in

Sinopsis & Review Novel The Silent Patient (Pelukis Bisu)

Novel The Silent Patient atau Pelukis Bisu merupakan novel yang ditulis oleh Alex Michaelides. Novel The Silent Patient merupakan novel yang menjadi karya pertama atau debut Alex Michaelides sebagai penulis. Novel ini masuk ke dalam genre psychological thriller dan mystery.

Novel The Silent Patient pertama kali diterbitkan pada 5 Februari 2019, oleh Macmillan Publishers. The Silent Patient juga hadir dalam bentuk audiobook yang diterbitkan bersamaan dengan buku fisiknya, yang dibacakan oleh Louise Brealey dan Jack Hawkins.

Novel The Silent Patient berhasil meraih kesuksesan sebagai buku best seller. Novel ini juga berhasil meraih penghargaan dari Goodreads Choice Awards kategori Best Mystery & Thriller tahun 2019, dan menjadi nominasi dalam kategori Debut Novel di Goodreads Choice Awards. Novel ini juga menjadi salah satu buku paling laris menurut New York Times dan Sunday Times, dengan penjualan yang mencapai lebih dari satu juta eksemplar.

Novel The Silent Patient Ini juga mendapat ulasan positif dari para kritikus. The Independent memuji novel ini, karena plot, karakter, dan gaya penulisannya yang cukup jelas, yang dapat menjamin para pembacanya dapat menyelesaikan buku ini dalam waktu satu hari saja. Gaya tulisan cerita novel ini tajam, rapi, singkat dan padat, serta tidak dipenuhi detail yang tidak relevan.

The Guardian juga setuju dengan pendapat tersebut, dan memuji novel ini sebagai prosa yang rapi dan tidak berantakan, pembentukan ketegangan sangat terampil sampai akhir cerita yang mengejutkan. Deccan Herald juga menyebut plot novel ini cerdas, ditambah dengan studi karakter yang menarik, dan akhirnya menyajikan pukulan hebat yang membuat pembaca terkejut. The Washington Post memuji plot novel ini sebagai sesuatu yang segar.

Alex Michaelides menggunakan dua sudut pandang dalam menulis cerita The Silent Patient ini. Sudut pandang yang pertama, yakni dari sudut pandang Theo sebagai narator, dan sudut pandang lainnya adalah melalui cerita yang ada di buku harian Alicia. Kedua sudut pandang ini digunakan untuk saling melengkapi cerita, dan memberikan gambaran secara jelas tentang apa yang sebenarnya terjadi pada Alicia.

Premis cerita The Silent Patient terbilang cukup sederhana, yakni ada seorang wanita yang menjadi tersangka pembunuh suaminya sendiri, dan ia enggan untuk berbicara lagi. Pada suatu malam, terdengar bunyi tembakan dari rumah pasangan suami-istri yang bernama Gabriel dan Alicia Berenson.

Saat polisi masuk, Gabriel ditemukan tewas dengan luka tembakan di wajah sebanyak lima kali, dengan posisinya yang terikat di kursi. Alicia, sang istri, berdiri di depan suaminya.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Senjata api yang menjadi barang bukti tergeletak di lantai. Alicia, yang menjadi satu-satunya orang yang ada bersama korban membisu. Ia tidak menjawab satu pun pertanyaan yang dilontarkan petugas.

Alicia bahkan tetap membisu ketika dituduh bahwa ia adalah orang yang membunuh suaminya. Alicia juga masih tetap diam ketika ditahan, ia tak menyangkal dan tak juga mengaku.

Alicia tidak pernah bicara lagi. Alicia tetap membisu, tetapi ia menyatakan satu hal melalui komunikasi selain lisan. Ia membuat lukisan yang berupa potret diri.

Alicia kemudian menuliskan judul lukisan itu di sudut kiri bagian bawah kanvas, yang ia tulis dengan huruf-huruf Yunani berwarna biru terang. Judul itu hanya sebuah kata, yaitu Alcestis.

Dalam masa pemulihan Alicia, ia ditangani oleh Theo Faber. Theo Faber merupakan seorang terapis yang bisa dibilang sangat terobsesi dengan kasus Alicia, dan menginginkan Alicia untuk bisa berbicara lagi.

Apakah pada akhirnya Alicia akan berbicara lagi? Apakah Theo berhasil membujuk Alicia untuk menjelaskan apa yang terjadi? Siapa pelaku pembunuhan Gabriel? Temukan jawabannya sendiri dengan mendapatkan dan membaca novel ini.

Profil Alex Michaelides – Penulis Novel The Silent Patient

Sumber foto: goodreads.com

Alex Michaelides merupakan pria berusia 45 tahun yang dilahirkan pada tahun 1977. Alex Michaelides adalah seorang penulis dan penulis skenario berdarah campuran Inggris-Siprus.

Michaelides lahir di Siprus dari ayah dengan keturunan Siprus dan ibu keturunan Inggris. Alex menempuh pendidikan di jurusan sastra Inggris di Trinity College, Cambridge University. Selain itu, Alex juga belajar psikoterapi selama tiga tahun, dan bekerja selama dua tahun di unit aman untuk dewasa muda.

Pengalaman Alex bekerja di sana kemudian menjadi materi dan inspirasi untuk novel pertamanya yang berjudul The Silent Patient.

Ketika menulis novel pertamanya ini, Alex Michaelides menyatakan bahwa saat itu ia merasa sangat kecewa sebagai penulis skenario. Ia terus melihat skrip yang hancur dalam produksi, maka itu ia merasa frustrasi, dan akhirnya memutuskan untuk duduk, lalu akhirnya menulis sebuah novel.

Alex menulis ulang draf novel ini sebanyak 50 kali sebelum akhirnya dapat menyelesaikannya. Inspirasi plot cerita ini di antaranya adalah tragedi Athena Alcestis, oleh Euripides. Sementara, struktur narasi cerita ini dipengaruhi oleh tulisan Agatha Christie.

Novel debutan Alex Michaelides, The Silent Patient, menjadi peringkat pertama dalam daftar Buku Terlaris Fiksi Hardcover versi The New York Times di minggu pertama, menjadi debut hardback terlaris di Amerika Serikat untuk tahun 2019, san menjadi buku terlaris versi Sunday Times selama tujuh minggu.

Di Amazon.com, The Silent Patient menempati urutan kedua buku fiksi yang paling banyak terjual untuk tahun 2019, masuk ke dalam daftar buku fiksi yang paling banyak terjual, dan disebut sebagai buku thriller nomor satu tahun 2019. Selain itu, The Silent Patient juga memenangkan Goodreads Choice Award kategori Best Mystery & Thriller tahun 2019, terpilih sebagai Richard & Judy Book Club Pick, terpilih sebagai sebagai Book of the Month di The Times, dan dipilih oleh Barry untuk debut terbaik dan Barnes and Noble’s Book of the Year.

Cerita The Silent Patient juga berhasil menarik perhatian perusahaan produksi milik Brad Pitt, yaitu Plan B untuk diadaptasi sebagai film. Saat ini, produksi film adaptasi dari novel The Silent Patient masih dalam proses pengerjaan.

Novel kedua Alex Michaelides berjudul The Maidens, yang diterbitkan pada 10 Juni 2021 oleh Orion Publishing (Inggris), dan pada 15 Juni 2021 oleh Celadon Books (Amerika Serikat). Novel kedua Alex ini lagi-lagi bergenre thriller.

Novel The Maidens bercerita tentang kisah detektif psikologis yang menyelidiki serangkaian pembunuhan di sebuah perguruan tinggi Cambridge. Novel ini juga meraih kesuksesan dengan menjadi urutan kedua dalam daftar buku terlaris fiksi versi The New York Times untuk minggu yang berakhir pada 19 Juni 2021.

Selain itu, Alex Michaelides juga menulis skrip film The Devil You Know, yang dibintangi oleh Lena Olin, Rosamund Pike, dan Jennifer Lawrence. Alex Michaelides juga ikut menulis skrip film The Con Is On, yang dibintangi oleh Uma Thurman, Tim Roth, Parker Posey, dan Sofia Vergara.

Sinopsis Novel The Silent Patient

Kehidupan Alicia Berenson tampak baik-baik saja, bahkan terlihat hampir sempurna. Alicia Berenson merupakan seorang pelukis terkenal yang menikah dengan seorang fotografer mode yang populer, bernama Gabriel Berenson.

Pasangan suami istri itu tinggal di sebuah rumah besar yang memiliki jendela besar, yang menghadap ke taman di salah satu daerah yang paling diminati di London. Suatu malam, Gabriel bekerja lembur. Ia pulang terlambat dari sebuah pemotretan mode.

Di malam itu, sesaat setelah Gabriel pulang, terdengar suara tembakan dari rumah Alicia dan Gabriel. Polisi menemukan jasad Gabriel yang sudah tidak bernyawa, dengan posisi diikat ke kursi, dan luka tembak sebanyak lima buah.

Senjata yang menjadi alat pembunuh Gabriel tergeletak di lantai. Alicia berdiri di samping tubuh Gabriel, terdiam mematung, tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Alicia sejak saat itu membisu.

Penolakan Alicia untuk berbicara dan memberikan penjelasan apa pun, mengubah tragedi domestik tersebut menjadi kasus yang jauh lebih besar. Kasus ini menjadi sebuah misteri yang menangkap imajinasi publik dan membuat Alicia menjadi dikenal masyarakat.

Harga karya Alicia menjadi meroket. Kemudian, pihak berwajib memutuskan untuk menyembunyikan Alicia dari sorotan di The Grove, unit kesehatan mental yang aman, yang berlokasi di London Utara. Alicia menjadi pasien yang pendiam di sana.

Alicia tidak pernah mengatakan satu kata pun. Alicia tetap membisu sejak kematian suaminya, tetapi ia menyatakan satu hal melalui komunikasi selain lisan. Ia membuat lukisan yang berupa potret diri.

Alicia kemudian menuliskan judul lukisan itu di sudut kiri bagian bawah kanvas, yang ia tulis dengan huruf-huruf Yunani berwarna biru terang. Judul itu hanya sebuah kata, yaitu Alcestis.

Alcestis merupakan tokoh mitologi Yunani, yakni seorang putri yang sangat mencintai suaminya. Alcestis diketahui rela berkorban, bahkan rela mati demi suaminya. Setelah pengorbanannya, Alcestis bangkit kembali dari kematian, dan dia tidak berbicara lagi. Dari sejarah lukisan tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat kemiripan antara kisah Alcestis dengan Alicia.

Di The Grove, Alicia ditangani oleh Theo Faber. Theo Faber adalah seorang psikoterapis kriminal yang telah lama menunggu kesempatan untuk bekerja dengan Alicia.

Theo Faber memiliki tekad untuk membuat Alicia kembali berbicara dan mengungkap motif mengapa ia tega menembak suaminya. Namun, obsesi Theo kepada kasus Alicia malah membawanya ke jalan berliku ke dalam motivasinya sendiri, yakni pencarian kebenaran yang mengancam untuk memakannya.

Theo Faber ternyata juga memiliki kenangan buruk dengan orangtuanya pada masa kecilnya. Hal itu kemudian mendorong Theo yang saat itu beranjak remaja untuk menemui psikiater. Sebab, Theo memerlukan orang lain untuk menolongnya, agar tidak dikuasai masa lalu yang terus menghantuinya dan membunuhnya secara perlahan.

Theo diketahui memiliki seorang istri yang sangat ia cintai, dan Theo sangat bergantung kepada istrinya itu. Bagaikan orang yang cinta mati dan tidak akan pernah sanggup hidup tanpa istrinya.

Theo berpikir bahwa ia akan mampu membantu Alicia untuk pulih dan berbicara lagi dengan terapi. Selain itu, Theo juga yakin bahwa ia akan mengungkap jawaban atas teka-teki dibalik kematian suami Alicia.

Apakah pada akhirnya Alicia akan berbicara lagi? Apakah Theo berhasil membujuk Alicia untuk menjelaskan apa yang terjadi? Mengapa Alicia diam membisu selama 6 tahun lamanya jika ia memang bukan pelaku pembunuhan Gabriel? Apakah alasan Alicia hingga tega membunuh suaminya itu?

Kelebihan Novel The Silent Patient

Seperti yang telah dinyatakan oleh para kritikus, yang telah dijelaskan di atas, Alex Michaelides menuliskan kisah The Silent Patient ini dengan jelas, rapi, singkat, dan padat. Alex Michaelides mampu menyampaikan setiap adegan dengan baik, sehingga para pembacanya dapat merasa masuk ke dalam cerita ini.

Alex Michaelides juga mampu membuat karakter tokoh yang seolah nyata, sehingga mendukung pembangunan cerita ini menjadi lebih baik. Novel The Silent Patient ini menggunakan dua sudut pandang yang dinilai saling melengkapi.

Kedua sudut pandang dari sudut pandang Theo sebagai narator, dan sudut pandang dari buku harian yang ditulis Alicia. Dua sudut pandang inu saling berkesinambungan memberikan detail dan memperkaya cerita The Silent Painter ini.

Plot twist yang disajikan Alex Michaelides dinilai sangat memukau dan gila. Sebagian orang memang sudah bisa menebak sebagian plot twist yang akan hadir, tapi tidak secara keseluruhan. Alex Michaelides mampu membuat plot twist yang tidak akan terpikirkan oleh para pembaca.

Kekurangan Novel The Silent Patient

Pembaca yang tidak menyukai alur yang mudah ditebak mungkin tidak menyukai novel ini, karena sudah banyak film atau novel yang menggunakan alur cerita seperti pada kisah The Silent Patient ini.

Beberapa pembaca merasa bahwa penulis kurang mengulik tentang kondisi kejiwaan Alicia, seperti apa yang menyebabkan Alicia diam membisu. Dalam novel ini, penulis hanya menyebutkan diagnosa yang tidak tahu benar atau tidak.

Dalam novel ini, dapat ditemukan sejumlah analisis psikologi beserta istilah-istilahnya yang mungkin tidak dimengerti sebagian orang, sehingga menganggapnya menjadi membosankan.

Beberapa pembaca menilai sudut pandang Theo sebagai narator kurang mengundang simpati, sehingga keterlibatan emosi ketika membaca kisah ini menjadi kurang.

Selain itu, versi terjemahan cerita The Silent Patient ke dalam Bahasa Indonesia, dari awal cerita hingga pertengahan dinilai membingungkan. Beberapa pembaca merasa sulit mengerti, karena pemilihan kata-kata yang dinilai kurang sesuai. Namun, dari pertengahan hingga akhir, terjemahan menjadi mudah dimengerti dan nyaman dibaca.

Pesan Moral Novel The Silent Patient

Emosi dapat berdampak sangat fatal hingga menyebabkan kematian. Maka itu, hendaknya kita selalu belajar untuk mengelola emosi kita, mengendalikannya, dan tidak membiarkan emosi menguasai diri kita.

Ketika kita merasa emosi, sebaiknya kita melakukan komunikasi dengan seseorang yang ahli, seseorang yang dapat membantu kita untuk mengatasinya. Kunci utama untuk dapat mengontrol emosi adalah dengan komunikasi, dan salurkan emosi tersebut secara positif.

“Ingat, cinta yang tidak disertai kejujuran tidak pantas disebut cinta.”

Kutipan ini ingin mengingatkan kita akan kemurnian cinta. Bagaimana cinta yang seharusnya adalah tulus dan jujur. Selain dari pada itu, tidak pantas disebut sebagai cinta.

“Sewaktu masih bayi, kita adalah spons yang polos, lembaran yang bersih. Saat bayi kita hanya membutuhkan hal-hal mendasar, seperti makan, buang hajat, mencintai, dan dicintai. Namun, suatu saat akan timbul masalah, yang diakibatkan situasi tempat kita lahir, dan rumah tempat kita tumbuh. Anak yang disiksa tidak akan pernah mampu membalas dendam di dunia nyata, karena mereka tidak berdaya, dan tidak mampu membela diri, tetapi ia sanggup dan pasti akan memendam khayalan penuh dendam.”

Kutipan ini ingin mengingatkan kita, khususnya bagi yang telah memiliki anak, untuk mendidik anak dengan baik sejak dini. Kita kerap kali memiliki ekspektasi yang tinggi kepada anak, berharap bahwa anak kita kelak menjadi seorang yang baik dan hebat.

Namun, bersamaan dengan itu, kita lupa untuk mencontohkan hal baik, lupa untuk ‘membentuk’ anak menjadi pribadi yang baik. Malahan, kita kerap memberikan luka psikologis yang akan terpendam dan muncul hingga anak beranjak dewasa.

Bagi kalian yang penasaran akan kelanjutan kisah Alicia, kalian bisa mendapatkan novel The Silent Patient karya Alex Michaelides ini di www.gramedia.com.

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy