in

Review Novel Iyan Bukan Anak Tengah Karya Armaraher

Novel Iyan Bukan Anak Tengah merupakan hasil adaptasi dari Alternate Universe karya Armaraher. Utas kisah ini mulai ditulis pada 8 Oktober 2022 di akun Twitter @armaraher. Kisah ini meraih kepopuleran di kalangan kaum muda, dibuktikan dengan per bulan Juni 2023, utas kisah ini mendapatkan total 38.5 ribu Retweet dan disukai 98.8 ribu kali.

Kisah Alternate Doyoung dan Renjun ini pun menarik perhatian Penerbit Akad yang akhirnya menerbitkan kisah ini menjadi novel pada 12 Maret 2023. Novel dengan total 292 halaman ini mengisahkan tentang kehidupan Riyan, anak kedua dari tiga bersaudara yang merasa hidupnya tidak adil.

Keberadaannya sebagai anak tengah seperti dibebani dengan segala urusan keluarganya. Kedua orang tuanya Riyan terlalu sibuk bekerja karier dibandingkan mengurus ketiga anaknya. Sang kakak, Danan, juga tidak membantunya, malah selalu menyuruhnya ini dan itu.

Sedangkan, sang adik Abiuan, masih sangat kecil. Riyan harus menanggung beban keluarganya tersebut sehingga ia merasa tak bahagia dengan kehidupannya. Ditambah lagi, kepentingan Iyan selalu ditaruh paling terakhir. Sang ayah berpihak pada kakaknya, dan sang bunda berpihak pada adiknya. Apakah Iyan akan menemukan keadilan?

Review Novel Iyan Bukan Anak Tengah

Pros & Cons

Pros
  • Novel Iyan Anak Tengah mengangkat premis cerita yang menarik dan relevan dengan kehidupan banyak orang, yakni isu mengenai masalah keluarga, mencari jati diri, dan tentang cinta.
  • Konflik-konflik yang diangkat pada kisah ini sangat realistis dan relate dengan pengalaman banyak orang, sehingga pembaca bisa ikut merasakan emosi dan konflik batin yang dirasakan oleh sang tokoh utama.
  • Armaraher menuliskan novel ini menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami ala anak muda.
  • Penulis menyelipkan humor yang segar.
  • Kisah ini mempunyai pesan moral yang menjadi pembelajaran bagi para pembaca dan aecara lebih lanjut, kisah ini dapat memberikan inspirasi bagi pembaca untuk mengatasi masalah yang serupa.
  • Tampilan sampul novel ini sangat menarik.
Cons
  • Beberapa bagian kisah terlalu rumit dan berbelit, sehingga alur cerita ini menjadi lebih lambat.
  • Penulis kurang menyertai penjelasan tentang latar belakang dan karakter para tokoh pendukung yang memiliki peran penting.
  • Masih didapati kesalahan penulisan dalam novel ini, yakni dalam kesalahan ejaan dan penggunaan tanda baca.

 

Perkenalkan keluarga Riyan.

Cakra Adiansyah (ayah), bekerja tapi gak terlalu sibuk. Kadang sering ambil cuti buat tinggal di rumah.

Wena Akriel (bunda), lagi senang banget bekerja, jadi terkadang suka nitipin uan ke rumah oma atau ke abang-abangnya.

Danan Pramansyah (anak pertama), suka emosian kalo lagi sama Iyan, bawaannya selalu kesel dan pengen marah kepada adiknya itu.

Riyan Akrael Putra (anak kedua), bukan siapa-siapa. Orang-orang suka manggil Iyan.

Abiuan Rafsya (anak terakhir), masih kecil jadi nurut aja. Panggilan kesayangannya Uan.

“Bun,” panggil Riyan.

Review Buku: The Architecture of Love | Point of View

“Iya, Iyan. Bunda ngerti kalo Iyan capek. Sabar ya, sayang. Bunda juga lagi nyari ART baru yang cocok buat bantu-bantu. Bunda ini bantu beresin rumah dan ngejagain Uan juga.” Riyan menghela napas dengan lelah, sangat lelah. Sudah dari satu tahun lalu Bunda selalu mengatakan hal yang sama.

Apa selama itu untuk mencari asisten rumah tangga yang cocok? Paling nggak Bunda bisa mencari siapa saja yang bisa membantu Riyan membereskan rumah, supaya Iyan bisa istirahat yang cukup setelah pulang dari sekolah yang juga sudah membuat lelah. Ditambah lagi harus tetap mengurus Uan, adiknya yang masih kecil, atau juga harus bertengkar dengan sang abang setiap hari.

“Iyan capek, Bun. Berantem sama Abang terus.” Setelah mendengar keluhan Riyan, Bunda langsung berupaya menenangkannya.

“Iya, sabar, ya. lyan sementara tolong bantuin Bunda dulu. Bunda bekerja kan buat Iyan juga,” katanya. Riyan semakin malas mengeluh di depan Bundanya, karena kenyataannya Bunda sama sekali tak memberi solusi untuk Riyan.

Helaan napas berat terdengar lagi dari cowok yang sedang menghadap lantai keramik putih di bawah kakinya yang mengayun pelan. Hari Senin pagi terasa sama seperti hari-hari lain yang mengejarnya tanpa jeda. Lelah, jenuh, hampa, dan menyebalkan.

Seperti pagi ini, Riyan Akrael Putra atau yang akrab dipanggil Iyan sudah terlalu muak untuk mendengar ocehan Danan yang akan berlanjut sepanjang hari. Riyan juga tidak bisa berbuat banyak selain mendengarkan, meskipun tidak jarang ia mencoba membela diri dengan melawan.

Kadang, Riyan iri kepada abang dan adiknya yang selalu mendapat perhatian dan kasih sayang yang lebih dari kedua orang tuanya. Sebagai anak tengah yang memiliki dua peran sekaligus, yaitu sebagai adik dan kakak, Riyan merasa terbuang karena keberadaannya tak dianggap.

Riyan selalu berharap ia dianggap di tengah-tengah keluarganya yang hangat. Keberadaannya dianggap ada, sekaligus disayang sebagaimana Abang dan Adiknya rasakan, tapi bukan semata-mata kehadirannya ada hanya karena mereka butuh saja.

Pada usianya yang baru menginjak remaja, seharusnya Iyan bisa menghabiskan waktu untuk eksplor dan menemukan hal baru di hidupnya, bukannya menanggung beban dan luka yang membuatnya berdiam di satu titik dan tak membiarkannya tumbuh seperti remaja seusianya. Riyan hanya ingin diperlakukan dengan adil, disayang sebagaimana harusnya, bukan dibiarkan dan dijadikan sebagai prioritas terakhir oleh orang tuanya.

Setidaknya, ia ingin keberadaannya dianggap dan dihargai. Akan lebih mudah baginya jika abangnya tak selalu memarahinya dan menyuruh-nyuruh seenaknya. Sebab, Iyan juga paham tanggung jawabnya untuk turut mengurus rumah dan menjaga Uan.

Setidaknya, Iyan ingin sekali-kali dibela juga oleh Bunda atau Ayah. Iyan ingin didengar oleh mereka dan dimengerti perasaannya. Iyan ingin merasa disayangi sebagai anak.

Apakah Riyan mampu bertahan saat rasa sabarnya sudah berada di ambang batas? Apakah keluarga Riyan bisa berubah sehingga ia mampu mendapatkan keadilan?

 

Kelebihan Novel Iyan Bukan Anak Tengah

Novel Iyan Bukan Anak Tengah ini memiliki sejumlah kelebihan. Novel ini mengangkat premis cerita yang menarik dan relevan dengan kehidupan banyak orang. Novel ini mengangkat isu mengenai masalah keluarga, mencari jati diri, dan tentang cinta.

Konflik-konflik yang diangkat pada kisah ini sangat realistis dan pastinya relate dengan pengalaman banyak orang. Maka dari itu, pembaca bisa ikut merasakan emosi dan konflik batin yang dirasakan oleh Iyan, sang tokoh utama.

Armaraher menuliskan novel ini menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Gaya bahasanya juga sederhana ala anak muda, juga banyak menyelipkan humor yang semakin menyegarkan kisah ini. Gaya penulisan ini membuat alur kisah ini mengalir dan ringan untuk dibaca.

Kisah ini juga tentunya mempunyai pesan moral yang menjadi pembelajaran bagi para pembaca, yakni mengenai peran komunikasi yang penting, saling menghargai dalam hubungan kekeluargaan, dan mengenai cara mengatasi masalah secara bijak serta bertanggung jawab. Secara lebih lanjut, kisah ini dapat memberikan inspirasi bagi pembaca untuk mengatasi masalah yang serupa.

Secara visual, tampilan sampul novel ini juga sangat menarik. Dengan ilustrasi meja dan foto keluarga beranggotakan empat orang, dan foto seorang lelaki, menggambarkan Iyan yang tidak dianggap oleh keluarganya. Pilihan warnanya juga sangat menarik dengan perpaduan yang pas.

Secara keseluruhan, novel ini adalah novel yang direkomendasikan bagi Grameds yang sedang mencari kisah tentang keluarga dan kehidupan remaja yang realistis, humoris, dan emosional. Novel Iyan Bukan Anak Tengah ini sangat menarik dan sarat akan makna yang bisa menjaga bekal pembelajaran bagi pembaca.

Kekurangan Novel Iyan Bukan Anak Tengah

Selain memiliki kelebihan, novel Iyan Bukan Anak Tengah ini juga masih memiliki kekurangan. Kekurangan novel ini terletak pada beberapa bagian yang kisahnya terlalu rumit dan berbelit, sehingga alur cerita ini menjadi lebih lambat.

Pembaca juga merasa penulis kurang menyertai penjelasan tentang latar belakang dan karakter para tokoh pendukung, seperti kedua orang tua Iyan, pacar Iyan, dan teman-teman Iyan, yang memiliki peran penting. Kekurangan terakhir, masih didapati kesalahan penulisan dalam novel ini, yakni dalam kesalahan ejaan dan penggunaan tanda baca. Hal ini dapat me

Pesan Moral Novel Iyan Bukan Anak Tengah

Seperti yang telah dituliskan dalam bagian kelebihan novel ini, kisah ini mengandung pesan moral yang dapat menjadi pembelajaran bagi pembaca. Kisah ini mengajarkan kita untuk berusaha bersikap adil dan lebih peka terhadap orang-orang yang ada di sekitar kita. Sadari dan hargai keberadaan mereka yang ada di sisi kita.

Jangan mudah menghakimi orang lain dari yang kelihatannya saja, karena setiap keadaan dan situasi bisa dimaknai berbeda oleh tiap orang. Coba lihat dunia dari sudut pandang orang lain. Coba pahami bagaimana pola pikir dan perasaan orang tersebut.

Jika kita melihat orang terdekat kita mulai berubah sikap dan perilakunya, coba untuk dampingi dan bantu mereka. Tanyakan keadaan mereka, apa yang mereka butuhkan, berikan semangat, tunjukkan bahwa Anda ada untuk mereka.

Dan bagi para orang tua, hendaknya selalu memperlakukan setiap anak secara sama dan adil. Selalu ingat bahwa anak adalah buah hati Anda, dan mereka tidak diminta untuk dilahirkan ke dunia ini. Jadi, sayangi mereka dengan sepenuh hati.

Bagi para remaja yang merasa sama seperti Iyan, kiranya jangan menyerah pada keadaan dan hidup. Jangan berlarut dalam keadaan yang buruk, fokus pada hal-hal baik yang masih boleh didapatkan. Coba selesaikan masalah dengan cara komunikasi mendalam. Sebab, peran komunikasi sangat besar untuk mengubah keadaan.

Bagi para anak tengah yang merasa seperti Iyan, buku ini direkomendasikan bagi Anda untuk bisa menemukan pembelajaran yang mungkin bisa membantu mengatasi masalah Anda. Selalu semangat untuk menghadapi rintangan hidup, dan tetap percaya akan kebahagiaan yang menanti Anda.

Grameds, itu dia ulasan novel Iyan Bukan Anak Tengah karya Armaraher. Penasaran akan kelanjutan nasib Iyan dan keluarganya? Yuk langsung saja dapatkan novel ini hanya di Gramedia.com. Selamat membaca!

Untuk mendukung Grameds dalam memperoleh informasi dan wawasan baru, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original, agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Gabriel

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy