Bahasa Indonesia Pendidikan

Syarat Kalimat Efektif Lengkap Pengertian, Ciri-ciri dan Contohnya

syarat kalimat efektif
Written by Gilang P

Syarat Kalimat Efektif – Pada saat Kamu membaca atau menyimak sesuatu hal, apa Kamu pernah menjumpai bacaan atau pembicaraan yang bertele-tele? Tentu kedua hal tersebut tidak mudah dipahami. Nah, bacaan atau pembicaraan yang panjang dan bertele-tele tersebut dapat dikatakan dikatakan memiliki kalimat yang tidak efektif.

Orang yang suka menyampaikan sesuatu dengan bertele-tele tersebut biasanya ingin terlihat menawan. Namun, pada dasarnya kalimat yang dibuat dengan tidak efektif bisa menghambat proses pemahaman, malah cenderung membingungkan.

Nah, pada artikel kali ini, Kita akan mempelajari tentang syarat kalimat efektif  yang harus ditaati untuk membuat kalimat efektif yang baik. Sebelum itu, ada baiknya Kita mengulas kembali pembahasan tentang pengertian kalimat efektif.

A. Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif pada dasarnya merupakan sebuah kalimat yang memiliki susunan dan makna sehingga dapat dipahami oleh orang lain dengan lebih mudah. Kalimat efektif sendiri bisa disampaikan dalam bentuk lisan atau tulisan. Kalimat ini biasanya akan sangat berguna pada saat ingin melakukan interaksi maupun membuat sebuah tulisan.

Dalam menggunakan kalimat efektif, Kamu diharuskan untuk dapat memberikan jaminan terkait kejelasan suatu informasi yang disampaikan, baik itu dari penulis kepada pembaca maupun dari pembicara kepada pendengar. Hal ini dikarenakan kalimat efektif dapat membuat seseorang bisa memahami suatu informasi dengan lebih mudah.

Dalam karyanya yang berjudul Kalimat, Sry Satriya Tjatur Wisnu Sasangka mengatakan bahwa kalimat efektif memiliki definisi yaitu sebagai sebuah kalimat yang bisa digunakan untuk mengungkapkan gagasan sesuai keinginan dari seorang penulis atau pembicara. Salah satu tujuan utama dari seseorang yang menyampaikan kalimat secara efektif adalah pesan dapat tersampaikan secara lugas dan bisa dipahami oleh para penerima pesan dengan pemahaman makna yang sama.

Sementara itu, suatu kalimat dapat dikatakan efektif atau tidak efektif adalah pada saat gagasan yang ada di dalam kalimat bisa dipahami dengan mudah dan jelas oleh pembaca atau pendengar. Hal ini dikarenakan, penulis atau pembicara biasanya memasukkan sebuah gagasan pada suatu kalimat. Maka dari itu, pada bagian selanjutnya, Kita akan membahas tentang beberapa syarat kalimat efektif yang harus dipenuhi dari sebuah kalimat untuk bisa disebut efektif.

B. Syarat Kalimat Efektif

Dalam proses mempelajari tentang cara menggunakan kalimat efektif, hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah syarat kalimat efektif  dan contoh dari kalimat efektif itu sendiri. Pada bagian ini, Kamu akan disajikan penjelasan sekaligus contoh supaya suatu kalimat bisa disebut sebagai kalimat efektif. Oleh karena itu, Kamu dapat menyimak bagaimana penyusunan struktur kalimat efektif sehingga dapat memahami perbedaanya dengan kalimat yang tidak efektif.

1. Kesepadanan Struktur

Syarat kalimat efektif yang pertama dari kalimat efektif adalah kesepadanan struktur. Kesepadanan struktur ini dapat dipahami sebagai kalimat dengan struktur bahasa yang sepadan terhadap gagasan yang ingin disampaikan oleh penulis atau pembicara. Hal ini berarti kalimat harus memiliki subjek dan predikat yang jelas. Tidak hanya itu, suatu kalimat dapat dikatakan efektif apabila dapat menggunakan kata hubung secara tepat.

Berikut ini adalah beberapa syarat kalimat efektif yang harus dipenuhi agar kalimat bisa disebut efektif dan memiliki kesepadanan struktur, diantaranya yaitu:

a. Memiliki subjek dan predikat yang jelas

Suatu kalimat dapat memiliki subjek dan predikat yang jelas adalah dengan cara menghindari pemakaian kata depan seperti (di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan lain sebagainya) sebelum penyebutan subjek.

– Contoh kalimat salah: Bagi semua siswa SMA Negeri 47 Jakarta harus mengikuti apel hari Senin.

– Contoh kalimat benar: Semua siswa SMA Negeri 47 Jakarta harus mengikuti apel hari senin.

b. Tidak terdapat subjek ganda

Suatu kalimat bisa memiliki struktur yang sepadan adalah dengan cara tidak menuliskan subjek ganda. Subjek ganda dalam suatu kalimat bisa mengakibatkan informasi menjadi tidak terfokus sehingga membuat orang lain akan kesulitan untuk memahami maknanya.

Contoh :

Contoh kalimat salah: Penyusunan laporan akhir sekolah itu saya dibantu oleh para dosen.

Contoh kalimat benar: Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.

Pada kalimat pertama, terdapat dua subjek yaitu ‘penyusunan laporan itu’ dan ‘saya’.

c. Tidak menggunakan kata penghubung

Penggunaan kata hubung yang tidak tepat dapat membuat kalimat tidak bisa dipahami dengan baik oleh pembaca atau pendengar.

– Contoh kalimat salah: Kami ketinggalan kereta. sehingga kami datang agak terlambat.

– Contoh kalimat benar: Kami ketinggalan kereta. Oleh karena itu, kami datang agak terlambat.

d. Tidak menggunakan kata ‘yang’ untuk mendahului predikat

Kata ‘yang’ dalam suatu kalimat dapat membuat menjadikan struktur kalimat menjadi tidak sepadan. Hal itu dikarenakan bisa predikat menjadi kehilangan fungsinya.

Contoh kalimat salah: Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Surya.

Contoh kalimat benar: Sekolah kami terletak di depan bioskop Surya.

Kalimat yang memenuhi syarat kalimat efektif kesepadanan struktur dapat membuat sebuah gagasan atau informasi dapat tersampaikan dengan lebih mudah. Tentunya hal ini juga akan semakin memudahkan pembaca atau pendengar untuk memahaminya. Kesepadanan struktur pada akhirnya mencegah pembicara dengan pendengar atau pembaca dengan penulis untuk salah paham.

2. Keparalelan Bentuk

Syarat kalimat efektif yang kedua yaitu keparalelan bentuk. Suatu kalimat bisa dikatakan efektif apabila memiliki bentuk yang paralel atau sejajar. Hal ini berarti, apabila suatu kalimat memiliki bentuk pertama yakni kata benda. Maka kalimat selanjutnya juga harus memiliki bentuk kata benda. Cara ini pun bisa berlaku untuk kalimat yang bentuk pertamanya menggunakan kata kerja. Alhasil, kalimat selanjutnya harus memiliki bentuk yang memakai kata kerja juga.

Contoh kalimat efektif yang memenuhi syarat kalimat efektif keparalelan bentuk, sebagai berikut:

Contoh kalimat yang salah: Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

Kalimat di atas tidak bisa disebut sebagai kalimat efektif. Pasalnya, kalimat tersebut tidak memiliki bentuk yang paralel. Dalam membuat kalimat efektif yang memenuhi syarat kalimat efektif keparalelan bentuk, sebuah kata yang memiliki fungsi sebagai predikat tidak memiliki bentuk yang sama. Oleh karena itu, supaya kalimat bisa menjadi efektif, maka predikat dapat dilakukan pengubahan sehingga menjadi kata benda yang semua.

Contoh kalimat yang benar:

Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

3. Kehematan Kata

Syarat kalimat efektif yang ketiga adalah kehematan data. Suatu kalimat bisa dikatakan menggunakan kata yang hemat yakni kalimat yang penyusunannya tidak terlalu banyak memakai kata, frasa, atau bentuk lain yang tidak perlu.

Beberapa cara yang bisa Kamu lakukan untuk menyusun kalimat yang hemat kata yaitu, sebagai berikut:

a. Menghilangkan pengulangan subjek

Kalimat yang hemat kata berarti penyebutan subjek hanya perlu digunakan sebanyak satu kali saja dalam satu kalimat. Oleh karena itu, apabila kalimat yang Kamu buat memiliki dua subjek, maka penyebutannya cukup satu kali saja dan tidak perlu diulang.

– Contoh kalimat salah: Karena dia tidak diajak, dia tidak datang ke rumah Nina.

– Contoh kalimat benar: Karena tidak diajak, dia tidak datang ke rumah Nina.

Hal yang perlu diperhatikan dari kedua contoh kalimat di atas adalah tidak adanya pengulangan kata ‘dia’.

b. Menghindari kesinoniman dalam satu kalimat

Kalimat yang hemat kata berarti dalam satu kalimat cukup menggunakan satu kata dengan satu makna saja. Apabila dalam satu kalimat terdapat dua kata yang pada dasarnya memiliki makna yang sama atau biasa disebut juga sebagai sinonimnya. Maka, Kamu hanya perlu menggunakan salah satu kata tersebut.

– Contoh kalimat salah: Sejak dari pagi dia baru menulis namanya.

– Contoh kalimat benar: Sejak pagi dia baru menulis namanya.

Penggunaan kata ‘sejak’ dan ‘dari’ merupakan kata yang memiliki makna yang sama atau sinonim, sehingga dalam sebuah kalimat efektif hanya perlu menggunakan salah satunya.

c. Memperhatikan kata jamak

Kalimat yang hemat kata yaitu tidak adanya penambahan kata yang sudah memiliki makna jamak. Oleh karena itu, pada saat Kamu menemukan kata jamak dalam suatu kalimat, maka tidak perlu dilakukan penambahan kata lain yang memiliki makna jamak.

Contoh :

– Contoh kalimat salah: Hadirin sekalian dimohon naik ke panggung.

– Contoh kalimat benar: Hadirin dimohon naik ke panggung.

Penggunaan kata ‘hadirin’ dalam suatu kalimat pada dasarnya sudah memiliki makna jamak, sehingga tidak perlu menambahkan kata ‘sekalian’ setelah kata hadirin.

d. Menghindari pemakaian superordinat pada hiponimi kata

Kalimat yang hemat kata yakni kalimat yang memiliki hiponimi kata satu saja.

– Contoh kalimat salah: Peserta ujian nasional wajib memakai celana warna hitam.

– Contoh kalimat benar: Peserta ujian nasional wajib memakai celana hitam.

Dalam prinsip kehematan kata, penggunaan kata yang berlebihan dalam menyusun kalimat dapat menjadikan suatu kalimat terkesan bertele-tele atau terlalu panjang. Penyampaian suatu informasi yang diinginkan akan menjadi sulit untuk dipahami oleh pendengar atau pembaca. Maka dari itu, dalam menyusun kalimat cukup menggunakan beberapa kata yang hanya diperlukan, sehingga dapat disebut sebagai kalimat yang efektif.

4. Kecermatan Penalaran

Syarat kalimat efektif yang keempat adalah kecermatan penalaran. Kecermatan penalaran memiliki fungsi yang penting karena dapat mencegah adanya makna ganda ketika membaca kalimat. Oleh karena itu, supaya suatu kalimat dapat memiliki kecermatan penalaran, Kamu perlu memperhatikan pemilihan kata dalam menyusun kalimat.

Contoh kalimat salah: Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.

Kalimat di atas bisa menimbulkan tafsir ganda atau pemaknaan ganda oleh pembaca. Hal itu dikarenakan ada kata yang belum jelas terkait mahasiswa yang terkenal atau perguruan tingginya yang terkenal.

Ada dua bentuk yang bisa Kamu lakukan ketika ingin mengubah kalimat tersebut agar menjadi lebih jelas dan efektif.

a. Mahasiswa terkenal itu menerima hadiah.

Kamu bisa menggunakan bentuk kalimat ini apabila ingin menyampaikan informasi bahwa mahasiswa itu yang terkenal. Penggunaan kata ‘perguruan tinggi’ bisa dihilangkan saja dan tidak perlu disebutkan. Hal itu dikarenakan sudah menjadi pengetahuan umum bahwa mahasiswa sudah pasti berkuliah di perguruan tinggi.

b. Mahasiswa dari perguruan tinggi terkenal itu menerima hadiah.

Kamu bisa menggunakan bentuk kalimat ini apabila ingin menyampaikan informasi bahwa perguruan tingginya yang terkenal. Cara penyusunnya pun hampir sama seperti yang dijelaskan di atas.

5. Kelogisan Bahasa

Syarat kalimat efektif yang kelima adalah harus memiliki kelogisan bahasa. Kelogisan bahasa dalam suatu kalimat bisa dipahami sebagai ide yang terdapat dalam suatu kalimat dapat diterima dan dipahami oleh akal. Selain itu, kelogisan bahasa juga dapat dilihat dari cara penulisannya yang sesuai atau tidak dengan ejaan yang berlaku.

– Contoh kalimat salah: Waktu dan tempat kami persilakan.

– Contoh kalimat benar: Untuk bapak/ibu Andi kami persilakan.

Kalimat di atas dapat disebut tidak efektif karena tidak memiliki bahasa yang logis. Hal ini dikarenakan makna dalam kedua kalimat tersebut tidak mengandung makna yang logis. Misalnya saja, pada contoh kalimat salah yang pertama, tidak logis ketika yang dipersilakan adalah ‘waktu dan tempat’. Seharusnya, penggunaan kata ‘waktu dan tempat’ dapat diganti dengan subjek berupa orang, misalnya untuk bapak atau ibu, bahkan bisa juga kepala desa.

Rekomendasi Buku & Atikel Terkait Syarat Kalimat Efektif

About the author

Gilang P

Saya menulis sekian banyak tulisan untuk menuangkan apa yang ada di pikiran–tentunya setelah diolah dan diracik sedemikian rupa agar menjadi menarik. Saya pikir, setiap orang bisa menulis tentang apa saja, selama mau belajar memahami.