Bahasa Indonesia

Konjungsi Kronologis: Pengertian, Ciri, Jenis, dan Contoh Kalimatnya

Written by Siti Badriyah

Konjungsi Kronologis – Penggunaan konjungsi kronologis sangat dijadikan sesuatu yang “wajib” terutama ketika menyusun teks-teks dalam Bahasa Indonesia. Sebut saja ada teks eksplanasi yang menjadikan penggunaan konjungsi kronologis ini sebagai bagian dari kaidah kebahasaannya. Namun sayangnya, beberapa orang belum dapat membedakannya dengan konjungsi kausalitas.

Meskipun sama-sama bagian dari konjungsi atau kata hubung, konjungsi kronologis tentu saja memiliki ciri tertentu. Tidak hanya itu saja, penggunaannya juga harus menyesuaikan konteks kalimat yang ada, sebab berkaitan dengan keterangan waktu. Lalu sebenarnya, apa sih konjungsi kronologis itu? Bagaimana ciri-ciri dari konjungsi kronologis yang membedakannya dengan konjungsi kausalitas? Bagaimana pula contoh penerapan konjungsi kronologis dalam sebuah kalimat? Nah, supaya Grameds memahami akan hal tersebut, yuk simak ulasan berikut ini!

https://www.pexels.com/

Pengertian Konjungsi Kronologis

Pada dasarnya, konjungsi kronologis adalah sebuah konjungsi yang menghubungkan dua buah klausa atau lebih, yang menggambarkan adanya urutan waktu dari kejadian. Konjungsi kronologis biasanya juga disebut pula dengan konjungsi temporal. Contoh konjungsi kronologis yang umum ditemui dalam teks-teks Bahasa Indonesia adalah lalu, setelah itu, kemudian, pada akhirnya, dan masih banyak lagi. Teks Bahasa Indonesia yang menjadikan konjungsi kronologis ini sebagai bagian dari kaidah kebahasaan adalah teks eksplanasi. Hal tersebut karena dalam teks eksplanasi memang sejatinya harus berpola kronologis sehingga akan menggunakan banyak keterangan waktu yang berurutan pada kalimat-kalimatnya.

Konjungsi kronologis ini tidak hanya sekadar berupa oleh sebab itu, sehingga, kemudian, dan lain sebagainya. Konjungsi ini juga dapat berupa nama hari atau bulan untuk menerangkan urutan waktu kejadian dalam kalimatnya, misalnya Hari Senin, tahun ini, minggu depan, tahun depan, bulan Februari, dan masih banyak lagi.

Jika sudah diterapkan dalam suatu kalimat terutama yang menjelaskan urutan kejadian, maka biasanya konjungsi kronologis ini akan disisipkan dengan tanda baca apabila memang diperlukan. Hal tersebut supaya kalimat yang hendak disampaikan maknanya tidak ganda dan sesuai dengan konteks yang ada.

Melalui beberapa sumber, konjungsi kronologis ini hampir sama dengan konjungsi konjungsi subordinatif waktu. Konjungsi subordinatif waktu adalah sebuah konjungsi yang fungsinya menghubungkan dua klausa untuk menjelaskan adanya keterangan waktu. Nah, berdasarkan waktu terjadinya, penggunaan konjungsi kronologis ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal, yaitu permulaan, bersamaan, berurutan, dan batas akhir. Berikut adalah uraian mengenai klasifikasi dari konjungsi kronologis tersebut.

1. Permulaan

Pada konjungsi kronologis permulaan ini, akan menjelaskan kapan dimulainya suatu peristiwa yang biasanya terdapat di bagian induk kalimat. Konjungsi temporal jenis ini adalah: sedari dan sejak. Contoh penerapannya dalam kalimat:

  • Kirino menyukai olahraga voli sejak ia berusia enam tahun.
  • Sabda sudah mulai menunjukkan bakatnya sedari ia masih kecil.

2. Bersamaan

Pada konjungsi kronologis jenis ini, nantinya akan menghubungkan dua kalimat yang berlangsung dalam waktu bersamaan. Kata hubung dalam jenis ini misalnya: ketika, selama, seraya, selagi, tatkala, dan sambil. Contoh penerapannya dalam kalimat:

  • Hendery menonton televisi sambil menggenggam selembar kertas.
  • Kun sedang membaca koran sambil menyantap sarapannya.
  • Evan merasa sedih ketika kakaknya meninggalkannya sendirian di pusat perbelanjaan.

3. Berurutan

Pada konjungsi kronologis jenis ini, nantinya akan digunakan untuk menggabungkan dua klausa yang memiliki urutan waktu secara berkesinambungan. Kata hubung dalam konjungsi kronologis jenis adalah: sesuai, sesudah, sebelum, begitu, dan selesai. Contoh penerapannya dalam kalimat:

  • Mark meminta kita semua harus berdoa sebelum tidur.
  • Meta langsung pergi meninggalkan kelas setelah mendengar kabar kematian neneknya.

4.  Batas Akhir

Pada konjungsi kronologis jenis ini dapat berupa hingga dan sampai. Contoh penerapannya dalam kalimat:

  • Luke terus belajar hingga petang hari.
  • Kamu harus giat belajar sampai impianmu tercapai.

Ciri-Ciri Konjungsi Kronologis

Keberadaan konjungsi kronologis tentu saja memiliki perbedaan dengan konjungsi kausalitas. Perbedaan yang paling mencolok adalah pada konjungsi kronologis itu untuk menghubungkan urutan waktu kejadian dalam sebuah kalimat atau klausa. Sementara pada konjungsi kausalitas untuk menghubungkan antar klausa atau antar kalimat mengenai sebab akibat kejadian.

Nah, berikut adalah beberapa ciri-ciri dari konjungsi kronologis yang umum ditemukan dalam sebuah kalimat atau klausa.

  1. Penempatannya biasanya di bagian awal atau tengah kalimat.
  2. Dapat bertindak sebagai tautan antara klausa dengan induk kalimat.
  3. Memperlihatkan bahwa kalimat tersebut akan berkaitan pada hal waktu.
  4. Jika diletakkan di bagian tengah kalimat, maka akan terdapat koma yang menyertainya. Sementara itu jika diletakkan di awal kalimat, maka keberadaannya tidak memerlukan koma.

Fungsi Konjungsi Kronologis

Perlu diketahui ya Grameds jika keberadaan konjungsi kronologis ini tidak hanya difungsikan pada teks eksplanasi saja. Banyak teks-teks Bahasa Indonesia yang turut menggunakan dan menjadikan konjungsi kronologis ini sebagai bagian dari kaidah kebahasaannya. Nah, berikut adalah fungsi konjungsi kronologis dalam kalimat.

  1. Berfungsi untuk menggambarkan suatu proses atau fenomena terutama yang berkaitan pada urutan kejadian, supaya penjelasan yang disampaikan lebih sempurna.
  2. Berfungsi dalam penyusunan teks berita, sebab berkaitan dengan urutan kejadian atas suatu peristiwa tertentu.
  3. Dapat berfungsi untuk membuat drama, cerita pendek, atau teks narasi lain, terutama yang menunjukkan urutan waktu atas suatu kejadian.

Jenis Konjungsi Kronologis

Berdasarkan kalimatnya

Sama halnya dengan konjungsi atau kata hubung lainnya, konjungsi kronologis ini juga memiliki beberapa jenisnya, yakni konjungsi kronologis sederajat dan konjungsi kronologis tidak sederajat. Nah, berikut adalah uraian mengenai jenis-jenis konjungsi kronologis tersebut.

1. Konjungsi Kronologis Sederajat

Konjungsi kronologis jenis ini bersifat setara atau sederajat. Maksudnya, penempatannya tidak boleh berada di bagian awal maupun akhir kalimat, melainkan harus berada di bagian tengah kalimat. Jika konjungsi kronologis jenis ini diletakkan di awal atau akhir kalimat, nantinya akan menyebabkan kalimat tersebut sulit untuk dipahami pembaca. Berikut ini beberapa konjungsi kronologis sederajat yang umum ditemukan di kalimat:

  • Sebelumnya
  • Selanjutnya
  • Lalu
  • Kemudian
  • Sesudahnya

2. Konjungsi Kronologis Tidak Sederajat

Jenis konjungsi kronologis yang kedua adalah yang tidak sederajat. Konjungsi kronologis jenis ini dapat digunakan untuk menghubungkan kalimat majemuk. Dalam penggunaannya, dapat diletakkan di bagian awal, tengah, maupun akhir kalimat. Nah, berikut ini adalah beberapa konjungsi kronologis yang termasuk dalam jenis tidak sederajat.

  • Ketika
  • Sejak
  • Demi
  • Hingga
  • Sementara
  • Apabila
  • Sambil
  • Saat
  • Manakala

Berdasarkan Penggunaannya

1. Kemudian

Jika melihat pada KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), istilah ‘kemudian’ ini berarti ‘belakangan’. Maksudnya, konjungsi kronologis ini dapat digunakan untuk menghubungkan bagian klausa lain yang menyusul belakangan. Maka dari itu, penggunaannya akan berkaitan dengan waktu kejadian yang berbeda pada dua klausa tersebut. Selain itu, konjungsi kronologis ini terletak di tengah kalimat. Contoh penerapannya dalam kalimat:

  • Aku pergi ke konser pukul 5 sore, kemudian langsung bergegas menuju stasiun untuk pulang.
  • Adik tengah bermain di halaman rumah, kemudian tiba-tiba menangis karena tersandung batu.

2. Sesudah atau Setelah

Sebenarnya, konjungsi sesudah dan setelah itu memiliki arti yang sama. Maka dari itu, keduanya juga sama-sama dapat diletakkan di bagian awal kalimat dengan menggunakan koma setelahnya. Contoh penerapannya dalam kalimat:

  • Sesudah salat Isya, Arkie bergegas menuju rumah Felix untuk mengerjakan proyek bersama.
  • Sesudah meninggalkan kelas, Taki langsung pergi ke kantin untuk menyantap makan siang.

3. Mula-Mula

Penggunaan konjungsi kronologis ini hampir mirip maknanya dengan ‘pertama’. Biasanya digunakan dalam teks prosedur dan diletakkan di awal kalimat sebagai penanda bahwa klausa atau kalimat akan dimulai. Contoh penerapannya dalam kalimat:

  • Mula-mula, didihkan air di atas panci dengan api sedang.
  • Mula-mula, bersihkan ayam potong dengan air mengalir.

4. Sementara Itu

Penggunaan konjungsi kronologis ini biasanya untuk menunjukkan bahwa terdapat dua klausa di dalam suatu kalimat yang terjadi secara bersamaan. Ketika klausa pertama terjadi, maka klausa kedua akan muncul di saat sama, meskipun nantinya akan terdapat jarak waktu selang beberapa menit. Contoh penerapannya dalam kalimat:

  • Aku tidak membawa buku Bahasa Indonesia. Sementara itu, Mino juga tidak membawa buku gambarnya.
  • Ayahku tengah mencuci baju. Sementara itu, Ibu sibuk menyetrika baju untuk rapat besok.

Contoh Penggunaan Konjungsi Kronologis Dalam Kalimat

  1. Melansir laman Antara, dari pantauan di lapangan, sejak pukul 7.30 WIB ketinggian air terus bertambah dan sejumlah sekolah terpaksa memulangkan siswa karena sekolah dilanda banjir.
  2. Saat ini air belum surut dan warga masih bertahan di rumah masing-masing menunggu air surut.
  3. Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Limapuluh Kota Jhoni Amir mengatakan, saat ini tim BPBD sedang berada di lokasi terjadinya longsor.
  4. Melihat adanya celah itu, pengemudi memaksa melintas perlintasan kereta api hingga akhirnya ditabrak kereta yang melintas.
  5. Cuci piringnya lebih dahulu sampai bersih, kemudian bilas menggunakan air mengalir.
  6. Chen mencuci kakinya sesudah mengelilingi pantai.
  7. Saat bermain basket bersama teman-temannya, Johnny langsung menuju sungai untuk mandi sesudah penat bermain.
  8. Setibanya di pusat perbelanjaan, Karina langsung membeli bumbu dapur dan sabun cuci piring.
  9. Para siswa langsung berebut untuk meninggalkan kelas setelah bel istirahat berbunyi.
  10. Ayah Giselle selalu kembali ke kantornya sebelum makan malam.
  11. Yeji hanya diizinkan oleh Ayahnya untuk mengendarai sepeda motor setelah lulus sekolah.
  12. Pertama, bantu Ibu memasak terlebih dahulu di dapur, kemudian baru dapat bermain bersama teman-teman.
  13. Wendy akan pulang sebelum matahari terbenam, sesuai dengan nasihat Ayahnya.
  14. Obat batuk itu dapat diminum setelah makan pagi.
  15. Biasanya, Ibu Vernon akan pergi ke pasar setelah melaksanakan salat subuh.
  16. Hari ini, Neo menoleh kepadaku, lalu dia tersenyum juga padaku.
  17. Kamu harus bergegas pergi ke sekolah sebelum terlambat, atau nanti Pak Satpam akan menghukum saya.
  18. Anak-anak yang bermain bola sepanjang hari di lapangan itu, akhirnya kembali ke rumah setelah senja datang.

Mengenal Pengertian Konjungsi Secara Umum

Jika melihat pada KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), istilah “konjungsi’ ini berkaitan dengan hal-hal di bidang linguistik yang memiliki definisi sebagai ‘kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat’. Sementara itu menurut ahli bahasa bernama Abdul Chaer mengungkapkan bahwa konjungsi ini biasa disebut sebagai kata hubung, yakni kata-kata yang digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat. Kemudian, Kridalaksana juga berpendapat bahwa konjungsi adalah partikel yang digunakan untuk menggabungkan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, atau paragraf dengan paragraf.

Masih seputar pada konjungsi, Kridalaksana juga pernah mengungkapkan hal lain mengenai konjungsi pada bukunya yang berjudul Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia, yang menyatakan bahwa: “Konjungsi adalah kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotaktis dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi. Konjungsi menghubungkan bagian-bagian ujaran yang setataran maupun yang tidak setataran.”

Dari beberapa pendapat dari para ahli tersebut, maka disimpulkan bahwa konjungsi alias kata hubung ini adalah kata yang biasanya digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, dan paragraf dengan paragraf dalam sebuah tulisan baik itu teks maupun sastra.  Contoh konjungsi yang biasa digunakan adalah dan, atau, serta, dengan, melainkan, bahkan, dan lain-lain.

Fungsi Konjungsi Secara Umum

Keberadaan konjungsi sebagai kata hubung ternyata memiliki fungsi utama, terutama dalam menghubungkan kata, klausa, atau kalimat dengan kedudukan berbeda. Nah, berikut adalah uraiannya!

1. Untuk Menghubungkan Kata, Klausa, atau Kalimat yang Kedudukannya Setara

Dalam fungsi ini, keberadaan konjungsi tentu saja digunakan sebagai kata penghubung yang menghubungkan kata, klausa, atau kalimat yang memiliki kedudukan sederajat atau setara. Konjungsi dalam fungsi ini adalah.

  1. Menggabungkan secara biasa, yakni berupa: dan, dengan, serta.
  2. Menggabungkan memilih, yakni berupa: atau.
  3. Menggabungkan mempertentangkan, yakni berupa: tetapi, namun, sedangkan, sebaliknya.
  4. Menggabungkan membetulkan, yakni berupa: melainkan, hanya.
  5. Menggabungkan menegakkan, yakni berupa: bahkan, malah (malahan), lagipula, apalagi, jangankan.
  6. Menggabungkan membatasi, yakni berupa: kecuali, hanya.
  7. Menggabungkan mengurutkan, yakni berupa: lalu, kemudian, selanjutnya.
  8. Menggabungkan menyamakan, yakni berupa: yaitu, yakni, bahwa, adalah, ialah.
  9. Menggabungkan menyimpulkan, yakni berupa: jadi, oleh karena itu, oleh sebab itu.

2. Untuk Menghubungkan Klausa yang Kedudukannya Tidak Sederajat

Dalam hal ini, keberadaan konjungsi berfungsi untuk menghubungkan klausa yang memiliki kedudukan tidak sederajat alias bertingkat. Konjungsi dalam fungsi ini adalah:

  1. Menyatakan sebab, yakni berupa: sebab, karena.
  2. Menyatakan syarat, yakni berupa: kalau, jikalau, jika, apabila, bila, tatkala.
  3. Menyatakan tujuan, yakni berupa: agar, supaya.
  4. Menyatakan waktu, yakni berupa: ketika, sewaktu, sebelum, sesudah, tatkala.
  5. Menyatakan akibat, yakni berupa: sampai, hingga, sehingga.
  6. Menyatakan sasaran, yakni berupa: untuk, guna.
  7. Menyatakan perbandingan, yakni berupa: seperti, sebagai, laksana.

Sementara itu, ada juga konjungsi lain yang menyatakan hubungan antara kata, frasa, dan klausa yang sering terdapat di buku pembelajaran Bahasa Indonesia SMA, yakni berupa:

  1. Menyatakan hubungan sebab: karena, sebab, oleh sebab itu, karena itu.
  2. Menyatakan hubungan akibat: sehingga, sampai, maka.
  3. Menyatakan hubungan syarat: jika, apabila, kalau, asalnya.
  4. Menyatakan hubungan tak bersyarat: walaupun, meskipun, biarpun.
  5. Menyatakan hubungan pilihan: atau.
  6. Menyatakan hubungan perbandingan: seperti, bagai, seakan-akan, ibarat, umpama, daripada.
  7. Menyatakan hubungan kekuatan: bahkan, apalagi.
  8. Menyatakan hubungan rincian: yakni, adalah, yaitu, ialah.
  9. Menyatakan hubungan penegasan: bahwa.
  10. Menyatakan hubungan pengurutan: mula-mula, lalu, kemudian.
  11. Menyatakan hubungan pembatasan: kecuali, selain, asal.
  12. Menyatakan hubungan penanda contoh: misalnya, umpama, contohnya.
  13. Menyatakan hubungan penanda pengutamaan: yang penting, yang pokok, paling utama, terutama.
  14. Menyatakan hubungan korelatif:
  • makin….makin….
  • kian….kian…
  • tidak hanya…tetapi juga…
  • sedemikian rupa…sehingga…
  • baik…maupun…

Nah, itulah ulasan mengenai apa itu konjungsi kronologis dan jenis-jenisnya yang dapat diterapkan dalam suatu kalimat. Apakah Grameds sudah memperhatikan keberadaan konjungsi kronologis ini ketika menyusun suatu kalimat dalam teks Bahasa Indonesia?

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Baca Juga!

About the author

Siti Badriyah

Tulis menulis menjadi salah satu hobi saya. Dengan menulis, saya menyebarkan beragam informasi untuk orang lain. Tak hanya itu, menulis juga menggugah daya berpikir saya, sehingga lebih banyak informasi yang dapat saya tampung.

Kontak media sosial Instagram saya Siti Badriyah