in

Review Novel Five Nights At Freddy’s Graphic Novel #1: The Silver Eyes

Five Nights at Freddy’s Graphic Novel #1: The Silver Eye merupakan novel bergenre misteri horor yang ditulis oleh Scott Cawthon dan Kira Breed Wrisley, berdasarkan permainan video yang bergenre sama Five Night at Freddy’s yang juga dikembangkan oleh Cawthon. Novel ini merupakan novel debut dari kedua penulis ini yang disewa dari perusahaan penulis bayangan Kevin Anderson & Associates serta novel berlisensi pertama berdasarkan Five Night at Freddy’s.

Buku ini diterbitkan secara digital pada 2015 dan diterbitkan dalam bentuk cetak oleh Scholastic pada tahun berikutnya sebelum menghabiskan 4 minggu di #1 dalam daftar buku terlaris The New York Times di Young Adult Paperbacks. Serial The Silver Eyes memiliki dua sekual yaitu The Twisted Ones (2017) dan The Fourth Closet (2018) dan adaptasi novel grafis di tahun 2019.

Nah Grameds, bagi kamu yang menyukai novel bergenre horor maka novel grafis ini wajib banget kamu miliki. Sebelum kamu memilikinya berikut ini adalah ulasan mengenai novel grafis Five Nights at Freddy’s #1: The Silver Eyes.

Sinopsis Buku Five Nights at Freddy’s: The Silver Eye

Buku ini menceritakan tentang Charlotte “Charlie” Emily yang berusia 17 tahun pada tahun 1995. Ia kembali ke kampung halamannya, Hurricane, Utah untuk mengunjungi peluncuran beasiswa yang didedikasi untuk teman masa kecilnya Michael Brooks yang dibunuh satu dekade yang lalu bersama dengan empat teman lainnya di sebuah rumah tempat restoran keluarga Freddy Fazbear’s Pizza.

Henry sang ayah Charlie adalah perancang maskot animatronik restoran itu dan dicurigai melakukan pembunuhan dan akhirnya ia bunuh diri dengan membiarkan animatronik tak dikenal membunuhnya. Charlie kembali bersatu dengan teman-temannya, Carlton Burke, John, dan Jessica untuk mengunjungi kembali restoran tersebut. Disana mereka semua menemukan bahwa bangunan itu sudah dikelilingi oleh bangunan baru dan mereka menemukan rute belakang menuju restoran pizza, di sana mereka menemukan semua animatronik masih ada pada tempatnya.

Setelah melakukan upacara penghormatan kepada Michael, kemudian John memberitahu Charlie bahwa dia ingat pernah melihat seseorang dengan kustom Freddy Fazbear berwarna kuning di hari kematian temannya Michael dan yakin bahwa orang itu adalah pembunuhnya.

Setelah mendengar hal itu dari John, kemudian Charlie kembali lagi ke restoran itu ditemani oleh Marla, Lamar dan adik tiri Marla, Jason. Charlie bertemu dengan salah satu animatronik, Foxy si Bajak Laut yang sangat ditakuti sejak kecil. Ia mengingat bahwa Henry memiliki restoran lain di New Harmony, dengan nama Fredbear’s Family Diner yang menampilkan dua animatronik versi kuning Freddy dan Bonnie.

Kemudian Charlie dan John pergi ke New Harmony. Disana ia mengingat bahwa saudara kembarnya yaitu Sammy diculik oleh seseorang yang memakai kostum Bonnie kuning. Hal ini yang membuat orang tuanya bercerai dan meninggalkan restoran aslinya. Kemudian mereka semua kembali lagi ke restoran itu untuk bertemu dengan satu-satunya satpam mall yaitu Dave. Namun disaat mereka mengajak Dave untuk bergabung dengan mereka, tiba-tiba Dave menghilang dan mengambil kostum Bonnie Musim Semi yang dalam dari Fredbear’s dan menculik Carlton. Mereka berlari dan melaporkan kejadian itu kepada ayah Carlton dan kepolisian, sayangnya ayah Carlton tidak percaya dan menganggapnya sebagai lelucon.

Kemudian Charlie dan John pergi untuk mengumpulkan informasi dan menemukan bahwa Dave Miller adalah William Afton yang merupakan salah satu pemilik kedua restoran itu. Di dalam restoran, Dave sudah menempatkan Carlton dalam sebuah kostum yang dapat dikenakan oleh manusia dan animatronik melalui rangkaian mekanisme pegas yang disebut “kunci pegas”. Dace menjelaskan bahwa penguncian itu dapat mematikan jika dipicu oleh manusia yang menggunakan kostum itu. Ketika Carlton bertanya bagaimana Dave mengetahui hal itu, Dave kemudian membuka bajunya dan memperlihatkan potongan besar yang menutupi punggung dan lehernya.

Jason yang sudah mencari informasi kemudian kembali menyelamatkan Carlton bersama dengan Charlie dan yang lain. Charlie menyelamatkan Carlton dengan menggunakan ingatannya mengenai kostum dan mereka melumpuhkan Dave. Mereka semua meninggalkan tempat itu setelah mendengar jawaban dari Dave, namun mereka melihat bahwa animatronik Freddy, Bonnie, Chica, dan Foxy bersikap agresif terhadap mereka. Hal ini sangat jelas ketika Charlie dikejar oleh Bonnie, Jason dibawa oleh Foxy dan diburu oleh Freddy bersama dengan Marla dan Lamar. Semua animatronik yang tidak dikenal hampir mendobrak pintu ruangan keamanan yang melindungi John dan Jessica.

Mereka semua akhirnya dikepung oleh para animatronik dengan pikiran pasti mereka akan dibunuh dengan para animatronik ini. Namun sesuatu yang tidak terduga terjadi. Ada yang menyelamatkan mereka dan sesuatu terjadi pada para semua animatronik itu. Nah Grameds, apakah yang terjadi dengan mereka semua? Akankah mereka selamat atau tetap dalam kondisi bahaya? Akankah pembunuh temannya akan terungkap? Kamu bisa membacanya di Five Nights at Freddy’s Graphic Novel #1: The Silver Eye.

Review Buku: The Architecture of Love | Point of View

Tentang Penulis Five Nights at Freddy’s Graphic Novel #1: The Silver Eye.

Penulis Buku Five Nights at Freddy’s #1: The Silver Eye adalah Scott Braden Cawthon ia adalah mantan pengembang dan penulis video game Amerika. Dia adalah juga pencipta  Five Nights at Freddy’s media franchise dari video game, buku, dan adaptasi film.

Cawthon mulai mengembangkan game petualangan Kristen yang kurang berhasil secara finansial. Judulnya memiliki kesan ramah keluarga yaitu Chipper & Sons Lumber Co (2013) namun ini dikritik karena menggunakan karakter binatang yang menyerupai animatronik yang menyeramkan. Situasinya membawa dirinya membuat game horor indie yang menampilkan animatronik yang sengaja dibuat mengerikan yaitu Five Night at Freddy’s.

Kemudian proyek FnaF Cawthon ini adalah trilogi novel yang ditulis bersama dengan Kira Breed Wrisley, sebuah buku panduan dan sekuelnya Sister Location (2016) dan Simulator Pizza Freddy Fazbear (2017). Pada tahun 2021, ia mundur dari pengembangan video game setelah muncul reaksi online terhadap sumbangan politik dirinya kepada politisi Partai Republik.

Kelebihan dan Kekurangan Five Nights at Freddy’s Graphic Novel #1: The Silver Eye.

Pros & Cons

Pros
  • Memiliki gambar grafik yang nyata dan warna yang indah
  • Ditulis oleh Scott Braden Cawthon
  • Merupakan buku terlaris versi New York Times
Cons
  • Tersedia dalam bahasa Inggris
  • Kurang cocok ditujukan untuk anak-anak karena adegan mengerikan

Kelebihan Five Nights at Freddy’s Graphic Novel #1: The Silver Eye.

Buku Five Night at Freddy’s ini adalah graphic novel yang tentu membuat kamu tidak akan kebosanan ketika membaca, buku ini dilengkapi dengan gambar bercerita sehingga kamu bisa membayangkan adegan demi adegan dalam cerita ini. Kamu juga tidak akan bosan karena tidak membaca buku yang hanya tulisan semua. Buku ini memiliki grafis yang bagus dan juga memiliki warna yang nyata. Buku ini tidak hanya asal dalam memberikan ilustrasi dan warna namun semua terlihat nyata seperti pada video game.

Buku ini ditulis oleh Scott Braden Cawthon yang merupakan pengembang pertama tokoh-tokoh binatang animatronik yang sebelumnya sudah laris pada pasar video game. Selain itu buku ini merupakan best seller menurut New York Times.

Kekurangan Five Nights at Freddy’s Graphic Novel #1: The Silver Eye.

Kekurangan grafik novel Five Night at Freddy’s ini adalah tersedia hanya dalam Bahasa Inggris. Jika Grameds tertarik untuk memilikinya kamu hanya bisa mendapatkannya dalam versi Bahasa Inggris. 

Selain itu buku ini dari segi gambar dan cerita buku ini kurang cocok ditujukan kepada anak-anak karena banyak mengandung penyiksaan atau pembunuhan. Hal ini juga karena buku ini bergenre horor. Selain itu karakter animatronik dalam buku ini mungkin untuk beberapa anak-anak akan terlihat menyeramkan.

Penutup

Grameds itu dia adalah ulasan singkat mengenai Five Nights at Freddy’s Graphic Novel #1: The Silver Eye. Buku ini cocok untuk kamu yang ingin mencari buku bergenre horor untuk menghabiskan waktu luangmu.

Nah Grameds, jika kamu tertartik kamu bisa mendapatkannya di Gramedia.com atau toko buku Gramedia terdekat di kotamu! Selamat Membaca Grameds.

Gramedia senantiasa menjadi #SahabatTanpaBatas untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis : Devina

 

Rekomendasi Buku Terkait

Creepy Case Club 5: Kasus Jendela Siluman 2024

creepy case club 5

Ada satu jendela yang tak pernah terlihat penghuninya Karena sekolah sedang ditutup, Namira dan kawan-kawannya harus beradaptasi dengan kebiasaan baru: sekolah online dari rumah. Suatu hari, ruang kelas online mereka disusupi sosok tak dikenal, padahal akses ke ruang kelas itu hanya untuk para murid dan guru. Kemudian, Vedi dan Jani mendapat gangguan teror aneh melalui gadget mereka. Siapakah penyusup itu? Apa yang dicari sosok misterius di balik jendela virtual di layar gadget anak-anak ini? Walaupun sedang di rumah saja, Creepy Case Club terlibat dalam sebuah petualangan yang belum pernah mereka alami sebelumnya. Petualangan di dunia virtual.

Creepy Case Club 6: Kasus Hantu Panggung

creepy case club 6

Di panggung seharusnya ada empat penari, tapi kenapa ada sosok kelima yang ikut menari? Namira, Vedi, dan Jani tiba di penghujung masa SD mereka. Saat sedang mempersiapkan pentas acara perpisahan sekolah, mereka dikagetkan oleh kemunculan sosok misterius yang ikut menari dalam tarian kelompok Jani. Dibantu Dhana, mereka mencari tahu siapa sosok di atas panggung itu, dan kenapa dia menampakkan diri. Adakah kaitannya dengan gedung baru tempat acara dilangsungkan? Apakah penampakan itu ada hubungannya dengan mitos-mitos dalam dunia pertunjukan? Dan, dapatkah Creepy Case Club memecahkan kasus ini sebelum masa SD mereka resmi berakhir?

 

Creepy Case Club 1: Kasus Nyanyian Berhantu

creepy case club 1

Nyanyikan ketika sedang sendiri dan dia akan datang. Namira adalah gadis kecil yang tidak biasa. Baginya, hantu bukan untuk ditakuti dan ia justru bersimpati dengan tokoh-tokoh jahat dalam dongeng. Setelah tak sengaja menyanyikan sebuah lagu lama yang katanya dapat memanggil hantu, arwah seorang anak perempuan meneror Namira. Dibantu Vedi dan Jani, dua teman barunya, ia berusaha mengungkap misteri di balik lagu itu. Sebuah teka-teki yang membuat mereka mempertanyakan kembali arti baik dan jahat.

 

Written by Adila V M