornya ditempat kerja dan sekolah pada akun media sosial seperti  instagram miliknya yang bisa kamu ikuti @gunturalam_.

 

Kelebihan dan Kekurangan Buku Gentayangan

Pros & Cons

Pros
  • Merupakan kumpulan cerita yang menjadi Urban Legend di Indonesia
  • Buku ini berhasil membangun suasana yang berbeda pada setiap ceritanya
  • Penulisan dan gaya bahasa yang apik dan berhasil membangun ketegangan dan kegembiraan
  • Dialog-dialog dituliskan mengalir
  • Memiliki tata letak yang bersih dan gambar yang menarik
  • Cover buku yang menarik menggambarkan salah satu Urban Legend
  • Menambah pengetahuan bagi yang tidak mengetahui Urban Legend Indonesia
Cons
  • Pergantian percakapan dan sudut pandang cerita yang kurang jelas.

 

Kelebihan Buku Gentayangan

Grameds, buku ini akan membawa kamu pada cerita yang pernah terjadi di Indonesia ntah itu fakta atau hanya omongan dari mulut ke mulut yang tidak terbukti keasliannya. Buku ini akan membuat kamu merasa sedang berkumpul dengan teman-teman dan menceritakan mengenai Urban Legend ini. Buku ini akan membuat kamu membayangkan seperti apa rasanya dihantui atau dikerjai oleh mereka yang tidak kasatmata.

Buku ini merupakan buku kumpulan Urban Legend maka dari itu setiap atmosfer dan suasana yang ada pada setiap cerita juga berbeda-beda dan membuat pengalaman pembacanya merasakan hal yang berbeda sesuai dengan nuansa cerita masing-masing. Penulis berhasil membangun nuansa yang berbeda sehingga membuat pembaca tidak merasa bosan dengan cerita yang ada.

Selain itu juga gaya penulisan dan bahasa yang digunakan oleh penulis berhasil membangun ketegangan dan kegembiraan sehingga pembaca akan merasakan suasana yang mencekam karena dituliskan dengan narasi yang kuat dan deskripsi yang hidup. Dengan bahasa yang mudah dipahami dan dialog-dialog yang alami dan mengalir dengan mudah membuat pembaca akan merasa seperti sedang diceritakan langsung oleh penulis bahkan merasakan masuk ke dunia yang diceritakan. Buku ini akan membuat pembacanya penasaran dengan apa yang terjadi selanjutnya sekaligus takut juga untuk melanjutkan membaca.

Buku ini juga dituliskan dengan tata letak yang bersih dan gambar-gambar yang menarik. Sehingga pembaca akan mudah membayangkan beberapa bagian dalam setiap ceritanya sehingga tidak membosankan juga karena tidak semuanya dituliskan dalam bentuk tulisan.

Cover buku pada buku Gentayangan ini sangat menarik dan memiliki daya tariknya sendiri. Cover buku menggambarkan suasana horor yang ada didalam buku dan diaplikasikan pada cover yang menggambarkan pocong dan keranda mayat dengan suasana latar yang hitam gelap.

Buku ini juga menambah pengetahuan pembaca yang belum mengetahui mengenai Urban Legend di Indonesia dengan cerita-cerita di dalamnya sehingga cerita yang ada di buku ini akan tetap dikenang dan Urban Legend di Indonesia akan selalu diingat dari segala jenis kalangan.

Kekurangan Buku Gentayangan

Salah satu kekurangan dari buku Gentayangan adalah kurangnya kejelasan dalam pergantian percakapan atau sudut pandang cerita. Hal ini menyebabkan kebingungan bagi pembaca karena sulit untuk memahami siapa yang sedang bercerita atau berbicara dalam beberapa bagian cerita.

Untuk meningkatkan kualitas narasi, penulis dapat memperbaiki cara mereka mengelola transisi antara percakapan dan sudut pandang karakter. Mungkin dengan menggunakan tanda baca yang lebih jelas, seperti tanda dialog atau perubahan paragraf yang lebih terstruktur, pembaca akan lebih mudah mengikuti alur cerita dan memahami siapa yang sedang aktif dalam adegan tersebut.

Dengan melakukan perbaikan ini, buku Gentayangan memiliki potensi untuk menjadi lebih menyenangkan dibaca dan mengurangi kebingungan bagi para pembaca, memungkinkan mereka untuk lebih menikmati cerita dan mengikuti perkembangan karakter dengan lebih baik.

Penutup

Nah Grameds, itu dia adalah beberapa ulasan singkat mengenai novel Gentayangan. Novel ini cocok untuk kamu yang suka buku-buku dan cerita horor terutama Urban Legend yang ada di Indonesia sendiri. Buku ini bisa juga dijadikan sebagai cerita horor jika kamu sedang berkumpul dengan teman-teman loh.

Jika Grameds tertarik membaca buku ini, Grameds bisa mendapatkannya di Gramedia.com atau toko buku Gramedia terdekat di kotamu.

Gramedia senantiasa menjadi #SahabataTanpaBatas untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku yang berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca

Penulis: Devina

 

Rekomendasi Buku Terkait

13 Kisah Horor KKN

13 Kisah Horor Kkn

Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah tertentu di Indonesia. Pelaksanaan kegiatan KKN biasanya berlangsung antara satu sampai dua bulan dan bertempat di daerah setingkat desa. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi di Indonesia telah mewajibkan setiap perguruan tinggi untuk melaksanakan KKN sebagai kegiatan intrakurikuler yang memadukan tri dharma perguruan tinggi yaitu: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Selama masa KKN, para mahasiswa kerap kali mendapatkan pengalaman yang tak terlupakan. Entah mendapat cerita yang mengubah perspektifnya, mendapat jodoh, atau bahkan pengalaman horor yang sebelumnya tidak pernah dialami. Seperti cerita yang ada di buku ini. Buku ini menyajikan 13 kisah horor yang terjadi pada masa KKN yang dialami oleh mahasiswa-mahasiswa. Terdapat kisah-kisah horor seperti Hantu Penyair, Jangan Main-Main di Auditorium, Mahasiswi Cantik Bergaun Merah di Kantin Kampus, Di Perpustakaan Itu Ada Pocong, dan lain-lainnya. Buku ini akan menjadi bacaan dikala senggang untuk kamu yang menyukai cerita bergenre horor. Apalagi buku ini memuat cerita horor lokal, yang terkadang ceritanya bisa sampai ke dalam alam mimpi.

Merinding

Merinding

Di dunia ini seringkali kita mengalami kejadian yang sulit dimengerti oleh akal karena keterbatasan akal dan nalar manusia, atau yang disebut di luar nalar manusia. Kejadian janggal tersebut menjadi sebuah misteri yang sulit dipecahkan oleh kita. Buku ini berisi kisah-kisah horor di luar nalar yang diceritakan kembali oleh penulis berdasarkan kisah dan kejadian nyata yang sering didengar oleh kita secara langsung, lalu kemudian dikumpulkan menjadi sebuah buku ini. Beberapa diantaranya tentang kisah jenazah yang melahirkan di dalam kubur, tentang hantu atau roh yang menagih janj kepada seseorangi, pernikahan alam gaib, gambar dewa yang marah, dan kisah-kisah misteri lainnya. Cerita-cerita dalam buku ini mungkin akan membuat kita merinding, tetapi juga membuat kita menyadari kebesaran sang pencipta yang tidak pernah kita ketahui tentang misteri-misteri gaib di dunia ini.

Dari Jendela Lantai Tiga

Dari Jendela Lantai Tiga

Setiap malam, Tika bertugas mematikan lilin dan pelita di ruang sembahyang lantai tiga Vihara. Dari sana, ia bisa melihat sebuah rumah besar yang kini kosong tak ditempati sejak pemiliknya, Tante Belanda, meninggal beberapa tahun lalu. Suatu hari, sebuah cahaya di petak gelap rumah kosong yang itu membuatnya penasaran untuk mencari tahu ada apa gerangan di rumah kosong itu. Petualangan itu lalu mempertemukan Tika dengan Irwan dan Raffi, dua anak yang juga melihat cahaya itu. Dan jika ada cahaya di lahan gelap itu, berarti ada orang di rumah kosong itu atau di halamannya. Tapi siapa? Apakah ada gelandangan, atau orang jahat yang bersembunyi di sana?

Written by Adila Verni