in

Review Novel Hello Karya Tere Liye

Hello karya Tere Liye menyajikan sepotong kisah cinta semanis kue yang aroma dan rasanya tertinggal di tiap sudut rumah. Bagaikan ruang nostalgia, kita akan diajak menyelami jejak-jejak bernama kenangan yang tersimpan rapi di sana.

Bacaan bergenre romance dari penulis best seller sekelas Tere Liye memang tak boleh dilewatkan, Grameds. Sejak terbit pada 9 April 2023 di penerbit Sabak Grip dan terpajang di rak toko buku, novel ini sudah menarik perhatian lewat sampulnya yang cerah dan blurb-nya yang manis.

Dengan total 320 halaman, novel Hello karya Tere Liye cocok dijadikan teman untuk menemani akhir pekan. Kisahnya tidak rumit, konfliknya pun dibangun secara bertahap, dan Grameds, jika kamu familier dengan karya Tere Liye, permainan alur dan racikan gaya bahasanya akan mengingatkan kamu dengan novel Hujan. Namun, bagian spesialnya tetap ada di bagian blurb yang mengajak kita menebak-nebak seperti apa ceritanya.

Lewat sepenggal kata-kata manis penuh kerinduan yang tertuang di blurb, kita dengan mudah dibuat penasaran oleh sepotong kisah yang bersembunyi di baliknya.

 

Profil Tere Liye, Penulis Novel Hello

Tere Liye bukan nama yang asing lagi di industri novel Indonesia. Penulis yang telah melahirkan puluhan karya ini dikenal karena permainan diksinya yang mendayu-dayu. Sejak novel debutnya, Hafalan Shalat Delisa di tahun 2005 diangkat ke layar lebar, nama Tere Liye pun makin dikenal oleh publik.

Kini penulis bernama asli Darwis itu masuk jajaran penulis best seller di Indonesia dan tetap konsisten menerbitkan karya. Namun, siapa sangka Darwis yang lahir pada 21 Mei 1979 ini ternyata bekerja sebagai akuntan sebelum akhirnya terjun ke dunia sastra.

Sepanjang kariernya, Tere Liye telah memberikan kontribusi yang besar untuk sastra Indonesia lewat novel-novelnya. Sebut saja Hujan dan Tentang Kamu yang diracik sedemikian rupa sehingga kisahnya mampu menyentuh hati siapa pun yang membacanya.

Dalam karier menulisnya, Tere Liye tidak hanya berkutat di genre romance dan aksi, seperti sebagian besar karyanya. Tere Liye membuat gebrakan dengan menerbitkan Serial Anak Nusantara yang berisi delapan buku tentang kisah anak-anak dan segala polemiknya.

 

Sinopsis Novel Hello Karya Tere Liye

Hello karya Tere Liye memotret jejak kesuksesan Ana, perempuan muda dengan sikap ambisius dan kepribadian yang teguh. Sejak kecil, Ana sudah tertarik merancang bangunan, bahkan memiliki kemampuan yang luar biasa. Hingga akhirnya Ana berada di puncak karier dan mendapat tawaran untuk merenovasi rumah mewah milik Ibu Hesty.

Selama proses persiapan renovasi, Ana ternyata menemukan sepotong kisah yang entah bagaimana tertinggal di tiap sudut rumah itu. Kisahnya pun bergulir dengan membingkai cerita cinta di tengah kota Jakarta, tepatnya di rumah mewah milik ayah Ibu Hesty yang berasal dari keturunan ningrat.

Berkat proses persiapan itu, Ana diajak mengenal tiap keping kisah romansa Hesty dari kelahirannya hingga masa remajanya. Ana akhirnya tahu bahwa benang takdir menyatukan Hesty dengan seorang anak laki-laki yang lahir di hari yang sama.

Review Buku: The Architecture of Love | Point of View

Kisah yang menggugah hati pun terjalin di antara Hesty dan anak laki-laki itu. Akan tetapi, ini bukan kisah yang seutuhnya manis karena ada perbedaan yang menyulitkan mereka.

Lantas, sanggupkah Ana merenovasi rumah Hesty dan menyelami jejak-jejak bernama kenangan yang tertinggal di tiap sudutnya?

 

Kelebihan dan Kekurangan Novel Hello Karya Tere Liye

Pros & Cons

Pros
  • Gaya bahasa mengalir dan tidak bertele-tele.
  • Alur padat dan tidak membosankan.
  • Karakter Ana dibangun dengan baik dari awal cerita
  • Dua karakter utama memiliki latar belakang yang menarik dan ikatan yang kuat.
  • Penggambaran latar tempatnya detail.
  • Plot twist dan ending digarap dengan baik. 
Cons
  • Diksi yang digunakan kurang bervariasi.
  • Premis tergolong umum.

Kelebihan Novel Hello Karya Tere Liye

Seperti racikan khas Tere Liye, novel Hello menonjol dari segi plot dan karakter. Kita akan diajak mengenal karakter Ana yang tangguh, ambisius, dan berani bermimpi. Grameds, kalau kamu suka dengan tipikal karakter “kuat”, tokoh Ana akan membuat kamu jatuh cinta.

Karakter Ana pun dibangun dengan konsisten dari awal cerita sehingga tidak ada plot hole dari character development. Selain karakter Ana yang mudah disukai, dua karakter yang menjadi sorotan utama cerita ini juga memiliki latar belakang yang menarik.

Melalui alur maju-mundur yang disusun dengan rapi, kita akan mengenal siapa Hesty dan anak laki-laki bernama Tigor. Hubungan keduanya diawali dengan kejadian menarik, yaitu mereka lahir di tanggal yang sama.

Setelah itu, Tere Liye menjahit ikatan takdir Hesty dan Tigor melalui berbagai kejadian, mulai dari peristiwa menyenangkan hingga tragedi. Ikatan yang terjalin di antara dua karakter ini dijahit dengan gaya bahasa yang mengalir, santai, dan padat.

Meski gaya bahasa novel Hello karya Tere Liye ini sangat sederhana, tetapi tetap ada unsur-unsur pemanis dalam dialognya. Dialog antara Hesty dan Tigor menciptakan kesan yang manis, tipikal percakapan remaja yang baru mengenal “cinta monyet”. Unsur pemanis inilah yang membuat kisah mereka terasa realistis dan mudah relate oleh pembaca.

Kelebihan novel Hello karya Tere Liye ini juga terletak pada alurnya yang padat. Sejak awal, Tere Liye tidak membuang-buang waktu untuk mengarahkan pembaca memasuki ruang nostalgia. Oleh karena itu, latar belakang Ana diperkenalkan dengan singkat di awal cerita dan alur pun bergulir menyentuh kisah Hesty.

Alur yang cenderung cepat ini tidak mengusik kenyamanan kita saat membaca karena plotnya tertata rapi. Selain plot yang rapi, latar tempat dalam novel Hello karya Tere Liye ini juga tergambarkan dengan detail. Penggambaran yang rinci ini selaras dengan profesi karakter Ana sebagai ahli bangunan yang tengah menempuh studi arsitektur.

Dari sudut pandang Ana, kita akan mengetahui penilaian seorang ahli terhadap rumah mewah milik keluarga Hesty. Hal ini tergambarkan dari betapa rincinya Ana menilai tiap sudut rumah, mulai dari desain jendela, bentuk atap, hingga penataan pohon.

Pengetahuan Ana tentang estetika bangunan memperkuat karakternya sebagai seorang ahli bangunan yang berbakat di usia muda. Alhasil, profesi Ana tidak sekadar “tempelan” saja, tetapi melekat di dalam sosoknya. Kita sebagai pembaca pun dapat merasakan betapa cintanya Ana terhadap profesi ini, Grameds.

Karakter yang “kuat” adalah aspek penting yang dapat memperkaya cerita, Grameds. Oleh sebab itu, penulis perlu menggali latar belakang tiap karakter, seperti karakter Hesty dan dua kakak perempuannya yang dibesarkan dengan didikan ketat.

Pola didikan yang keras membuat Hesty lebih nyaman bermain bersama Tigor. Di sisi lain, pemberontakan Hesty yang terbilang wajar dapat memicu konflik dengan dua kakaknya.

Nah, aspek-aspek unggul ini tidak akan lengkap tanpa eksekusi plot yang matang, lho, Grameds. Namun, kita tidak perlu mencemaskan eksekusi ala Tere Liye, ya. Tere Liye berhasil meramu plot dan mengeksekusinya dengan baik.

Eksekusi ini terbukti dari ending-nya yang terbilang cukup memuaskan. Dari plot yang tidak tertebak (plot twist), kita dapat memetik pelajaran moral juga. Oleh sebab itu, akhir cerita novel Hello karya Tere Liye ini mampu menyentuh hati pembaca, Grameds.

Kelebihan lain yang terkesan sepele, tetapi tidak boleh dilewatkan adalah pemilihan cover (sampul). Sesuai dengan kisahnya yang tipikal cinta remaja hingga akhirnya terbawa ke masa dewasa, sampul novel ini sudah merepresentasikan inti ceritanya.

Warna hijau cerah yang menonjol menunjukkan ciri khas masa muda yang bergairah. Begitu pula dengan ikon dua rumah yang kontras dari segi bentuk dan ukuran. Pemilihan dua ikon ini seakan menunjukkan perbedaan kasta yang menjadi konflik utama cerita.

Kekurangan Novel Hello Karya Tere Liye

Meski memiliki gaya bahasa yang ringan dengan dialog yang manis, tetapi pemilihan diksi pada novel Hello ini kurang bervariasi, Grameds. Diksi yang digunakan tergolong sangat sederhana. Akan tetapi, pemilihan diksi yang seperti ini dapat dipahami karena menyesuaikan dengan genre novelnya, ya.

Novel Hello karya Tere Liye ini sebenarnya memiliki kisah yang memantik perasaan haru dan mengaduk-aduk isi hati pembaca. Oleh sebab itu, penggunaan diksi yang kelam dan menyayat hati dapat lebih mengguncang hati pembaca.

Di sisi lain, premis novel ini sebenarnya tergolong umum karena berfokus pada karakter perempuan dan karakter laki-laki yang terikat oleh takdir sejak masih kecil. Nahasnya, mereka dibesarkan dalam lingkungan yang sama, tetapi terpisahkan oleh perbedaan kasta.

Tema “ketimpangan sosial” dalam hubungan asmara bukan hal yang benar-benar baru. Oleh karena itu, premis yang ditawarkan oleh novel ini tergolong umum dan banyak digunakan dalam novel-novel bergenre serupa.

Polanya pun mudah ditebak, yaitu karakter Hesty yang perlahan mulai menaruh hati pada Tigor hingga akhirnya rintangan menghadang perjalanan mereka. Akan tetapi, premis dan pola yang umum ini tidak menjadikan sebuah cerita terlihat “biasa”, ya, Grameds. Kembali lagi, cara penulis meracik cerita menjadi poin utama untuk menghidupkan kisah para tokoh.

 

Pesan Moral Novel Hello Karya Tere Liye

Mengesampingkan premis yang tergolong umum, novel ini mengandung banyak pesan moral, terutama yang berkaitan dengan hubungan asmara. Perbedaan status sosial yang telah menyulitkan hubungan Hesty dan Tigor menjadi wadah bagi Tere Liye untuk menyampaikan pesannya kepada pembaca.

Melalui novel ini, kita diingatkan kembali tentang pentingnya komunikasi, usaha, dan rasa ikhlas. Terkadang “sesuatu” yang terasa mustahil untuk kita gapai dapat menjadi cambuk motivasi agar kita berkembang. Akan tetapi, ada proses yang lebih berat dari usaha, yaitu ikhlas dan melepaskan setelah berusaha keras.

Pada akhirnya, sesuatu yang ditakdirkan untuk kita, tak peduli seperti apa hambatannya akan tetap menjadi milik kita. Pesan inilah yang ingin disampaikan oleh Tere Liye, terutama tentang ketulusan dan pengorbanan yang dibuktikan lewat aksi nyata.

Pendek kata, novel ini tidak menawarkan kisah asmara yang sangat rumit, selain konflik perbedaan kasta. Akan tetapi, Tere Liye cukup lihai menyelipkan pesan-pesan kehidupan pada tiap plotnya. Tentu saja cara penyampaiannya tidak terkesan menggurui, tetapi memberi tahu kenyataan dengan cara yang sederhana.

Grameds, jika kamu rindu membaca novel ringan untuk mengisi waktu luang, novel ini wajib masuk daftar bacaan. Selain gaya bahasanya yang mudah dicerna, kisah yang penuh rasa nostalgia akan membuat kamu teringat dengan cinta di masa remaja. Novel ini adalah pilihan yang tepat untuk mengenang masa lalu tanpa perlu kembali dengan mesin waktu.

Novel ini cocok untuk pembaca yang menyukai genre romance, tetapi ingin mencari cerita romansa yang ringan dan memikat. Seperti yang kita tahu, tidak semua genre romance memiliki kisah yang ringan sehingga kita tidak perlu memutar otak untuk memikirkan alurnya.

Nah, kalau kamu tertarik membaca novel Hello karya Tere Liye, langsung saja kunjungi Gramedia.com atau pergi belanja ke toko buku Gramedia terdekat, ya. Gramedia siap menjadi #SahabatTanpaBatas yang memberikan kisah-kisah menarik, wawasan, edukasi, dan informasi bermanfaat sehingga kamu dapat #LebihDenganMembaca.

Penulis: Gheani

 

 

Rekomendasi Novel karya Tere Liye

Tentang Kamu Karya Tere Liye

tentang kamu

Novel yang berjudul Tentang Kamu ini merupakan karya dari Tere Liye dan dapat dinikmati oleh pembaca baik dari kalangan remaja maupun orang dewasa. Bukan persoalan cinta, novel Tentang Kamu lebih tepatnya digolongkan sebagai novel misteri ataupun seperti detektif. Akan tetapi, selayaknya berbagai karya tulis novel Tere Liye lainnya, novel ini erat dengan berbagai nilai, seperti makna sebuah perjuangan, persahabatan, dan kekeluargaan. Cerita dalam novel ini diawali dengan sebuah logika yang bisa dikatakan cukup simpel dan sederhana untuk diikuti oleh sebagian pembacanya. Namun, kisah tersebut beranak-pinak menjadi kisah yang rumit dan terkesan tidak realistis saat menjelang bagian akhir–yang mana muncul seorang tokoh antagonis.

 

Hujan Karya Tere Liye

hujan

Novel Hujan merupakan novel yang mengisahkan kisah cinta serta perjuangan hidup Lail. Saat usianya baru menginjak 13 tahun, Lail menjadi seorang yatim piatu akibat ayah dan ibu Lail yang terkena letusan Gunung Api Purba dan gempa yang membuat kota tempat mereka tinggal hancur. Lail yang pada saat itu juga termasuk korban bencana berhasil diselamatkan oleh anak laki-laki bernama Esok. Lail dan Esok akhirnya menjadi sepasang yang tak terpisahkan sampai akhirnya mereka harus berpisah karena tempat pengungsian yang mereka tinggali tutup. Lail akhirnya menetap di sebuah panti sosial dan Esok diangkat menjadi anak salah satu keluarga. Mereka menjalani kehidupannya masing-masing. Pertemuan mereka untuk melepas rindu dilakukan rutin sebulan sekali meski akhirnya jadwal pertemuan harus diubah akibat Esok yang harus meneruskan pendidikan di Ibu Kota. Pertemuan mereka berubah menjadi setiap Esok berlibur semester. Frekuensi pertemuan keduanya semakin jarang. Sampai suatu ketika, ayah angkat Esok, wali kota, menemui Lail dan memohon agar Lail menolak tiket yang akan diberikan esok agar tiket tersebut dapat diberikan ke anaknya. Kesalahpahaman pun terjadi. Lail tak kunjung mendapatkan kabar dari Esok. Akhirnya, Lail memutuskan untuk masuk ke ruang modifikasi ingatan. Lail ingin semua memori dan beban yang ada di ingatannya menghilang. Lantas apa yang akan terjadi pada kisah Lail dan Esok?

 

Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah Karya Tere Liye

kau aku dan sepucuk angpau merah

Ada tujuh miliar penduduk bumi saat ini. Jika separuh saja dari mereka pernah jatuh cinta, maka setidaknya akan ada satu miliar lebih cerita cinta. Akan ada setidaknya 5 kali dalam setiap detik, 300 kali dalam semenit, 18.000 kali dalam setiap jam, dan nyaris setengah juta sehari-semalam, seseorang entah di belahan dunia mana, berbinar, harap-harap cemas, gemetar, malu-malu menyatakan perasaanya. Apakah Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah ini sama spesialnya dengan miliaran cerita cinta lain? Sama istimewanya dengan kisah cinta kita? Ah, kita tidak memerlukan sinopsis untuk memulai membaca cerita ini. Juga tidak memerlukan komentar dari orang-orang terkenal. Cukup dari teman, kerabat, tetangga sebelah rumah. Nah, setelah tiba di halaman terakhir, sampaikan, sampaikan ke mana-mana seberapa spesial kisah cinta ini. Ceritakan kepada mereka. Yuk, segera miliki buku ini!

“Cinta hanyalah segumpal perasaan dalam hati. Sama halnya dengan gumpal perasaan senang, gembira, sedih, sama dengan kau suka makan gulai kepala ikan, suka mesin. Bedanya, kita selama ini terbiasa mengistimewakan gumpal perasaan yang disebut cinta. Kita beri dia porsi lebih penting, kita besarkan, terus menggumpal membesar. Coba saja kau cuekin, kau lupakan, maka gumpal cinta itu juga dengan cepat layu seperti kau bosan makan gulai kepala ikan.” ? Tere Liye, Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah

 

Sumber: https://www.goodreads.com/id/book/show/140360896

 

Written by Adila V M