in

Review Novel Tanah Para Bandit Karya Tere Liye

Tanah Para Bandit merupakan novel yang ditulis oleh Tere Liye sebagai kelanjutan dari novel Bedebah di Ujung Tanduk. Novel 433 halaman ini diterbitkan oleh Penerbit Sabak Grip pada tahun 2023 dan merupakan buku ketujuh sekaligus buku penutup dari series aksi Tere Liye, meliputi: Negeri Para Bedebah, Negeri di Ujung Tanduk, Pulang, Pergi, Pulang-Pergi, Bedebah di Ujung Tanduk, dan Tanah Para Bandit.

Tanah Para Bandit menghadirkan tokoh baru dari novel-novel sebelumnya. Kali ini berpusat pada dunia tokoh bernama Padma. Melalui novel ini, Tere Liye akhirnya kembali memunculkan tokoh perempuan tangguh yang dilatih setiap hari oleh kakeknya dan dipersiapkan untuk masuk dalam sebuah organisasi.

Sesuai judulnya, cerita aksi ini penuh dengan adegan pembunuhan, kesetiaan, dalang di balik suatu kejadian, kejahatan, hingga misteri tentang sosok yang selama empat tahun dicari oleh Padma. Tere Liye selalu berhasil membuat karya yang memukau pembacanya.

Sudah tahu jalan cerita dari novel Tanah Para Bandit? Yakin nggak penasaran dengan jalan ceritanya? Biar rasa penasarannya hilang, yuk simak ulasan review singkat ini.

Sinopsis Novel Tanah Para Bandit

“Menyerahkan diri kepada siapa? Menyerahkan pada polisi? Akulah Polisinya. Menyerah pada jaksa atau hakim? Akulah jaksa dan hakimnya. Kau menyuruhku menyerah pada siapa? Di negeri ini semua telah aku beli.”

Kutipan tersebut menjadi kalimat yang sangat menohok, sebuah kritikan tersirat yang disampaikan dalam novel ini untuk negeri yang sedang kita tinggali. Dengan uang semua bisa dibeli, bahkan kepercayaan dan kejujuran.

Bukan hanya rakyat kecil yang bisa dibeli suaranya ketika pemilu, polisi, jaksa, penegak hukum, bahkan presiden pun bisa dibeli untuk mencapai sebuah personal interest. Melalui novel Tanah Para Bandit, kita bisa melihat gambaran betapa mirisnya negara kita.

Tanah Para Bandit menceritakan tentang Padma, seorang perempuan muda yang telah berlatih secara fisik, pikiran, mental, dan jiwa sejak kecil. Ia dilatih oleh seorang kakek bernama Abu Syik. Padma diajarkan caranya mengemudi, bertarung dengan dan tanpa senjata, melompat setinggi mungkin, berlari secepat hewan buas, mempelajari tumbuhan beracun, membaca ribuan buku, dan lain sebagainya.

Di usia 15 tahun, Padma mendapatkan misi pertama untuk membakar ladang ganja yang segera panen, serta membunuh semua pekerja di sana, baik yang bersenjata maupun tidak. Abu Syik mengatakan bahwa misi itu diberikan oleh organisasi. Padma pun tidak dapat bertanya siapa organisasi itu, sebab Abu Syik hanya ingin ia menjalankan misi, bukan banyak bertanya.

Kemudian, Padma mendapatkan misi kedua, yakni menghentikan laju mobil-mobil besar yang hendak mengantarkan dan menjual ganja, dan mobil itu justru dijaga oleh polisi. Mereka adalah polisi-polisi bandit yang mencoba meraup banyak keuntungan dengan menjalankan kejahatan dan kriminal.

Setelah menjalankan pesan terakhir Abu Syik agar Padma pergi ke Ibukota, dari sana Padma akhirnya mengetahui bahwa tak hanya polisi yang menjadi bandit-bandit itu, jaksa, pengacara, pengusaha, komisaris jenderal semuanya telah terlibat dalam kejahatan yang telah terstruktur. Mereka memanggil dirinya sebagai Jiwa Korsa.

Review Buku: The Architecture of Love | Point of View

Padma bersama dua temannya di kota, Nina dan Sapti, berusaha membongkar rahasia kelompok bandit ini. Nina adalah hacker terbaik dengan peralatan super lengkap. Sedangkan Sapti adalah ahli dalam pemalsuan dokumen bahkan pemalsuan wajah manusia.

Lalu, apakah Padma dan teman-temannya akan berhasil mengalahkan kelompok bandit Jiwa Korsa? Tunggu apalagi, segera dapatkan bukunya di gramedia.com, ya.

 

Review Novel Tanah Para Bandit

Pros & Cons

Pros
  • Karya-karya Tere Liye tidak pernah mengecewakan, selalu best-seller dan dinanti para pembaca.
  • Cerita tidak bertele-tele dan setiap halaman menjadi bagian penting dari keutuhan cerita.
  • Novel ini mengangkat permasalahan yang sangat menarik.
  • Semua tokoh memiliki karakter yang unik dan sangat kuat.
  • Tidak hanya memiliki cerita yang seru, terdapat juga pesan-pesan dan pengetahuan yang disampaikan.
Cons
  • Tidak adanya daftar isi di dalam buku. Hal ini menyulitkan sebagian pembaca dalam mencari halaman.

Tanah Para Bandit mengambil latar belakang sama seperti novel Pulang, di Talang–yang kerap kali disebut dengan tanah yang melahirkan para penjahat, para bandit. Mungkin yang kita tahu dari Talang adalah Bujang. Namun, di Talang bagian lainnya juga tumbuh seorang gadis remaja bernama Padma, seumuran dengan Bujang.

Padma seolah-olah dilatih dan dipersiapkan untuk menjalankan sebuah misi seperti yang sering Abu Syik bicarakan mengenai organisasi misterius. Sebuah organisasi yang bertujuan untuk memberantas kejahatan yang dilakukan oleh bandit di belakang layar.

Character development tokoh Padma dibangun dengan begitu baik. Diperlihatkan proses tokoh ini untuk menjadi sosok yang tangguh, ditempa latihan fisik dan mental yang sangat keras, tidak serta-merta langsung menjadi jagoan.

Selain itu, novel ini sedikit banyaknya mengungkap sisi gelap sebuah institusi negara dan sangat relate dengan peristiwa-peristiwa yang saat ini sering diberitakan di televisi maupun internet, seperti pembunuhan, narkoba, korupsi, penyelundupan barang ilegal, dan lain sebagainya.

Tanah Para Bandit memiliki alur maju dengan kisah yang diceritakan secara to the point dan tidak bertele-tele. Setiap halaman menjadi bagian penting dalam satu kesatuan buku. Tere Liye juga menyelipkan pengetahuan baru yang menambah wawasan pembaca melalui novel ini, seperti tentang nama-nama tumbuhan beracun, tentang ekonomi, hukum, dan lainnya.

Tere Liye sukses menggambarkan situasi pertarungan hanya dalam bentuk tulisan. Cover buku ini juga memiliki daya magis, menggambarkan kekuatan gelap yang membuat calon pembaca penasaran. Karakter tokoh-tokohnya yang dibangun dengan kuat, misteri-misteri kejahatan yang satu per satu diungkap, akan membawa kita pada perjalanan tak terlupakan.

Penulis Novel Tanah Para Bandit

Tanah Para Bandit ditulis oleh Tere Liye. Siapa yang selama ini berpikir bahwa Tere Liye adalah nama pena dari seorang penulis perempuan? Saking misteriusnya sosok penulis ini, pembaca ramai menebak-nebak siapa sosok pencipta karya-karya yang selalu berjajar di rak novel best-seller hingga diangkat ke layar lebar itu.

Setelah diketahui, ternyata nama asli dari Tere Liye adalah Darwis, seorang laki-laki yang berasal dari keluarga sederhana di Sumatera Selatan. Orang tuanya memiliki mata pencaharian sebagai petani dengan dikaruniai banyak anak. Darwis merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara dan berhasil meraih gelar S1 Akuntansi di Universitas Indonesia.

Darwis kemudian menggunakan nama Tere Liye sebagai nama penanya. Nama Tere Liye itu dia dapatkan dari sebuah lagu India yang dinyanyikan oleh duet penyanyi terkenal India, yakni Lata Mangeshkar dan Roop Kumar Rathod. Darwis mengetahui lagu tersebut bersamaan pada saat menyaksikan film Veer-Zaara dan kebetulan bintang utama di dalamnya adalah Shah Rukh Khan.

Tere Liye memulai debut kepenulisan pada tahun 2005 melalui novel Hafalan Sholat Delisa yang sudah diangkat ke layar lebar. Beberapa karya lainnya yang telah diangkat ke layar lebar yaitu Bidadari-Bidadari Surga, Moga Bunda Disayang Allah, Rembulan Tenggelam di Wajahmu, Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, Ayahku (Bukan) Pembohong, dan Pulang.

Salah satu novel best-seller karya Tere Liye yang banyak diminati oleh masyarakat, khususnya kalangan remaja, yakni Serial Bumi yang merupakan seri petualangan di dunia paralel. Serial Bumi terdiri dari judul-judul berikut: Bumi (2014), Bulan (2015), Matahari (2016), Bintang (2017), Ceros dan Batozar (2018), Komet (2018), Komet Minor (2019), Selena (2020), Nebula (2020), Si Putih (2021), Lumpu (2021), Bibi Gili (2022), dan Sagaras (2022).

Setiap novel memiliki ceritanya masing-masing yang menakjubkan. Kamu akan diajak untuk berpetualang ke dunia paralel bersama ketiga sahabat, yakni Raib, Ali, dan Seli. Meski novel ini bertema fantasi, Tere Liye selalu menyiratkan berbagai pesan sederhana, seperti makna dari persahabatan, niat yang tulus, membantu terhadap sesama, dan berbagai kebaikan lainnya.

Tere Liye telah menerbitkan lebih dari 60 judul buku selama berkarier sebagai penulis. Negeri Para Bedebah, Negeri di Ujung Tanduk, Pulang, Pergi, Pulang-Pergi, Bedebah di Ujung Tanduk, dan Tanah Para Bandit menjadi tujuh novel serial aksi karyanya yang juga menakjubkan dan dinantikan para pembaca.

Pada tahun 2017, karya novelnya berhasil mencapai 25.000 hingga 130.000-an eksemplar per judul dan dicetak hingga 20 sampai 40 cetak ulang per judulnya. Tere Liye berhasil menyihir para pembaca dengan berbagai karya tulisnya.

Saat ini, Tere Liye tidak lagi dikenal sebagai penulis yang misterius, dia telah banyak bersuara tentang keresahannya memerangi pembajak buku selama beberapa tahun. Tere Liye diketahui cukup vokal terhadap isu orisinalitas atau keaslian terhadap buku.

Selain itu, dia juga pernah memutuskan berhenti dari dunia kepenulisan karena kecewa dengan sistem perpajakan di Indonesia yang dianggapnya tidak berpihak pada penulis, bahkan terkesan merugikan penulis dengan pajak yang terlalu tinggi.

Dapatkan novel Tanah Para Bandit di toko gramedia terdekat atau di gramedia.com. Yuk, ikuti perjalanan membongkar aksi kejahatan bersama Padma dan beli bukunya sekarang juga! Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Ananda Aprilia

Referensi:

  • Liye, Tere. 2023. Tanah Para Bandit. Depok: Penerbit Sabak Grip.

Rekomendasi Buku Tere Liye

Negeri Para Bedebah

 

Seperti biasa, tanpa tanggung-tanggung Tere Liye memberikan berbagai hasil penelusuran, pembelajaran dan ilmunya pada kita melalui setiap inci cerita untuk memberikan nuansa baru yang terasa amat nyata.

Melalui novel ini, mampu membukakan pintu baru bagi kita yang masih awam dengan dunia ekonomi politik. Kendati hanya sebatas kisah fiksi, namu alur ceritanya seolah menjadi refleksi kita di dunia nyata. Tidak heran apabila saat membacanya membuat kita bertanya-tanya apakah benar adanya? Apakah ‘lingkaran setan’ dalam dunia ekonomi politik memang se-’menakutkan’ itu? Apakah di negara ini ada kisah nyata seperti ini?

Lumpu

 

Pada novel setebal 368 halaman ini, kembali mengisahkan petualangan serta penjelajahan Raib, Ali, dan Seli ke dunia paralel. Seperti judulnya, pada seri kali ini pun mereka melakukan perjalanan dalam menghadapi Lumpu sebagai misi penyelamatan Miss Selena, guru Matematika mereka. Yuk simak sinopsisnya berikut ini!

Yes! Akhirnya, Raib, Seli, dan Ali kembali bertualang. Kalian sudah kangen dengan trio ini? Misi mereka adalah menyelamatkan Miss Selena, guru matematika mereka. Tapi, apakah semua berjalan mudah? Siapa yang bersedia membantu mereka? Kali ini, si genius Ali memutuskan meminta bantuan dari sosok yang tidak terduga, karena musuh dari musuh adalah teman.

Si Putih

 

Si Putih adalah spin-off buku kesembilan dari serial Bumi petualangan dunia paralel karya Tere Liye. Namun, apabila kalian berharap akan berpetualang dan berjelajah bersama tiga sekawan–Raib, Ali, dan Seli–di dalam novel ini, jelas tidak ada karena kehadirannya hanya sebagai cameo. Melalui buku setebal 376 halaman ini pembaca akan diajak berpetualang ke klan baru yang belum pernah ditemukan pada novel-novel sebelumnya dari serial Bumi ini.

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy