Bahasa Indonesia Sastra

Pengertian Saga: Karakteristik, Contoh, dan Mengenal Apa Itu Mitologi Nordik

Written by Rahma Fiska

Pengertian Saga – Grameds pasti sudah tidak asing dengan keberadaan dongeng maupun cerita rakyat? Yap, jenis karya sastra prosa lama tersebut memang telah berdampingan dengan kehidupan kita sejak kecil. Bahkan tak jarang, sebelum tidur juga Grameds akan dibacakan atau membaca secara mandiri buku dongeng maupun cerita rakyat. Coba sebutkan, judul dongeng apa yang Grameds sukai hingga dewasa ini?

Nah, jenis karya sastra prosa lama itu tidak hanya dongeng dan cerita rakyat saja lho… Salah satunya ada saga atau kerap juga disebut dengan sage. Meskipun keberadaan saga ini tak jarang dikaitkan dengan cerita yang menggunakan bahasa yang tinggi dan susah dipahami, tetapi ternyata di Nusantara ini terdapat beberapa contoh saga yang mudah dipahami jalan ceritanya. Lalu sebenarnya apa sih saga atau sage ini? Bagaimana karakteristik saga yang membedakannya dengan jenis karya sastra prosa lama lainnya? Apakah saga juga berhubungan dengan karya sastra mitologi Nordik? Nah, supaya Grameds memahami akan hal tersebut, yuk simak ulasan berikut ini!

https://pixabay.com/

Pengertian Saga

Jika melihat dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), istilah “saga” akan merujuk pada hal-hal di bidang sastra yang memiliki definisi berupa ‘cerita rakyat (berdasarkan peristiwa sejarah yang telah bercampur dengan fantasi rakyat)’ dan ‘prosa kisah lama yang bersifat legendaris tentang kepahlawanan keluarga yang terkenal atau petualangan yang mengagumkan’. Nah, dari definisi tersebut yang perlu digaris-bawahi adalah cerita mengenai kepahlawanan atau petualangan dari seseorang yang mengagumkan.

Sebenarnya, saga adalah kisah yang berkaitan dengan sejarah dari suku-suku di Skandinavia dan Jerman Kuno. Cerita-cerita dalam saga ini biasanya mengisahkan tentang pelayaran awal dari Bangsa Viking, yang kemudian melakukan migrasi ke daerah Islandia, hingga perseteruan yang terjadi di antara keluarga-keluarga Islandia. Saga ini biasanya akan ditulis dalam bahasa Nordik Lama dan berkembang pesat di negara Islandia. Nah, keberadaan saga ini tentu saja akan berkembang hingga masuk ke wilayah Nusantara. Mengingat Bangsa Viking kebanyakan berprofesi sebagai pedagang, maka perkembangan cerita saga dapat disebut melalui para pedagang tersebut. Berhubung dalam cerita saga yang “asli” mengisahkan tentang petualangan Bangsa Viking, maka ketika sampai di Nusantara juga akan diadaptasi menjadi kisah-kisah kepahlawanan dari tokoh yang berasal dari Nusantara ini.

Dalam sebuah saga, tampak hampir mirip dengan cerita legenda perseorangan, seba memang berfokus pada satu tokoh utama yang telah melakukan upaya kepahlawanan. Bahkan tak jarang, cerita saga juga dapat dihubung-hubungkan dengan sejarah dari suatu daerah yang berkenaan. Meskipun cerita saga ini dapat dihubungkan dengan sejarah dari suatu daerah, tetapi ternyata memiliki perbedaan dengan legenda.

Jika dalam sebuah cerita saga, keseluruhan alur cerita akan mengutamakan tokoh utamanya, baik itu dalam cerita kepahlawanan maupun cerita petualangan yang dialaminya. Sementara dalam legenda, justru lebih cenderung pada penceritaan mengenai bagaimana kejadian atau asal-usul di balik terjadinya suatu daerah. Tidak hanya itu saja, biasanya dalam pemberian judul sebuah cerita saga akan berupa nama dari tokoh utamanya, sementara dalam legenda pemberian judul akan berupa nama tempat yang tengah diceritakan.

Nah, dari ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa saga adalah sebuah cerita prosa lama yang menceritakan mengenai kisah kepahlawanan atau petualangan hebat dari seseorang. Perbedaan yang paling mencolok antara saga dengan legenda adalah pada kisahnya secara keseluruhan dan pemberian judulnya.

