in

Review Novel Mencintaimu dalam Doa Karya Shineeminka

Novel Mencintaimu dalam Doa ditulis oleh Ika Fitriani, atau yang dikenal dengan nama pena Shineeminka. Shineeminka merupakan wanita asal Bogor yang berusia 27 tahun. Novel Mencintaimu dalam Doa awalnya merupakan cerita yang diunggah di aplikasi digital Wattpad, sebelum akhirnya diterbitkan oleh penerbit Grass Media pada tanggal 30 Januari 2020.

Novel Mencintaimu dalam Doa memiliki jumlah 213 halaman, dengan sampul buku berwarna biru gelap yang menggambarkan suasana malam hari, dilengkapi dengan gambar bulan sabit yang bersinar, dan siluet perempuan berhijab yang sedang menengadahkan tangannya seperti sedang berdoa. Melihat dari sampulnya saja, kita dapat mengetahui bahwa novel ini memiliki nilai religius di dalamnya.

Novel Mencintaimu dalam Diam sangat cocok dibaca oleh kalian yang menyukai kisah cinta yang bermakna, dengan segala kejujuran kisah cinta yang terkadang tidak sesuai dengan ekspektasi, dan dilandasi juga dengan aspek religius. Novel ini mengisahkan kisah cinta yang tak biasa, yang banyak mengandung nilai-nilai religius dalam cerita yang dimainkan tokohnya.

Novel ini berkisah tentang seorang perempuan yang bernama Diandra. Diandra baru berumur tujuh tahun ketika ia mendapati tanah tempat kelahirannya dilanda bencana tsunami. Ombak yang biasanya terlihat sangat indah, saat itu menggulung dan meluluhlantakan segala hal yang ada di depannya tanpa ampun.

Ombak pada waktu itu, menghancurkan segala hal yang ada di sana, termasuk segala kehidupan, termasuk kehidupan ibunya dan Dimas, adik kandung Diandra. Satu-satunya keluarga yang tersisa baginya hanya lah sang ayah. Meskipun tsunami pada saat itu menjadi bencana yang menghancurkan hidup Diandra dan banyak orang lainnya, tetapi tsunami saat itu memberikan sebuah berkat bagi Diandra.

Diandra bertemu dengan Andra, putra dari sahabat ayahnya. Dengan air mata yang membasahi wajahnya, Andra melantunkan setiap ayat Al-Quran yang ia dapatkan dari lemari yang ada di sudut masjid selama tsunami berlangsung. Dari situ lah ia mulai kenal dengan sosok Andra.

Andra yang kemudian menjadi kakak angkatnya, sosok yang ia cintai, tapi hanya bisa ia cintai dalam doa. Ayah Diandra wafat ketika Diandra kembali mengunjunginya di tanah kelahirannya, Aceh, setelah ia merantau untuk menempuh pendidikan di Kota Jakarta. Ayah Diandra menitipkan surat wasiat yang berisi mandat untuk menikahkan Diandra dengan seorang lelaki pilihannya yang bernama Ikhsan.

Demi mewujudkan wasiat dari mendiang ayahnya, Diandra pun akhirnya menikahi lelaki pilihan ayahnya itu. Diandra tak menghiraukan perasaannya sendiri yang sebenarnya mencintai Andra. Namun, kejujuran pada akhirnya terkuak. Ikhsan pada akhirnya mengetahui bahwa hati Diandra bukan lah miliknya.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Meski begitu, Ikhsan tetap mencintai Diandra dan memperlakukannya dengan sebaik mungkin. Pada akhirnya, apakah cinta Diandra kepada Andra dapat hilang, karena menerima cinta Ikhsan yang begitu besar kepada Diandra? Temukan jawabannya dengan membaca novel Mencintaimu dalam Diam.

tombol beli buku

Sinopsis Novel Mencintaimu dalam Doa

Novel Mencintaimu dalam Doa mengisahkan tentang seorang gadis asal Aceh bernama Diandra, yang memiliki trauma akan gulungan ombak yang pernah mengambil kehidupan ibu dan adik lelakinya, Dimas. Sebagai usaha untuk menghilangkan traumanya tersebut, Diandra pindah ke Jakarta untuk menempuh pendidikan.

