Bahasa Indonesia

Argumen : Pengertian, Komponen, dan Jenis-Jenisnya

Dalam kehidupan yang kita jalani ini tak selamanya sesuai dengan pendapat orang lain. Oleh sebab itu, dalam interaksi sosial, terkadang terjadi adanya argumen. Argumen adalah seseorang yang mempertahankan pendapat. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang argumen. Jadi, simak artikel ini sampai habis, Grameds.

 

 Pegy Lestari Debat : Berpikir Kritis, Berwawasan Luas, Persuasif, Argumentatif

Pengertian Argumen

Argumen 4

pixabay

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari tentu kita perlu melakukan interaksi dengan orang lain seperti halnya berbicara.  Dalam interaksi itu biasanya di dalamnya terdapat argumen kita atau argumen orang lain. Dalam kehidupan di dunia ini terkadang ada baiknya kita mendengarkan argumen orang lain, walaupun tidak semua argumen orang lain itu benar.

Dalam hidup bersosial, menyampaikan pendapat adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Agar pendapat tersebut bisa meyakinkan orang lain, maka harus disertai argumen. Terkadang, seseorang disangka memberikan argumen padahal mereka hanya memberikan pernyataan. Argumen adalah bagian yang selalu bisa membentuk sebuah diskusi.

Sedangkan pengertian argumentasi berdasarkan istilah adalah sesuatu yang sering dikemukakan saat menyampaikan pendapat.

Dengan begitu, argumen dapat diartikan sebagai sesuatu yang memperkuat pendapat, sehingga suatu pendapat lebih mudah diterima. Meski demikian, tidak selalu argumen yang kita sampaikan diterima begitu saja oleh orang yang mendengarkan. Bisa saja, argumen kita dipatahkan oleh argumen lain, sehingga, adu argumen pun tidak bisa dihindari.

Sementara itu, adu argumen adalah hal yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Berargumen tidak selalu berarti menyerang atau mengkritik seseorang. Argumen adalah pernyataan yang dapat digunakan untuk mendukung sebuah sudut pandang.

 MARCUS TULLIUS CICERO How To Win An Argument

Dengan begitu, seseorang atau sekelompok orang dapat memperoleh sudut pandang lain dari suatu permasalahan yang tengah dibahas. Bahkan, dalam agama Islam dijelaskan tentang adab berpendapat.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), argumen adalah alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Sementara itu, berargumen diartikan sebagai berdebat dengan saling mempertahankan atau menolak alasan masing-masing.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa argumen memiliki dua tujuan, yaitu memperkuat pendapat sendiri atau melemahkan dan mematahkan pendapat orang lain.

Argumen juga bisa digunakan untuk menolak suatu pendirian, ide pikiran atau gagasan.

Mengetahui cara yang benar dan tepat dalam berargumen merupakan sesuatu yang mesti dipahami. Apalagi jika Anda sering terlibat dalam suatu forum diskusi atau mungkin hendak mempresentasikan sesuatu.

Argumen dari Sudut Pandang Islam

Tentu saja, argumen bertujuan agar diterapkan umat Islam dalam berpendapat. Selama dalam percakapan untuk berinteraksi di dalam mengajukan argumen kita dianjurkan untuk berpendapat dengan cara yang baik.

Dari apa yang kita kerjakan untuk mengemukakan pendapat dengan kata yang baik maka Allah SWT menjelaskan pernyataan tersebut seperti yang ada dalam firman Allah SWT.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 286 yaitu :

لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا ٱكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَآ ۚ أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِينَ

Lā yukallifullāhu nafsan illā wus’ahā, lahā mā kasabat wa ‘alaihā maktasabat, rabbanā lā tu`ākhiżnā in nasīnā au akhṭa`nā, rabbanā wa lā taḥmil ‘alainā iṣrang kamā ḥamaltahụ ‘alallażīna ming qablinā, rabbanā wa lā tuḥammilnā mā lā ṭāqata lanā bih, wa’fu ‘annā, wagfir lanā, war-ḥamnā, anta maulānā fanṣurnā ‘alal-qaumil-kāfirīn

Artinya:

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”

Komponen Argumen

Argumen 4pexels

Argumen adalah suatu upaya untuk membuat lebih dari sekadar pernyataan. Di dalam suatu argumen terselip penawaran serangkaian pernyataan terkait yang mewakili dukungan terhadap pernyataan utama. Hal tersebut tak lain untuk meyakinkan orang lain bahwa apa yang diucapkan dan ditegaskan adalah benar.

Sebelum berargumen, tentu penting untuk memahami apa saja komponen dasar yang membentuk suatu argumen, yaitu premis, inferensi, dan kesimpulan. Berikut penjelasannya:

1. Premis

Premis adalah Pernyataan berupa fakta yang menjelaskan alasan dan atau bukti untuk mempercayai suatu klaim atau inferensi. Berikut contoh argumen dengan premis dan kesimpulan:

  • Jika kamu ingin mencari pekerjaan yang bagus, kamu harus bekerja keras (premis)
  • Kamu benar-benar ingin mencari pekerjaan yang bagus. Jadi kamu harus bekerja keras (kesimpulan).

Dua kalimat pertama di sini adalah premis argumen, dan kalimat terakhir adalah kesimpulan. Memberikan argumen ini berarti menawarkan premis sebagai alasan untuk menerima kesimpulan. Untuk bisa memahami lebih jelas, berikut contoh sederhana dari sebuah argumen:

  • Pilot memperoleh banyak uang (premis).
  • Saya ingin menghasilkan banyak uang (premis).
  • Saya harus menjadi pilot (kesimpulan).

Biasanya, tantangan dalam berargumen adalah memperoleh kesimpulan yang menghubungkan premis. berikut contoh lainnya:

  • Dokter mendapatkan banyak uang. (premis)
  • Dengan uang yang banyak, seseorang dapat melakukan banyak perjalanan. (premis)
  • Dokter bisa bepergian. (kesimpulan, dari 1 dan 2)
  • Saya ingin banyak bepergian. (premis)
  • Saya harus menjadi seorang dokter. (dari 3 dan 4)

Di sini dapat dilihat dua jenis klaim berbeda yang dapat terjadi dalam sebuah argumen. Klaim yang pertama adalah klaim faktual, dan ini dimaksudkan untuk menawarkan bukti.

Dua premis pertama di atas adalah klaim faktual dan biasanya, tidak banyak waktu yang dihabiskan untuk itu, baik klaim itu benar atau tidak.

2. Inferensi

Inferensi atau klaim adalah apa yang diselesaikan di akhir argumen. Namun, dalam argumen sederhana, bisa jadi tidak ditemukan inferensi, melainkan hanya terdiri atas premis dan kesimpulan.

3. Kesimpulan

Kesimpulan adalah Penalaran dari sebuah argumen atau sering juga disebut inferensi akhir. Untuk memaparkan sebuah argumen, seorang yang membuat klaim mesti menawarkan pernyataan lanjutan yang setidaknya, secara teori dapat mendukung klaim tersebut.

Sebab, suatu argumen bertujuan untuk menawarkan alasan dan bukti. Apabila inferensi mendapat pernyataan yang mendukung, maka argumen berhasil. Begitu pula sebaliknya.

Jenis-Jenis Argumen

Argumen 4

pexels

Secara umum dan secara spesifik, argumen dapat dibagi dalam beberapa jenis. Secara umum, argumen terbagi atas antara lain argumen deduktif dan argumen induktif, berikut penjelasannya:

1. Argumen Deduktif

Argumen deduktif adalah argumen yang kalau benar, akan menyertakan bukti-bukti yang konklusif untuk mendukung kebenaran klaimnya.

Karena premisnya kuat, jadi klaim yang disampaikan setelah premis disampaikan bukan lagi sebuah kemungkinan, melainkan kepastian. Kita punya satu contoh yang mungkin pernah anda lihat lewat di televisi atau mungkin di mana gitu.

Contohnya: “Semua manusia fana. Socrates adalah manusia. Maka dari itu, Socrates adalah manusia.”

Dua kalimat pertama pada contoh di atas adalah premis-premis yang mendukung klaim yang terletak di kalimat terakhir. Pada argumen deduktif, klaimnya tidak mungkin benar kalau premisnya nggak bener. Jadi, ada juga argumen yang bisa disebut tidak valid secara deduktif.

2. Argumen Induktif

Argumen induktif ini memasukkan premis-premis yang kalau benar, bisa membuktikan kebenaran dari klaimnya. Lho, terus bedanya apa dong, sama yang deduktif tadi? Bedanya, di sini masih ada kemungkinan buat argumen itu terbukti benar atau salah.

Dalam argumen induktif, klaim yang disimpulkan cuma sebuah perkiraan yang belum diketahui kepastiannya. Makanya dalam menarik kesimpulan argumen ini, perlu dilakukan pengamatan dan observasi terhadap premis-premis yang disediakan.

Contohnya: “Selama ini aku memperhatikan banyak orang yang berbahu bidang dan punya postur tubuh tinggi itu profesinya atlet renang. Jadi, aku menyimpulkan kalau semua orang berbahu bidang dan tinggi adalah atlet renang.”

Dengan premis mengenai bentuk tubuh, argumen di atas menyatakan klaim yang kemungkinan benar bahwa semua orang dengan tubuh demikian merupakan atlet renang.

Nah, untuk selanjutnya argumen secara spesifik bisa dibagi berdasarkan topiknya, misalnya argumen ontologi dan argumen politik. Berikut penjelasan lengkapnya:

3. Argumen Ontologi

Argumen ontologi adalah argumen yang menyimpulkan kalau Tuhan itu ada, dengan menarik premis-premis penting, analitis, dan apriori. Apriori sendiri maksudnya sebagai pengetahuan yang tidak didasari oleh pengalaman tertentu.

4. Argumen Politik

Argumen politik sering kita jumpai, tidak hanya di TV tetapi juga media sosial yang anda pakai sehari-hari. Argumen politik biasanya menawarkan serangkaian alasan untuk melakukan sebuah solusi untuk berbagai permasalahan politik.

Tips Argumen Bisa Berhasil

Argumen 4

pexels

Sebuah pernyataan tidak semata-mata disebut argumen tidak peduli seberapa sering seseorang mengulangi pernyataan tersebut. Dilansir dari ThoughtCo, untuk membuat argumen, orang yang membuat klaim harus menawarkan pernyataan lebih lanjut yang setidaknya secara teori, mendukung klaim tersebut.

Apabila klaim didukung, maka argumen tersebut berhasil. Apabila klaim tidak didukung, maka argumen gagal. Tujuan dari sebuah argumen adalah Untuk menawarkan alasan dan bukti.

Untuk menciptakan argumen yang berhasil dan dapat mematahkan pendapat orang lain, maka kamu bisa menerapkan beberapa langkahnya di bawah ini.

  1. Selalu fokus untuk membalikkan pendapat orangnya. Dengan kata lain, saat berargumen, jangan menyerang orangnya. Dengan begitu, kamu akan terlihat lebih banyak wawasan.
  2. Tetap tenang dan sabar karena dengan melakukan hal ini, maka kamu dapat berpikir dengan jernih, sehingga bisa membalas argumen orang lain.
  3. Gunakan bahasa yang sopan dan santun agar tidak menyinggung orang lain.
  4. Argumen yang disampaikan harus berdasarkan bukti atau fakta yang ada.

Struktur Teks Eksposisi

Teks eksposisi harus memperhatikan isi, struktur dan kebahasaan teks. Sumber karangan penulis didapatkan dari hasil observasi atau pengamatan, penelitian dan pengalaman. Ide pokok teks eksposisi berisi identifikasi suatu permasalahan, argumen dan pengetahuan untuk dibaca.

Untuk membuat teks eksposisi ada beberapa tahapan yang mesti dilalui, yaitu menentukan topik yang hendak dibahas, menyusun kerangka kemudian mengembangkan kerangka menjadi teks. Setelah mengembangkan kalimat, penulis meninjau ulang isinya untuk diperbaiki.

Teks eksposisi disusun berdasarkan pernyataan pendapat (tesis), argumentasi, dan penegasan ulang. Bagian tesis berisi paragraf pembuka yang dijelaskan oleh penulis. Bagian argumentasi berupa isi paragraf yang berisi alasan dan dukungan pernyataan.

Pada bagian argumentasi ini berisi data dan fakta. Terakhir adalah penegasan ulang yang berada di akhir paragraf. Kalimat ini untuk mengulang kembali pernyataan serta meyakinkan pembaca tentang kebenaran.

Berikut penjelasan tentang struktur teks eksposisi dikutip dari buku ajar “Teks Eksposisi dan Perangkatnya” oleh Sulastriningsih Djumingin, yaitu:

Pembukaan

Pembukaan adalah kalimat yang berisi mengenai pandangan awal suatu topik. Pandangan ini sifatnya opsional.

Tesis (pendapat)

Kalimat teks eksposisi ini merupakan bagian yang berisi pendapat penulis. Bagian tesis membahas tentang suatu topik yang dipermasalahkan.

Pernyataan Pendapat

Pernyataan pendapat adalah kalimat yang berisi gagasan, ide, opini, anggapan, argumentasi yang dijelaskan oleh penulis terhadap suatu peristiwa.

Argumen

Argumen berisi pendukung tesis berupa bukti yang dicantumkan oleh penulis. Dalam menulis argumen, teks tidak hanya terdiri dari satu posisi saja. Argumentasi bertujuan untuk memperkuat tulisan sehingga membutuhkan data hasil temuan, fakta-fakta, dan pernyataan dari para ahli.

Penegasan Ulang Pendapat

Penegasan ulang pendapat bisa juga disebut paragraf penutup yang berisi penegasan ulang, penulis memakai kalimat yang berbeda. Tujuan dari kalimat penutup adalah untuk menegaskan paragraf argumen, menambah rekomendasi dan saran. Dengan begitu, pendengar argumen bisa memahami isi dari argumen yang telah disampaikan.

Susunan Paragraf Argumen

Argumentasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk. Dalam penulisan argumentasi isi dapat berupa penjelasan, pembuktian, alasan, maupun ulasan objektif dimana disertakan contoh, analogi, dan sebab akibat.

Tujuan dari paragraf argumen adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.

Berikut susunan paragraf argumen yaitu:

1. Pendahuluan

Susunan yang pertama adalah pendahuluan. Dengan adanya pendahuluan ini, memiliki tujuan untuk menarik perhatian pembaca, lalu membuat pembaca lebih terpusat kepada argumen yang disampaikan, serta untuk menunjukkan dasar atau alasan argumen tersebut dikemukakan.

2. Tubuh Argumen

Paragraf argumen yang selanjutnya adalah tubuh argumen. Tubuh argumen ini memiliki tujuan untuk membuktikan sebuah kebenaran dalam argumen tersebut sehingga kesimpulan yang dicapai akan benar sesuai dengan susunan awal. Argumen yang tersusun dalam tubuh ini, harus dianalisis, disusun, diobservasi serta harus menggunakan fakta dan pikiran yang logis.

3. Kesimpulan atau Ringkasan

Susunan yang terakhir adalah kesimpulan atau ringkasan yang memiliki tujuan untuk membuktikan kepada pembaca, bahwa argumen tersebut berasal dari kebenaran yang disampaikan melalui penalaran, sebagai pemikiran yang sesuai fakta dan logis.

Dari pembahasan di atas, argumen adalah suatu pendapat orang lain yang bertujuan untuk mempertahan pendapat diri sendiri atau mematahkan pendapat orang lain. Demikian pembahasan tentang pengertian argumen hingga tips agar argumen berhasil mematahkan pendapat orang lain. Semoga semua pembahasan di atas dapat menambah wawasan kamu dalam berargumen.

Jika ingin mencari buku tentang argumen atau debat, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com.

Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Yufi Cantika Sukma Ilahiah

About the author

Siti Badriyah

Tulis menulis menjadi salah satu hobi saya. Dengan menulis, saya menyebarkan beragam informasi untuk orang lain. Tak hanya itu, menulis juga menggugah daya berpikir saya, sehingga lebih banyak informasi yang dapat saya tampung.

Kontak media sosial Instagram saya Siti Badriyah