Bahasa Indonesia

Kalimat Fakta: Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis, Contoh, Dan Cara Menentukannya

Kalimat Fakta
Written by Siti Badriyah

Pengertian Kalimat Fakta – Apakah Grameds masih kesulitan dalam mengidentifikasi kalimat fakta? Baik secara bentuk atau contoh kalimatnya? Tepat sekali, masih banyak orang yang sering kali mengartikan atau menentukan mana kalimat fakta dan bukan. Biasa orang akan sulit membedakannya dengan kalimat opini karena kedua jenis kalimat ini sering disandingkan dalam satu konteks wacana tertentu. 

Padahal kalimat fakta dan kalimat opini memiliki konsep penerapan yang sangat berbeda, terutama dalam maksud dan tujuan kalimat tersebut muncul dalam komunikasi seseorang. Baik komunikasi secara lisan maupun tulisan. Grameds tentu perlu memahami dan menguasai apa itu kalimat fakta karena kalimat ini akan sering kita jumpai dan gunakan dalam komunikasi sehari hari. 

Jadi, jika Grameds masih salah dalam mendefinisikan fakta maka bisa jadi akan ada kemungkinan kesalahpahaman dalam berkomunikasi, misalnya kita termakan dengan berita hoax atau berita bohong yang memailkan kalimat fakta dan opini dalam teks berita. Berikut ini penjelasan tentang kalimat fakta, mulai dari pengertian, ciri- ciri, jenis, contoh, sampai cara menentukan kalimat fakta: 

Pengertian Kalimat Fakta

Membicarakan kalimat fakta, maka tidak akan lepas dari pembahasan pengertian kalimat dan fakta itu sendiri. Pengertian kalimat dalam bahasa Indonesia adalah satuan bahasa yang terdiri dari beberapa kata yang memiliki ide pokok tertentu dengan susunan SPOK atau subjek, predikat, objek, dan keterangan. Dalam membentuk sebuah kalimat tidak harus lengkap memiliki susunan SPOK, namun yang terpenting memiliki ide pokok tertentu yang susunan SPOKnya bisa acak atau dikurangi dan ditambahi.   

Pengertian fakta dalam kalimat kemudian menjadi sebuah sifat yang menunjukan bentuk kalimat tersebut atau pernyataan dalam situasi riil atau peristiwa, masalah, dan konteks wacana yang benar-benar terjadi. Kebenaran dalam fakta tersebut kemudian menciptakan ciri- ciri atau karakteristik kalimat tersebut agar bisa menampilkan kebenaran itu sendiri secara bahasa. Jadi fakta menuntut sebuah kebenaran ditampilkan karena sudah teruji dan terbukti. 

Kalimat fakta kemudian dapat diartikan sebagai susunan bahasa yang bersifat riil atau benar-benar terjadi tanpa campur tangan pendapat, opini, atau perspektif penulis tentang kejadian atau fenomena yang sedang dibicarakan dalam konteks kalimat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kalimat fakta bisa diidentifikasi karena tidak adanya kalimat opini atau kesubjektifan tertentu dalam konteks kalimat tersebut. 

Kalimat Fakta dalam konteks komunikasi tulis akan banyak kita temukan pada teks- teks berita dari berbagai media. Mulai dari media cetak seperti Koran, majalah, buletik, brosur, dan sebagainya, dan media daring atau online seperti berita online di website atau berupa video dan ilustrasi gambar.  Dalam praktiknya, berita memang harus berisi kalimat- kalimat yang benar- benar terjadi karena bertujuan memberikan informasi kepada public atau khalayak banyak. Itulah sebabnya kita hanya boleh mempercayai fakta- fakta saja dalam berita agar tidak memperoleh informasi palsu. Alih- alih memperoleh informasi yang benar, jika kita tidak bisa mengidentifikasi fakta dengan baik dalam kalimat justru kita akan tersesatkan oleh informasi itu sendiri. 

Ciri-ciri Kalimat Fakta

Untuk memahami pengertian kalimat fakta dan menentukan kalimatnya, Grameds bisa melihat ciri ciri atau karakteristik fakta dalam kalimat tersebut. Ada beberapa hal yang bisa Grameds perhatikan dalam menentukan fakta atau tidaknya kalimat tersebut, seperti berikut ini: 

1. Ada Data Akurat

Ciri- ciri yang pertama dimiliki kalimat fakta adalah adanya data- data yang jelas tentang sebuah peristiwa untuk menukung konteks atau maksud dalam kalimat tersebut. Bentuk data tersebut kemudian memiliki beragam jenis sesuai dengan kebutuhan kalimat tersebut. Misalnya seperti bisa berupa bilangan statistic, tanggal dan waktu kejadian, pernyataan atau pengakuan, dan hal- hal lain yang sudah terverifikasi.  Berikut ini contoh kalimat yang menampilkan data akurat: Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan sensus pemerintah tahun 2021 mencapai 2500 juta jiwa lebih. 

2. Bersifat Objektif

Sebuah fakta bisa terdeteksi dalam kalimat jika bersifat objektif yang menyatakan pernyataan netral atau tidak memihak salah satu objek yang sedang dibicarakan. Melainkan memberikan konteks umum yang sudah diakui kebenarannya oleh banyak pihak. Keobjektifan dalam kalimat dapat ditentukan dari pertimbangan data data yang ada dalam sebuah konteks kejadian agar berbicara sesuai fakta tanpa memberikan penilaian yang memihak. Berikut ini contoh kalimat yang objektif: Berdasarkan catatan Komnas Anak, angka kekerasan pada anak pada tahun 2019 meningkat 10 persen dibandingkan pada tahun 2018. 

3. Telah Benar- benar Terjadi

Hal yang paling mudah diidentifikasi apakah kalimat tersebut merupakan fakta atau bukan adalah melihat kalimat menunjukan situasi yang benar- benar terjadi. Konteks benar- benar terjadi dalam kalimat kemudian bisa ditampilkan dengan kelogisan atau logika berpikir bahwa kejadian tersebut memang benar- benar terjadi dan banyak pasang mata yang melihatnya dan mendengar kejadian tersebut. Itulah sebabnya dalam menentukan kalimat fakta banyak elemen yang perlu dilibatkan salah satunya narasumber fakta tersebut bisa muncul. 

JENIS- JENIS KALIMAT FAKTA

Dalam praktiknya, Grameds bisa menemukan kalimat fakta dalam berbagai bentuk dengan tujuan dan konteks tertentu. Berikut ini jenis- jenis kalimat fakta yang bisa Grameds temukan dalam penggunaan bahasa di kehidupan sehari-hari: 

1. Kalimat Data

Kalimat data adalah bentuk kalimat yang berisi data- data untuk menunjukan sebuah fakta tertentu dalam konteks kaliamt tersebut menampilkan persitiwa. Keterlibatan data dalam sebuah kalimat dapat menjadi indikator bahwa kalimat tersebut berisi fakta. Data yang ditampilkan dalam kalimat juga harus jelas sumber dan keabsahannya agar bisa membuktikan kebenaran suatu kejadian. Contoh kalimat data sebagai berikut : 

Wilayah kepulauan sangihe memiliki sumber daya mineral indicated sebesar 3,16 juta ton dengan kadar emas 1,13 gram per ton (g/t) yang bisa diekstraksi dan diestimasikan mencapai 114.700 troy ons.”–Sumber berita dari Tirto.id

2. Kalimat Pernyataan Atau Pengakuan

Kalimat pernyataan atau pengakuan seseorang masuk sebagai kalimat yang fakta karena memberikan bukti atau keabsahan kejadian tertentu bahwa hal tersebut benar-benar terjadi. Dalam praktiknya tanggapan seseorang bisa menjadi fakta jika ditampilkan sebagai tanggapan itu sendiri. Artikel sebuah kalimat menampilkan pernyataan seseorang yang jelas dengan gejala atau konteks bahasa yang mereka punya terhadap sebuah kebenaran. 

Misalnya pernyataan dokter, ahli, praktisi, dan sebagainya yang bisa membuktikan bahwa fenomena tersebut benar-benar terjadi atau fakta. Berikut ini contoh kalimat pengakuan atau pernyataan yang menjadi fakta: 

Berdasarkan studi dari ahli di Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) menyatakan bahwa tambang emas adalah salah satu yang paling rakus dalam konsumsi air untuk mengekstrak mineral.”—Sumber berita Tirto.id

3. Kalimat Berita

Kalimat berita menjadi kalimat yang menampilkan fakta karena  terbawa dari sifat berita tu sendiri yang harus memberikan informasi fakta. Kalimat berita yang dimaksud adalah berisi informasi yang membuktikan sebuah fenomena itu benar-benar terjadi dari unsur- unsur berita, yakni kalimat yang berisi 5W 1 H (what, where, when, who, why, How). Berikut ini contoh kalimat berita yang menunjukan fakta: 

Beberapa kelompok masyarakat mendatangi Sekretariat Negara pada Rabu (29/9/2021) untuk mengantarkan surat yang meminta agar Presiden Joko Widodo bersikap atas penyingkiran 56 pegawai KPK yang tidak lolos TWK.”—Sumber berita Tirto.id

Contoh-contoh Kalimat Fakta

Berikut ini beberapa contoh kalimat fakta dari berbagai sumber yang sudah terbukti kebenarannya: 

  1. Pemerintah telah resmi akan meneruskan kembali proyek Ibu Kota Negara (IKN) atau ibu kota batu di Kalimantan Timur—sumber berita Kumparan.com
  2. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Halu Oleo telah merilis data hak suara Pemilu 2019. Data tersebut menunjukan ada sebanyak 60-70 persen penyandang disabilitas di Kota Kendari tidak menyalurkan hak suaranya—sumber berita Kumparan.com
  3. Pemerintah Polandia telah mengirimkan kelebihan dosis vaksin di negara ke Mesir sebanyak 100 ribu dosis vaksin AstraZeneca—sumber berita  Kumparan.com
  4. Dua orang anggota geng motor diringkus jajaran Polsek Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Rabu (29/9) malam karena melakukan pembegalan—sumber berita Kumparan.com
  5. Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan menetapkan tiga tersangka kasus dugaan korupsi dalam pemberian dana hibah dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sumatera Selatan pada 22 September 2021—sumber berita Tirto.id
  6. Muhammad Furqon sebagai warga Kampung Bayam rutin mencacah limbah sayuran untuk makanan ayam dan bebeknya—sumber berita Tirto.id
  7. Jemaat Ahmadiyah sudah menetap di Kabupaten Sintang sejak 2004 lalu sudah berjumlahnya 76 orang jiwa dari 20 kepala keluarga—sumber berita Tirto.id
  8. Kerusuhan yang telah terjadi di penjara Ekuador Selasa, 28 September 2021, menyebabkan setidaknya ada 100 orang tewas—sumber berita Tempo.co
  9. Tim bulu tangkis Indonesia berhasil lolos ke babak perempat final pada Piala Sudirman tahun ini sebagai juara Grup C—sumber berita Tempo.co
  10. Stasiun Semarang Tawang sekarang telah memiliki patung Soekarno yang berlokasi di area polder—sumber berita Tempo.co
  11. Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah memberikan tiket gratis untuk para pelajar, santri serta orang vaksinator untuk menyaksikan kejuaraan balap motor yunior Asia Challenge di Sirkuit Mandalika—sumber Tempo.co
  12.  Aliansi Nelayan Indonesia menolak PP No. 75 tahun 2015 ke PP No. 85 Tahun 2021 tentang Jenis dan Tarif PNBP Sektor Perikanan Kelautan dengan alasan akan semakin memberatkan nelayan di masa pandemi Covid-19—sumber berita Suaramerdeka.com
  13. Menteri Sosial Tri Rismaharini memastikan para atlet penyandang disabilitas di Pekan Paralimpiade Nasional 2021 telah menjalani vaksinasi—sumber berita Suaramerdeka.com 
  14. Kick Boxing Jateng berhasil menjadi juara umum dengan meraih tiga medali emas dan dua medali perunggu dalam eksebisi PON XX di GOR Waringin, Kota Jayapura, Papua—sumber berita Suaramerdeka.com
  15. Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkumham menyatakan bahwa Warkopi berpotensi akan melanggar hak kekayaan intelektual yang dimiliki Warkop DKI—sumber berita Asumsi.co
  16. Kemenkes menerbitkan Surat Edaran HK.02.01/I/2529/2021 tentang Vaksinasi COVID-19 bagi Penyintas tertanggal 29 September 2021—Sumber berita Antara
  17. Presiden Jokowi telah resmi menandatangani Peraturan Presiden tentang kewajiban penyelenggara negara dalam melakukan pelayanan publik untuk merahasiakan data Nomor Induk Kependudukan dan Nomor Pokok Wajib Pajak—sumber berita Antara

Cara Menentukan Kalimat Fakta

Setelah mengetahui pengertian, ciri- ciri, jenis, dan contohnya, Grameds perlu mengetahui bagaimana cara menentukan kalimat fakta. Ada beberapa hal yang bisa Grameds amati dan lakukan agar bisa mendefinisikan dan menentukan bahwa kalimat tersebut fakta atau bukan. Berikut ini hal- hal yang perlu Grameds diperhatikan untuk menentukan kalimat fakta: 

1. Memahami Ciri- Ciri Fakta Itu Sendiri Dalam Kalimat

Grameds tentu harus memahami ciri- ciri fakta itu sendiri agar bisa menentukan bahwa kalimat, baik tulisan maupun tulisan tersebut adalah sebuah fakta. Seperti yang sudah dijelaskan di atas tentang ciri- ciri kalimat bisa dikatakan fakta jika memiliki data yang akurat, bersifat objektif, dan berisi kejadian yang benar-benar terjadi dengan berbagai pembuktian. 

Untuk menentukan pembuktiannya, Grameds bisa menggunakan formula 5W 1 H dalam kalimat tersebut, apakah sudah terjawab dengan jelas dan lengkap atau belum. Jika konteks kalimat sudah bisa menjawab rumus tersebut secara logis maka bisa ditentukan atau dikatakan kalimat itu adalah fakta.  

2. Melihat Susunan Atau Struktur Kalimat

Grameds bisa menentukan kalimat tersebut fakta atau bukan dengan memperhatikan struktur kalimat. Apakah sudah lengkap dan jelas dalam memberikan informasi tertentu, yakni melalui struktur kalimat SPOK apakah sudah terisi dengan susunan kata yang jelas atau tidak. Jika kalimat justru semakin membingungkan, dalam hal ini berbelit-belit menampilkan sesuatu maka perlu diwaspadai bahwa kalimat tersebut bisa jadi berisi opini, bukan fakta. 

Grameds perlu menggarisbawahi bahwa kalimat fakta itu pasti jelas dan to the point dalam menampilkan ide pokok.  Jadi jika dari struktur kalimat saja sudah tidak beres maka tidak bisa ditentukan sebagai kalimat fakta. 

3. Melihat Narasumber Yang Menyampaikan Kalimat Tersebut

Kalimat tersebut menjadi fakta jika dikatakan atau dinyatakan oleh orang yang tepat. Misalnya dalam sebuah kejadian kebakaran maka pernyataan narasumber yang benar keabsahannya adalah korban atau orang- orang yang menyaksikan kejadian tersebut. Jadi dalam menentukan kalimat itu fakta atau bukan bisa dilihat dari narasumber atau orang yang menyatakan atau penulis kalimatnya. 

4. Melihat Media Atau Platform Yang Memuat Kalimat Tersebut

Dalam menentukan fakta, Grameds perlu kepercayaan terhadap siapa yang memproduksi atau pihak yang membuat kalimat tersebut. Hal ini menunjukan kredibilitas seseorang, organisasi, kelompok, dan sebagainya dalam menyampaikan sebuah informasi yang benar-benar terjadi. Jadi untuk menentukan benar atau tidaknya informasi tersebut Grameds perlu mengetahui siapa yang memproduksi fakta tersebut. 

5. Bersikap Skeptis Dan Kritis Dalam Mengkonsumsi Informasi

Menentukan fakta dalam sebuah fenomena atau masalah tentu membutuhkan kekritisan atau skeptisitas untuk mencari tahu kebenaran tersebut. Grameds perlu rasa ingin tahu agar tidak mudah percaya dan termakan informasi yang belum jelas kebenarannya. Jadi untuk menentukan fakta atau tidaknya sebuah informasi Grameds perlu sikap memverifikasi data- data tersebut.   

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Nah, itulah penjelasan tentang kalimat fakta, mulai dari pengertian, ciri- ciri, jenis, contoh, sampai cara menentukan kalimatnya. Apakah Grameds sudah bisa mendefinisikan dan menentukan kalimat fakta? Selain dipelajari dalam materi pelajaran Bahasa Indonesia di bangku sekolah, memahami kalimat fakta itu sendiri menjadi hal penting bagi seseorang dalam berkomunikasi dan mengkonsumsi informasi. Di tengah kemajuan teknologi seperti sekarang kita lebih mudah mengakses dan menguasai informasi. 

Itulah sebabnya memahami konsep kalimat dalam konteks wacana  juga diperlukan agar kita bisa mengkonsumsi informasi yang benar dan fakta. Jika Grameds merasa masih kesulitan menentukan kalimat fakta atau membutuhkan referensi untuk belajar bahasa Indonesia maka bisa kunjungi koleksi buku Gramedia di www.gramedia.com. Grameds bisa menemukan referensi buku pelajaran bahasa Indonesia yang sesuai dengan kurikulum di sekolah dan juga buku- buku dengan perspektif yang lebih luas tentang bahasa, seperti berikut ini: Selamat belajar. #SahabatTanpabatas 


Beli Buku di GramediaBeli Buku di GramediaBeli Buku di Gramedia

About the author

Siti Badriyah

Tulis menulis menjadi salah satu hobi saya. Dengan menulis, saya menyebarkan beragam informasi untuk orang lain. Tak hanya itu, menulis juga menggugah daya berpikir saya, sehingga lebih banyak informasi yang dapat saya tampung.

Kontak media sosial Instagram saya Siti Badriyah