Ayah Diandra memiliki kewajiban untuk tetap tinggal di Aceh, karena ia harus bekerja di sana. Maka itu, Diandra kemudian dititipkan kepada sahabat ayahnya yang tinggal di Jakarta. Sahabat ayah Diandra yang kini menjadi orang tua angkatnya, yaitu Ayah Agha dan Bunda Lusi.

Ayah Agha dan Bunda Lusi memiliki seorang anak laki-laki bernama Andra. Andra yang kini menjadi kakak angkat Diandra, merupakan sosok yang ia kenal sejak kecil, sosok yang ada bersama Diandra ketika tsunami menyerang tanah kelahirannya. Andra adalah sosok yang ia kagumi dengan segala perlakuan baiknya kepada Diandra.

Ayah Agha dan Bunda Lusi sangat menyayangi Diandra selayaknya mereka menyayangi anak kandung mereka, Andra. Begitu pun Andra juga sangat menyayangi Diandra dan menganggap Diandra seperti adik kandungnya sendiri. Rasa sayang Andra kepada Diandra tidak lebih dari rasa sayang kakak kepada adik.

Sayangnya, perasaan sayang Diandra kepada Andra tidak sekedar rada sayang adik kepada kakaknya. Pada awalnya, Diandra hanya menganggap Andra tidak lebih dari seorang kakak. Seorang kakak yang dapat Diandra andalkan, yang akan selalu menemani Diandra. Namun, perasaan tersebut perlahan mulai berubah.

Entah kapan dan apa yang menyebabkan rasa itu tiba. Diandra mencintai Andra, tapi ia tidak berani mengungkapkan perasaan cintanya kepada Andra. Diandra hanya berani mencintai Andra dalam diam, dalam doa. Diandra membiarkan hanya Allah saja yang mengetahui apa yang kini tersimpan di dalam hatinya, untuk Andra. Setiap doa yang ia panjatkan, memuat harapan bahwa Andra adalah jodohnya.

Setelah beberapa tahun lamanya, trauma Diandra mulai hilang. Kini Diandra telah beranjak dewasa, dan lulus tingkat Sekolah Menengah Atas. Diandra memiliki rencana untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi yang ada di Jakarta. Namun, niat untuk melanjutkan kuliah di Jakarta itu akhirnya ia urungkan.

Sebab, beberapa tahun terakhir ketika Diandra duduk di bangku SMA, perasaan Diandra kepada Andra terus berkembang. Maka itu, Diandra memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya, Aceh untuk membersihkan hatinya dari perasaan tersebut, sekaligus menemani sang ayah yang tinggal seorang diri di tanah serambi mekah itu.

Diandra berharap dengan kembali ke Aceh dan jauh dari Andra, ia bisa tidak lagi memikirkan Andra. Akan tetapi, takdir berkata lain. Sebuah kejadian tak terduga terjadi lagi menimpa Diandra. Baru saja sehari kembali berkumpul bersama sang ayah tercinta, ayah Diandra harus kembali kepada Sang Pencipta saat ia sedang menunaikan shalat.

Lagi-lagi, perasaan itu kembali menguasai Diandra. Rasa kehilangan dan rasa sedih yang sungguh besar, ditambah rasa terkejut karena baru saja ia bertemu dengan sang ayah yang sangat dicintainya. Rasa penyesalan pun ikut menunjukkan dirinya. Dalam pikiran Diandra, ia hanya bisa memikirkan andai saja ia lebih cepat bertemu ayah, andai saja ia lebih memperhatikan sang ayah, andai saja ia bisa menghabiskan waktu lebih lama bersama sang ayah.

Diandra hanya bisa berandai-andai, dengan meneteskan air mata yang tiada hentinya. Meski begitu, Diandra tak lupa untuk menunaikan shalat ashar yang tertunda, karena kepergian ayahnya. Meski berat baginya mengingat ayahnya yang wafat ketika shalat, ia tetap menjalankan kewajibannya. Ia juga teringat dengan pesan ayahnya untuk jangan pernah meninggalkan shalat dalam keadaan apa pun.

“Bersemangatlah atas segala hal yang memberikan manfaat bagimu. Minta tolong kepada Allah, dan jangan engkau lemah. Jika engkau mendapatkan suatu musibah, maka jangan sekali-kali engkau katakan dan berandai-andai akan seandainya aku lakukan demikian dan demikian. Akan tetapi, hendaknya engkau katakan bahwa ini sudah jadi takdir Allah. Segala hal yang telah Allah kehendaki pasti akan terjadi. Sebab, perkataan seperti seandainya dapat membukakan pintu bagi setan.” Begitu kata Kak Andra kepada Diandra, ketika ia kehilangan ayah yang merupakan keluarga satu-satunya yang ia miliki, dan menjadi sosok yang dapat diandalkannya selama ini..

Ayah Agha dan Bunda Lusi kemudian memutuskan untuk menjaga Diandra, dan Diandra akhirnya dibawa kembali ke Jakarta. Mereka berdua tidak bisa tinggal diam untuk membiarkan Diandra seorang diri di Aceh. Setelah satu minggu lamanya selepas kepergian Pak Tama, ayah kandung Diandra, Ayah Agha menyampaikan surat wasiat dari sahabatnya itu, ayah Diandra.

Surat wasiatnya itu menyatakan bahwa Diandra telah dijodohkan dengan seorang lelaki yang bernama Ikhsan. Ikhsan merupakan anak sahabat dari ayah Diandra, sama seperti Andra. Ayah Agha diketahui sudah menyetujui dan menerima lamaran dari Ikhsan tanpa persetujuan dari Diandra. Sehingga, Diandra kemudian harus memenuhi wasiat dari mendiang sang ayah, mau tak mau.

Diandra akhirnya menerima untuk menikah dengan Ikhsan yang menjadi lelaki pilihan mendiang ayahnya, demi memenuhi wasiat ayahnya, juga demi menyelamatkan hatinya sendiri, agar tidak terlalu menjatuhkan harapan kepada Andra. Pernikahan pun berlangsung, meski belum ada perasaan cinta yang tumbuh di hati Diandra untuk Ikhsan. Pikiran Diandra masih saja dipenuhi oleh kebaikan-kebaikan Andra kepadanya.

Pada akhirnya, kejujuran akan terkuak, suatu hari Ikhsan menyadari bahwa istrinya tidak mencintainya, tetapi istrinya mencintai Andra. Meski begitu, Ikhsan tidak marah, dan juga tidak cemburu. Ia menegaskan kepada Diandra bahwa ia akan berjuang mendapatkan hati Diandra. Ikhsan begitu baik memperlakukan Diandra sebagai seorang yang sungguh istimewa baginya.

tombol beli buku

Kelebihan Novel Mencintaimu dalam Doa

Novel Mencintaimu dalam Doa dituliskan Shineeminka dengan menggunakan bahasa yang tidak terlalu formal, tetapi juga tidak menggunakan keseluruhan bahasa sehari-hari. Shineeminka menempatkan penggunaan bahasa formal untuk di narasi cerita, sedangkan untuk dialog, Shineeminka menggunakan bahasa sehari-hari atau non formal. Penggunaan bahasa yang dituliskan Shineeminka pada novel ini dirasa sangat tepat, karena porsinya pas dan membuat para pembaca lebih mudah memahami ceritanya.

Cerita dalam Novel Mencintaimu dalam Doa bukan hanya kisah cinta biasa, melainkan dilengkapi dengan kisah kehidupan dengan segala kejujurannya, di mana dalam kehidupan kita bisa mendapatkan cobaan yang bertubi-tubi, kisah cinta yang terkadang tak sesuai dengan ekspektasi, dan cinta yang bisa diperjuangkan. Cerita dalam novel ini mampu menggugah emosi para pembacanya, dan mampu membuat perasaan pembaca menjadi campur aduk, karena kisah cintanya yang romantis, segala cerita tentang musibah yang menyedihkan, dan makna dari segala kejadian yang bisa menjadi pelajaran hidup.

Penokohan yang dibuat oleh Shineeminka juga dinilai sangat baik, dengan menciptakan tokoh yang dapat menjadi teladan, tapi masih realistis dengan segala sifat manusiawi seperti manja, emosional, dan sebagainya. Jadi, pembaca dapat merasakan bahwa tokoh tersebut merupakan tokoh yang nyata seperti ada di kehidupan ini.

Tentunya, banyak sekali nilai yang bisa didapatkan dari membaca novel Mencintai dalam Doa ini. Mulai dari nilai religius, nilai kehidupan, pembelajaran tentang cinta, pembelajaran tentang emosi, dan masih banyak yang lainnya. Novel ini dapat dikatakan sebagai novel genre romantis dan religius, karena setiap ceritanya memiliki makna yang mendalam.

Kekurangan Novel Mencintaimu dalam Doa

Seperti yang telah dijelaskan di atas, novel ini kental dengan nilai religius, yang terfokus kepada pengajaran agama Islam. Maka itu, novel Mencintaimu dalam Doa mungkin saja kurang cocok untuk dibaca oleh mereka yang berbeda kepercayaan, karena terdapat berbagai istilah Islami yang mungkin tidak dipahami oleh pembaca yang tidak beragama Islam.

tombol beli buku

Pesan Moral Novel Mencintaimu dalam Doa

Segala hal yang terjadi di muka bumi ini adalah kehendak Sang Pencipta. Baik itu kejadian baik, maupun kejadian buruk seperti kematian, bencana alam, dan musibah lainnya. Namun, segala kejadian buruk tersebut bukan diberikan tanpa alasan saja. Segala hal yang terjadi di dunia ini adalah berkah.

Sekali pun itu adalah bencana, manusia dapat mengambil hikmah dari bencana tersebut. Seperti bencana tsunami yang menimpa Aceh, yang dikisahkan pada novel ini merenggut nyawa ibu dan adik Diandra dan banyak nyawa orang lainnya. Dari kejadian tersebut kita bisa mendapatkan hikmah, bahwa segala hal yang ada di dunia ini adalah titipan dari Sang Pencipta, dan suatu saat akan kembali lagi kepada Sang Pencipta.

Maka itu, hendaknya kita jangan menganggap bencana dan kejadian buruk lainnya sebagai hal yang negatif, melainkan melihat dari sisi lain, sisi positif yang bisa kita dapatkan dari kejadian tersebut. Jangan juga sekali-kali kita menentang kehendak Sang Pencipta dengan tidak menerima dan tidak mengikhlaskan segala yang telah terjadi di dunia ini.

Cinta adalah hal yang dapat diperjuangkan, meski cinta memang terjadi secara alami, yang akan tumbuh di hati manusia. Seperti Ikhsan yang memperjuangkan untuk mendapatkan cinta Diandra, begitu pun kita dapat memperjuangkan cinta bagi orang lain, dengan segala perbuatan yang kita lakukan. Berbuat baiklah kepada sesamamu, dan salurkan perasaan cintamu kepada seseorang yang kamu cintai melalui perbuatan tersebut.

Cinta tak bisa dipaksakan, ada kalanya juga cinta kepada seseorang tidak tepat. Bukan salah, hanya saja semesta tidak memungkinkan cinta tersebut untuk terjadi. Jika kamu menemui keadaan yang seperti itu, ada baiknya untuk merelakan rasa cinta itu dan jangan memaksakannya. Sebab, mungkin itu menjadi jawaban dari Sang Pencipta bahwa seseorang tersebut bukan pilihan-Nya.

Bagi kalian yang penasaran akan kisah cinta dan kisah kehidupan Diandra, kalian bisa mendapatkan novel Mencintaimu dalam Doa karya Shineeminka diĀ www.gramedia.com. Yuk segera dapatkan sekarang!

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy