The Fabric of Reality adalah buku karya fisikawan David Deutsch yang pertama kali diterbitkan pada 1996. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, pada 15 Juni 2023 oleh Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia.
The Fabric of Reality menyajikan materi yang akan memperluas pandangan tentang mekanika kuantum dan implikasinya untuk memahami realitas. Penafsiran ini disebut sebagai hipotesis multiverse, menjadi salah satu dari Theory of Everything (TOE), yang terdiri atas empat untai.
Dalam buku ini, David Deutsch mengangkat banyak topik sains yang menarik, seperti tafsir multisemesta untuk fisika kuantum, realitas maya, mesin waktu, dan pengaruh kehidupan serta kecerdasan terhadap kosmologi.
David Deutsch mendiskusikan cara mencari kebenaran sains dan matematika sebagai ilmu yang berbeda dari fisika, serta kecocokan antara kehendak bebas dengan fisika kuantum. Melalui hipotesisnya, David menunjukkan bahwa teori-teori dasar sains seharusnya bukan hanya dimanfaatkan untuk menjelaskan, melainkan juga sebagai dasar pandangan dunia kita.
Table of Contents
Review Buku The Fabric of Reality
Sejak lama, para saintis selalu mencari penjelasan lengkap untuk semua fenomena alam. Dalam fisika, ada usaha untuk mencari “Theory of Everything”, teori yang mampu menjelaskan empat gaya dasar di alam. Namun, apakah TOE benar-benar mampu menjelaskan segalanya? Jawabannya adalah belum. Setidaknya menurut ahli fisika David Deutsch.
Fisika baru menjelaskan dari satu sisi tentang alam. David Deutsch mengusulkan bahwa Teori Segalanya harus mencakup semua cabang sains, bukan hanya fisika. Ia memaparkan ads empat untaian utama pembangunnya, yaitu fisika kuantum, epistemologi, komputasi, dan evolusi.
Ringkasan empat helai yang dimaksud David Deutsch:
- Interpretasi banyak-dunia menurut Hugh Everett tentang fisika kuantum, “Yang pertama dan terpenting dari empat untaian”.
- Epistemologi Karl Popper, terutama anti-induktivisme dan membutuhkan interpretasi realis (non-instrumental) dari teori-teori ilmiah, dan penekanannya pada menganggap serius dugaan berani yang menolak dipalsukan.
- Teori komputasi Alan Turing, terutama dikembangkan dalam “Prinsip Turing” David Deutsch, di mana mesin Universal Turing karya Alan Turing digantikan oleh komputer kuantum universal Deutsch. (“Teori komputasi sekarang menjadi teori komputasi kuantum.”)
- Penyempurnaan teori evolusi Darwinian dan sintesis evolusioner modern oleh Richard Dawkins, terutama gagasan tentang replikator dan meme ketika mereka berintegrasi dengan pemecahan masalah Popperian (untaian epistemologis).
Bagi David Deutsch, seorang fisikawan muda dengan orisinalitas yang tidak biasa, teori kuantum mengandung pengetahuan kita yang paling mendasar tentang dunia fisik. Secara harfiah, ini menyiratkan bahwa ada banyak alam semesta “paralel” dengan yang kita lihat di sekitar kita.
Menurut Deutsch, keragaman alam semesta ini ternyata menjadi kunci untuk mencapai pandangan dunia baru, yang menyintesiskan teori evolusi, komputasi, dan pengetahuan dengan fisika kuantum.
Dipertimbangkan secara bersama-sama, keempat untai penjelasan ini mengungkapkan jalinan realitas terpadu yang objektif dan dapat dipahami, pokok bahasan dari buku yang berani dan menantang ini.
The Fabric of Reality menjelaskan dan menghubungkan banyak topik di ujung tombak penelitian dan pemikiran saat ini, seperti komputer kuantum (yang bekerja dengan berkolaborasi secara efektif dengan rekan-rekan mereka di alam semesta lain), fisika perjalanan waktu, pemahaman alam dan fisika, batas realitas maya, pentingnya kehidupan manusia, dan takdir akhir alam semesta.
Belajar Sains Sulit dan Membosankan? Kamu Bisa Belajar Sains dengan Seru dan Menyenangkan Disini!
Melalui The Fabric of Reality, bagi ilmuwan dan orang awam, bagi filsuf, pembaca fiksi ilmiah, ahli biologi, dan pakar komputer, adalah sintesis disiplin ilmu yang lengkap dan rasional, dan pesan baru yang optimis tentang keberadaan.
Profil David Deutsch – Penulis Buku The Fabric of Reality
David Elieser Deutsch FRS adalah fisikawan asal Inggris yang bekerja di Universitas Oxford. David Deutsch adalah profesor tamu di Departemen Fisika Atom dan Laser di Pusat Komputasi Kuantum, di Laboratorium Clarendon Universitas Oxford.
Dia memelopori bidang komputasi kuantum dengan merumuskan deskripsi untuk mesin Turing kuantum, serta menentukan algoritma yang dirancang untuk dijalankan pada komputer kuantum. David juga telah mengusulkan penggunaan keadaan terjerat dan teorema Bell untuk distribusi kunci kuantum dan merupakan pendukung interpretasi banyak dunia mekanika kuantum.
David Deutsch lahir dalam keluarga Yahudi di Haifa, Israel, pada 18 Mei 1953. Ia adalah putra dari Oskar dan Tikva Deutsch. Di London, David bersekolah di sekolah Geneva House di Cricklewood, kemudian melanjutkan ke Sekolah William Ellis di Highgate. Lalu, untuk perguruan tinggi, ia mengambil jurusan Ilmu Pengetahuan Alam di Clare College, Cambridge, dan mengambil Bagian III dari Mathematical Tripos.
Tak sampai di situ saja, David kemudian melanjutkan ke Wolfson College, Oxford untuk mendapatkan gelar doktor dalam fisika teoretis. Ia menulis tesisnya tentang teori medan kuantum dalam ruang-waktu melengkung. Dalam menyelesaikan tesis itu, ia dibimbing oleh Dennis Sciama dan Philip Candelas.
Karya David Deutsch pada algoritma kuantum dimulai dengan kertas 1985, kemudian diperluas pada tahun 1992 bersama dengan Richard Jozsa untuk menghasilkan algoritma Deutsch-Jozsa.
Pada 2008, dalam pencalonannya untuk pemilihan sebagai Fellow of the Royal Society (FRS), kontribusinya digambarkan sebagai meletakkan dasar teori komputasi kuantum, dan kemudian membuat atau berpartisipasi dalam banyak kemajuan terpenting di bidang ini, termasuk penemuan algoritma kuantum pertama, teori gerbang logika kuantum, dan jaringan komputasi kuantum, skema koreksi kesalahan kuantum pertama, dan beberapa hasil universalitas kuantum fundamental.
David telah menetapkan agenda untuk upaya penelitian di seluruh dunia dalam bidang interdisipliner baru ini, membuat kemajuan dalam memahami implikasi filosofisnya (melalui varian interpretasi banyak alam semesta) dan membuatnya dapat dipahami oleh masyarakat umum, terutama dalam bukunya The Fabric of Reality.
The Fabric of Reality terpilih dalam penghargaan buku sains Rhone-Poulenc pada tahun 1998. David Deutsch juga dianugerahi Dirac Prize dari Institute of Physics pada tahun 1998, dan Edge of Computation Science Prize pada tahun 2005. Pada 2017, ia menerima Medali Dirac dari International Center for Theoretical Physics (ICTP).
David Deutsch terhubung dengan Paul Dirac melalui penasehat doktoralnya Dennis Sciama, yang penasehat doktoralnya adalah Paul Dirac. David Deutsch terpilih sebagai Fellow of the Royal Society (FRS) pada tahun 2008.
Pada tahun 2020 ia dianugerahi Honorary Fellowship of the Cybernetics Society. Pada 2018, ia menerima Hadiah Micius Quantum. Pada tahun 2021, ia dianugerahi Medali dan Penghargaan Isaac Newton. Pada 22 September 2022, ia dianugerahi Penghargaan Terobosan dalam Fisika Dasar (dibagikan dengan 3 orang lainnya).
Kelebihan Buku The Fabric of Reality
The Fabric of Reality secara umum menerima kritis yang positif. Di antaranya, The New York Times menulis tinjauan bahwa buku ini penuh dengan wawasan yang menyegarkan dan provokatif. Selain itu, The Guardian juga menyatakan bahwa buku ini adalah buku yang mendalam dan ambisius.
Buku ini dinilai sebagai prosa yang jelas dan disajikan dengan baik, dengan menyertakan contoh ilustratif yang banyak tentang poin-poinnya, dan penjelasan yang dipikirkan dengan indah tentang sifat realitas yang aneh seperti yang dijelaskan dalam fisika yang jauh jangkauannya.
Argumen David Deutsch yang disampaikan dalam buku ini disajikan tanpa sikap merendahkan atau mencemooh. Hal ini menjadi nilai tambah, di mana ia berhasil menyajikan pandangan baru yang patut dipertimbangkan.
David Deutsch dinilai membuat terobosan sukses secara keseluruhan melalui buku ini. Seluruh penjelasannya cukup mudah untuk dimengerti dan bersifat lengkap. Penjelasan dan teori yang dikemukakan juga disertai dengan sumber yang jelas dan masuk akal.
Ini adalah sebuah karya yang dibuat dengan baik dan dinilai abadi dalam bahasan budaya tentang sifat realitas seperti yang kita temukan. Bagi para fisikawan, penggemar fisika, atau Anda yang sekadar ingin memahami realitas dunia secara utuh, buku The Fabric of Reality ini sangat direkomendasikan bagi Anda.
Kekurangan Buku The Fabric of Reality
Selain memiliki kelebihan, buku The Fabric of Reality ini masih memiliki kekurangan. Kekurangan pada buku ini terletak pada babak akhir yang dinilai sulit untuk dimengerti, karena menyajikan detail super ilmiah dengan bahasan yang tidak awam.
Selain itu, beberapa pembaca menilai buku ini sudah ketinggalan zaman. Hal ini didasari dengan sudah banyaknya hipotesis dan teori lain yang telah berkembang selama 25 tahun sejak buku ini diterbitkan. Namun, hal ini terkait juga dengan pengetahuan pembaca sehingga bersifat subjektif.
Pesan Moral Buku The Fabric of Reality
Melalui The Fabric of Reality, kita dapat memahami bahwa sejatinya, kita tidak mengalami waktu yang mengalir atau lewat begitu saja. Apa yang kita alami adalah perbedaan antara persepsi kita saat ini dan ingatan kita tentang persepsi masa lalu.
Kita menafsirkan perbedaan itu dengan benar, sebagai bukti bahwa alam semesta berubah seiring waktu. Namun, kita juga menafsirkannya secara tidak benar, sebagai bukti bahwa kesadaran kami, atau masa kini, atau sesuatu, bergerak melalui waktu.
Selain itu, pemahaman merupakan salah satu fungsi yang lebih tinggi dari pikiran dan otak manusia, yang bersifat unik. Banyak sistem fisik lainnya, seperti otak hewan, komputer, dan mesin lainnya, bisa mengasimilasi fakta dan menindaklanjutinya. Namun, saat ini kita tidak tahu apa yang mampu memahami penjelasan atau menginginkannya, selain pikiran manusia.
Grameds, itu dia ulasan buku The Fabric of Reality karya David Deutsch. Bagi kalian yang penasaran akan realitas dunia yang sangat luas ini, yuk langsung saja dapatkan buku ini hanya di Gramedia.com! Selamat membaca!
Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: Gabriel
- Review Buku 21 Pelajaran untuk Abad 21
- Review Buku Arkananta
- Review Buku Balada Si Roy
- Review Buku Catatan Kronik
- Review Buku Corat-Coret di Toilet
- Review Buku Crash
- Review Buku Dune: Bagian 1
- Review Buku Hello, Korean! Review Novel Hidup (To Live)
- Review Buku How to Die: Sebuah Buku Panduan Kuno untuk Mati
- Review Buku Kartun Biologi
- Review Buku Kisah Seorang Pedagang Darah
- Review Buku Kontrakan Nyai Suman
- Review Buku Kumpulan Puisi: Adam, Hawa, dan Durian
- Review Buku My Long Black: Unsent Letters
- Review Buku Love Across Time
- Review Buku Selama Ini Aku Salah? 100 Kesalahan Umum Bahasa Inggris
- Review Buku Set Boundaries
- Review Buku Teka-Teki Rumah Aneh
- Review Buku The 21 Irrefutable Laws Of Leadership
- Review Buku The Fabric of Reality
- Review Buku The Visual MBA
- Review Buku Tinta Emas di Kanvas Dunia
- Review Buku Tirai (Curtain)
- Review Buku To Heal Is To Be Happy
- Review Komik Dragon Ball Super
- Review Komik In His Chart
- Review Komik Juliet of The Boarding School
- Review Novel Air Mata Saudaraku
- Review Novel Anna Karya Sabrina Febrianti
- Review Novel Arga Bad Senior
- Review Novel At Night, I Become a Monster
- Review Novel Berkeliling Dunia di Bawah Laut
- Review Novel Boyband: Your Dreams Is Yours
- Review Novel Bukan Aku yang Dia Inginkan
- Review Novel Dara & Dira
- Review Novel Dago Setelah Hujan
- Review Novel Dracula Karya Bram Stoker
- Review Novel Entrok
- Review Novel Fallen Gladly
- Review Novel Gamaliel
- Review Novel Get On The Gouws
- Review Novel Hanya Tiga Kata
- Review Novel His Dark Materials #2
- Review Novel Iyan Bukan Anak Tengah
- Review Novel Kastel Terpencil di dalam Cermin
- Review Novel Kenanga
- Review Novel Lara Ati
- Review Novel Lovechitec
- Review Novel Nikola, Maldini
- Review Novel Nunafan.com Her Private Life Vol 1
- Review Novel Nunafan.com: Her Private Life Volume 2
- Review Novel Re: dan peRempuan
- Review Novel Rendezvous, #The 1955
- Review Novel Serdadu Pantai
- Review Novel S1ngle
- Review Novel School Nurse Ahn Eunyoung
- Review Novel Shatter Me
- Review Novel Syaqil
- Review Novel Tanah Para Bandit
- Review Novel The Hollow
- Review Novel The Silence of The Girls
- Review Novel Tiga Belas Kasus
- Review Novel Tugas-Tugas Hercules
- Review Novel Violets Karya Kyung Sook Shin
- Review Novel Where The Crawdads Sing
- Review You, Ketika Cinta Tidak Pernah Terucap