in

Review Novel Saman Karya Ayu Utami

Saman adalah novel romansa dewasa karya Ayu Utami yang terbit pertama kali tahun 1998 oleh Kepustakaan Populer Gramedia. Novel ini juga merupakan pemenang dari Sayembara Roman Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tahun 1998. Sudah banyak penghargaan dalam negeri dan luar negeri yang didapat sejak penerbitan pertamanya hingga sekarang.

Novel ini juga mendapat banyak sambutan dari pembaca. Hal tersebut dibuktikan dengan penjualan pertamanya yang mencapai 100.000 eksemplar. Judul Saman diambil dari nama salah satu tokohnya. Pada tahun 2001 Saman diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda oleh penerbit de Geuss. Kemudian tahun 2005 diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Pamela Allen dan penerbit Equinox Publishing.

Sapardi Djoko Damono sebagai salah satu sastrawan hebat di Indonesia memberikan pujian kepada novel karya Ayu Utami ini. Sapardi mengatakan bahwa Saman adalah karya yang dahsyat dengan komposisi penulisan yang belum pernah dicoba sebelumnya oleh pengarang-pengarang Indonesia maupun negara luar. Pramoedya Ananta Toer sebagai sastrawan sejarah Indonesia juga ikut memberikan pujiannya. Pramoedya berkomentar bahwa Ayu Utami adalah penulis yang memiliki integritas tinggi, beliau bahkan tidak sanggup untuk melanjutkan bacaan Saman, karena ketika membaca novelnya beliau merasa kembali seperti tahanan politik lagi.

Pada tahun 2001, Ayu Utami menerbitkan novel berjudul Larung. Novel ini merupakan lanjutan dari novel Saman. Sehingga kisah mengenai Saman ini dikemas menjadi dwilogi. Pembaca yang tertarik dengan novel feminis dapat menjadikan Saman dan Larung sebagai referensi yang layak untuk dibaca maupun dijadikan koleksi pribadi.

 

Sinopsis Novel Saman Karya Ayu Utami

Judul Buku : Saman

Penulis Buku : Ayu Utami

Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia

Halaman : 216

Berlatar di kota New York, Yasmin, Laila, Cok, dan Shakuntala merupakan empat wanita yang sudah bersahabat lama.  Mereka memiliki permasalahan masing-masing. Laila terjebak dalam hubungan terlarang karena mencintai suami orang. Yasmin tidak dapat melupakan masa lalunya dan tega berselingkuh dari suaminya. Shakuntala memiliki masalah dengan keluarganya, karena sikapnya yang pemberontakan. Kemudian cok menjadi wanita binal yang senang berkencan dengan banyak laki-laki.

Masalah muncul ketika Laila menjalin hubungan terlarang dengan laki-laki yang sudah berkeluarga bernama Sihar. Di tengah hubungan tersebut Sihar terlibat masalah dengan atasannya karena proyek pengeboran. Atasan Sihar memerintahkan agar pengeboran segera dilaksanakan, tapi Sihar menolak dan berkata jika pengeboran tidak dapat dilaksanakan karena alat yang belum memungkinkan.

Atasannya tetap bersikeras hingga proyek tersebut menyebabkan gempa lokal. Salah satu rekan kerja Sihar terlempar ke laut dan menghilang, Sihar tidak terima, dia berniat untuk menuntut atasannya. Laila sebagai kekasih Sihar ingin membantu Sihar dengan mengenalkannya pada seorang aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat bernama Saman. Laila juga meminta tolong pada Yasmin yang kini sudah menjadi pengacara handal.

Review Buku: The Architecture of Love | Point of View

Kehadiran Saman membawa kenangan masa lalu pada Yasmin, Laila, Cok, dan Shakuntala. Sejak dulu Yasmin dan Laila diam-diam naksir pada Saman. Laki-laki dengan nama asli Wisanggeni ini memiliki latar belakang yang cukup menarik. Wisanggeni sengaja mengganti identitasnya menjadi saman karena sebenarnya dia merupakan seorang buronan.

Wisanggeni adalah seorang pastor yang bertugas di desa Prabumulih. Di desa tersebut Wis bertemu dengan seorang gadis yang mengalami gangguan mental bernama Upi. Wis berhasil menyelamatkan Upi yang tengah tercebur di sumur. Upi tinggal di sebuah kandang dengan kaki dirantai. Orang tua Upi terpaksa mengurung anak gadisnya karena penyakitnya yang sudah membahayakan warga desa.

Upi menjadi salah satu alasan Wis tinggal di desa Prabumulih. Wis juga membantu perekonomian warga sekitar dengan bantuan modal dari Ayahnya dan perizinan dari kepala pastor. Wis bersama warga membangun beberapa fasilitas di desa seperti pembangkit listrik. Wis juga mengajarkan warga untuk menanam pohon karet sebagai sumber perekonomian. Kondisi desa yang sebelumnya tertinggal kini berangsur baik.

Rencana Wis dan warga desa tidak berjalan lancar. Pada masa itu pemerintah memerintahkan perkebunan yang sudah dikelola oleh warga untuk dialihkan pada perusahaan swasta agar bisa dikembangkan. Wis tentu tidak terima, dia bersama warga berunding dan setuju untuk tidak mengikuti anjuran pemerintah.

Teror terus berdatangan ke desa, bahkan pihak yang mengatasnamakan pemerintah tidak segan-segan bertindak kasar pada warga desa. Akibat perbuatan Wis yang membela warga, pemerintah akhirnya memenjerakan Wis. Selama di penjara, Wis sangat kecewa dan marah, apalagi setelah mengetahui jika peristiwa yang menimpa desa berhasil merenggut nyawa Upi.

Wis berhasil keluar dari penjara, tapi pemerintah tetap mencari-cari kesalahan Wis. Akhirnya Wis meminta tolong pada Ayahnya untuk mengirimkan sejumlah uang. Wis juga meminta tolong pada Yasmin untuk membantunya keluar dari Indonesia.

Yasmin yang juga dibantu oleh Cok berhasil menolong Wis dengan merubah identitasnya menjadi Saman. Selama proses kepergian Wis ke luar negeri, Yasmin diam-diam menaruh hati pada Wis. Dia juga sangat sedih ketika harus berpisah dengan Wis.

Kini Wis atau Saman menjadi salah satu relawan di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dia ingin mengabdikan diri untuk membela Hak Asasi Manusia. Kasus Sihar menjadi ruang pertemuan antara Saman dan Yasmin, hingga keduanya terlibat hubungan spesial. Namun, hubungan tersebut terjalin tidak baik karena Yasmin sudah memiliki suami. Lalu, apakah Saman dan Yasmin akan tetap menjaga hubungan spesialnya itu?

 

Review Novel Saman Karya Ayu Utami

Ayu Utami berhasil menerbitkan novel romantis dewasa yang sedap untuk dibaca. Walaupun Saman menghadirkan kesan vulgar yang kuat, tapi pembaca tetap dapat merasakan sisi moral dalam ceritanya. Ayu Utami tidak ragu untuk menggunakan kalimat-kalimat porno, mendeskripsikan seksualitas secara buka-bukaan, dan mempresentasikan peristiwa politik yang menyala.

Konflik yang muncul dalam novel lebih banyak mengarah pada masalah seksualitas yang umum dialami oleh orang dewasa, seperti hubungan yang tidak sehat, pertentangan antara prinsip dan hati, perselingkuhan, dan freesex. Hal itu terjadi pada empat tokoh utama wanita dalam novel yaitu Laila, Yasmin, Cok, dan Shakuntala. Diceritakan Cok sudah tidak perawan sejak SMA, karena pergaulannya yang terlalu bebas dan senang berganti-ganti pasangan.

Kemudian, ada Laila yang jatuh cinta pada suami orang, hingga rela menjadi wanita simpanan. Yasmin yang semula baik-baik saja pun berselingkuh dari suaminya dan menjalin hubungan dengan Saman. Sedangkan, Shakuntala menjadikan apartemennya sebagai rumah transit untuk teman-temannya yang ingin berkunjung ke New York.

Ayu Utami seolah ingin menggambarkan sisi lain dari seksualitas wanita yang dilakukan secara bebas tanpa adanya tradisi atau aturan masyarakat. Kebebasan tersebut seperti tidak menikah, melakukan hubungan diluar ikatan pernikahan, dindingan perkawinan yang dijadikan permainan, serta tidak ada cinta sejati antar pasangan.

Saman juga menampilkan konflik politik yang kuat dengan menggunakan latar belakang tahun 90-an atau masa orde baru. aroma ketidakadilan hadir melalui para penguasa yang mengatasnamakan pemerintah. Aturan yang mudah sekali dibeli dan korupsi menjadi sorotan dalam novel ini. Melalui kisah Saman dan Sihar, pembaca dapat merasakan adanya kekuasaan uang dalam ruang politik. Seseorang yang memiliki jabatan tinggi dapat membeli banyak mulut dan hukum negara.

Novel dengan total 216 halaman ini memiliki alur yang melompat-lompat. Di awal, latar cerita berada pada tahun 1996, kemudian flashback ke tahun 1990, latar cerita kembali lagi ke tahun 1994, baru setelah itu melompat ke latar yang menceritakan tentang masa lalu Saman yaitu tahun 1962. Oleh karena itu, diperlukan ketelitian ketika membaca novel ini.

Pemilihan kata dan bahasa dalam novel Saman karya Ayu Utami mampu membuat pembaca hanyut dalam petualangan asmara dari masing-masing tokohnya. Ayu Utami menggunakan diksi puitis dengan makna yang dalam, sehingga terasa indah ketika membacanya.

Walaupun novel ini memiliki sentuhan vulgar yang kental, tapi pada dasarnya cerita yang ditampilkan hanyalah karangan fiksi, sehingga tidak memerlukan validasi data dalam kehidupan nyata. Kisah antara Laila, Yasmin, Cok, dan Shakuntala hanya representasi dari kehidupan orang dewasa yang tinggal di kota besar.

Melalui Saman, Ayu Utami juga ingin mendeskripsikan opininya mengenai kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Saman menjadi novel fenomenal yang wajib untuk dibaca, karena tidak hanya menampilkan cerita romansa dewasa saja tapi juga mendeskripsikan banyak pemikiran antara feminisme, politik, dan seksualitas.

 

Kelebihan dan Kekurangan Novel Saman Karya Ayu Utami

Pros & Cons

Pros
  • Sebagai karya sastra kritik yang berani.
  • Konflik dalam novel tidak bertele-tele.
  • Penggambaran karakter pada masing-masing tokoh jelas.
Cons
  • Beberapa kalimat dalam novel terlalu vulgar.
  • Alur cerita yang melompat-lompat.

 

Pada tahun 2008 novel Saman karya Ayu Utami mendapat penghargaan sebagai buku yang berhasil mengembangkan susunan bahasa baru yang tidak dikenal sebelumnya. Novel ini juga telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, yaitu Belanda, Jepang, Inggris, Prancis, Italia, Czech, dan Korea.

Kehadiran Saman di era Soeharto atau masa orde baru menjadi kontroversi sastra yang mengundang pro dan kontra, karena novel ini berani menggunakan teman seksual yang eksplisit. Novel ini mengabaikan aturan sastra konvensional dan melibatkan perempuan sebagai tokoh utama. Saman sebagai karya sastra klasik juga berhasil mengkritik tentang ketidakadilan gender antara kaum laki-laki dan perempuan dalam kegiatan cinta, seksual, agama, hingga politik.

Saman menggunakan alur campuran, sehingga akan sulit dibaca oleh pembaca pemula. Jika pembaca tidak teliti, pembaca akan sukar memahami jalan cerita dari novel ini. Walaupun begitu, Saman tidak memiliki konflik yang bertele-tele. Masing-masing tokoh juga digambarkan jelas berdasarkan masalah yang dialaminya.

Pada novel ini, pembicaraan mengenai cinta dan seksualitas dideskripsikan sangat telanjang, bahkan kata-kata yang dipakai begitu vulgar. Beberapa pembaca akan merasa tidak nyaman ketika membacanya. Oleh karena itu, penting sekali memberi peringatan rating usia sebelum membaca novel ini.

Saman menjadi bacaan yang padat dengan nilai-nilai sastra yang hanya diperuntukkan untuk pembaca dewasa saja. Tokoh-tokoh dalam novel berhasil memberi kesan nyata dalam menggambarkan kehidupan, hubungan cinta orang dewasa, dan konflik-konflik suram yang terjadi pada masa itu. Ayu Utami sukses  menyajikan kisah segar dalam khazanah sastra Indonesia.

Itulah ulasan mengenai novel Saman karya Ayu Utami yang wajib dibaca. Jika Grameds tertarik dan penasaran dengan kisah lengkap dari Yasmin, Laila, Cok, dan Shakuntala, Grameds dapat membaca dan membelinya di Gramedia.com.

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

 

Penulis: Dwi Puji Lestari

 

Sumber Tulisan

  • Buku Saman Karya Ayu Utami
  • https://ebooks.gramedia.com/id/buku/saman
  • Artikel Kompasiana: Mengupas Secara Tuntas Novel Saman Karya Ayu Utami
  • https://www.kompasiana.com/sri_ayuningsih/5af7d5465e137343ca116332/mengupas-secara-tuntas-novel-saman-ayu-utami?page=all&page_images=1
  • Artikel Ensiklopedia Sastra Indonesia: Saman (1998)
  • https://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Saman

 

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy