in

Review Novel Heaven Karya Mieko Kawakami

Grameds, National Police Agency Japan (Institusi Kepolisian Nasional Jepang) merilis data statistik pada maret 2023 lalu mengenai kasus bunuh diri yang dilakukan 514 anak berusia sekolah pada 2022 lalu. Angka itu merupakan rekor tertinggi Jepang yang pernah ada sejak tahun 1980.

Menurut data yang dihimpun The Japan Times sejak 2007, angka statistik ini relatif stabil di angka 300 per tahun meski itu pun bukan angka yang wajar ya Grameds. Bullying merupakan hal yang kerap kali terjadi di lingkungan sekolah hingga saat ini. Meski bunuh diri ini tidak pasti karena Bullying namun banyak teori yang mengatakan bahwa Bullying ini merupakan pemicu utama.

Nah Grameds, fakta diatas membuat novel Heaven karya Mieko Kawakami masih mendapat relevansi dari fakta ini. Novel ini pertama kali terbit di Jepang pada tahun 2009 dan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris lebih dari satu dekade kemudian. Buku Heaven ini tidak terlalu tebal hanya memiliki 150 halaman namun isinya langsung masuk mengenai kasus-kasus perundungan yang terjadi di lingkungan sekolah.

Buku Heaven wajib kamu miliki dan baca karena buku Heaven memiliki banyak sekali kisah mengenai perundungan dan tentunya banyak pesan moral yang dapat diambil dan diterapkan. Nah Grameds, sebelum kamu membeli dan membacanya alangkah lebih baik jika kamu menyimak ulasan mengenai buku Heaven pada artikel di bawah ini. Berikut adalah ulasannya!

 

Sinopsis Novel Heaven

Buku ini mengambil latar kehidupan Jepang dengan anak laki-laki berusia sekitar 14 tahun. Anak laki-laki ini menerima perundingan di sekolahnya akibat memiliki mata yang berbeda sebelah kiri dan kanan atau juling bahkan ia mendapat julukan “Eyes”. Eyes tidak mengerti mengapa dia jadi sasaran para perunding sama halnya ia juga tidak mengerti mengapa dia juga tidak memiliki keberanian atau kuasa untuk membalas kepada perunding atau membela diri dengan melaporkan ke guru.

Tidak ada orang yang mengerti apa yang dialaminya selain teman sekelasnya bernama Kojima, seorang anak perempuan yang ternyata mendapatkan perlakuan yang sama seperti para pengganggunya. Kojima juga merupakan seorang anak perempuan korban perceraian orangtua, ia dirundung karena bau dan kotor. Pertemuan Eyes dan Kojima diawali dengan sepucuk surat yang ada di meja Eyes dan bertuliskan “Kita Sekutu.”

Mereka berdua akhirnya saling memberikan penghiburan dan penguatan satu sama lain hingga keduanya saling dekat dari hari ke hari. Mulai dari mengunjungi museum bersama, membicarakan karya seni bahkan hingga berbagi pendapat dan opini mengenai kehidupan yang mereka jalani masing-masing.

Eyes dan Kojima tidak pernah berinteraksi secara langsung di sekolah dan publik. Mereka tahu bahwa mereka adalah korban dan mereka sama-sama memiliki kesulitan untuk membuka diri dan bersuara mengenai apa yang terjadi padanya. Eyes pernah bertanya kepada salah satu perundungan di sekolah mengenai alasan sikap nya yang jahat dan merundung Eyes. Namun ternyata jawaban dari perundung itu tidak pernah dia kira sebelumnya. Upaya membela diri dan menyadarkan perundung itu pun jadi hanya sia-sia.

Eyes pernah sekali terbesit untuk bunuh diri. Namun Eyes membayangkan kemungkinan-kemungkinan yang mungkin terjadi saat dia benar-benar bunuh diri. Bahkan hal-hal mengenai kehidupan dan kematian menurut dirinya sendiri dan obrolan dengan Kojima menghadirkan pemahaman berbeda. Belum lagi masalah keluarga masing-masing, jadi Eyes dan Kojima hanya bisa menemeni satu sama lain di saat tersulit dan terendah.

Akankah Eyes dan Kojima berhasil keluar dari belenggu perundungan dan hidup tenang tanpa ada tekanan?  Jika Grameds tertarik dengan cerita Eyes dan Kojima maka kamu bisa langsung membaca buku Heaven ini ya Grameds.

 

Tentang Penulis Novel Heaven

Mieko Kawakami adalah penulis buku heaven yang merupakan penulis Jepang kontemporer yang memiliki pengaruh dan termasuk penulis penting. Mieko Kawakami memiliki suara yang berani dan jujur serta kemampuan untuk menggambarkan pengalaman manusia dengan kedalaman dan empati yang membuatnya menjadi favorit pembaca di berbagai penjuru dunia.

Review Buku: The Architecture of Love | Point of View

Kawakami juga berkarir sebagai musisi dan juga pernah merilis dua album musik. Namun pada beberapa wawancara, ia mengatakan bahwa ia merasa lega dan bebas ketika kontrak rekamannya berakhir. Setelah keluar dari kontrak rekaman, Kawakami mulai membuat puisi dan salah satu puisinya dimuat di majalah yang menjadi awal mula dia menulis tulisan atau cerita yang lebih panjang seperti novel.

Kawakami juga pernah menikah dengan penulis bernama Kazushige Abe dan aktif di media sosial untuk menyuarakan pandangan mengenai isu-isu sosial.

Karya-karya Meiko Kawakami lainnya adalah “Breasts and Eggs” (2019), “Heaven” (2010), “My Embraces” (2013), “Strange Weather in Tokyo” (2017). Bukunya Breasts and Eggs” (2019), sudah terjual 250.000 eksemplar di 30 negara. Buku lainnya adalah Heaven dan All the Lovers in the Night juga telah menjadi banyak favorit pembaca, termasuk diantaranya penulis besar seperti Haruki Murakami dan Elena Ferrante.

 

Kelebihan dan Kekurangan Novel Heaven

Pros & Cons

Pros
  • Bahasa yang mudah dipahami
  • Alur cerita yang sederhana dan mengalir namun masuk ke hati pembaca
  • Percakapan antara dua tokoh dapat dirasakan pembaca
  • Menyinggung mengenai arti kehidupan
  • Terdapat muatan feminisme dalam buku ini
  • Menggunakan isu bullying yang menjadi sorotan banyak kalangan
Cons
  • Menghadirkan adegan perundungan dengan detail
  • Beberapa kata yang ada di terjemahan Bahasa Indonesia sulit dipahami pembaca

Kelebihan Novel Heaven

Buku ini menghadirkan ciri khas penulisan Meiko Kawakami yang sederhana dan mengalir dengan bahasa yang mudah dipahami dan indah seperti puisi. Dengan bahasa yang indah pembaca akan merasakan pengalaman membaca yang sangat menyentuh hati mulai dari momen sedih hingga momen keberanian yang disertai dengan luka.

Meiko Kawakami juga membuat percakapan dan obrolan yang di dalamnya terasa autentik dan dapat dirasakan oleh pembaca. Pembaca seakan-akan ikut bergabung dalam diri mereka dan cerita para tokoh. Hal-hal personal yang dibicarakan juga terasa dekat dan kita pernah rasakan. Lapisan emosi setiap karakter dapat dirasakan pembaca dengan narasi introspektif yang membuatnya semakin kompleks.

Buku ini juga menyinggung mengenai pertanyaan mengenai kehidupan dan eksistensinya dari sebuah mata seorang remaja 14 tahun. Pembaca akan merasakan pandangan polos namun juga mengunggah perasaan mengenai hal-hal keberadaan dan makna kehadiran kita di dunia.

Novel ini juga merupakan novel yang tidak menghilangkan ciri khas Meiko Kawakami yang selalu membuat karakter dan premis cerita yang keluar dari tradisi konservatif di Jepang. Selain itu buku ini juga memiliki muatan feminisme. Karakter perempuan yang selalu digambarkan dengan sosok yang berdaya dan kuat.

Buku ini menghadirkan isu yang saat ini sedang ramai dibicarakan dan menjadi perhatian serius. Perundungan di sekolah atau ditempat manapun membuat korbannya mengalami trauma, buku ini bisa dijadikan sebagai gerakan anti perundungan yang bisa dilakukan oleh setiap orang dan meminimalisir terjadinya perundungan.

Kekurangan Novel Heaven

Ada kelebihan tentu ada kekurangan, Novel Heaven ini pun memiliki kekurangan yang perlu Grameds ketahui. Novel Heaven akan menghadirkan momen demi moment yang menggambarkan adegan perundungan dengan detail. Hal ini akan sedikit menyeramkan jika dibaca oleh anak-anak dan bahkan membuka trauma masa lalu bagi yang pernah merasakannya.

Untuk kamu yang membeli buku dengan terjemahan Bahasa Indonesia, ada beberapa terjemahan yang sedikit ribet dan sulit dipahami.

 

Pesan Moral Novel Heaven

Grameds, buku ini mengajarkan kita arti pentingnya kehidupan yang kita miliki. Meski menjalani dengan penuh duka dan luka yang dalam namun kita perlu menguatkan diri sendiri dengan mencari hal-hal yang membuat kita semangat dan berarti. Meski pernah berpikir untuk mengakhiri hidup namun jangan pikiran itu sampai menguasai dirimu dan kamu melakukannya. Ada banyak hal dan kemungkinan yang terjadi jika kamu sampai mengakhiri hidup. Maka dari itu Grameds, hindari perundungan dan jangan biarkan kita termakan oleh rasa sakit karena perundungan itu. Kamu bisa mencari perlindungan dan semangat baru dari yang lain.

 

Penutup

Heaven merupakan suatu novel yang cocok untuk kamu baca dan miliki. Novel ini cocok bagi kamu yang pertama kali ingin mencicipi tulisan Meiko Kawakami, kamu tidak akan merasa kebingungan atau kesulitan dalam membaca kata-katanya yang sangat filosofis.

Jika Grameds tertarik membaca buku ini, Grameds bisa mendapatkannya di Gramedia.com atau di toko buku Gramedia terdekat di kotamu.

Gramedia senantiasa menjadi #SahabatTanpaBatas untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Devina

 

Rekomendasi Buku Terkait

Andrew Matthews: Stop The Bullying!

stop the bullying

Buku ini membahas mengenai perundungan yang terjadi kepada anak di berbagai tempat. Buku ini sangat direkomendasikan untuk dibaca berbagai kalangan khususnya orang tua dan guru supaya dapat memberikan pendampingan bagi anak yang terkena perundungan serta membantu membangun rasa percaya diri mereka kembali.

 

Stop Bullying

stop bullying

Buku Stop Bullying karya Ghyna Amanda akan mengajak pembaca untuk menelusuri pemahaman mengenai perundungan, berbagai jenis perundungan, alasan-alasan perundungan bisa terjadi, dan cara agar kita bisa mengatasi semua itu. Adapun jenis-jenis bullying, seperti kontak fisik langsung, kontak verbal langsung, cyber bullying, dan masih banyak lagi. Tindakan bullying biasanya terjadi karena perasaan balas dendam, faktor keluarga yang tidak harmonis, dan faktor lingkungan pelaku. Perundungan atau bullying harus segara dicegah, karena memiliki dampak buruk bagi korban. Seorang yang mengalami bullying akan mengalami kesehatan mental yang tidak stabil, lebih buruk korban dapat menderita depresi atau gangguan kecemasan. Pengetahuan mengenai bullying penting sebagai bekal Anda dan salah satu tindakan preventif sebelum bullying yang dialami seseorang mencapai level terburuk. Buku ini cocok untuk Anda yang ingin mengenal lebih jauh seputar bullying.

 

Heaven is for Real – Nyatanya Surga

heaven is for real

Colton, yang belum berusia empat tahun, memberitahu orangtuanya bahwa dia meninggalkan tubuhnya selama masa operasi—dan membuktikan pernyataannya itu dengan menggambarkan dengan jelas apa yang sedang dilakukan oleh orangtuanya di bagian lain di rumah sakit itu sementara dia sedang dioperasi. Dia berbicara tentang mengunjungi surga dan menyampaikan cerita orang-orang yang dia temui di surga yang tidak pernah dia temui di hidupnya, menceritakan kejadian yang terjadi sebelum dia lahir. Dia juga mengejutkan orangtuanya dengan gambaran dan rincian mengenai surga yang tepat dengan Alkitab, meskipun dia belum mempelajarinya.

Written by Adila V M