in

Review Novel The Good Daughter Karya Karin Slaughter

Kabar baik bagi Grameds yang menyukai cerita misteri dan thriller yang bisa membuat tegang dan takjub sepanjang cerita, karena artikel ini akan mengulas salah satu buku thriller yang luar biasa. The Good Daughter atau dalam Bahasa Indonesia adalah Putri Teladan merupakan jenis thriller psikologis yang menyajikan cerita yang mengejutkan, memilukan, sekaligus lembut.

Novel ini telah diterbitkan dalam Bahasa Indonesia oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama pada 5 Desember 2022. Novel dengan total 592 halaman ini mengisahkan tentang dua gadis yang dipaksa masuk ke hutan dengan todongan senapan. Salah satu dari gadis itu berhasil lolos, tapi yang satunya tertinggal.

Dua puluh delapan tahun yang lalu, Charlotte dan Samantha Quinn tinggal di kota kecil bersama keluarga mereka yang harmonis. Namun, pada suatu hari, mereka tiba-tiba diserang secara keji di rumah. Ibu mereka tewas, dan sang ayah yang merupakan pengacara populer di Pikeville diterpa kesedihan mendalam. Keluarga itu pun hancur berantakan, dan dihantui rahasia-rahasia dari malam yang tragis itu.

Dua puluh delapan tahun kemudian, Charlotte mengikuti jejak ayahnya dengan bekerja menjadi pengacara. Namun, suatu tragedi terjadi lagi di kota kecil itu dan kembali menggemparkan kota itu. Charlotte pun kembali jatuh dalam mimpi buruk.

Sebab, Charlotte bukan hanya saksi pertama di tempat kejadian perkara, tetapi tragedi itu membongkar kenangan tragis yang ia simpan rapat-rapat selama ini. Tragedi itu mengungkap kebenaran yang mengejutkan mengenai kejahatan yang menghancurkan keluarganya hampir tiga puluh tahun lalu.

 

Profil Karin Slaughter – Penulis Novel The Good Daughter

Karin Slaughter adalah penulis asal Amerika yang lahir pada 6 Januari 1971. Ia dikenal sebagai penulis thriller yang luar biasa. Karin Slaughter sudah melahirkan 21 novel, yang telah terjual lebih dari 40 juta eksemplar dan telah diterbitkan di 120 negara. Novel pertamanya, Blindsighted (2001), berhasil diterbitkan dalam 27 bahasa, juga masuk dalam daftar nominasi Dagger Award dari Crime Writers’ Association untuk “Debut Thriller Terbaik” tahun 2001.

Karin Slaughter juga berhasil memenangkan penghargaan CWA Ian Fleming Steel Dagger 2015 untuk novelnya Cop Town. Novelnya yang terbit pada 2018, yaitu Pieces of Her, telah diadaptasi menjadi serial televisi delapan episode dengan nama yang sama, yang dirilis pada Maret 2022 di Netflix.

Sejumlah buku lain karya Karin Slaughter, yaitu:

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

  1. Blindsighted
  2. Girl, Forgotten
  3. Cold, Cold Heart
  4. The Silent Wife
  5. Pieces of Her
  6. Blonde Hair, Blue Eyes
  7. Pretty Girls
  8. A Faint Cold Fear
  9. Pretty Girls (Putri-Putri Cantikku)
  10. False Witness

 

Sinopsis Novel The Good Daughter

 

Kisah hari di tahun 1989, saat Gamma, ibu Charlie dan Sam dibunuh, dan Sam ditembak di kepala lalu dikubur hidup-hidup, diceritakan dari sudut pandang Sam. Garis waktu bergerak maju ke 2017 saat Charlie berada di Sekolah Menengah Pikeville untuk mengembalikan ponsel ke Mason “Huck” Huckabee, seorang pria yang memiliki hubungan satu malam dengannya.

Ketika dia di sekolah, Charlie terjebak dalam peristiwa penembakan di sekolah. Dalam tragedi itu, kepala sekolah dan seorang gadis berusia delapan tahun tewas. Setelah Charlie meninggalkan kantor polisi tempat dia diinterogasi, Rusty yang merupakan seorang pengacara pembela, memintanya untuk pergi dan menjemput orang tua Kelly sebelum polisi menjalankan surat perintah penggeledahan di rumah mereka.

Rusty setuju untuk membela si penembak, Kelly Wilson yang berusia delapan belas tahun. Charlie tahu hal itu tak akan membuat Rusty menjadi kurang populer di mata publik dibanding dirinya terhadap berbagai penjahat yang sudah dibelanya selama bertahun-tahun. Malam harinya, Charlie mendapat kabar bahwa ayahnya telah ditusuk dan telah dibawa ke rumah sakit. Charlie pun meminta Ben, suaminya, untuk menghubungi Sam dan memberitahunya bahwa dia membutuhkannya.

Walaupun Sam tidak yakin apakah bijaksana untuk kembali ke Pikeville setelah apa yang terjadi di sana, Sam tetap kembali karena kakaknya yang memintanya. Dia dan saudara perempuannya berusaha untuk berdamai, tetapi selalu bertengkar ketika mereka secara tidak sengaja menyentuh topik mentah dalam kehidupan masing-masing.

Oleh karena Rusty ada di rumah sakit dan Charlie menjadi saksi penembakan itu, Sam yang setuju untuk mewakili Kelly dalam dakwaannya. Akhirnya, dia tetap tinggal di kota asalnya, karena dia merasa Charlie membutuhkannya untuk sesuatu yang lebih dari sekadar karena ayah mereka sedang sakit.

Walaupun mereka percaya bahwa Rusty akan selamat, dia akhirnya meninggal akibat luka-lukanya yang terlalu berat. Setelah ayah mereka meninggal, Sam baru bisa mengaku kepada saudara perempuannya bahwa dia bukanlah pilihan yang tepat untuk mengambil keputusan tentang perawatan medis Rusty, karena dia tidak dapat membiarkan suaminya meninggal ketika dia jelas menderita kanker.

Dia tidak ingin melepaskan suaminya dan percaya dia akan melakukan hal yang sama dengan ayahnya. Charlie mengaku kepada Sam bahwa Zach telah menangkapnya saat dia mencoba mendapatkan bantuan untuk Sam malam itu di tahun 1989, dan oa diperkosa olehnya.

Berharap mendapatkan penutupan atas kematian ayah mereka, Sam dan Charlie berkunjung ke rumah pertanian tempat keluarga itu tinggal saat ibu mereka dibunuh. Di sana, mereka menemukan misteri lain dalam bentuk rekening dengan isi lebih dari $300.000, di mana Rusty telah melakukan pembayaran sebesar $2.000 setiap bulan.

Huck muncul di rumah pertanian itu. Charlie mencoba membuatnya pergi, tetapi dia bersikeras bahwa dia harus berbicara dengan Charlie dan Sam. Pada saat yang sama, ketika Huck berbicara dengan Charlie dan Sam, Ben menemukan sebuah pengakuan yang ditandatangani dari Huck di brankas Rusty.

Ia adalah Huck, bukan pria yang ditembak oleh polisi yang menjadi kaki tangan Zach pada malam pembunuhan Gamma. Ben menyerang Huck karena membiarkan Zach memperkosa Charlie. Huck pun tidak melawan. Setelah Ben meluapkan amarahnya, Huck menjelaskan bahwa orang tuanya telah membayar Zach untuk mengatakan bahwa saudaranya, Daniel (yang diyakini bersama Zach dan telah ditembak polisi) benar-benar komplotannya malam itu.

Lalu, bagaimana akhir dari hubungan mereka bertiga? Apakah semua konflik dalam novel ini akan berakhir dengan bahagia? Atau justru berakhir permusuhan?

 

Kelebihan dan Kekurangan Novel The Good Daughter

Pros & Cons

Pros
  • Novel The Good Daughter ini menyajikan cerita yang begitu tragis, tetapi di sisi lain menyajikan kelembutan dari sisi kemanusiaan.
  • Kisah ini tidak dikembangkan secara linier, tetapi diuraikan seperti bawang, dikupas lapis demi lapis kisah ini untuk akhirnya sampai pada  kebenaran intinya.
  • Pembaca bisa merasa ditarik ke dalam cerita dengan perlahan tapi pasti.
  • Karin Slaughter tidak segan-segan mendeskripsikan kekerasan dalam detail grafis, tetapi setiap momen kekerasan itu memiliki tujuan dan kesengajaan.
  • Karin Slaughter berhasil menyajikan perkembangan karakter yang signifikan, dengan tetap menyeimbangkan sisi tajam cerita dengan kemanusiaan yang rapuh.
  • Novel ini juga memberikan pesan moral yang bisa menjadi pembelajaran bagi pembaca.
Cons
  • Alur cerita berjalan cukup lambat, yang mungkin membuat beberapa pembaca merasa berat ketika membacanya.
  • Novel ini mengandung topik seputar kekerasan, yang mungkin mengganggu, bahkan bisa memicu trauma.

 

Kelebihan Novel The Good Daughter

Dari sinopsis di atas, kita sudah bisa mengetahui bahwa novel The Good Daughter ini menyajikan cerita yang begitu tragis, tetapi di sisi lain menyajikan kelembutan dari sisi kemanusiaan. Karin Slaughter menuliskan halaman demi halaman novel ini secara perlahan untuk mengungkap sejarah dua saudara perempuan, dan mengungkap masa lalu mengerikan yang telah mengikat dan memisahkan mereka.

Kisah ini tidak dikembangkan secara linier, tetapi diuraikan seperti bawang. Penulis mengupas lapis demi lapis kisah ini untuk akhirnya sampai pada  kebenaran intinya. Struktur plot cerita ini mendukung sifat cerita yang digerakkan oleh para karakternya.

Pembaca pun bisa merasakan ditarik ke dalam cerita dengan latar yang unik, dan masuk ke kehidupan Charlie dan Sam dengan cara yang disengaja dan terukur. Bahasa mudahnya, perlahan tapi pasti.

Karin Slaughter juga tidak segan-segan mendeskripsikan kekerasan dalam detail grafis, tetapi setiap momen kekerasan itu memiliki tujuan dan kesengajaan yang mendorong pengembangan karakter serta memberikan investasi langsung kepada pembaca untuk menemukan keadilan bagi para korban tindakan mengerikan ini. Setiap momen kekerasan itu secara langsung berkontribusi pada pemahaman pembaca tentang karakter yang ada.

Dalam sebuah cerita yang penuh dengan kekerasan dan kemarahan ini, Karin Slaughter berhasil menyajikan perkembangan karakter yang signifikan, dengan tetap menyeimbangkan sisi tajam cerita dengan kemanusiaan yang rapuh. Pembaca dijamin akan tertarik untuk terus membaca kisah ini hingga selesai, demi menemukan kesejahteraan bagi Charlie dan Sam.

Secara keseluruhan, novel The Good Daughter ini adalah novel thriller yang fenomenal. Novel ini menyajikan cerita yang gelap, tetapi gelap untuk suatu tujuan. Tentunya, novel ini juga memberikan pesan moral yang bisa menjadi pembelajaran bagi pembaca.

 

Kekurangan Novel The Good Daughter

Selain memiliki kelebihan, novel The Good Daughter ini juga masih memiliki kekurangan. Kekurangan pada novel ini terletak pada alurnya yang berjalan cukup lambat. Hal ini mungkin membuat beberapa pembaca merasa berat ketika membacanya, karena cerita yang disajikan juga cukup berat.

Peringatan juga untuk Grameds yang ingin membaca novel ini, karena kisah yang disajikan sangat gelap, yang mengandung topik seputar kekerasan, dan mungkin mengganggu, bahkan bisa memicu trauma. Jadi, bila Anda memiliki trauma terkait kekerasan fisik atau kekerasan seksual, disarankan untuk tidak membaca novel ini. Selain itu, diperlukan juga kebijaksanaan dari pembaca dalam mengambil sisi positif dari kisah ini.

 

Pesan Moral Novel The Good Daughter

Dari kisah Charlie dan Sam, kita bisa mengetahui bahwa sejatinya, tidak ada yang benar-benar memudar. Waktu hanya bisa menumpulkan rasa sakit dan trauma. Seperti trauma mereka berdua yang tidak pernah hilang, dan suatu hari bisa terpicu kembali oleh kejadian yang serupa.

Dari kisah ini juga, kita diingatkan untuk senantiasa berbuat baik. Sebab, melakukan kejahatan mungkin bukan hanya menghancurkan hati seseorang saja, tetapi juga keseluruhan hidupnya, juga masa depannya.

Kisah ini juga mengingatkan kita untuk lebih peka terhadap orang-orang di sekitar kita yang mungkin sedang mengalami masalah. Juga, jika mereka membutuhkan bantuan, hendaknya kita bisa menolong mereka semampu kita. Sebab, uluran tangan kita bisa jadi menyelamatkan hidup mereka.

Nah, itu dia Grameds ulasan novel The Good Daughter karya Karin Slaughter. Penasaran akan bagaimana Charlie dan Sam menghadapi trauma dan tragedi kehidupan mereka? Yuk langsung saja dapatkan buku ini hanya di Gramedia.com.

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Gabriel

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy