in

Review Novel Lebih Senyap dari Bisikan

Sobat Grameds, sudah membaca buku apa hari ini? Membaca buku merupakan aktivitas yang memiliki segudang manfaat, lho. Ada baiknya kegiatan membaca dilakukan secara rutin dan menjadi kebiasaan sehari-hari. Grameds akan menemukan beragam informasi dan pengetahuan sekaligus merefleksikan diri di kala waktu luang. Buku dengan genre fiksi atau pun nonfiksi dapat menghidupkan suasana dan inspirasi baru sehingga pembaca tidak mudah bosan dalam memahami alur sebuah cerita.

Novel termasuk ke dalam jenis buku fiksi yang digemari oleh banyak orang. Salah satu novel karya Andina Dwifatma yang berjudul Lebih Senyap dari Bisikan merupakan novel terbaik dan best seller di Indonesia. Novel ini menghadirkan citra perempuan dan segala permasalahan hidup yang dialami oleh pembaca perempuan di luar sana. Saking populernya, novel ini sangat direkomendasikan untuk masuk ke dalam daftar book to read selanjutnya.

Novel Lebih Senyap dari Bisikan karya Andina Dwifatma menjadi salah satu bahan bacaan sederhana tetapi namun tidak bisa dikatakan remeh. Ceritanya mengandung sejumlah permasalahan kompleks rumah tangga yang cukup relate bagi sebagian pembaca. Tidak heran, novel ini sangat disukai oleh penggemarnya sehingga dikategorikan sebagai buku paling laris di Indonesia. Daripada bikin penasaran seputar sosok Andina Dwifatma dan review novel ini, mari simak lebih lanjut pembahasan di bawah ini ya!

 

Mengenal Andina Dwifatma, Penulis Lebih Senyap dari Bisikan

Sedari dini, Andina Dwifatma memang sudah gemar membaca dan menulis. Ia sangat menyukai Komik Tintin dan bercita-cita untuk menjadi seorang wartawan.  Demi mencapai keinginannya tersebut, Andina mengambil gelar sarjana jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Diponegoro, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Semarang, Jawa Tengah.

Selama berkuliah, Andina kerap menulis artikel rubrik kajian budaya di harian Suara Merdeka secara rutin sekitar 2 minggu sekali. Artikel tersebut berisikan seputar ulasan-ulasan seputar tayangan televisi, sinetron, acara realistis dengan menggunakan teori kajian media. Ia menekuni aktivitasnya itu hingga lulus dari Universitas Diponegoro pada tahun 2009.

Andini sudah lama memimpikan profesi sebagai wartawan karena kegiatannya yang cenderung luas dan seolah-olah bisa melihat dunia. Beberapa dosen yang dekat dengan Andini menyarankannya untuk mengajar tetapi ia tetap ingin mengejar cita-citanya tersebut.Selepas lulus kuliah, ia kembali ke Jakarta, tempat kelahirannya.

Ia juga sempat bekerja selama dua tahun di sebuah agensi hubungan masyarakat multinasional. Kemudian, melamar posisi sebagai wartawan di Kompas Gramedia Majalah dengan posisi sebagai wartawan ekonomi bisnis Majalah Fortune Indonesia pada tahun 2010.

Sembari bekerja, tahun 2012, Andini berinisiatif untuk melanjutkan pendidikan magister di jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Indonesia. Awalnya ia sempat ragu untuk berkuliah kembali karena harus berlama-lama di dalam kelas dan tidak suka sekolah.

 

Sinopsis Novel Lebih Senyap dari Bisikan

 

Detail buku:

Judul buku: Lebih Senyap dari Bisikan

Penulis: Andina Dwifatma

Review Buku: The Architecture of Love | Point of View

Jumlah halaman: 164

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Tanggal terbit: 17 juni 2021

Berat: 0.14 kg

Lebar: 13.5 cm

Panjang: 20 cm

ISBN: 9786020654201

Harga: 72.000 (soft cover)

79.000 (e-book)

 

Suatu saat ini, apabila aku bertemu dengan Tuhan, aku akan bertanya tentangnya. Mengapa tubuh perempuan terlihat seperti makanan kaleng? Bisa dibayangkan di bawah pusar atau pantatku terlihat tulisan “Best Before (Baik Sebelum): Mei 2026″.

Tokoh utama bernama Amara dan Baron sedang dikerubuti oleh berbagai macam pertanyaan. Saat ini, mereka berdua belum juga dikaruniai seorang anak. Usaha demi usaha telah mereka lakukan, namun tak kunjung berhasil. Mulai dari aneka usaha normal hingga ekstrem.

Pada akhirnya, Tuhan berbaik hati. Amara hamil dan melahirkan seorang anak. Sayangnya, masalah tidak kunjung selesai dengan hadirnya si buah hati. Ada hal yang mereka lupa bahwa tidak ada tulisan manapun yang menjelaskan panduan menjadi orang tua dan pesan yang disampaikan pada program hamil.

Tokoh Amara dan Baron adalah sepasang kekasih yang menikah tanpa restu dari Ibu Amara karena perbedaan agama. Perjuangan Amara dan Baron cukup besar dalam mencoba berbagai cara agar bisa cepat hamil. Setelah 8 tahun penantian, Amara dikaruniai seorang anak perempuan bernama Yuki dan melahirkan secara normal. Ternyata, Amara baru sadar menjadi sosok seorang Ibu bukanlah perihal mudah. Ada berbagai tantangan yang harus dihadapi sebagai sosok seorang Istri dan Ibu. Amara merasakan bagaimana lelahnya memompa asi eksklusif selama berbulan-bulan penuh. Apalagi ia harus membagi waktu antara keluarga dan pekerjaan.

Melalui novel Lebih Senyap dari Bisikan karya Andina Dwifatma, pembaca akan menemukan kisah manis dan pahit dari tokoh Amara sebagai perempuan untuk menemukan kehidupan yang berharga. Novel ini telah memenangkan penghargaan Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta dan merupakan buku kedua setelah novel Semusim, dan Semusim Lagi (2013).

 

Review Novel Lebih Senyap dari Bisikan

Pros & Cons

Pros
  • Penokohan cukup kompleks
  • Memberikan pesan mendalam kepada pembaca
  • Alur cerita bersifat emosional
Cons
  • Sebagian kisah terlihat menggantung

 

Secara keseluruhan, novel Lebih Senyap dari Bisikan mengingatkan kepada pembaca seputar kisah sepasang kekasih yang sedang menghadapi isu permasalahan rumah tangga. Mereka berpikir bahwa kehadiran sosok seorang anak mampu menjadi pemersatu dan pelengkap di dalam kehidupan keluarga. Sayangnya, tidak. Novel ini membahas lebih lanjut persoalan rumah tangga yang rumit dan kompleksitas hidup. Sudut pandang utama berasal dari tokoh perempuan sehingga pembaca dapat mengetahui sosok perempuan yang bekerja keras dalam mempertahankan rumah tangga.

Bagi pembaca yang sudah membaca novel Semusim, dan Semusim Lagi pasti sangat akrab dengan gaya penulisan dan diksi yang disampaikan oleh penulis. Tidak kalah jauh, novel tersebut menceritakan seorang anak yang pergi menuju kota asing demi menemui ayahnya. Ia tidak pernah melihat sosok ayahnya itu selama masih kecil. Selama perjalanan, anak tersebut bertemu dengan orang-orang yang tak terduga dan tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Kedua novel karya Andina Dwifatma sangat menarik diikuti dengan konsep cerita penuh ekspresi. Terutama, novel Lebih Senyap dari Bisikan yang mengundang rasa penasaran pembaca berkat kreativitas penulis dalam menampilkan perspektif atau sudut pandang lain.

Novel Lebih Senyap dari Bisikan yang ditulis oleh Andina Dwifatma mendapatkan nilai 4.37 bintang dari pembaca situs Good Reads. Berdasarkan opini pribadi, novel ini memiliki kelebihan dan kekurangan seperti yang sudah tertera pada tabel di atas.

Pertama, kelebihan novel ini tentunya terlihat dari penulis menceritakan dan mengembangkan karakter tokoh yang penuh. Terutama Amara sebagai tokoh yang memiliki peran sebagai Istri dan Ibu perlu membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga. Perlu diperhatikan bahwa tokoh Amara bukanlah sosok yang bersusah-payah dalam menjalani rumah tangga. Namun, ia memiliki sikap tulus dan ikhlas mengurus semua pekerjaan satu demi satu.

Bisa dibilang, Amara tidak memperlihatkan sosok supermom tetapi ia seperti manusia pada umumnya. Kadang sedih ingin kembali menjadi seorang gadis, kadang mengumbar kejelekan suami,  kadang sangat sayang kepada  suami, kadang suka berkeluh kesah, dan berbagai isu permasalahan rumah tangga lainnya. Karena itulah, novel ini cenderung relate dengan kehidupan perempuan yang sudah berumah tangga dan memiliki anak.

Kedua, pesan yang disampaikan oleh penulis kepada pembaca dapat tersampaikan dengan jelas dan rinci. Penulis ingin menyampaikan bahwa menjadi sosok perempuan dan seorang Ibu butuh perjuangan keras dan bukan hal yang mudah. Pembaca dapat merasakan secara langsung bagaimana gambaran perjuangan para Ibu dan perempuan di lingkungan sekitar. Novel ini mampu menaruh rasa hormat dan menghargai perempuan yang ada di seluruh dunia.

Ketiga, penulis memberikan alur cerita dengan sarkastis, liris, sekaligus romantis. Pembaca seolah-olah terbawa hanyut oleh emosi entah terenyuh, sedih, dan mengundang gelak tawa. Plesetan dan jenaka yang ditulis oleh Andina Dwifatma terlihat segar dan tidak terasa ‘garing’. Ada salah satu plesetan yang dikemukakan oleh penulis seperti “Beasiswa Gundikmisi” cukup menghibur pembaca.

Terakhir, kekurangan di dalam novel ini cukup sulit ditemukan karena penulis sudah memberikan kisah cerita yang menarik dan unik untuk diikuti. Mulai dari penyampaian suatu cerita yang mengalir, tidak bertele-tele, dan dibaluti dengan bumbu jenaka satir. Ada beberapa plot kisah yang terkesan seolah-olah menggantung sehingga sedikit mengganggu pembaca. Namun, tidak menghilangkan esensi dari kisah Amara dan Baron.

 

Penutup

Nah, itu dia review Lebih Senyap dari Bisikan karya Andina Dwifatma yang sudah dipaparkan di atas. Jika Grameds tertarik untuk membaca dan membeli novel-novel karya Andina Dwifatma lainnya, maka Grameds bisa langsung mendapatkannya dengan cara mengunjungi laman gramedia.com.

Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia menyediakan berbagai macam jenis buku yang diperlukan oleh Grameds, lho. Dijamin original dan tentunya berkualitas. Jangan lewatkan promo diskon menarik dari Gramedia selama periode berlangsung. Yuk, beli sekarang sebelum kehabisan!

 

Nama penulis: Riva Destira Ramadhani

 

Rekomendasi Buku Terkait

Semusim, dan Semusim Lagi

 

“Semusim, dan Semusim Lagi” adalah novel fiksi surealis karangan Andina Dwifatma. Novel ini juga merupakan pemenang dalam Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta 2012.

Berbekal sebuah surat yang datang pada suatu hari nan ganjil, seorang anak mendatangi kota asing demi bertemu ayah yang tak pernah dijumpainya sejak kecil. Selembar foto dan sebuah alamat memandunya menyusuri Kota S dan bertemu orang-orang yang tak pernah dia bayangkan: J.J. Henri, pria bertopi pet yang memberinya pelukan pertamanya; Oma Jaya, seorang nenek tetangga yang meyakini suaminya telah bereinkarnasi jadi ikan mas koki; Muara, lelaki pertama yang membisikkan tentang cinta; Sobron, si ikan raksasa yang senang berteka-teki—dan tentu saja, seorang ayah yang selama ini diam-diam selalu dia nanti.

“Jikapun masih ada hal yang kuinginkan: bertemu denganmu walau itu hanya untuk sedetik, dan kau memilih meludahi mukaku. Aku bahkan akan bercerita mengapa dulu aku harus pergi meninggalkanmu, jika kau ingin mendengarnya.”

 

Silver Girl

 

Tidak mudah menjadi Kei. Vitiligo membuatnya tidak percaya diri. Warna kulitnya tidak sama dan beberapa helai rambutnya tampak keperakan. Dia sering dipandang aneh dan di-bully teman-teman. Jadi, dia memilih untuk bersahabat hanya dengan cello kesayangannya.

Beruntung Kei berkenalan dengan Domi, cowok berkacamata yang kurang-lebih senasib dengannya. Dan suatu hari, mereka sepakat membuat wishlist dan berusaha mewujudkannya bersama-sama.

Tetapi, apakah Kei dan Domi berhasil melakukannya? Ataukah semuanya jadi berantakan karena tanpa sadar ada hati yang terlibat di dalamnya?

 

Rujukan: 

  • https://www.gramedia.com/products/lebih-senyap-dari-bisikan?queryID=9bf9b700fd710a56ad6e29856ec95a6a
  • https://ebooks.gramedia.com/id/buku/lebih-senyap-dari-bisikan
  • https://www.duniadosen.com/andina-dwifatma-kuli-tinta-yang-beralih-jadi-dosen-muda/
  • https://www.goodreads.com/book/show/58335374-lebih-senyap-dari-bisikan

 

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy