in

Review Novel Entrok Karya Okky Madasari

Entrok – Novel yang berisi mengenai tradisi dan adat istiadat sangatlah menarik untuk dibaca. Hal itu dikarenakan, kita sebagai pembaca akan mengetahui berbagai macam hal tersebut di setiap daerah yang ada di Indonesia. Salah satu novel yang menampilkan tradisi dan adat istiadat di dalamnya, yaitu novel Entrok.

Novel yang memuat kisah seorang perempuan bernama Marni yang masih setia memuja leluhur dengan sesajennya. Ia tak pernah mengenal Tuhan dan berusaha untuk bertahan hidup dengan caranya sendiri. Ia pun akhirnya memiliki seorang anak perempuan bernama Rahayu. Mereka berdua memiliki pemikiran yang berbeda. Hal itu dikarenakan Rahayu pemeluk Tuhan yang amat taat, berbeda dengan ibunya.

Novel ini menggambarkan kenyataan bahwa sebagian dari masyarakat Indonesia belum bisa menerima sebuah perbedaan. Melalui tuturan dari Marni dan Rahayu, semuanya akan digambarkan di dalam novel ini.

Sinopsis Novel Entrok

Marni, seorang perempuan Jawa yang buta huruf dan masih memuja leluhur. Melalui sesajen, ia dapat menemukan dewa-dewanya, serta memanjatkan harapannya. Tidak pernah sekalipun dirinya mengenal Tuhan yang datang dari negeri jauh disana. Ia bertahan hidup dengan caranya sendiri. Menghabiskan keringat demi mendapatkan sepeser uang. Apakah ada yang salah selama ia tidak menipu, mencuri, dan membunuh?

Rahayu, anak perempuan Marni. Hidup di generasi baru yang dibentuk oleh sekolah dan mendapatkan berbagai kemudahan dalam hidup. Ia merupakan pemeluk agama Tuhan yang amat taat. Menjunjung akal sehat. Mau berdiri tegak untuk melawan leluhur, meskipun harus melawan ibu kandungnya sendiri.

Apakah salah jika mereka berbeda?

Marni dan Rahayu, dua orang yang memiliki ikatan darah, tetapi menjadi semakin asing selama bertahun-tahun. Bagi Marni, Rahayu merupakan seorang manusia tak berjiwa. Bagi Rahayu, Marni merupakan pendosa. Mereka berdua hidup dengan pemikiran masing-masing tanpa ada jalan keluarnya.

Kemudian bunyi sepatu-sepatu yang tinggi itu, tentunya senantiasa mengganggu dan merusak sebuah jiwa. Mereka menjadi seorang penguasa masa sesuai keinginannya. Mengubah warna sawah dan langit menjadi warna merah, mengubah sebuah darah menjadi kuning. Senapan pun teracung dimanapun berada.

Marni dan Rahayu, dua generasi yang berbeda dan tak pernah bisa mengerti, pada akhirnya mereka menemukan sebuah titik temu di dalam hidup mereka. Mereka berdua sama-sama korban orang-orang yang mempunyai kuasa, dan sama-sama melawan senjata.

 

Review Novel Entrok

Novel Entrok merupakan karya Okky Madasari. Novel ini menceritakan tentang feminisme, politik sosial, dan teror negara kepada banyak rakyat kecil pada zaman orde baru. Sumarni pada saat itu merupakan remaja yang ingin menyangga payudaranya dengan menggunakan entrok. Namun, pada masa itu entrok hanya bisa digunakan oleh orang-orang kaya.

Pada akhirnya, Sumarni yang berkeinginan memiliki entrok pun pergi untuk menjadi kuli di pasar. Hasil jerih payah dan kerja kerasnya pun memberikan hasil sehingga membuat dirinya menjadi orang kaya. Bahkan, ia bisa membeli banyak entrok jika mau. Sumarni akhirnya menikah dengan Teja yang dahulu juga merupakan seorang kuli di pasar.

Review Buku: The Architecture of Love | Point of View

Pernikahan mereka menghasilkan seorang putri bernama Rahayu. Sumarni yang sejak lahir tidak mengenali huruf dan serba kesusahan pun bertekad memberikan yang terbaik untuk putrinya itu. Rahayu hidup sangat berkecukupan dan memberikan pendidikan sampai tingkat universitas. Dari sinilah semuanya dimulai konflik antara mereka berdua.

Seiring berjalannya waktu dan ilmu yang bertambah, Rahayu menjadi menilai ibunya sebagai orang yang sirik karena menganut aliran animisme, yaitu percaya pada arwah leluhur. Rahayu juga sering membuang sesajen yang dibuat ibunya dan menyuruh Sumarni hanya berdoa kepada Allah.

Sumarni pun merasa sedih dan sakit hati akan kelakuan anaknya. Namun, ia tetap menyayangi Rahayu dan memaafkan anaknya walaupun sudah menyakiti hatinya.

Penulis novel ini membuat dua sudut pandang di dalam ceritanya, yaitu Sumarni dan Rahayu. Kita juga bisa melihat dengan jelas bagaimana kehidupan sosial Indonesia pada masa itu. Pemaksaan dari orang-orang berkuasa sering terjadi dengan menggunakan kekuasaannya. Jika kamu menolak, maka kamu akan dicap sebagai PKI oleh mereka.

Pada masa orde baru, PKI memang dikenal dengan gambaran yang menyeramkan. Tidak ada yang mau berhubungan dengan PKI karena akan dipenjara. Novel ini menjadi saksi bisu sejarah Indonesia mengenai kehidupan sosial pada masa itu.

Profil Penulis

https://id.wikipedia.org/wiki/Okky_Madasari

Okky Madasari adalah seorang novelis Indonesia. Dia terkenal dengan kritik sosialnya dengan fiksinya yang menyoroti isu-isu sosial, seperti ketidakadilan dan diskriminasi, dan yang terpenting, tentang kemanusiaan. Sejak tahun 2010 Okky telah menerbitkan 10 buku, terdiri dari lima novel, satu kumpulan cerpen, tiga novel anak dan satu buku nonfiksi.

Kelebihan, Kekurangan, dan Rating

Pros & Cons

Pros
  • Memberikan gambaran kehidupan sosial pada masa Orde Baru
  • Terdapat pesan untuk menghargai setiap perbedaan
Cons
  • Beberapa istilah Jawa yang kurang dimengerti

Biasanya, novel mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan yang terdapat di dalamnya. Namun, hal itu tentu saja tidak mengurangi rasa suka membaca buku, apalagi jika buku tersebut merupakan buku favoritnya. Kali ini kita akan membahas kelebihan, kekurangan, serta rating yang terdapat dalam novel Entrok karya Okky Madasari.

Kelebihan dalam novel ini adalah memberikan gambaran kehidupan sosial pada masa Orde Baru. Pada masa itu, pemaksaan sering terjadi oleh pihak-pihak berkuasa kepada rakyat-rakyat kecil. Jika menolak, kamu akan dicap sebagai PKI. Banyak gambaran sejarah yang ditampilkan pada masa itu, sehingga membuat pembaca mengetahui hal tersebut.

Lalu, terdapat pesan untuk menghargai setiap perbedaan. Marni dan Rahayu memiliki pemikiran yang berbeda-beda mengenai kepercayaan masing-masing. Novel ini memberikan pesan agar kita bisa saling menghargai pada setiap perbedaan yang ada di kehidupan sosial.

Kekurangan dalam novel ini adalah beberapa istilah Jawa yang kurang dimengerti. Terdapat beberapa istilah Jawa yang tidak diketahui artinya karena tidak ada catatan kaki di novelnya. Hal itu akan membuat pembaca bingung saat membacanya. Namun, novel ini sangat bagus dibaca karena menampilkan sejarah pada masa Orde Baru.

Novel Entrok memiliki rating yang bagus di goodreads. Rating buku ini sebesar 4.12 dari 5. Hal ini menandakan bahwa pembaca sangat menikmati jalan dan alur cerita yang terdapat di dalam novel ini.

Penutup

Itulah review singkat dari novel Entrok karya Okky Madasari. Melihat rating novel ini dapat dikatakan banyak pembaca yang tertarik pada novel ini. Hal itu dikarenakan jalan cerita dalam novel ini sangatlah menarik.

Novel yang memuat kisah seorang perempuan bernama Marni yang masih setia memuja leluhur dengan sesajennya. Ia tak pernah mengenal Tuhan dan berusaha untuk bertahan hidup dengan caranya sendiri. Ia pun akhirnya memiliki seorang anak perempuan bernama Rahayu. Mereka berdua memiliki pemikiran yang berbeda. Hal itu dikarenakan Rahayu pemeluk Tuhan yang amat taat, berbeda dengan ibunya.

Bagi kamu yang penasaran dengan kisah Marni dan Rahayu yang ditulis oleh Okky Madasari. Kamu dapat membaca novel Entrok dengan membelinya di gramedia.com ya. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Fiska Rahma Rianda

Rujukan:

  • https://www.goodreads.com/book/show/7876993-entrok

Rekomendasi Buku Okky Madasari

Mata dan Rahasia Pulau Gapi

 

Novel Mata dan Rahasia Pulau Gapi ini merupakan sebuah novel karya Okky Puspa Madasari yang juga merupakan novel seri lanjutan dari novel Mata di Tanah Melus. Novel ini begitu mudah dipahami dan begitu sarat akan informasi yang dapat menghibur dan menambah bacaan anak. Tidak hanya itu, buku ini juga berisi tentang sejarah serta hal-hal yang bersinggungan dengan alam Indonesia.

Okky Puspa membuat informasi tentang sejarah yang terdapat di novel ini dengan sajian petualangan fantasi yang pastinya menyenangkan. Hal tersebut tentu membuat anak-anak yang membacanya mudah mempelajari informasi sejarah yang ada di dalam buku ini tanpa paksaan. Meskipun ini merupakan novel anak, tetapi novel ini tetap bisa dinikmati oleh semua usia.

Sinopsis

Matara, yang gagal masuk ke sekolah impian, bersama orang tuanya pindah ke Pulau Gapi di wilayah timur laut kepulauan Indonesia. Kepindahan ini tak hanya membawa Matara ke tempat-tempat baru, tapi juga membawanya menyusuri waktu, menjelajahi masa lalu.

Mulai dari masa ketika kapal-kapal besar pertama kali mendarat dan menjadikan pulau itu sebagai salah satu pusat dunia, masa ketika ilmuwan besar Wallace menulis surat pada Darwin dari salah satu sudut pulau itu, masa ketika bendera merah putih telah dikibarkan di seluruh pulau tapi justru membuat pulau itu sepi dan terlupakan. Hingga masa terbaru, ketika Matara dan dua sahabatnya harus menyelamatkan pusaka-pusaka Pulau Gapi.

Mata di Tanah Melus

 

Novel Mata di Tanah Melus ini merupakan novel karya penulis yang sudah cukup terkenal di Indonesia bernama Okky Madasari. Okky Madasari yang biasanya terkenal dengan novel-novel yang membahas mengenai permasalahan sosial yang ada di sekitar kita, tetapi kali ini menulis sesuatu yang diluar dari kebiasaannya tersebut.

Novel Mata di Tanah Melus ini merupakan novel yang berisi tentang cerita anak-anak, tanpa meninggalkan ciri khas dari karya-karya Okky Madasari yaitu banyak nilai-nilai sosial yang dapat dipetik seperti kebebasan, keadilan dan kebenaran.

Novel ini menceritakan perjuangan seorang ibu dalam memperjuangkan pendidikan yang layak bagi anaknya, dimana dia mengkritisi gaya mengajar guru yang salah, yang akhirnya membawa dampak cukup besar pada sebuah pendidikan.

Pasung Jiwa

“Pasung Jiwa” merupakan novel karangan Okky Madasari yang bercerita tentang pencarian jati diri dan kebebasan.

Adalah Sasana, anak laki-laki yang merasa dirinya selalu terkekang, baik oleh keluarganya sendiri maupun kehidupan sosial yang ia jalani. Ketika merantau ke Malang, ia bertemu dengan Cak Jek, pengamen yang sedikit banyak berperan membentuk Sasa, sisi lain dari Sasana.

Bersama dengan Memed dan Leman, dua anak jalanan lain, Sasa dan Cak Jek kemudian membentuk kelompok musik dangdut dengan Sasa berperan sebagai biduanitanya.

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy