in

Review Novel Tanah Tabu Karya Anindita S Thayf

Grameds, Indonesia memiliki wilayah timur yang kaya akan sumber daya alamnya. Papua adalah tempat dimana kekayaan Indonesia banyak ditemukan. Meski memiliki kekayaan yang banyak dan melimpah namun Papua seakan menjadi daerah yang tertinggal di Indonesia, biaya bahan pokok mahal, kurangnya akses pendidikan bahkan kesehatan.

Namun hal itu tidak dapat dibiarkan terus menerus. Karena tingkat pendidikan yang rendah, sering kali Papua didatangi oleh para pendatang yang hanya ingin mengambil kekayaan tanah Papua seperti pertambangan, Flora dan Fauna yang masih asli di hutan Papua dan lain-lain. Hal ini membuat banyak rakyat Papua saat ini melakukan pergerakan dan berusaha untuk meningkatkan kualitas diri mereka masing-masing.

Grameds, buku Tanah Tabu menceritakan seorang wanita yang sangat optimis, memiliki pemikiran modern, tegar dan tidak takut akan apapun yang terjadi padanya. Ia bersikap tegas dan memiliki prinsip karena ia ingin memperjuangkan tanah kelahirannya yang semakin lama semakin habis diambil oleh para pendatang. Nah Grameds, Buku Tanah Tabu memberikan kita banyak sekali pesan moral yang dapat diambil. Buku ini adalah buku fiksi namun semangat perjuangan yang dibawa benar adanya dan sesuai dengan keadaan saat ini. Nah Grameds, jika kamu tertarik untuk membaca buku Tanah Tabu berikut ini adalah ulasan singkat mengenai bukunya.

Sinopsis Buku Tanah Tabu

Novel Tanah Tabu berkisah mengenai kehidupan sebuah keluarga yang berisi perempuan semua bernama Mabel atau Mama Anabell, Mace atau Lisbeth dan Leksi serta dua peliharaan mereka Pum yang merupakan seekor anjing yang setia menemani Mabel dan Kwee adalah seekor babi yang sudah dia anggap Pum seperti anaknya sendiri.

Leksi adalah anak yang cerdas dan selalu ingin tahu dalam banyak hal dan Mabel sangat menyayangi Leksi. Mabel dan Mace memiliki harapan untuk Leksi agar menjadi anak yang pintar sehingga hidupnya bisa lebih baik, lebih makmur dan kaya raya. Leksi tidak pernah mengetahui tentang ayahnya sejak ia lahir, yang ia tahu dari Mace dan Mabel bahwa ayahnya sudah meninggal.

Saat Mabel masih kecil ia tinggal di kediaman pasangan Belanda yaitu Mr. Piet dan Mrs. Hermin yang belum memiliki anak, ketika itu Mabel mempelajari bahasa Belanda, membaca bahkan menulis. Mabel pun mengajarkan wanita-wanita untuk memasak, berkebun dan membaca buku. Mabel seakan berbeda dengan gadis biasanya dan memiliki pola pikir yang lebih modern. Ia disegani banyak orang dan tentunya perempuan papua, ia berharap anak cucu nya kelak lebih pintar dan cerdas sehingga tidak mudah ditipu oleh para pendatang yang hanya ingin mengeruk kekayaan tanah Papua. Namun ketika pasangan itu pulang kembali ke Belanda, Mabel tinggal sendirian bersama Pum.

Mabel kemudian kembali ke rumahnya dan dijodohkan dengan seorang laki-laki, hubungan itu pun tidak bertahan lama karena Mabel sendiri pernah diculik dan Suami Mabel tidak percaya jika tidak terjadi sesuatu dan akhirnya mereka berpisah. Mabel kemudian menikah lagi dengan Pace Mauwe namun kala itu tempat tinggal mereka digusur oleh perusahaan emas milik pendatang asing dari lereng gunung. Pace Mauwe harus kehilangan mata pencaharian dan juga rumahnya. Sejak saat itu Pace Mauwe menjadi stres, sering mabuk-mabukan dan memukuli Mabel dan Johanis kecil. Ketika sudah tidak tahan lagi akhirnya Mabel pergi membawa Johanis kecil. Sejak saat itu Mabel sangat membenci orang asing yang datang ke tanah kelahirannya yaitu Tanah Tabu, Tanah Papua. Menurut Mabel, orang-orang asing dan pendatang hanya memanfaatkan kekayaan alam Papua dan mencari keuntungan pribadi.

Suatu hari datanglah sekelompok orang yang tidak dikenal, mereka bertubuh besar, membawa senjata dan menjemput paksa Mabel. Mabel yang tidak bersalah dituduh melakukan pergerakan para pemberontak dan dianggap sudah membantu dan bekerja sama dengan para pemberontak. Sebelumnya Mabel dijebak oleh Pace Gerson dengan menyuruh Mama Mote menemui Mabel dan memesan noken dan sudah disediakan bahannya oleh Mama Mote dan warna kain yang diberikan menyerupai bendera musuh. Seketika Mabel diseret dan diperlakukan sangat kasar. Mabel seorang wanita yang kuat dan tegar bukan lah seorang penakir. Baginya rasa takut adalah awal dari kebodohan dan menangis pun akan membuatnya semakin lemah.

Tiga hari berjalan setelah Mabel ditangkap namun belum ada tanda-tanda kepulangannya. Pun dan Kwee memutuskan untuk mencari Mabel dan Mabel ternyata dibawa ke sebuah tanah lapang yang dikelilingi pagar kawat yang mulai karatan. Pum dan Kwee melihat Mabel tengah disiksa dan belum sempat menolong Mabel, Pum dan Kwee tiba-tiba terkena batu besar yang melayang dan hanya sampai disitu lah hidupnya.

Mabel adalah wanita tidak takut bersuara dan melawan para pendatang. Baginya jika dirinya masih dijalan yang benar, tidak ada hal yang perlu ditakuti. Mabel sangat membenci para pendatang dan para penduduk asli yang menjadi penjilat dan berpihak pada para pendatang. Mabel memperlihatkan eksistensinya sebagai pejuang perempuan untuk Tanah Tabu atau Tanah Papua. Mabel telah menjadi sosok perempuan yang memiliki pemikiran yang modern dibandingkan dengan perempuan Papua lain.

Mereka para perempuan bodoh yang tidak mau berusaha mencari jalan menuju kehidupan yang lebih baik, lahir dan batin. Juga laki-laki sombong yang merasa dirinya lebih berkuasa dan tinggi derajatnya dari perempuan.”- Hal 136

Tentang Penulis Buku Tanah Tabu

Penulis buku Tanah Tabu adalah Anindita Siswanto Thayf, perempuan yang lahir di Makassar, 5 April 1978. Penulis mulai jatuh cinta pada buku dan tulisan pada usia taman kanak-kanak hingga saat ini. Awal Anindita menulis karena ia suka berkhayal dan memilih untuk menjadi penulis karena bosan menunggu lamaran kerja yang diterima. Anindita menyelesaikan pendidikannya di Universitas Hasanudin dengan jurusan teknik elektro.

Review Buku: The Architecture of Love | Point of View

Novel Tanah Tabu merupakan novel yang meraih juara pertama dalam sayembara menulis novel Dewan Kesenian Jakarta 2008. Untuk mendukung Anindita berkhayal dan menulis karya-karya lainnya, saat ini dia tinggal di Lereng Merapi yang sepi dan dikelilingi kebun salak pondoh bersama suami.

Sebelumnya Anindita Siswanto Thayf sudah mengeluarkan beberapa novel sebelum novel Tanah Tabu ini. Karya-karyanya adalah Ular Tangga (2018), Daughters of Papua (2014), Keajaiban Untuk Ila (2005), Jejak Kala: Kematian Adalah Pertemuan Kembali (2009) , Tirai Hujan (2006).

Kelebihan dan Kekurangan Buku Tanah Tabu

Pros & Cons

Pros
  • Menceritakan latar tempat di Tanah Papua
  • Novel ini mengangkat tema kekeluargaan, perjuangan dan kemanusiaan.
  • Alur yang mudah dipahami
  • Buku ini mengangkat tema feminisme
Cons
  • Kurang menjelaskan mengenai budaya Papua
  • Terlalu mengangkat persepsi negatif kaum laki-laki Papua

Kelebihan Buku Tanah Tabu

Buku ini menggunakan latar tempat cerita di Tanah Papua, Novel yang mengangkat cerita Tanah Papua sendiri seperti yang kita tahu tidaklah banyak. Jadi Novel ini memiliki keunikannya sendiri dan dapat menjadi novel yang berbeda dengan novel lainnya.

Novel ini merupakan novel yang mengangkat tema cerita kekeluargaan seperti menceritakan mengenai kehidupan sebuah keluarga yang saling menyayangi. Cerita mengenai perjuangan seperti dimana kaum perempuan yang berusaha berjuang untuk dapat memiliki hidup yang layak dan memiliki pendidikan dan kecerdasan, dan tema kemanusiaan dimana novel ini menceritakan sosok wanita yang lemah dan diperlakukan semena-mena. Yang menjadikannya unik adalah karena banyak pesan-pesan yang dapat kita ambil dari semangat-semangat cerita di novel ini.

Buku ini memiliki alur yang mudah dipahami dan alur yang menarik yaitu alur mundur atau flashback. Meski alur yang digunakan pada novel ini adalah alur mundur namun penjelasan cerita pada novel ini dapat mudah dipahami dan tidak rumit.

Buku ini juga mengangkat topik feminisme. Dimana buku ini ingin menceritakan bahwa perempuan yang dulunya dianggap tidak boleh bersekolah, bekerja dan hanya di dapur dan memasak. Buku ini mengajak para perempuan untuk berani menjadi perubahan di lingkungan masyarakat dan lain-lain.

Kekurangan Buku Tanah Tabu

Meski menceritakan mengenai latar tempat di Tanah Papua namu buku ini kurang menjelaskan mengenai budaya-budaya yang ada di Papua. Padahal papua sendiri memiliki banyak budaya yang dapat diangkat ke dalam cerita keluarga Mabel. Pembaca juga menjadi dapat pengetahuan dan informasi baru mengenai budaya Papua.

Novel ini terlalu mengangkat persepsi negatif kamu laki-laki di Papua yang suka mabuk, melakukan kekerasan, tidak menghargai wanita, licik, sombong. Tidak ada sisi baik dari laki-laki Papua yang digambarkan pada novel ini.

Pesan Moral Buku Tanah Tabu

Buku ini memiliki pesan moral yang dapat diambil seperti setiap individu berhak memiliki kehidupan yang layak dan aman termasuk perempuan. Selain itu juga buku ini mengajak kita untuk berpikir bahwa wanita juga memiliki hak yang sama seperti laki-laki seperti pendidikan, bekerja dan lain-lain sehingga tidak boleh ada batasan di antara itu.

Buku ini juga memiliki pesan moral bahwa setiap perempuan harus bisa melawan dan juga menjadi sosok perempuan yang tegar dan tidak mudah menyerah. Hal itu terlihat dari sosok Mabel yang mencoba menjadi berbeda dan melakukan pergerakan untuk menyelamatkan tanah kelahirannya.

Penutup

Grameds, itu dia adalah ulasan singkat mengenai buku Tanah Tabu. Buku ini cocok untuk kamu baca untuk mengisi waktu luang dan banyak sekali pesan moral dan nasihat yang bisa kamu terapkan dari buku Tanah Tabu ini.

Jika Grameds tertarik membaca buku ini, Grameds bisa mendapatkannya di Gramedia.com atau di toko buku Gramedia terdekat di kotamu.

Gramedia senantiasa menjadi #SahabatTanpaBatas untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Devina

 

Rekomendasi Buku Terkait

Gadis Kretek

gadis kretek

Gadis Kretek adalah sebuah novel karya Ratih Kumala. Novel ini berisi tentang perkembangan industri kretek pada zaman periode penjajahan Belanda hingga kemerdekaan. Di mana industri kretek tersebut, sang pemilik (Romo) mewariskan kepada putra sulungnya yang bernama Tegar. Dengan latar Kota M, Kudus, Jakarta, dari periode penjajahan Belanda hingga kemerdekaan, novel setebal 288 halaman ini akan membawa pembaca berkenalan dengan perkembangan industri kretek di Indonesia. Kaya akan wangi tembakau. Sarat dengan aroma cinta. Yuk simak sinopsisnya berikut ini!

 

Tabi

tabi

Katanya manusia jatuh cinta tiga kali sepanjang hidupnya. Tabi dalam bahasa Jepang berarti perjalanan. Tabi sibuk penuhi ekspektasi raga lain selama hidupnya. Sampai tiba pada sebuah keraguan yang membuatnya memutuskan untuk memulai perjalanan sendirian ke Jepang, sesuai doa dalam namanya. Perjalanan yang membawanya menyusun ulang senang dan luka yang acak di memorinya. Membuat ia memutuskan untuk menulis perjalanan cinta yang hampir tidak pernah dibicarakan. Semua tersimpan jadi potongan-potongan pelajaran yang membawa Tabi ke dalam wahana yang tidak terduga.

 

Writers & Writing

writers and writing

Writers & Writing (Learn To Be A Writer from World’s Famous Authors), karya Adi K. adalah sebuah buku saku hard cover dengan ukuran A6 atau sekitar 10,5 cm x 16cm, buku yang sangat cocok untuk dijadikan teman dalam perjalanan. Bukan hanya judul dan cover-nya saja yang sangat menarik perhatian. Jika kamu berkeinginan untuk menjadi seorang penulis, atau mungkin hanya sekedar ingin bisa menulis dengan baik, maka buku ini bisa menjadi jawabannya. Melalui buku ini penulis menjelaskan bahwa, tidak ada yang bisa membatasimu untuk menulis tentang apa saja, kecuali dirimu sendiri

Written by Adila V M