Buku Sastra Indonesia

Jelajahi Buku Sastra Indonesia dari Gramedia yang disusun berdasarkan rekomendasi Gramedia

Why? Literature - Sastra

Why? Literature - Sastra

Pramoedya Ananta Toer : Politik & Sastra

Pramoedya Ananta Toer : Politik & Sastra

Metodologi Penelitian Posmodernisme Sastra

Metodologi Penelitian Posmodernisme Sastra

Intisari Sastra Indonesia Untuk SMP/SMA

Intisari Sastra Indonesia Untuk SMP/SMA

Sastra Untuk Tarendra

Sastra Untuk Tarendra

Jalan Kritik Sastra

Jalan Kritik Sastra

Pedoman Penelitian Sastra Anak

Pedoman Penelitian Sastra Anak

Apresiasi Bahasa & Sastra Indonesia

Apresiasi Bahasa & Sastra Indonesia

gramedia digital

Berlangganan Gramedia Digital

Baca majalah, buku, dan koran dengan mudah di perangkat Anda di mana saja dan kapan saja. Unduh sekarang di platform iOS dan Android

  • Tersedia 10000++ buku & majalah
  • Koran terbaru
  • Buku Best Seller
  • Berbagai macam kategori buku  seperti buku anak, novel,religi, memasak, dan lainnya
  • Baca tanpa koneksi internet

Rp. 89.000 / Bulan

gramedia digital

Berlangganan Gramedia Digital

Baca majalah, buku, dan koran dengan mudah di perangkat Anda di mana saja dan kapan saja. Unduh sekarang di platform iOS dan Android

  • Tersedia 10000++ buku & majalah
  • Koran terbaru
  • Buku Best Seller
  • Berbagai macam kategori buku  seperti buku anak, novel,religi, memasak, dan lainnya
  • Baca tanpa koneksi internet

Rp. 89.000 / Bulan

I am text block. Click edit button to change this text. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

gramedia best seller

Tetang Buku Sastra Indonesia

Jelajahi Buku Sastra Indonesia dari Gramedia. Buku disusun berdasarkan rekomendasi Gramedia.

Selengkapnya

    Setiap bahasa memiliki struktur dan sintaksisnya yang berbeda-beda. Struktur Bahasa sendiri merupakan penyusunan atau penggabungan unsur-unsur bahasa menjadi suatu bahasa yang berpola. Bahasa juga terdiri dari beberapa unsur dasar, dari unsur-unsur dasar tersebut kemudian kita dapat membentuk struktur yang lebih kompleks. Simak penjelasan lebih lengkapnya berikut ini:

    Fungsi Bahasa Indonesia

    Bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu, yang terbentuk dari bahasa Arab, Persia, Sansekerta dan bahasa-bahasa Eropa. Bahas melayu sejak zaman kerajaan Sriwijaya pada abad ke-tujuh telah di gunakan sebagai bahasa perdagangan dan perluasan agama budha di Nusantara. Lalu bahasa Melayu pun semakin berkembang dan meluas di seluruh Nusantara. Pada awal zaman kolonial bahasa Melayu bukan saja sangat baik reputasinya tetapi juga merupakan bahasa negeri Timur yang cukup di hormati. terhadap kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia dapat menjadi dasar dalam menumbuhkan jiwa nasionalisme kaum muda dan pelajar. Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dan bahasa Negara memiliki fungsi, diantaranya:

    • Bahasa Resmi Kenegaraan: Keputusan-keputusan, dokumen-dokumen, dan surat-surat resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah dan lembaga-lembaganya dituliskan dalam bahasa Indonesia. Pidato-pidato atas nama pemerintah atau dalam rangka menuaikan tugas pemerintahan diucapkan dan dituliskan dalam bahasa Indonesia.
    • Bahasa Indonesia Sebagai Alat pemersatu seluruh Bangsa, masyarakat Indonesia yang beragam latar belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya, dapat disatukan kembali melalui bahasa Indonesia.
    • Bahasa Pengantar dalam dunia Pendidikan, Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Konsekuensi pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di lembaga pendidikan tersebut, maka materi pelajaran yang berbentuk media cetak hendaknya juga berbahasa Indonesia, khususnya di perguruan tinggi.
    • Alat pengembangan Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dalam kaitan ini, bahasa Indonesia adalah satu-satunya alat yang memungkinkan kita membina serta mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memiliki identitasnya sendiri, yang membedakannya dengan bahasa daerah. Dalam pada itu untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, baik dalam bentuk penyajian pelajaran, penulisan buku atau penerjemahan, dilakukan dalam bahasa Indonesia.

    Struktur Bahasa

    Wacana

    Wacana merupakan satu kesatuan makna yang tersistem antar bagian dalam satu Bahasa. Wacana juga dapat diartikan sebagai suatu komunikasi kebahasaan yang pada umumnya dapat terlihat sebagai suatu pertukaran dalam interaksi dimana bentuknya dapat ditentukan oleh tujuan sosial. Berdasarkan dua penjelasan diatas maka wacana dapat diartikan dengan suatu rangkaian pernyataan yang dapat dinyatakan secara lisan atau tulisan dalam konteks tertentu yang memiliki memiliki makna dalam kesatuan bahasa. Unsur-unsur yang ada dalam teks wacana diantaranya:

    • Unsur kohesi yaitu berkenaan dengan alat-alat kebahasaan seperti penggunaan-penggunaan konjungsi, penggunaan pronomina, dan sebagainya.
    • Unsur koherensi yaitu berkenaan dengan aspek semantik, seperti penggunaan hubungan pertentangan, penggunaan hubungan sebab-akibat, dan sebagainya.

    Syarat-syarat sebuah teks wacana yaitu Topik, Ujaran atau cerita pengungkap topik, Kohesi dan koherensi, Keteraturan Koteks dan konteks Tujuan. Semebtara Teks wacana dibedakan atas beberapa kelompok diantaranya Kelompok wacana naratif, Kelompok wacana deskriptif dan Kelompok wacana argumentatif

    Paragraf

    Paragraf merupakan kumpulan dari beberapa kalimat yang tersusun dalam satu kesatuan. Paragraf juga sering disebut sebagai alinea, keduanya memiliki arti yang sama. Karena paragraf tersusun atas beberapa kalimat maka dalam paragraf terdapat pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas dibanding kalimat. Susunan kalimat dalam satu paragraf saling terkait antara kalimat yang satu dengan kalimat lainnya. Setiap paragraf memiliki ide pokoknya sendiri. Panjangnya paragraf juga tergantung pada sebuah ide pokok yang akan disampaikan dalam paragraf tersebut. Tujuan membentuk paragraf, yaitu membedakan penulisan dalam merinci ide pokok; membedakan pembaca dalam memahami pokok pikiran suatu karya tulis, dan memberikan perhentian yang formal sehingga pembaca dapat beristirahat. Jenis paragraph diantaranya:

    • Paragraf Deduktif: Jenis ini memiliki gagasan atau pikiran utama di bagian awal rangkaian kalimat. Biasanya, pada paragraf deduktif, gagasan utamanya berada di kalimat pertama. Sementara kalimat-kalimat lainnya berisi penjelasan yang mendukung gagasan utama yang telah dipaparkan di awal.
    • Paragraf Induktif: Gagasan utama pada jenis paragraf induktif baru bisa ditemukan di bagian akhir dari rangkaian kalimat dan lebih sering berada di kalimat terakhir. Gagasan utama di akhir ini bersifat menyimpulkan inti dari kalimat-kalimat penjelas yang berada di kalimat sebelumnya.
    • Paragraf Campuran adalah gabungan gagasan utama yang berada di awal dan akhir rangkaian kalimat. Gagasan di kalimat awal biasanya berupa inti pikiran dari paragraf tersebut. Sementara itu, di bagian akhir kembali ditekankan mengenai gagasan utama dengan kalimat yang mungkin saja berbeda dari kalimat gagasan utama di awal.

    Kalimat

    Kalimat tersusun dari beberapa kata dengan pola tertentu. Pada kalimat umumnya minimal mempunyai subjek dan predikat, memiliki intonasi dan makna. Kalimat merupakan suatu satuan bahasa yang secara relative dapat berdiri sendiri dengan pola final dan terdiri atas klausa yang digunakan untuk bisa menyususun dan menuangkan gagasan dalam sebuah pemikiran agar dapat dikomunikasikan dengan orang lain. Kalimat adalah kesatuan bahasa terkecil yang lengkap. Kalimat yang lengkap, terdiri dari-S dan ber-P juga ber-O kalau P. Kalimat sendiri dapat diklasifikasi berdasarkan :

    • Jumlah dan jenis klausa yang terdapat pada dasar, dibedakan atas: Kalimat tunggal, kalimat bersusun, kalimat majemuk
    • Struktur internal klausa utama (Kalimat sempurna dan tidak sempurna)
    • Jenis respons yang diharapkan (Kalimat pernyataan, kalimat pertanyaan, dan kalimat perintah)
    • Sifat hubungan aktor-aksi (kalimat aktif, pasif,medial, dan resiprokal)
    • Ada atau tidaknya unsur negatif pada frasa verbal utama (Kalimat Afirmatif, Kalimat negatif)
    • Kesederhanaan dan kelengkapan dasar (kalimat Formata, Kalimat Transformata, dan kalimat deformata)
    • Posisi dalam percakapan (Kalimat Situasi, kalimat urutan, kalimat jawaban)
    • Konteks dan jawaban yang diberikan (kalimat salam, kalimat panggilan, kalimat seruan, kalimat pertanyaan, kalimat permohonan, kalimat pernyataan)

    Kata

    “Kata” adalah dari bahasa sanskerta “Katha” yang berarti konversasi, bahasa, cerita, atau dongeng. Kata yaitu unit bahasa yang berisikan arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Dan juga dapat diartikan sebagai elemen terkecil dalam bahasa yang bisa diucapkan atau dituliskan dan merupakan suatu realisasi dari kesatuan perasaan atau pikiran yang digunakan dalam berbahasa. Kumpulan atau penggabungan kata akan menjadi frasa, klausa dan kalimat. Menurut tata bahasa baku bahasa Indonesia, kata dibagi menjadi tujuh jenis, yakni:

    • Kata Kerja merupakan Jenis kata yang memiliki fungsi menerangkan sebuah tindakan, pengalaman, keberadaan atau seluh bentuk aktivitas dinamis lainnya.
    • Kata benda atau nomina merupakan kata yang mengarah pada segala hal yang dapat dibendakan. Kata benda biasa digunakan untuk menyebutkan makhluk hidup, benda mati ataupun tempat. Contoh kata benda antara lain manusia, ilmu, makanan, dan lain-lain.
    • Kata sifat atau adjektiva merupakan kata yang dipakai untuk menerangkan sifat atau kondisi suatu hal, seperti makhluk hidup, benda mata, tempat, waktu ataupun yang lainnya. Dalam pemakaiannya di kalimat, kata sifat biasa digunakan untuk menerangkan keadaan subjek (S) atau Objek (O) kalimat tersebut.
    • Kata keterangan atau Adverbia merupakan kata yang menunjukkan keterangan (penjelasan) mengenai kata lain (kata bilangan, kata kerja, dan kata sifat) dalam suatu kalimat. Tetapi kata keterangan tidak dapat menerangkan kata benda atau kata ganti benda.\
    • Kata Ganti (Pronomina) merupakan jenis kata yang dipakai untuk menggantikan posisi kat abenda atau orang dalam kalimat. Kata ganti (pronomina) berfungsi untuk memperhalus kalima yang dilafalkan atau ditulis. Contoh kata ganti antara lain seperti aku, kami, kita, mereka dan lain sebagainya
    • Kata Bilangan (Numeralia) merupakan jenis kata yang mempunyai fungsi untuk menyatakan jumlah benda atau urutannya dalam suatu deretan, ada dua jenis kata bilangan, yakni Kata Bilangan Tentu (Takrif) Adalah kata bilangan yang dipakai apabila sudah jelas berapa nominal yang dimaksudkan. Seperti satu, ketujuh, setengah, dan lain-lain. Kata Bilangan Tak Tentu Contoh seperti beberapa, seluruh, banyak dan lain-lain
    • Kata Tugas merupakan salah satu jenis kata dalam bahasa Indonesia yang hanya mempunyai arti gramatikal atau dapat berubah sesuai konteksnya dan tidak mempunyai arti leksikal atau arti tetap, ada beberapa kelompok kata tugas antara lain, Kata depan atau kata yang merangkaikan kata-kata atau bagian kalimat yang diikuti oleh nominal atau pronominal dan Kata Penghubung (konjungsi) sebagai kata yang fungsinya menjadi penghubung antara satu kata dengan kata lainnya.
    • Kata Sandang (artikula) merupakan kata yang tidak mempunyai arti yang digunakan untuk menjelaskan kata benda (nomina) atau kata tertentu. Kata sandang dapat dipakai untuk mendampingi kata benda dasar ataupun kata benda turunan atau kata tertentu lainnya.
    • Kata Seru (Injeksi) sebagai jenis kata pada bahasa Indonesia yang dipakai untuk mengungkapkan isi perasaan penulis atau pembicara. Kata seru dipakai untuk sebagai penegas perasaan tersebut. Contoh kata seru antara lain seperti: aduhai, ah, sial dan lain-lain.
    • Partikel Penegas merupkana jenis kata yang tidak mempunyai makna apabila berdiri sendiri dan fungsinya untuk menampilkan unsur yang diiringi, ada empat partikel penegas antara lain: -kah, -lah, -tas, dan -pun.

    Morfem

    Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang sudah mempunyai makna. Mengapa disebut satuan terkecil? Karena morfem sudah tidak bisa dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil, jika dibagi-bagi, ia akan kehilangan maknanya. Misalnya, morfem {ajar} dibagi lagi menjadi huruf a, j, a, r. Apakah huruf-huruf tersebut mempunyai makna? Tidak. Morfem {ajar} adalah bentuk final yang mempunyai makna, yakni petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui. Intinya, morfem harus sudah memiliki makna. Morfem kemudian terbagi lagi menjadi:

    • Morf adalah anggota morfem yang belum ditentukan distribusinya. Misalnya/i/ pada kata kenai adalah morf; morf adalah wujud kongkret atau ujud fonemis dari morfem, misalnya men- adalah ujud konkret dari meN- yang bersifat abstrak. Jadi, sederhananya morf adalah nama untuk sebuah bentuk yang belum diketahui statusnya.
    • Alomorf adalah variasi bentuk morfem terikat yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang dimasukinya, atau bisa juga dikatakan nama untuk bentuk tersebut jika sudah diketahui statusnya. Dengan kata lain alomorf adalah perwujudan konkret (di dalam penuturan) dari sebuah morfem. Jadi setiap morfem tentu mempunyai almorf, entah satu, dua, atau enam buah. Contohnya, morfem: me-, mem- men-, meny-, meng-, dan menge-.