in

Review Novel Ziarah (The Pilgrimage) Karya Paulo Coelho

Ziarah – Hai, Grameds! Sudah kenal atau pernah liat novel Ziarah (The Pilgrimage)? Kisahnya sangat menarik untuk diikuti karena menyajikan cerita unik, misterius, dan cukup mendebarkan. Tidak heran lagi kalau novel ini menjadi salah satu buku paling laris di tingkat internasional, bahkan novel terjemahannya pun juga disukai oleh penggemar fiksi ilmiah di Indonesia.

Paulo Coelho sebagai penulis novel Ziarah (The Pilgrimage) merupakan novelis asal Brazil yang memiliki banyak penghargaan atas pencapaian dan apresiasi terhadap karya-karyanya. Bukan cuma novel Ziarah (The Pilgrimage) yang fenomenal saja, rekomendasi karangan Paulo Coelho lainnya seperti Sang Alkemis, Di Tepi Sungai Piedra Aku Duduk dan Menangis, Veronika Memutuskan Mati, juga memiliki cerita adiktif dan wajib dibaca sekali seumur hidup.

Uniknya, novel ini mengajak pembaca untuk berimajinasi tinggi, seolah-olah ikut terperosok ke dalam petualangan setiap tokoh-tokohnya. Penulis novel, Paulo Coelho memang sukses menarik minat pembaca untuk takjub sekaligus menjiwai pelajaran hidup yang dituliskan secara tersurat maupun tersirat. Daripada bikin penasaran seputar sosok Paulo Coelho dan review novel ini, mari simak lebih lanjut pembahasan di bawah ini ya!

 

Biografi Paulo Coelho 

Sumber: wikipedia.org

Paulo Coelho adalah sosok pria yang lahir di Rio de Janeiro, berkebangsaan brazil pada tanggal 24 Agustus 1947. Saat ini dirinya sudah berusia 75 tahun, dan dikenal sebagai seorang novelis, lirisis, dan musisi. Salah satu karya novel fiksi yang berjudul “Sang Alkemis” atau terjemahan dari The Alchemist sangat populer di kalangan pembaca dan sudah dialihbahasakan ke dalam 67 bahasa. Novel yang dirilis pada tahun 1988 ini telah terjual sebanyak 150 juta kopi buku dan memiliki angka penjualan tertinggi di seluruh dunia. Luar biasa, bukan?

Paulo Coelho atau dikenal dengan Paul Rabbit, berasal dari kalangan keluarga menengah. Ayahnya, Pedro berprofesi sebagai arsitek sedangkan ibunya, Lygia merupakan ibu rumah tangga. Sejak umur tujuh tahun, Paulo Coelho mengikuti sekolah Jesuit yang memiliki kedisiplinan tinggi terhadap agama dan ibadah. Padahal dirinya tidak nyaman di sekolah tersebut karena kegiatan agama yang cukup ketat.

Namun, di sekolah itulah ia mulai memperlihatkan bakat menulisnya sejak dini. Orang tuanya tidak berharap penuh anaknya menjadi seorang sastrawan atau pun penulis terkenal. Mereka ingin Coelho mengikuti jejak ayahnya menjadi seorang arsitek atau ahli hukum. Padahal Coelho pernah memenangkan kompetisi menulis puisi di sekolah Jesuit dan adiknya juga berhasil menjuarai lomba esai hasil dari karya kakaknya yang pernah dibuang ke tempat sampah.

Dulunya, Coelho pernah membaca salah satu buku berjudul “Tropic of Cancer” karya Henry Miller sehingga melakukan pemberontakan kepada orang tuanya. Ayahnya menganggap Coelho telah menderita gangguan jiwa dan dimasukkannya ke sebuah rumah sakit jiwa. Selama di sana, Coelho menjalani terapi electroconvulsive atau terapi dengan cara menyetrumkan aliran listrik ke tubuh penderita.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Pada akhirnya, terapi tersebut sudah tidak digunakan lagi di Brazil karena sangat berbahaya bagi saraf manusia. Paulo Coelho juga mengungkapkan kekejaman terapi electroconvulsive pada novelnya yang berjudul “Veronika Memutuskan Mati” atau terjemahan dari Veronika Decides to Die pada tahun 1998.

Selepas keluar dari rumah sakit jiwa, Coelho mengikuti saran orang tuanya untuk melanjutkan studi di sekolah hukum. Sayangnya, ia memilih untuk berhenti sekolah dan mengikuti kegiatan teater serta menjalani hidup sebagai ‘kaum hippie’. Sempat viral pada tahun 60-an, ‘kaum hippie’ bergaya dengan rambut panjang, tidak membawa kartu identitas, dan memakai obat-obatan terlarang.

Punya bakat menulis sejak kecil, Paulo Coelho berkeinginan untuk membuat lirik lagu bersama dengan Raul Seixas, musisi asal Brazil. Lagu-lagu yang pernah mereka buat telah berhasil menduduki peringkat teratas di negaranya. Tahun 1973, mereka berupaya untuk menentang kapitalisme dan rezim diktator di Brazil.

Hal ini terbukti dengan terbitnya karya komik Kring Ha sebagai bentuk pemberontakan atas kebebasan warga Brazil terhadap pemerintah setempat. Dianggap sebagai sebuah kejahatan, akibatnya Coelho dan Seixas dihukum seberat-beratnya dan disiksa di dalam penjara.

Setelah bebas dari penjara, Paulo Coelho menjalani kehidupan lebih ‘normal’ dibandingkan dengan sebelumnya. Ia memutuskan untuk berhenti melakukan pemberontakan dan bekerja di perusahaan rekaman bernama Polygram. Ia bertemu dengan istri pertamanya, kemudian pindah ke kota London, Inggris pada tahun 1977.

Selama di London, ia ingin melanjutkan cita-citanya di bidang penulisan dengan membeli sebuah mesin tik baru. Namun, usahanya tidak terlalu membuahkan hasil. Pada tahun berikutnya, Coelho kembali ke Brazil dan bekerja di perusahaan rekaman ternama, CBS sebagai seorang eksekutif. Tidak selamanya mulus, ia hanya bekerja selama tiga bulan setelah bercerai dengan istri pertamanya.

Tahun 1979, Coelho bertemu dengan teman lamanya yang bernama Christina Oiticica dan berencana untuk menikahinya. Hingga hari ini, hubungan pernikahan Coelho dengan istrinya termasuk bertahan lama dan awet. Christina Oiticica selalu mendukung impian dan mendesak Coelho untuk kembali menjadi seorang penulis.

Berkat istrinya, tahun 1982, Paulo Coelho melanjutkan mimpinya dengan membuat buku pertama yang berjudul Hell Archives terjemahan dari “Arquivos do Inferno” dan buku kedua Practical Manual of Vampirism atau “O Manual Prático do Vampirismo”. Sampai tahun 2018, ia terus aktif di bidang kepenulisan dan bukunya banyak laku terjual di seluruh dunia.

 

Informasi Buku Ziarah

Sumber: gramedia.com

Judul Buku: Ziarah (The Pilgrimage)

Penulis: Paulo Coelho

Jumlah halaman: 246 halaman

Tanggal terbit: November 2013 (Cetakan 2)

: Juli 2011 (E-book)

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

ISBN: 9786020300320

Lebar : 13.5 cm

Panjang : 20 cm

Berat : 0.2 kg

Harga: 75.000 (Soft cover)

: 65.000 (E-book)

 

Sinopsis Novel Ziarah (The Pilgrimage)

Novel Ziarah (The Pilgrimage) karya Paulo Coelho diterbitkan pada tahun 1988 berhasil membuka jalan bagi kisah novel berikutnya yang berjudul “Sang Alkemis (The Alchemist)”. Kedua novel ini tidak boleh terpisahkan dan saling berkaitan satu sama lain. Novel Ziarah dan Sang Alkemis menjadi buku paling laris di seluruh dunia yang dikemas dengan cerita fiksi yang menarik perhatian.

Paulo adalah tokoh utama di dalam novel ini. Awal kisah bermula ketika Paulo ingin memiliki suatu pedang dari guru spiritualnya. Namun, ia mengalami kegagalan sehingga harus mendapatkan kembali pedang tersebut bagaimanapun caranya.

Tak pernah terpikirkan kalau Paulo harus terbang jauh ke negara Eropa. Ini demi impian dan keinginan yang sudah lama diidam-idamkannya, yaitu Pedang Sang Magi. Perjalanannya menuju negara Eropa, membawa dirinya menelusuri jalan di abad pertengahan. Umumnya dikenal dengan sebutan “Jalan Misterius” untuk menuju kota Santiago.

Perjalanan luar biasa ini memandu Paulo untuk terus menghadapi perjalanan ziarah bagi umat kristiani yang suci. Tidak sendiri tentunya, ia ditemani oleh Petrus yang memiliki sikap misterius. Paulo harus berjalan kaki sekitar tujuh ratus kilometer mulai dari Saint-Jean-Pied-de-Port di Prancis hingga Katedral Santiago de Compostela di Spanyol.

Tak selamanya berjalan mulus, nantinya Paulo akan menghadapi berbagai cobaan yang harus ia pertaruhkan nyawanya, khususnya bertemu dan melawan iblis. Perjalanan ini bukan sekadar mencari “Pedang Sang Magi” tetapi juga menemukan arti hidup, kebijaksanaan, dan keimanan.

Perjalanan ziarah yang dimasukkan di dalam novel ini, bukan suatu rekaan melainkan ada unsur faktual. Bagi umat kristiani, terdapat tiga penziarahan suci yaitu (1) Jalan Pertama, menuju pusara Santo Petrus di Roma, (2) Jalan Kedua, menuju makam suci Kristus di Yerusalem, dan (3) Jalan Ketiga, menuju jasad salah satu murid Yesus di Santiago. Novel Ziarah (The Pilgrimage) Paulo Coelho mengupas kisah fiksi murni dengan kenang-kenangan masa lampau dari Paulo Coelho.

Sebagai tokoh yang memikat pembaca, di tengah kisahnya, Paulo akan berhadapan dengan sosok iblis dengan berbagai macam bentuk dan rupa. Apalagi Paulo diharuskan untuk mengenali dan melawan iblis tersebut. Perasaan campur aduk dialami oleh Paulo, sampai hampir menghilangkan nyawanya. Lalu, bagaimana akhir kisah Paulo? Apakah berhasil mengalahkan iblis?

 

Review Novel  Ziarah (The Pilgrimage)

 

Novel ini sangatlah unik untuk dinikmati bagi pembaca kalangan manapun. Keunikannya bisa terlihat dari bagaimana Paulo Coelho membuat cerita fiksi dengan menambahkan fakta-fakta menarik seputar perjalanan ziarah spiritual. Tidak perlu kaget dan heran lagi kalau cerita yang disajikan juga berasal dari kenang-kenangan semasa hidup dari penulis. Pesan yang disampaikan secara tersurat maupun tersirat juga diterima dengan baik oleh pembaca.

Mulai dari, tokoh utama, Paulo yang tidak mudah menyerah dalam menghadapi berbagai rintangan selama melakukan perjalanan ziarah dari Eropa menuju Santiago. Serta, tokoh lainnya, Petrus yang senantiasa menemani perjalanan Paulo walaupun terlihat misterius. Bayangkan saja, tujuh ratus kilometer dengan berjalan kaki ditambah dengan rintangan Paulo lewati, tentunya hampir membuat dirinya menyerah.

Namun, tokoh utama menyadari bahwa perjalanan yang ia lakukan memiliki makna filosofis kehidupan sehingga membuat dirinya kembali bangkit dan melanjutkan perjalanan tersebut. Masih sama seperti karya-karya Paulo Coelho lainnya, Novel Ziarah (The Pilgrimage) mengutip pesan filosofis dan pembelajaran kehidupan yang bermakna dalam kehidupan sehari-hari.

Jika kalian membaca novel lainnya berjudul Sang Alkemis (The Alchemist), maka akan menemukan persamaan yang signifikan dengan novel Ziarah. Tidak banyak perbedaan yang ditemukan di kedua novel tersebut, sehingga wajib diikuti dan dibaca karena berkaitan satu sama lain. Bisa dibilang, novel Sang Alkemis (The Alchemist) merupakan gagasan atau ide dari novel Ziarah (The Pilgrimage).

Sudut pandang yang diceritakan berasal dari sudut pandang orang pertama. Pembaca diajak untuk mendalami dan memasuki kehidupan perjalanan spiritual bersama dengan tokoh utama, Paulo. Seolah-olah, pembaca diajak untuk ikut berpetualangan dan memahami bagaimana kesulitan dari Paulo dalam melewati rintangan selama perjalanannya itu. Bahkan, penulis juga menambahkan tahun spesifik seperti 1986-an  pada kisahnya tersebut. Adapun kelebihan dan kekurangan berdasarkan opini pribadi, bisa dilihat di tabel di bawah ini:

Pros & Cons

Pros
  • Pesan yang disampaikan cukup jelas dan mudah dipahami
  • Tidak sepenuhnya novel fiksi, terdapat unsur faktual juga
  • Memiliki nuansa religi
  • Banyak makna seputar kehidupan
Cons
  • Bahasa cukup berat bagi yang belum terbiasa
  • Terlalu banyak prolog monoton
  • Pada bab pertama, pembaca mungkin sedikit jenuh

Novel Ziarah (The Pilgrimage) yang ditulis oleh Paulo Coelho mendapatkan nilai 3.65 bintang dari pembaca situs Good Reads. Novel ini cukup diminati oleh penggemarnya karena mengandung pesan yang cukup jelas dan dapat tersampaikan dengan baik kepada pembaca. Walaupun merupakan novel fiksi, Ziarah (The Pilgrimage) seolah-seolah bersifat nyata dan memang benar adanya.

Penulis sengaja memasukkan unsur faktual yang dikemas banyak fakta historis dan pelajaran hidup luar biasa. Apalagi, novel ini mengandung nuansa religi dan memiliki makna seputar kehidupan sehingga pembaca menjiwai alur cerita dari tokoh-tokoh tersebut.

Sayangnya, novel ini memiliki kekurangan seperti penggunaan diksi dan gaya bahasa yang terlalu berat bagi pembaca pemula. Pada awal cerita, novel Ziarah (The Pilgrimage) mungkin akan terlihat membosankan dan membuat jenuh pembaca karena terlalu banyak prolog menonton di dalamnya. Namun, hal tersebut tidak mengurangi esensi cerita dan tetap menarik perhatian pembaca untuk segera mengupas tuntas novel ini.

 

Penutup

Itulah Review Novel Ziarah (The Pilgrimage) Karya Paulo Coelho yang sudah dituliskan secara lengkap di atas. Jika Grameds tertarik untuk membaca dan membeli novelnya, yuk langsung aja ke situs gramedia.com. Ada banyak buku-buku menarik dan berkualitas yang bisa Grameds beli di sana, lho!

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Nama Penulis: Riva Destira Ramadhani

Rujukan:

  • https://opiniella.wordpress.com/2018/04/06/resensi-the-pilgrimage-ziarah-paulo-coelho/
  • https://www.goodreads.com/review/show/442239609
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Paulo_Coelho
  • https://www.gramedia.com/products/ziarah-the-pilgrimage-cover-baru?queryID=ba9d22a740b587992df65f3498752ee2

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy