in

Review Buku English Classics: Sherlock Holmes – Short Stories #2 Karya Sir Arthur Conan Doyle

Siapa yang tidak mengetahui kisah Sherlock Holmes? Kisah detektif karya Sir Arthur Conan Doyle yang mengisahkan tentang detektif populer yang sangat piawai dalam mengungkap misteri-misteri sulit secada mengagumkan. Tidak hanya hadir dalam bentuk novel, Sir Arthur Conan Doyle juga membuat buku berisi kumpulan cerita pendek Sherlock Holmes.

English Classics: Sherlock Holmes – Short Stories #2 menjadi buku kumpulan cerita pendek Sherlock Holmes seri kedua. Buku ini diterbitkan di Indonesia oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama pada 10 Juni 2017 dalam Bahasa Inggris. Buku dengan total 204 halaman ini memuat sejumlah cerita pendek yang menyajikan misteri yang beragam.

Cerita Sherlock Holmes yang sudah sering diadaptasi menjadi film yang diperankan oleh sejumlah aktor berbeda, kini kembali menampilkan misteri yang mengancam dan membingungkan. Buku ini akan menyajikan cerita perjalanan Sherlock Holmes dalam mengungkap masalah yang sedang dihadapinya. Buku ini pastinya akan mengajak kita untuk menyelidiki misteri bersama Sherlock Holmes yang legendaris.

Bagaimana akhir kisah ini? Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang buku ini, supaya kamu bisa mengenalnya lebih baik, Grameds! Sebelum berkenalan dengan buku ini, kita kenalan dengan sosok penulisnya dulu, yuk!

 

Profil Sir Arthur Conan Doyle – Penulis Buku English Classics: Sherlock Holmes – Short Stories #2

Sir Arthur Ignatius Conan Doyle KStJ DL merupakan penulis dan dokter yang berasal Inggris. Sir Arthur pada tahun 1887 menciptakan karakter Sherlock Holmes yang sangat populer hingga saat ini. Melalui karya pertamanya yang berjudul A Study in Scarlet, dimulai perjalanan produksi empat novel dan lima puluh enam cerita pendek dengan tokoh utama Sherlock Holmes dan Dr. Watson. Cerita-cerita Sherlock Holmes sendiri menjadi tonggak sejarah dalam bidang fiksi kriminal.

Sir Arthur Conan Doyle menjadi panutan bagi penulis lain, karena ia dikenal produktif. Selain cerita Sherlock Holmes, ia juga menciptakan karya lain bergenre fiksi ilmiah dan fantasi, contohnya mengenai Profesor Challenger. Selain itu, ada juga cerita komedi mengenai Brigadir Gerard, sang tentara Napoleon. Lalu, ada juga genre non fiksi, roman, drama, puisi, dan novel sejarah.

Sir Arthur Conan Doyle lahir di 11 Picardy Place, Edinburgh, Skotlandia, pada 22 Mei 1859. Ayah bernama Charles Altamont Doyle, berasal dari Inggris. Ayahnya merupakan keturunan Irlandia dan seorang Katolik, sama dengan ibunya, Mary (née Foley). Ayah dan ibunya menikah pada tahun 1855. Namun, pada 1864, keluarga mereka berpisah, karena Charles memiliki adiksi yang parah terhadap alkohol.

Anak-anak mereka untuk sementara diungsikan ke Edinburgh. Arthur Conan Doyle menetap dengan Mary Burton, bibi dari temannya, di Liberton Bank House daerah Gilmerton Road, ketika belajar di Newington Academy. Pada 1867, keluarga itu kembali bersatu dan tinggal di rumah petak di 3 Sciennes Place.

Ayah Sir Arthur Conan Doyle meninggal pada tahun 1893, di Crichton Royal, Dumfries, setelah bertahun-tahun mengidap penyakit kejiwaan. Dimulai dari usia yang masih sangat kecil, Doyle gemar menulis surat untuk ibunya. Didukung oleh pamannya yang berada, Doyle yang berusia sembilan tahun dikirim ke Inggris untuk sekolah di Jesuit Hodder Place, Stonyhurst di Lancashire. Dia kemudian melanjutkan studi di Stonyhurst College, hingga tahun 1875.

Namun, Doyle tidak senang studi di Stonyhurst, karena dia tidak mempunyai kenangan indah tentang itu. Ia mengatakan sekolah itu dijalankan dengan prinsip-prinsip abad pertengahan. Satu-satunya mata pelajaran yang dibahas adalah klasik, dasar-dasar, retorika, aljabar, dan Geometri Euclidean. Selain itu, dia juga menganggap sekolah itu keras.

Ia mengingat bahwa bukannya kasih sayang dan kehangatan, sekolah itu malah suka memberikan ancaman hukuman fisik dan menghina ritual. Dari tahun 1875 sampai 1876, Doyle menempuh pendidikan di sekolah Jesuit Stella Matutina di Feldkirch, Austria. Ia menempuh studi selama satu tahun di sana untuk menyempurnakan bahasa Jermannya dan mengasah bidang akademiknya, yang juga menjadi bekal baginya untuk menjadi penulis populer.

Review Buku: The Architecture of Love | Point of View

 

Sinopsis Buku English Classics: Sherlock Holmes – Short Stories #2

Sherlock Holmes menjadi satu-satunya detektif konsultan di dunia. Uang dan kepopuleran tak menarik untuknya. Kesempatan untuk melenturkan kemampuan intelektualnya dan menerapkan metode deduksi uniknya saja sudah cukup. Dengan mengikuti Holmes menghadapi rangkaian masalah, kamu bisa menyaksikan seorang pemikir hebat bekerja dan mempelajari dunia kriminal London.

Kisah Sherlock Holmes ini sangat digemari, mengikuti banyak misteri yang ditangani Holmes dan Watson dan selama bertahun-tahun. Sherlock Holmes berada di puncak karirnya, dan volumenya penuh dengan kasus terkenal, termasuk The Blue Carbuncle, The Red-Headed League, dan The Speckled Band. Walaupun Holmes memperoleh reputasi infalibilitas, Conan Doyle menyajikan realisme dan feminisme dengan mengalahkan detektif hebat oleh Irene Adler; sang wanita dalam cerita pertama yang berjudul A Scandal in Bohemia.

 

Kelebihan dan Kekurangan Buku English Classics: Sherlock Holmes – Short Stories #2

Pros & Cons

Pros
  • Buku tidak terlalu tebal.
  • Cerita dan misteri beragam dan membuat penasaran.
  • Hasil terjemahan yang nyaman untuk dibaca.
Cons
  • Pola pemecahan misteri yang serupa di setiap cerita.

Kelebihan Buku English Classics: Sherlock Holmes – Short Stories #2

Buku English Classics: Sherlock Holmes – Short Stories #2 karya Sir Arthur Conan Doyle memiliki banyak kelebihan yang membuatnya menjadi buku populer yang layak untuk dikoleksi. Buku kumpulan cerpen yang tidak terlalu tebal ini menjadi sebuah buku yang cocok untuk menemani waktu luang kamu, Grameds. Kisah-kisahnya yang singkat dijamin bisa membuat kamu penasaran dan ingin membaca terus dan terus.

Masing-masing cerita pendek yang disajikan, tentunya menyajikan misteri yang beragam dan unik. Misteri yang tidak mudah untuk dipecahkan, tetapi pada akhirnya selalu bisa selesai dengan cara yang tidak biasa. Sosok Sherlock Holmes selalu bisa membuat pembaca kagum dengan kepintaran dan kepiawaiannya.

Buku English Classics: Sherlock Holmes – Short Stories #2 ini pada mulanya ditulis dalam bahasa Inggris, tetapi sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Apresiasi kepada tim penerjemah, karena buku hasil terjemahan ini nyaman untuk dibaca. Rangkaian kalimatnya mudah untuk dimengerti.

Kekurangan Buku English Classics: Sherlock Holmes – Short Stories #2

Meskipun Buku English Classics: Sherlock Holmes – Short Stories #2 karya Sir Arthur Conan Doyle memiliki banyak kelebihan, tetapi buku ini masih memiliki sedikit kekurangan. Pembaca merasa bahwa pola pemecahan misteri pada setiap cerpen ini sama. Jadi, pembaca bisa menebak bagaimana akhir ceritanya, dan merasa sedikit jenuh.

Namun, buku yang menampilkan Sherlock Holmes ini tentunya tetap seru untuk dibaca. Buku ini sangat direkomendasikan bagi kalian pecinta kisah fiksi detektif. Yuk tambahkan koleksi buku detektif kamu!

Nah Grameds, itu dia sinopsis dan ulasan buku English Classics: Sherlock Holmes – Short Stories #2 karya Sir Arthur Conan Doyle. Yuk lengkapi koleksi buku English Classics dengan mendapatkan buku ini hanya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.

Penulis: Gabriel

 

Rekomendasi Buku

English Classics: The Time Machine

English Classics: The Time Machine

The Time Machine adalah novel fiksi ilmiah karya H. G. Wells, diterbitkan pada tahun 1895 dan ditulis sebagai narasi bingkai. The Time Machine bukan novel tentang perjalanan waktu, paradoks perjalanan waktu, dan sebagainya. Ini merupakan spekulasi tentang masa depan umat manusia yang jauh dan, lebih dekat ke rumah, tentang konflik kelas dan evolusi peradaban industri. Cerita berkisar pada seorang pria Victoria dan teorinya tentang perjalanan waktu. Untuk membuktikannya, dia membangun sebuah mesin dan melakukan perjalanan 800.000 tahun ke masa depan di mana dia berteman dengan sekelompok orang, Eloi, yang diturunkan dari manusia modern. Mereka jauh lebih pendek, orang-orang seperti anak kecil yang hanya makan buah dan menghabiskan sebagian besar hari mereka bermain game. Mereka tidak memiliki konsep kerja, mereka tidak memiliki keterampilan berpikir kritis dan tidak mampu bereaksi logis terhadap masalah.

Mereka juga takut akan kegelapan. Ini adalah kisah perjalanan waktu asli. Yang mana kelas sosial dan bagaimana inovasi teknis dapat mengubah umat manusia lebih penting dalam cerita, daripada kenyataan bahwa apakah narator benar-benar dapat melakukan perjalanan ke 802.701 M. Ini adalah cerita tentang mengeksplorasi kemungkinan masa kini daripada masa depan yang jauh.

 

English Classics: Alice’s Adventure in Wonderland

English Classics: Alice's Adventures in Wonderland

“Saya tahu siapa saya pagi ini, tetapi saya telah berubah beberapa kali sejak saat itu.”

English Classics adalah kumpulan karya sastra dengan ruangan-ruangan tertentu untuk meningkatkan minat pembaca dalam membaca karya-karya klasik. Buku ini termasuk Alice In Wonderland sebagai salah satu koleksinya. Alice in Wonderland adalah tentang gadis muda yang jatuh ke dalam lubang kelinci dan menemukan dunia yang indah, ajaib, dan fantastis. Pada suatu senja yang keemasan, Alice duduk di tepi sungai menemani kakaknya yang sedang membaca. Tiba-tiba, ia dikejutkan oleh seekor kelinci putih berompi yang melintas di dekatnya.

Itu sungguh kelinci yang tidak biasa, memakai rompi, bisa bicara, dan punya jam di sakunya. Karena penasaran, Alice mengejar kelinci itu hingga ke sebuah liang kelinci di bawah semak berduri. Tanpa memikirkan jalan kembali, Alice turut masuk ke liang itu. Awalnya, Alice merasa seperti masuk ke terowongan, kemudian tiba-tiba menurun sangat curam hingga ia jatuh ke sebuah sumur yang sangat dalam. Alice menemukan dunia asing dengan berbagai makhluk anehnya di sana. Berbagai kejadian ajaib pun ia alami. Kadang-kadang menakutkan, menyedihkan, mengharukan, sekaligus menggelikan. Bagaimana Alice menghadapi dunia ajaibnya? Bagaimana ia kembali pulang? Yuk, ikuti kisahnya serunya!

 

English Classics: Macbeth

English Classics: Macbeth

“Akankah semua lautan besar Neptunus membasuh darah ini Bersih dari tanganku? Tidak, tangan saya ini lebih suka lautan yang beraneka ragam menjadi inkarnasi, membuat yang hijau menjadi merah.”

Macbeth adalah tragedi oleh William Shakespeare. Ini diperkirakan pertama kali dilakukan pada 1606. Ini mendramatisir efek fisik dan psikologis yang merusak dari ambisi politik pada mereka yang mencari kekuasaan. Dari semua drama yang ditulis Shakespeare pada masa pemerintahan James I, Macbeth paling jelas mencerminkan hubungannya dengan King James, pelindung perusahaan akting Shakespeare. Ini pertama kali diterbitkan di Folio tahun 1623, kemungkinan dari buku cepat, dan merupakan tragedi terpendek Shakespeare.

Seorang jenderal Skotlandia pemberani bernama Macbeth menerima ramalan dari trio penyihir bahwa suatu hari dia akan menjadi Raja Skotlandia. Dikonsumsi oleh ambisi dan didorong untuk bertindak oleh istrinya, Macbeth membunuh Raja Duncan dan mengambil tahta Skotlandia untuk dirinya sendiri. Dia kemudian didera rasa bersalah dan paranoia. Dipaksa melakukan lebih banyak pembunuhan untuk melindungi dirinya dari permusuhan dan kecurigaan, dia segera menjadi penguasa tirani. Pertumpahan darah dan perang saudara yang diakibatkannya dengan cepat membawa Macbeth dan Lady Macbeth ke alam kegilaan dan kematian.

 

Sumber:

https://www.gramedia.com/best-seller/review-buku-english-classics-sherlock-holmes-short-stories-1-karya-sir-arthur-conan-doyle/

Written by Adila V M