Bahasa Indonesia

Peribahasa: Pengertian, Jenis, Ciri, dan Contoh-contohnya

peribahasa
Written by Siti Badriyah

Pengertian Peribahasa dan Contoh-contohnya – Anda pasti sudah mendengar kalimat “besar pasak daripada tiang” bukan? Kalimat tersebut merupakan peribahasa yang sering kita dengar di Indonesia terutama pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Yuk, simak beberapa contohnya dan seluk-beluk mengenai kumpulan kata di bawah ini.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, peribahasa merupakan suatu kelompok kata atau kalimat yang memiliki makna tertentu yang berisikan kalimat ringkas, berisi tentang perbandingan, nasihat dan tingkah laku manusia. Kalimat ini sering diselipkan dalam percakapan untuk menasehati, membandingkan, atau menyindir seseorang.

Di Negara Indonesia , terdapat banyak sekali peribahasa yang dapat Anda dengar dan Anda pelajari.
Simak beberapa contoh peribahasa dan penjelasan mengenai kumpulan kata di bawah ini/

Pengertian Peribahasa

Menurut Wikipedia, Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang mempunyai suatu makna tertentu, atau hal yang mengungkapkan untuk melakukan perbuatan atau hal mengenai diri seseorang. Peribahasa ini mencakup beberapa jenis peribahasa yaitu ungkapan, pepatah, perumpamaan, ibarat/tamsil, semboyan, bidal/pameo.
peribahasa dapat diartikan sebagai ungkapan yang dinyatakan secara tidak langsung, namun ketika menyampaikan tersirat untuk suatu hal yang dapat dipahami pembaca atau pendengarnya. Pengertian peribahasa menurut Kamus Linguistik, peribahasa merupakan sebuah kalimat yang sudah mempunyai bentuk, makna, dan fungsinya dalam suatu masyarakat luas.

Jenis-jenis Peribahasa

1. Pepatah

Pepatah adalah jenis peribahasa yang mengandung nasehat dari orang-orang tua yang berbentuk seperti kalimat. Biasanya peribahasa ini dapat digunakan untuk mematahkan lawan bicara pada saat melakukan debat atau sebagainya. Contoh peribahasa ini yaitu sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit; biar lambat asal selamat; kecil-kecil cabe rawit; bagai pinang dibelah dua.

contohnya:

a. Bagaikan bumi dan langit,

b. Bagai pinang dibelah dua,

c. Sedikit Demi sedikit, lama-lama akan menjadi bukit,

d. Biarpun lambat asal selamat.

2. Perumpamaan

Sedangkan itu,Perumpamaan merupakan sebuah peribahasa yang berisikan mengenai kata-kata yang dapat diungkapkan dalam sebuah keadaan atau tentang tingkah laku seseorang. Caranya dengan mengambil perbandingan dari alam sekitar dan kalimatnya diawali dengan kata bagai, bak, seperti dan lain sebagainya. Contohnya: bagai harimau menyembunyikan kuku.

Contohnya:

a. bagai pinang dibelah dua,

b. bagai harimau menyembunyikan kuku.

3. Ibarat/Tamsil

Ibarat atau tamsil merupakan suatu peribahasa yang berupa kalimat kiasan yang sering menggunakan kata ibarat.Tujuan dari Tamsil ini adalah untuk membandingkan suatu perkara atau sebuah hal. Contohnya yaitu : Tua-tua keladi semakin tua semakin menjadi.

4. Semboyan

Semboyan merupakan sekumpulan kata, kalimat atau bisa juga frasa yang dipergunakan dalam sebagai pedoman serta prinsip.Contohnya seperti rajin pangkal pandai, bersih pangkal sehat, hemat pangkal kaya, dan peribahasa lainnya yaitu :

a. Hemat pangkal kaya,

b. rajin pangkal pandai,

c. bersih pangkal sehat dan lain sebagainya.

5. Bidal/Pameo

Bidal atau bisa disebut dengan pameo merupakan jenis peribahasa yang di dalamnya mengandung ejekan, sindiran, serta juga peringatan. Contohnya seperti hidup segan mati tak mau, malu bertanya sesat dijalan, bagai kerakap di atas batu, dan masih banyak lagi.

Fungsi Peribahasa

Peribahasa tidak cuma sekedar susunan kata-kata yang menarik, padat, dan juga bermakna.
Peribahasa mempunyai beberapa fungsi, terutama fungsi di bidang sosial.

Berikut ini beberapa fungsi peribahasa.

a. Merupakan identitas seorang kaum ataupun individu
b. Membuat percakapan serta bahasa lisan menjadi lebih indah.
c. Menjadi bentuk kondisi dunia atau juga pengamatan dalam suatu peristiwa.
d. Dapat dijadikan nasihat.

Beli Buku di Gramedia

Ciri-Ciri Peribahasa

Dalam peribahasa terdapat ciri-ciri yang dapat dilihat sebagaimana penjelasan dibawah ini.

a. Struktur susunannya tetap yang memiliki arti kata-kata yang dalam peribahasa sudah pasti dan tidak dapat diubah.

b. Biasanya digunakan untuk menyindir atau memperindah bahasa.

c. Kata-kata yang dipakai teratur, enak didengar dan mempunyai makna.

d. Dibuat atau diciptakan berdasarkan pandangan dan perbandingan yang sangat teliti terhadap alam dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.

e. Peribahasa dibentuk dengan ikatan bahasa yang padat dan indah sehingga akan melekat di masyarakat hingga turun temurun.

Contoh Peribahasa

Berikut ini kami sertakan beberapa contoh dari peribahasa

  1. Ada udang dibalik batu: Ada suatu maksud tersembunyi
  2. Ada gula ada semut: dimana ada kesenangan disitu banyak orang datang
  3. Bagai air di daun talas: Orang yang tidak punya pendirian, selau berubah-ubah
  4. Air beriak tanda tak dalam: Orang yang banyak bicara biasanya tidak banyak ilmunya
  5. Bagai ayam kehilangan induk: Bercerai berai karena kehilangan tumpuan
  6. Bagai makan buah simalakama: Seseorang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sangat sulit dipilih
  7. Tong kosong nyaring bunyinya: Orang bodoh biasanya banyak bicaranya
  8. Anjing menggonggong, kafilah berlalu: Walaupun banyak halangan dalam usaha kita, kita tidak boleh berputus asa
  9. Seperti katak dalam tempurung: Orang yang tidak banyak pengetahuan
  10. Besar pasak daripada tiang: Banyak pengeluaran daripada pemasukan/pendapatan
  11. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing: Bersama-sama dalam suka dan duka, baik dan buruk sama-sama ditanggung
  12. Bermain air basah, bermain api hangus: Setiap usaha/pekerjaan pasti ada resiko/susahnya
  13. Belum beranak sudah ditimang: Belum berhasil tetapi sudah bersenang senang lebih dulu
  14. Belum bertaji hendak berkokok:Belum berilmu/kaya/berkuasa sudah menyombongkan diri
  15. Bagai kacang lupa akan kulitnya: Orang yang tidak tahu diri, lupa asalnya
  16. Bagai duri dalam daging:Selalu tidak menyenangkan hati dan mengganggu pikiran
  17. Tak ada gading yang tak retak: tidak ada sesuatu yang tidak ada cacatnya
  18. Bagaikan api dalam sekam: perbuatan jahat yang tak tampak
  19. Sedikit-demi sedikit lama-lama menjadi bukit: Sedikit demi sedikit lama-lama akan banyak
  20. Bagai pinang dibelah dua: Seseorang yang kembar/sama sifat dan karakternya
  21. Tak ada rotan akar pun jadi: Apabila yang baik tidak ada, maka yang kurang baik juga bisa dimanfaatkan

Contoh Peribahasa Dari A Sampai Z Beserta Artinya

Peribahasa Huruf A

a. Ada uang abang disayang, tak ada uang abang melayang
(berbuat baik kepada orang lain hanya ketika mempunyai banyak harta)
b. Ada udang dibalik batu
(Ada maksud tersembunyi)
c. Ada asap ada api
(Segala akibat pasti ada sebabnya)

Peribahasa Huruf B

a. Bagai api dengan asap
(Persahabatan yang erat dan tak terpisahkan)
b. Bagai air di daun talas
(Orang yang tidak tetap pendiriannya)
c. Bagai air dengan minyak
(Dua hal yang tidak bisa disatukan)

Peribahasa Huruf C

a. Cepat kaki ringan tangan
(Orang yang suka menolong dalam kebaikan)
b. Cencang dua segeragai
(Sekali jalan, dua pekerjaan selesai)
c. Condong yang akan meninmpa
(Perbuatan yang akan mendatangkan celaka)

Peribahasa Huruf D

a. Dunia tak selebar daun kelor
(Dunia itu luas dan tidak sempit)
b. Dapur tidak berasap
(Miskin sekali)
c. Dikasih hati minta jantung
(Orang yang tidak tahu berterima kasih)

Peribahasa Huruf E

a. Emping terserak, hari hujan
(Sangat sial)
b. Enau sebatang dua sigainya
(Perempuan yang menduakan suaminya)
d. Enau mencari (memanjat) sigai
(Perempuan yang mencari laki-laki)

Peribahasa Huruf F

a. Fajar menyingsing, elang menyongsong
(Sambutlah hari dengan semangat berusaha/bekerja yang gigih/kuat)

Peribahasa Huruf G

a. Gajah di pelupuk mata tidak tampak, kuman di seberang lautan tampak
(kesalahan diri sendiri tak terlihat, kesalahan orang lain terlihat dengan jelas)
b. Gali lubang tutup lubang
(Berhutang untuk membayar hutang yang lain)
c. Gajah ditelan ular lidi
(anak orang besar jatuh cinta dengan anak orang yang lebih rendah)

Peribahasa Huruf H

a. Habis manis sepah dibuang
(Dibuang setelah tidak digunakan lagi)
b. Harum seperti malaikat lalu
(Sangat harum, sangat banyak memakai wewangian)
c. Hemat pangkal kaya
(Orang yang berhemat akan menjadi kaya)

Peribahasa Huruf I

a. Ikut hati mati, ikut rasa binasa
(Orang yang hanya mengikuti kata hati tanpa menggunakan akal fikiran maka dia akan gagal dalam kehidupannya)
b. Indah kabar daripada rupa
(Keadaan yang berbeda dari apa yang dibayangkan)
c. Ikan terikat jala tiba
(Cepat tanggap)

Peribahasa Huruf J

a. Jadi abu arang
(Sudah using atau basi)
b. Jauh di mata, dekat di hati
(Meskipun terpisah jarak tetapi di hati tetap terkenang)
c. Jatuh diatas tilam
(Mendapat keuntungan besar)

Peribahasa Huruf K

a. Kacang lupa kulitnya
(seseorang yang lupa aka nasal-usulnya)
b. Kecil-kecil cabai rawit
(Terlihat kecil tapi pemberani, credik atau membahayakan)
c. Karena nilai setitik rusak susu sebelangga
(Karena kesalahan kecil mengakibatkan semuanya salah)

Peribahasa Huruf L

a. Lain di mulut lain di hati
(Perkataan yang diucapkan berbeda dengan yang di hati)
b. Lidah tak bertulang
(Manusia sangat mudah untuk berbohong/mengumbar janji)
c. Lunak gigi daripada lidah
(Sangat lemah lembut)

Peribahasa Huruf M

a. Makan bubur berpanas-panas.
(Terlalu terburu-buru hingga akhirnya merugi dan kecewa)
b. Makan upas berulam racun.
(Peribahasa yang menggambarkan rasa berbelasungkawa)
c. Makin murah, makin ditawar
(Tak pernah bersyukur dengan pemberian, malah selalu merasa kurang dan ingin lagi)

Peribahasa Huruf N

a. Nan lurah jua dituruti air.
(Orang yang sudah kaya juga akan bertambah kaya)
b. Nasi tak dingin, piring tak retak.
(Kedua belah pihak sama-sama sudah tidak ingin)
c. Nibung bangsai bertaruh muda.
(Orang tua yang berperilaku seperti anak muda)

Peribahasa Huruf O

a. Obat jauh, penyakit hampir.
(wanita yang menanggung rindu karena jauh dari suaminya)
b. Oleng seperti cupak hanyut.
(cara jalan yang berlenggak-lenggok seperti menyombongkan diri)
c. Orang yang runcing tanduk.
(orang yang terkenal karena ia adalah orang jahat)
d. Ombaknya terdengar, namun tak Nampak pasirnya.
(nama seseorang sudah terkenal, namun hasil kerjanya belum terlihat)

Peribahasa Huruf P

a. Pandai berminyak air.
(orang kreatif yang bisa memanfaatkan barang-barang tidak berguna)
b. Patah tongkat, berjeremang.
(tetap berusaha meskipun sudah dilanda beribu kegagalan)
c. Pekak-pekak badak.
(pura-pura tidak tertarik, padahal sangat menginginkan)

Peribahasa Huruf R

a. Rendah gunung, tinggi harapan.
(harapan yang tinggi)
b. Rupa harimau, hati tikus.
(terlihat galak dan pemberani, padahal aslinya penakut)
c. Rekah tidak, rekat pukat.
(hubungan kedua orang yang tidak akrab dan tidak pula bermusuhan)

Peribahasa Huruf S

a. Sabung selepas hari petang.
(semua usaha akan tertutup dengan keuntungan)
b. Salah langkah, surut kembali.
(jika sudah mengetahui kekurangan serta kesalahan, sebaiknya segera melakukan perbaikan diri)
c. Sambil menyuruk, galas lalu.
(melindungi diri dari bahaya, namun tetap mengingat keuntungan)

Peribahasa Huruf T

a. Tahu di angin turun naik.
(pandai melihat keadaan, sehingga segera mengetahui apa yang sedang terjadi)
b. Tak berorang di air.
(gadis yang sudah tidak perawan)
c. Takut titik, lalu tumpah.
(takut akan mengalami rugi sedikit, akhirnya malah rugi banyak)

Peribahasa Huruf U
a. Ujung jari sambungan lidah.
(juru bicara)
b. Ular bukan, ikan pun bukan.
(orang yang tidak memiliki pendirian)
c. Untung ada, tuah tidak.
(bahagia)

Peribahasa Huruf W

a. Walau kecil tampak, kalua besar tak tampak.
(orang yang hanya melihat kekurangan orang lain, tapi tidak melihat kekurangan dirinya sendiri)
b. Waktu adalah uang.
(siapapun yang menyia-nyiakan waktu, berarti ia telah menyia-nyiakan uang)

Peribahasa Huruf Y

a. Yang dijolok tidak dapat, penjolok tinggal diatas.
(sudah tak mendapatkan untung, modal dari usaha juga hilang/habis)
b. Yang dipandang rupa, yang dimakan rasa.
(jika memiliki maksud baik, sebaiknya disampaikan dengan cara yang baik pula. Karena apabila salah dalam cara penyampaian, maka yang dimaksud akan salah artian)
c. Yang menabur angin, akan menuai badai.
(barangsiapa berbuat, maka harus berani menerima akibat)

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Itulah beberapa penjelasan mengenai peribahasa. Mulai dari pengertian, ciri-ciri, jenis, dan juga contohnya. Mempelajari peribahasa seperti belajar budaya sendiri. Sebab, banyak peribahasa yang berasal dari berbagai wilayah yang ada di Indonesia. Bahkan, ada beberapa daerah yang memiliki peribahasa dari bahasa daerah meraka. Tentu akan sangat menyenangkan ya jika kita memahami banyak peribahasa yang ada.

Beli Buku di Gramedia

About the author

Siti Badriyah

Tulis menulis menjadi salah satu hobi saya. Dengan menulis, saya menyebarkan beragam informasi untuk orang lain. Tak hanya itu, menulis juga menggugah daya berpikir saya, sehingga lebih banyak informasi yang dapat saya tampung.

Kontak media sosial Instagram saya Siti Badriyah