Karakteristik Saga

Sebenarnya, karakteristik dari sebuah cerita saga itu hampir mirip dengan karakteristik dari jenis karya sastra prosa lama lainnya, tak terkecuali penyebarannya yang masih dari mulut ke mulut. Nah, berikut ini adalah karakteristik dari cerita saga.

1. Tidak Diketahui Siapa Pengarangnya Alias Anonim

Semua jenis prosa lama, faktanya memang tidak diketahui secara pasti siapa pengarang aslinya. Terlebih lagi, pada zaman dahulu keberadaan jenis-jenis prosa lama termasuk saga itu tidak ditulis melainkan disebarkan secara lisan dan turun-temurun. Maka dari itu, tidak diketahui pasti siapa pengarang asli dari cerita saga yang berkembang hingga saat ini.

2. Terdapat Kesamaan Tema Dalam Setiap Cerita Saga

Latar belakang tema dan plot dalam beberapa cerita saga tak jarang akan sama, sebab memang disesuaikan pada keadaan yang ada di masa lalu. Tema yang selalu diangkat dalam cerita saga adalah mengenai kerajaan dan kepahlawanan dalam sebuah kerajaan alias istanasentris. Hal tersebut wajar saja, sebab pada masa lalu memang latar belakang kehidupan masyarakat kita adalah berada di sistem kerajaan dan istana.

Berhubung cerita-cerita saga ini memiliki tema yang hampir sama, maka penggunaan gaya bahasa dan tokohnya juga sama. Tokoh yang digunakan kebanyakan tetap menggunakan sebutan Ratu, Puteri, Raja, Pangeran, Dayang, dan masih banyak lagi.

3. Tidak Jelas Latar Belakang Cerita

Cerita-cerita saga ini juga tidak jelas mengenai latar belakang ceritanya, baik tentang tempat dan waktu. Hanya sekadar menggunakan latar belakang tempat daerah umum saja, misalnya Betawi (Jakarta), Jawa, dan Sumatera. Namun tidak dijelaskan secara detail mengenai daerah pastinya.

Contoh Cerita Saga Nusantara

Di Nusantara ini, cerita saga tentu saja tidak akan berkenaan dengan Bangsa Viking sebagaimana di Skandinavia, melainkan mengenai tokoh-tokoh Nusantara dengan kisah kepahlawanannya. Beberapa contoh cerita saga di Nusantara misalnya:

  • Si Pitung
  • Calon Arang
  • Sangkuriang
  • Lutung Kasarung
  • Ciung Wanara

Cerita Saga: Si Pitung

Pada zaman dahulu, tepatnya ketika penjajahan Belanda di tanah Nusantara ini, hiduplah seorang pemuda yang kerap dipanggil sebagai Si Pitung. Si Pitung ini adalah seorang pemuda yang sholeh dan rajin mengaji pada gurunya yang bernama Haji Naipin. Selepas mengaji, Si Pitung pasti akan selalu berlatih silat. Kebiasaan tersebut telah dilakukannya secara bertahun-tahun hingga akhirnya dirinya berhasil menguasai agama sekaligus bela diri.

Si Pitung sedari kecil memang telah menyaksikan bagaimana penderitaan yang dialami oleh rakyat kecil akibat penjajahan Belanda. Di daerah asalnya, Rawa Belong, terdapat sebuah kelompok yang beranggotakan bangsa Belanda dan para tuan tanah yang mana memiliki hidup bergelimangan harta. Rumah dan ladang mereka dijaga oleh tukang pukul yang kejam. Atas dasar perasaan iba, Si Pitung kemudian merencanakan aksi perampokan di rumah-rumah bangsa Belanda dan para tuan tanah bersama teman-temannya, Rais dan Ji.

Namun, Si Pitung dan teman-temannya tidak melakukannya untuk memperkaya dirinya sendiri melainkan hasil rampokan tersebut akan dibagi-bagikan pada rakyat miskin. Setelah berhasil merampok, sekarung-dua karung beras akan diletakkan di depan rumah keluarga yang tengah mengalami kelaparan. Keluarga-keluarga yang terlilit akan hutang oleh rentenir akan diberikan santunan, sementara para anak yatim piatu akan dikirimkan beberapa bingkis baju.

Mengenal Sastra Mitologi Nordik

Apakah Grameds pernah mendengar atau mengetahui tentang sastra mitologi Nordik? Sastra mitologi Nordik ini tentu saja berbeda ya dengan mitologi Yunani, sebab asal daerahnya saja sudah berbeda.

Mitologi Nordik (Norse Mythology) adalah sebuah kepercayaan masyarakat orang-orang Skandinavia, Norwegia, Swedia, Denmark, Islandia, dan Kepulauan Faroe pada masa sebelum agama Kristen datang. Kepercayaan ini menjadi melegenda dan menyebar hingga ke negara-negara Eropa Utara lainnya, tak terkecuali Islandia yang memiliki sumber-sumber mitologi tersebut. Sebenarnya, awal mula dari sastra mitologi Nordik ini berasal dari suku-suku Jerman, yang kemudian berkembang hingga ke daerah Mediterania dan Eropa. Kisah-kisah dalam sastra mitologi Nordik ini juga berkembang menyesuaikan pada geografi, iklim, dan sifat masyarakatnya.

Menurut Kathleen N, sastra mitologi Nordik ini dapat berupa kumpulan-kumpulan kepercayaan kuno yang berasal dari orang-orang Eropa Utara. Dalam mitologi ini biasanya akan berisikan kisah-kisah mengenai makhluk supernatural, kosmologi, dan mitos-mitos daerah yang keseluruhannya terangkum dalam sebuah literatur kuno bernama Edda. Berhubung pada zaman dahulu, masyarakat Skandinavia dan sekitarnya ini masih menganut sebuah paham paganisme, yakni aliran kepercayaan yang menyembah dewa-dewi, maka kisah dalam mitologi Nordik ini akan berkaitan dengan dewa-dewi.

Sebelumnya, telah diuraikan bahwa keberadaan sastra mitologi Nordik ini akan berisikan kisah-kisah kosmologi, yang keseluruhan mengenai bagaimana alam semesta ini terbentuk atau biasanya dikenal dengan Sembilan Dunia. Sembilan Dunia ini terdiri dari Asgard, Alfheim, Nidavellir, Midgard, Jotunheim, Vanaheim, Niflheim, Svartalvheim, dan Muspel.

Dalam Poetic Edda, mengisahkan tentang bagaimana awal mula para dewa sekaligus bagaimana bumi diciptakan. Berdasarkan pada mitologi tersebut, alam semesta ini awalnya tidak terdapat apa-apa, hanya kekosongan tanpa keberadaan. Kemudian, diciptakanlah Ymir yang berwujudkan raksasa purba sekaligus menjadi makhluk pertama yang muncul sebelum bumi diciptakan. Ymir muncul dari perairan es di teluk Ginnungagap yang terletak di antara Niflheim, tanah es dan bayangan di utara; selain itu juga muncul di Muspelheim, ranah air di selatan.

Dari tubuh Ymir ini, Odin dan saudara-saudaranya menciptakan dunia. Bumi yang terbuat dari dagingnya, batu yang terbuat dari tulangnya, kerikil yang terbuat dari giginya, hingga danau, sungai, dan lautan, yang terbentuk dari darahnya. Kemudian, tengkorak dari Ymir membentuk langit dan berada di atas bumi. Sementara awan adalah wujud dari otak dari Ymir.

Sama halnya dengan cerita saga lainnya, mitologi Nordik juga disebarkan dari mulut ke mulut. Namun, kisah-kisah tersebut akhirnya berhasil dicatat kembali oleh sarjana Kristiani yang kemudian dituangkan dalam Edda dan Heimskringla. Beberapa peninggalan yang mengungkapkan kisah-kisah mitologi Nordik biasanya berupa lukisan, arca, dan pahatan.

Mitologi Nordik ini ternyata masih bertahan hingga sekarang terutama di daerah pedesaan, sebab menjadi sebuah tradisi kuno. Bahkan tak jarang pula, keberadaan sastra mitologi Nordik juga turut memberikan pengaruh dan inspirasi dalam kesusastraan pada zaman sekarang ini. Beberapa kisah dari mitologi Nordik kerap kali diwujudkan dalam animasi dan film Marvel, sebut saja Ragnarok.

Tokoh-Tokoh Dalam Sastra Mitologi Nordik

Grameds pasti sudah tidak asing dong dengan tokoh bernama Thor, Loki, Troll, Ymir, dan Fenrir? Yap, nama-nama tersebut kerap muncul dalam film atau animasi produksi Marvel. Memang benar bahwa film tersebut mengadaptasi dari cerita dalam sastra mitologi Nordik. Nah, berikut adalah beberapa tokoh-tokoh yang kerap muncul dalam sastra mitologi Nordik.

Tokoh Binatang Dalam Mitologi Nordik

Dalam mitologi Nordik, tokoh binatang selalu digambarkan sebagai binatang yang luar biasa dan memiliki kekuatan gaib. Bahkan, binatang-binatang mitologi ini juga melambangkan sifat buruk dan jahat dari manusia. Bentuk dan wujud dari binatang mitologi tentu saja beragam, mulai dari raksasa, naga, hingga hibrida.

1. Fenrir

Fenrir ini berwujud sebagai serigala buas yang menjadi musuh dari para dewa. Diketahui juga bahwa Fenrir adalah keturunan dari Loki dengan Angrboda yang dibesarkan di Jotunheim. Dalam mitologi Nordik, keberadaan Fenrir memiliki dua peran, yakni sebagai perampok Tyr dan sebagai pembunuh Odin di Ragnarok.

2. Hugin dan Munin

Hugin dan Munin berwujud sebagai burung gagak yang terbang di atas dunia Midgard. Nama Hugin berarti “pikiran”, sementara Munin berarti “ingatan”. Sosok di balik dua burung gagak ini adalah Odin yang mengutus mereka untuk terbang ke Sembilan Dunia pada setiap pagi dan kembali ke Hlidskjalf pada sore harinya. Kemudian, dua burung gagak tersebut akan langsung bertengger di pundak Odin dan mengatakan tentang apa saja yang telah mereka lihat.

Keberadaan burung gagak selalu dikaitkan dengan pertempuran dan kematian dalam mitologi Nordik ini. Sementara dalam mitologi Norwegia, burung gagak akan memiliki dua peran yakni sebagai tanda kejahatan dan tanda kebaikan. Namun, Hugin dan Munin ini melambangkan kekuatannya untuk melihat masa depan terutama menggunakan pikirannya.

3. Jormungand

Jormungand ini berwujud sebagai ular raksasa dan dikenal juga sebagai Ular Midgard, yang merupakan salah satu dari tiga induk raksasa dari Loki dan Angrboda. Pada pertempuran besar Ragnarok, Thor adalah sosok yang berhasil membunuh Jormungand menggunakan palu godamnya alias Mjolnir. Hal tersebut memang telah sesuai dengan takdir bahwa Jormungand akan bertarung dengan putra Odin, yakni Thor.

4. Ratatoskr

Hewan mitologi ini berwujud seekor tupai merah kecil yang menghabiskan waktunya di pohon Yggdrasil. Meskipun wujudnya kecil, tetapi dirinya bertanggung jawab untuk berkomunikasi antara bagian atas dan bagian bawah dari Yggdrasil. Bahkan dalam beberapa kepercayaan Nordik, keberadaan Ratatoskr juga dianggap sebagai sumber dari semua kehidupan yang mampu menghubungkan semua sembilan yang ada.

5. Nidhogg

Nidhogg ini berwujud sebagai naga pemakan mayat yang hidup di sekitaran akar Yggdrasil. Perlu diketahui bahwa Yggdrasil ini adalah sebuah pohon suci yang mana memiliki hewan-hewan tertentu dan berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mitologi Nordik, diungkapkan juga Nidhogg akan menggerogoti akar Yggdrasil yang mana melambangkan bahwa unsur-unsur tersebut dapat merusak alam semesta sekaligus menjadi ancaman bagi pohon kehidupan.

Nidhogg memiliki beberapa putra yang membantunya untuk menggerogoti akar pohon Yggdrasil dan bertujuan untuk membunuh pohon tersebut. Ketika pertempuran Ragnarok terjadi, Nidhogg akan berada di bawah kepemimpinan Loki dan bertarung dengan pasukan Odin. Nidhogg juga kerap dilambangkan sebagai kekacauan, dosa, dan kehancuran.

6. Sleipnir

Sleipnir ini berwujud kuda berkaki delapan yang berwarna abu-abu. Binatang ajaib ini sebagai simbol dari angin sehingga dapat dengan mudah berlari di udara dan tidak pernah mengenal lelah. Bahkan, Sleipner dapat membawa Odin menembus langit, melintasi daratan dan lautan, hingga ke Sembilan Dunia yakni Helheim.

7. Heidrun

Heidrun berwujud sebagai kambing yang memakan dedaunan dari pohon Læraðr dan menghasilkan madu untuk Einherjar. Einherjar ini adalah prajurit yang berupa mayat hidup di Valhalla untuk bertempur ketika peristiwa Ragnarok terjadi.

8. Skoll dan Hati Hrodvitnisson

Skoll dan Hati Hrodvitnisson ini adalah anak dari Fenrir yang sama-sama berwujud sebagai serigala raksasa. Ketika peristiwa Ragnarok terjadi, Skoll akan dengan teguh mengejar kereta matahari dan melahap Skinfaxi serta Hrimfaxi; sementara saudaranya, Hati Hrodvutnisson juga akan mengejar kereta bulan.

Skoll melambangkan ketakutan terhadap matahari, sedangkan Hati Hrodvitnisson melambangkan ketakutan terhadap bulan.

9. Skinfaxi dan Hrimfaxi

Skinfaxi dan Hrimfaxi ini berwujud sebagai kuda yang menarik kereta. Berdasarkan mitologi Nordik, setelah para dewa menciptakan dunia, dua kuda tersebut menempati Matahari dan Bulan dan membuat siang serta malam.

10. The Four Harts

Dalam mitologi Nordik, terdapat empat rusa jantan yang dijuluki sebagai The Four Harts alias Empat Anak Panah. Empat rusa jantan ini tinggal di bawah ranting pohon Yggdrasil dan memakan dedaunan dari pohon suci tersebut.

Tokoh Dalam Kosmologi (Sembilan Dunia)

Keberadaan mitologi kosmologi Sembilan Dunia ini berhubungan dengan pohon suci Yggdrasil. Berdasarkan mitologi Nordik, pohon suci Yggdrasil akan berperan sebagai pusat dunia, sementara cabang dan akarnya akan terdapat dunia-dunia yang berbeda, yakni berupa:

1. Asgard

Yakni dunia para dewa-dewa tertinggi dan berkuasa alias Æsir, misalnya Thor, Odin, Tyr, dan masih banyak lagi. Letak Asgard berada di cabang teratas dari Yggdrasil dan dilalui oleh mata air yang disebut dengan Urd.

2. Vanaheim

Yakni dunia para Vanir atau golongan dewa-dewa kecil yang mengatur kesuburan dan fenomena alam. Ayah dari para kaum Vanir adalah Njord yang tentu saja masih berada di bawah kaum Æsir. Letak Vanaheim ini masih berdekatan dengan Asgard.

3. Alfheim

Yakni dunia para elf atau dewa-dewa yang memiliki ukuran mungil. Dalam mitologi Nordik, Elf disebut juga dengan peri yang turut serta untuk mengatur kesuburan alam semesta.

4. Midgard

Yakni dunia yang dihuni oleh manusia sebagai makhluk tidak abadi.

5. Jotunheim

Yakni dunia para Jotun atau para raksasa, makhluk yang memiliki ukuran tubuh raksasa. Biasanya, Jotun ini akan bertikai dengan para dewa dan tidak jarang pula mereka akan menikahi beberapa dewa.

6. Svart Alfheim

Yakni dunia para Svartalfar yang merupakan kaum elf tetapi berasal dari dunia kegelapan.

7. Niddhavellir

Yakni dunia para Dward atau kurcaci dengan ukuran kerdil. Para kurcaci ini biasanya akan tinggal di gua sebagai penambang dan membuat senjata dari logam.

8. Niflheim

Yakni dunia bawah tanah yang dingin. Biasanya dihuni pula oleh para kaum Jotun atau raksasa dan dikuasai oleh Hel, anak perempuan dari Loki.

9. Muspell

Yakni dunia api sekaligus rumah bagi kaum Surt, yang berupa raksasa dengan kulit dari lahar dan rambutnya adalah api.

Nah, itulah ulasan mengenai apa itu cerita saga dan beberapa tokoh yang ada dalam sebuah mitologi Nordik yang menjadi muasal dari cerita saga. Apakah Grameds pernah membaca buku atau menonton film yang berkaitan dengan mitologi Nordik ini?

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Sumber:

Ramdani, F. (2019). Perancangan Informasi Makhluk Binatang Mitologi Dari Nordik Melalui Media Buku Cerita Bergambar (Doctoral dissertation, Universitas Komputer Indonesia).

Baca Juga!

About the author

Rahma Fiska

Saya fiska sangat senang dengan dunia menulis. Saya juga sudah menghasilkan beberapa tulisan, salah satunya pada website gramedia.com. Saya senang menulis tentang sastra