in

Review Novel If We Make It Through December Karya Auryn Vientania

Grameds pastinya sudah tidak asing dengan nama Auryn Vientania. Penulis muda asal Indonesia ini memang sudah berhasil menerbitkan banyak karya yang menjadi best seller. Buku If We Make It Through December merupakan karya Auryn Vientania, juga beberapa penulis lainnya.

if we make it through december

Buku dengan total 274 halaman yang diterbitkan oleh Penerbit Bukune pada tanggal 27 Februari 2023. Buku ini akan menampilkan 5 cerita pendek karya Auryn Vientania, Giantara Alam, Nadia Ristivani, Quinn, dan Yossi Zahra. Masing–masing cerita ini membentuk sebuah antologi cerita romansa.

  • Desember untuk Amai menjadi waktu untuk menonton pertunjukan teater Bhanu, laki-laki yang ditemuinya tiga bulan yang lalu, tapi seperti sudah ia kenal sejak lama.
  • Desember untuk Asyera merupakan perenungan mengenai perjalanan enam tahun bersama Alga, kekasihnya. Apakah ia harus bertahan hanya karena sudah sangat lama bersama?
  • Desember untuk Djoeli merupakan beberapa meeting dengan Khadafi dalam ruangan rapat. Mencuri-curi pandang sembari menaruh harapan di antara dua puluh lima orang lainnya.
  • Desember untuk Keisha merupakan kesempatan untuk membalikkan permainan dengan menyatakan cinta kepada Laskar, usai membuat pria itu menunggu selama satu tahun.
  • Desember untuk Alesha merupakan masa sendiri bersama salju musim dingin di Turki. Ia menunda pulang ke Jakarta, karena takut bertemu dengan sosok dari masa lalunya.
  • Desember menjadi perhentian, juga keputusan. Titik balik, dan titik terang.

Jika semua ini sudah berlalu, apa yang akan terjadi kepada mereka? Simak kelanjutan nasib mereka di buku ini. Namun, sebelum itu, simak artikel ini sampai selesai, ya! Selamat membaca!

Profil Auryn Vientania – Penulis Buku If We Make It Through December

if we make it through december

Penulis muda yang satu ini populer di media sosial X dengan nama akun @auriesa. Saat ini, Auryn Vientania sudah memiliki total 123,8 ribu pengikut di X. Jumlah pengikut yang sangat banyak ini diperoleh dari hasil kreativitas dan kerja kerasnya untuk menulis cerita-cerita yang digemari banyak orang.

Cerita When We Were Young juga menjadi salah satu  Alternate Universe (AU) yang ditulis Auryn. Kisah ini pertama kali dipublikasikan di media sosial X pada April 2021. Hingga saat ini, per Februari 2024, AU ini sudah dilihat sebanyak 1 juta kali, disukai 27 ribu orang, dan diunggah ulang sebanyak 8,3 ribu kali. Kisah alternate universe yang sangat populer ini kemudian berhasil lagi membawa Auryn untuk menerbitkan cerita ini dalam bentuk novel cetak.

Adapun Auryn Vientania kini sudah melahirkan 4 novel, yaitu Alster Lake, Turning Page, When We Were Young, dan If We Make It Through December. Bagi kalian yang ingin mengenal sosok Auryn lebih dekat, bisa mendapatkan buku-buku karyanya dan mengikuti akun X miliknya.

Sinopsis Buku If We Make It Through December

if we make it through december

Berapa lama waktu yang diperlukan orang untuk mengenal pribadi lainnya? Satu minggu? Satu bulan? Satu tahun? Pertanyaan yang setiap hari muncul di benakku. Banyak dan gaduhnya pertanyaan-pertanyaan itu aku tunjukkan pada diri sendiri. Sebab,untuk mengenal orang lain perlu jeda untuk dapat memilih dan memilah.

Banyak orang yang datang dalam hidupku, ada yang telah mengenal aku bertahun-tahun, tetapi hanya sebatas tahu nama saja. Ada yang baru kenal beberapa minggu, tetapi sudah terasa akrab. Banyak orang itu juga tidak menjamin mereka untuk tetap tinggal, tetapi ada berapa kebetulan yang bisa kuharapkan?

  1. If She Choose Me – Auryn Vientania 

Kisah ini menceritakan tentang Amai yang bertemu dengan Bhanu. Mereka berdua menjadi dekat, tetapi, sayangnya Bhanu ternyata belum selesai dengan masa lalunya.

  1. Kita Usahakan Rumah Itu – Giantara Alam 

Cerita pendek ini mengisahkan tentang hubungan Asyera dan Alga yang sudah berjalan selama 7 tahun. Asyera terus menerus mengerti bahwa Alga ingin mencapai kebahagiaan untuk keluarganya. Namun, Alga malah terkesan mengenyampingkan Asyera.

  1. Seni Mencinta Dalam Diam – Nadia Ristivani

Cerpen satu ini mengisahkan tentang Djoeli dan Khadafi yang saling menyukai satu sama lain. Namun, mereka berdua memilih untuk saling memendam perasaannya.

Review Buku: The Architecture of Love | Point of View

  1. Interaksi, Selesai – Quinn

Kisah ini adalah tentang perjalanan Laskar dan Keisha di tengah kepopuleran Laskar sebagai anggota band terkenal. Keisha mengalami krisis identitas akibat satu dan lain hal.

  1. Endless Memories – Yossi Zahra

Mengisahkan tentang Alesha dan Sagara yang sama-sama gagal move on. Meskipun sudah bertahun-tahun lamanya. Sagara menjadikan Alesha sebagai inspirasi untuk membuat lagu. Sedangkan Alesha menjadikan Sagara sebagai inspirasi untuk menulis buku.

Kelebihan dan Kekurangan Novel If We Make It Through December

if we make it through december

Pros & Cons

Pros
  • Novel ini memuat lima cerita pendek yang disusun oleh lima penulis lokal.
  • Premis tiap-tiap ceritanya sungguh menarik dan memiliki keunikan tersendiri.
  • Buku ini memberikan kesan nyaman dan hangat.
  • Masing-masing ceritanya menampilkan konflik yang relate dengan para pembaca.
  • Kelima penulis juga berhasil membangun karakter dan interaksi antartokoh dengan menarik.
  • Interaksi yang mampu membuat pembaca ikut merasakan berbagai emosi bersama para tokohnya.
  • Novel ini menyajikan kisah yang menyelipkan humor yang menghibur pembaca. 
Cons
  • Penggunaan gaya bahasa yang kurang konsisten.
  • Penyelesaiannya alur cerita terlalu singkat dan sedikit membuat bingung para pembaca.
  • Kumpulan cerita ini cukup klise dan repetitif.
  • Masih ditemukannya kesalahan penulisan pada novel ini.
  • Beberapa dinilai kurang efektif dan kurang tepat.

 

Kelebihan Buku If We Make It Through December

if we make it through december

Seperti yang telah dijelaskan di atas, novel ini memuat lima cerita pendek yang disusun oleh lima penulis lokal. Kelima cerita pendek tersebut menampilkan kisah cinta dua remaja. Premis tiap-tiap ceritanya sungguh menarik dan memiliki keunikan tersendiri. Bagi pembaca yang tidak terlalu menyukai genre romansa, novel If We Make It Through December ini berhasil membuat pembaca senyum-senyum sendiri.

Secara menyeluruh, buku ini memberikan kesan nyaman dan hangat. Dari segi gaya bahasa, secara umum narasinya hampir sama. Masing-masing ceritanya menampilkan konflik yang relate dengan para pembaca. Konflik-konflik ringan yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

Kelima penulis juga berhasil membangun karakter dan interaksi antartokoh dengan menarik. Interaksi yang mampu membuat pembaca ikut merasakan berbagai emosi bersama para tokohnya. Novel ini juga menyajikan kisah yang menyelipkan humor yang menghibur pembaca. Humor ini tentunya memberikan kesan yang menyegarkan.

Dari segi latar belakang, keseluruhan kisah pada novel ini berlatar di Jakarta. Maka dari itu, berbagai unsur cerita bergaya ala Jakarta. Beberapa bagian juga menampilkan perpaduan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Tapi, tenang saja Grameds, kata-kata yang digunakan mudah untuk dipahami.

Selain itu, dari segi visual novel ini, tampilan sampulnya sangat cantik. Hal ini menjadi salah satu penentu yang menarik pembaca untuk mengenal buku ini lebih dalam. Secara keseluruhan, novel If We Make It Through December menjadi sebuah bacaan yang sangat direkomendasikan untuk menemani kamu di bulan Desember yang sering hujan. Setiap cerita dalam novel ini akan membawa pembaca ke berbagai tempat dan waktu yang berbeda-beda.

Kekurangan Buku If We Make It Through December

if we make it through december

Selain memiliki kelebihan, novel If We Make It Through December juga masih memiliki kekurangan. Kekurangan pertama, yaitu pada bagian awal novel ini menggunakan gaya bahasa yang formal, tetapi di bagian akhir memakai bahasa yang santai. Hal ini dinilai pembaca sebagai hal yang kurang konsisten. Selain itu, beberapa bagian cerita lebih dominan menggunakan bahasa asing.

Kekurangan lain, yaitu adanya penyelesaiannya alur cerita yang terlalu singkat dan sedikit membuat bingung para pembaca. Beberapa pembaca juga menilai bahwa kumpulan cerita ini cukup klise dan repetitif. Kebanyakan cerita pada novel ini ditulis dalam gaya Alternate Universe, yang dinilai kurang cocok untuk novel yang dicetak seperti ini.

Kekurangan terakhir, yaitu masih ditemukannya kesalahan penulisan pada novel ini. Beberapa kalimat juga dinilai kurang efektif dan kurang tepat. Namun, hal ini tidak mengurangi nilai cerita ini yang sungguh menarik.

Grameds, itu dia ulasan buku If We Make It Through December karya Auryn Vientania. Semoga artikel ini dapat memberikan gambaran lebih bagi kamu yang tertarik untuk membeli novel ini. Jangan lupa untuk dapatkan novel ini hanya di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi terlengkap untuk kamu.

if we make it through december

Penulis: Gabriel

 

Rekomendasi Buku

Alster Lake Karya Auryn Vientania

alster lake

Cerita ini berawal dari kisah seorang perempuan bernama Alea yang meninggalkan bukunya di perpustakaan, yang kemudian seseorang menemukan buku itu. Alea menceritakan betapa sukanya ia pada karakter fiksi di buku Alster Lake karya Dean Bjorn. Namun ternyata seseorang yang mengembalikan buku itu adalah penulisnya sendiri.

Memiliki ketertarikan yang sama tentang Jerman, Dean Bjorn jatuh cinta untuk pertama kalinya pada pembacanya itu. Ia menyatakan cintanya ketika mereka sedang berlibur bersama di Hamburg, di tepi Alster Lake, menggunakan surat cinta. Tentu saja Alea tidak menolak, karena dari awal ia sudah jatuh cinta pada karakter fiksi yang dibuat oleh Dean, yang ternyata karakter itu adalah dirinya sendiri.

Seiring berjalannya waktu mereka menjalin hubungan, ada satu masalah yang membuat mereka tak lama kemudian mengakhiri hubungan itu. Dean yang hilang kabar karena sibuk mementingkan studinya ke Jerman, sedangkan Alea yang tidak memberinya waktu untuk menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya.

Mereka kembali menjadi dua orang asing. Tiba-tiba saat itu Alea menemukan judul buku yang tidak asing baginya, Alster Lake 2. Dimana buku itu menceritakan tentang seorang perempuan yang berarti bagi Dean. ketika membaca halaman terakhir buku itu, ia merasa buku itu tertuju pada dirinya. Dengan keberaniannya, ia berangkat ke Jerman dan mencari sosok laki-laki itu untuk menyelesaikan semuanya.

 

When We Were Young Karya Auryn Vientania

when we were young

To: Gemma, Milo, and Luca

From: Liza Subject: We Will be Remembered

Salah satu cara untuk mengingat adalah menyimpan, Aku membuat satu CD berisi lagu-lagu yang kita sering dengarkan saat bermain di rumah Milo, Entah itu lagu yang ada di kaset milik ayah Milo, lagu yang kita sering dengar saat ke supermarket, atau bahkan lagu acak yang ada di radio.

Walaupun tidak semua lagu-lagu di dalam CD itu kuhafal, tapi setiap lagu selalu bisa membawaku untuk kilas balik beberapa momen kita. Tak selalu lagu sedih yang mengingatkan momen sedih, lagu. dengan rhythm paling bahagia pun bisa.

Dear Gemma, Milo, and Luca, suatu hari nanti, ketika aku punya anak, aku akan menceritakan kepada mereka tentang kalian. One day, we will be remembered.

 

Turning Page Karya Auryn Vientania

turning page

Turning page adalah sebuah buku yang berisi tulisan kecil dan gambar-gambar manis dari Dean Bjorn tentang kekasihnya bernama Alea Khiar. Cerita bermula dari kisah seorang perempuan bernama Alea yang tanpa sadar meninggalkan buku miliknya di perpustakaan dan buku itu ditemukan oleh seseorang. Alea bercerita bahwa dia sangat suka karakter fiksi yang ada pada buku Alster Lake Karya Dean Bjorn. Tanpa disangka sosok yang mengembalikan buku miliknya adalah penulis itu sendiri.

Alea dan Dean sama-sama memiliki ketertarikan pada Jerman, dan untuk pertama kalinya Dean jatuh cinta pada Alea, pembaca karyanya itu. Dean menyatakan cintanya pada saat mereka liburan bersama di Hamburg. Dengan menggunakan surat cinta, Alea tidak menolak pernyataan cinta itu, karena sejak awal Alea sudah jatuh cinta dengan karakter fiksi yang dibuat Dean namun kenyataannya karakter itu adalah Dean sendiri.

Sebenarnya, Dean tak pernah ingin menggambar manusia di buku sketsanya. Menurutnya menggambar adalah untuk mengabadikan sesuatu. Dan manusia tidak pernah abadi. Untuk apa digambar jika mereka bisa berubah sewaktu-waktu? Tetapi, Alea adalah pengecualian. Memang, gadis itu sama seperti manusia pada umumnya, yang bisa berubah kapan saja. Mungkin tujuan Dean bukan untuk mengabadikan. Dia hanya ingin berharap agar Alea tidak berubah agar Alea selalu menjadi perempuan yang Dean kenal.

Sumber:

https://www.goodreads.com/en/book/show/198418671

Written by Adila V M