in

Review Novel Peniru dan Pembunuhan Tanpa Jasad

Bagi Grameds yang sedang mencari novel bergenre misteri, novel ini dapat menjadi pilihan yang tepat. Novel Peniru dan Pembunuhan Tanpa Jasad merupakan karya dari Lee Jong Kwan, penulis asal Korea Selatan. Novel ini telah diterbitkan dalam Bahasa Indonesia oleh Penerbit Bhuana Ilmu Populer pada 23 Desember 2022.

Novel dengan total 312 halaman ini mengisahkan tentang kehidupan inspektur Lee Soo-in yang mengalami kecelakan di tempat kejadian perkara saat berusaha menangkap tersangka kasus pembunuhan berantai yang disebut “Si Peniru”. Akhirnya, Lee Soo-in pun disembunyikan di salah satu rumah sakit selama masa pemulihannya. Satuan investigasi merahasiakan dari publik keadaan Lee Soo-in yang mengalami hilang ingatan.

Pada saat yang sama, ditemukan satu kasus yang diduga bunuh diri di area yurisdiksi Han Ji-Soo. Korbannya adalah tersangka yang sebelumnya diduga membunuh istrinya, tetapi dilepaskan karena tidak ada bukti yang cukup dan jenazah istrinya tak pernah ditemukan.

Han Ji-Soo pada akhirnya menemukan kesimpulan bahwa korban tidak bunuh diri, tetapi dibunuh oleh Peniru. Mau tidak mau, Han Ji-Soo pun harus menemui Lee Soo-in untuk bekerja sama menangkap si Peniru.

Penasaran akan siapa sosok pembunuh berantai tersebut? Apakah ingatan Han Ji-Soo bisa kembali? Untuk mengetahui lebih banyak tentang novel ini, simak sinopsis dan ulasan novel Peniru dan Pembunuhan Tanpa Jasad di bawah ini ya!

 

Sinopsis Novel Peniru dan Pembunuhan Tanpa Jasad

Ceklek! Terdengar seseorang menekan saklar lampu. Refleks, ia membuka matanya. Namun, tak terlihat apapun. Apakah lampunya tidak dinyalakan, tetapi dimatikan? Pria itu tidak mengetahui apakah lampunya dinyalakan atau dimatikan.

Ia hanya bisa melihat kegelapan. Kegelapan yang pekat, tanpa ada setitik cahaya pun. Terdengar derap langkah kaki. Langkah pertama, langkah kedua, dan langkah ketiga.

Jarak dari pintu menuju tempat tidur hanya membutuhkan enam langkah. Pria itu memperkirakan ukuran kamar rumah sakit dengan mengukur jarak langkah dari pintu ke tempat tidur. Suara langkah kaki itu belum berhenti, bahkan lewat dari enam langkah, ada dua langkah lagi menuju ke samping tempat tidur pria itu.

Otot-otot bahu yang terpelintir karena luka bakar kembali menegang. Terdengar sebuah suara kesakitan akibat luka yang belum sembuh benar kembali terbuka. Pria itu mencoba memaksa tubuhnya untuk bangun. Dia harus menunjukkan keadaannya yang sudah sadar dan bertenaga.

Dia tidak boleh membiarkan posisinya berada dalam keadaan bahaya. “Tak apa-apa. Kau tidak perlu bangun.” Pria itu pun kembali membaringkan tubuhnya di tempat tidur dan menghembuskan napasnya yang sempat tertahan. Itu adalah suara Dokter Han Jung-kook, dokter yang bertugas merawatnya.

Keringat dingin yang mengalir akibat ketegangan tadi langsung mereda. “Bagaimana perasaanmu hari ini?”

Perasaan hari ini? Pria itu ingin sekali menjawab betapa sulitnya menanggung kondisi ini dengan pikiran waras. Namun, itu percuma saja.

Mendengar suara dokter itu saja sudah cukup menguras energinya. Firasatnya mengatakan bahwa hasil tes kemarin tidak bagus. “Kau masih tak bisa mengingat namamu?” Dokter selalu mengajukan pertanyaan yang sama, dan pria itu tidak pernah bisa menjawabnya.

Ia masih tidak bisa mengingat nama, usia, bahkan wajahnya sendiri. Dia merasa malu kepada dirinya sendiri, karena tidak mampu menjawab pertanyaan yang sama berulang kali. “Tak apa-apa. Ini hanya sementara, jangan khawatir.”

Dokter Han kemudian melepas penutup mata pria itu dan menyalakan senter. “Bagaimana? Apakah kau bisa melihat sesuatu walaupun sedikit?” Berbeda dengan pertanyaan sebelumnya, Dokter Han menunggu jawabannya untuk beberapa saat.

Pria itu menjawab singkat dengan suara yang serak, “Tidak”. Dokter pun mengangguk. Seiring dengan pertanyaan yang diajukan dan jawaban yang sama setiap hari, pria itu menerima kenyataan bahwa ia kehilangan ingatan dan penglihatannya.

“Beberapa saraf optik masih bereaksi, dan masih terlihat reaksi pupil. Ada kemungkinan untuk sembuh. Mari tetap berharap. Ini baru permulaan.”

Saat dokter membicarakan hasil tes yang negatif, dia buru-buru menambahkan penjelasan untuk mengaburkan maknanya. Entah untuk sekadar menghibur atau memberikan harapan.

Suasana kemudian hening. Dokter sedang mengontrol laju cairan infus. Tindakan terbaik yang saat ini bisa ia lakukan hanyalah mengurangi rasa sakit pasiennya.

Semakin sedikit yang hal yang dapat dia lakukan dan semakin sedikit jawaban yang dapat ia berikan ke pria itu, semakin singkat juga durasi kunjungan paginya.

Jumlah pekerja magang dan perawat yang mendampingi pria itu juga berkurang. Belakangan ini, dokter lebih banyak melakukan kunjungan sendirian. Rasa sakit pria itu pun cepat mereda seiring dengan mengalirnya cairan infus. Berbeda saat dokter masuk, kali ini dibutuhkan tujuh langkah untuk keluar dari kamar.

Bahkan, di tengah kesadarannya yang perlahan memudar, pria itu penasaran mengapa ada perbedaan satu langkah untuk masuk dan keluar. Kemudian, ia mendengar suara pintu geser yang menutup perlahan. Dari situ, pria itu menyadari pola yang berbeda.

Sebelum mendengar suara pintu tertutup, harusnya ada suara pintu terbuka dahulu. Namun, kali ini, suara pintu tertutup hanya terdengar saat dokter pergi. Jadi dapat disimpulkan bahwa pintu kamarnya terbuka sepanjang waktu. Pria itu kemudian merasa seluruh tubuhnya lelah akibat efek obat. Pikirannya mulai kabur, dan dia pun tertidur.

Inspektur Lee Soo-in adalah seorang detektif polisi yang kehilangan ingatan dan penglihatannya ketika dalam misi memburu si Peniru yang merupakan pelaku pembunuhan berantai. Para korban si Peniru adalah tersangka pembunuhan yang dibebaskan akibat kekurangan bukti. Cara si Peniru membunuh mereka adalah cara yang persis digunakan oleh para tersangka pembunuhan untuk membunuh korbannya.

Han Ji-soo ditugaskan mendampingi Inspektur Lee Soo-in dalam proses memulihkan ingatannya. Sebab, hanya dia satu-satunya kunci untuk mengetahui identitas si Peniru. Namun, pada saat yang bersamaan, Han Ji-soo sedang diselidiki atas dugaan dia adalah kaki tangan si Peniru yang menekan psikologis para tersangka untuk melakukan bunuh diri.

Hal itu mengundang kecurigaan para detektif polisi bahwa ada kemungkinan Han Ji-soo sebenarnya malah bersekongkol dengan si Peniru. Apakah benar Detektif Han adalah kaki tangan si Peniru? Dan apakah Inspektur Lee mampu mengungkap jati diri si Peniru dengan ingatan dan penglihatannya yang sirna?

 

Kelebihan dan Kekurangan Novel Peniru dan Pembunuhan Tanpa Jasad

Pros & Cons

Pros
  • Premis kisah yang diangkat sangat menarik, ditambah dengan konflik yang kompleks.
  • Penulis menuliskan cerita ini dengan menggunakan beberapa sudut pandang tokoh.
  • Narasi dirangkai dengan sederhana, tetapi bisa menghadirkan suasana yang menegangkan.
  • Penulis dinilai berhasil membangun karakter tokoh yang kuat, dan interaksi antartokoh menarik untuk diikuti.
  • Novel misteri ini menyajikan banyak sekali twist yang membuat pembaca harus terus berpikir.
Cons
  • Penulis tidak menyertakan penjelasan siapa yang sedang berbicara ketika ada dialog.
  • Masih ditemukan juga pergantian paragraf yang kurang jelas.
  • Beberapa pembaca merasa cukup kesulitan untuk mengingat banyak nama tokoh yang tidak familiar bahasanya.
  • Alur cerita yang maju mundur dan pergantian sudut pandang cerita terkadang membuat pembaca bingung.
  • Masih ditemukan kesalahan dalam penulisan dan susunan kalimat yang dinilai kurang pas.

Kelebihan Novel Peniru dan Pembunuhan Tanpa Jasad

Grameds, jika melihat dari sinopsis di atas, mungkin Anda sudah mengetahui bahwa novel bergenre misteri ini menawarkan kisah yang sangat menarik. Para pembaca yang sudah selesai membacanya pun mengakui bahwa novel ini menyajikan cerita yang jenius.

Premis kisah yang diangkat sangat menarik, ditambah dengan konflik yang kompleks. Penulis juga menuliskan cerita ini dengan menggunakan beberapa sudut pandang para tokohnya. Penulis juga berhasil merangkai narasi yang mengalir, yang dianggap pembaca bagaikan sedang menonton drama Korea.

Narasi pada novel ini bersifat sederhana, tetapi ketegangan dan suasana lainnya bisa sangat terasa. Penulis juga dinilai berhasil membangun karakter tokoh yang kuat, juga interaksi antartokoh menarik untuk diikuti.

Lalu, novel misteri ini juga menyajikan banyak sekali twist yang membuat pembaca harus terus berpikir. Pembaca ada yang bahkan mengira semua tokoh menjadi tersangka, saking setiap tokoh memiliki gerak-gerik yang mencurigakan. Ada juga pembaca yang bisa mengira siapa tokoh yang menjadi pelaku pembunuhan dari awal, tetapi tetap tidak bisa menebak motifnya.

Secara keseluruhan, novel Peniru dan Pembunuhan Tanpa Jasad ini adalah novel misteri yang sangat direkomendasikan untuk Anda. Novel ini pasti akan membuat Anda terus merasa penasaran dan menebak-nebak tanpa henti.

 

Kekurangan Novel Peniru dan Pembunuhan Tanpa Jasad

Selain memiliki kelebihan, novel Peniru dan Pembunuhan Tanpa Jasad ini masih memiliki kekurangan. Kekurangan pada novel ini terletak pada cara penulisannya yang dinilai kurang jelas.

Pembaca bisa menilai seperti ini, karena penulis tidak menyertakan penjelasan siapa yang sedang berbicara ketika ada dialog. Masih ditemukan ada beberapa percakapan panjang yang sama sekali tidak disertakan dialog tag. Jadi, pembaca harus baca berulang kali dan menghitung sendiri untuk mengurutkan siapa yang sedang berbicara.

Lalu, masih ditemukan juga pergantian paragraf yang kurang jelas. Salah satu contohnya, pergantian paragraf ketika satu dialog sudah selesai. Namun, di paragraf selanjutnya ada lanjutan dialog yang ternyata masih disampaikan orang yang sama dengan penutup paragraf sebelumnya. Hal ini cukup membuat pembaca merasa bingung.

Kemudian, beberapa pembaca juga merasa cukup kesulitan untuk mengingat banyak nama tokoh yang tidak familiar bahasanya. Juga, alur cerita yang maju mundur dan pergantian sudut pandang cerita terkadang membuat pembaca bingung.

Pembaca juga menemukan masih banyak kesalahan dalam penulisan. Selain itu, ada juga beberapa susunan kalimat yang dinilai kurang pas, yang mungkin diakibatkan karena novel ini merupakan novel terjemahan.

Grameds, itu dia ulasan novel Peniru dan Pembunuhan Tanpa Jasad karya Lee Jong Kwan. Penasaran akan kelanjutan nasib Inspektur Lee Soo-in dan Detektif Han Ji-Soo? Siapakah sosok keji yang disebut sebagai si Peniru? Mengapa ia hanya membunuh para tersangka pembunuhan lainnya?

Daripada penasaran, langsung saja dapatkan novel ini hanya di Gramedia.com! Selain novel Peniru dan Pembunuhan Tanpa Jasad, kalian juga bisa mendapatkan berbagai novel atau jenis buku lainnya, bahkan kebutuhan lain di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia selalu siap menyediakan kebutuhan Anda.

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Gabriel

 

 

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy