Bahasa Indonesia

Klausa Adalah: Pengertian, Ciri, Contoh, dan Perbedaannya Dengan Frasa

Klausa
Written by Siti Badriyah

Klausa adalah – Kata, frasa, klausa, serta kalimat merupakan elemen-elemen dalam tatanan bahasa. Keempat elemen ini tentunya memiliki arti yang berbeda-beda. Namun, di antara empat elemen tersebut frasa dan klausa lah yang mungkin jarang diketahui definisinya oleh sebagian besar orang. Kata serta kalimat mungkin nyaris semua orang tahu apa artinya, sedangkan frasa dan klausa mungkin hanya sebagian orang yang mengerti maknanya.

Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang klausa, mulai dari pengertian hingga contohnya. Jadi, simak artikel ini sampai selesai, Grameds.

Pengertian Klausa

Klausa adalah satuan gramatikal berupa kelompok kata berkonstruksi predikatif yang kemudian terdiri atas subjek dan predikat dengan atau tanpa objek, pelengkap, juga berbagai keterangan dan berpotensi sebagai kalimat.

Namun, dalam realisasi pemakaian bahasa, kehadiran unsur subjek ini tidak tampak secara eksplisit (jelas) serta hanya memiliki unsur predikat yang hadir, tergantung kepada kaidah yang berlaku pada setiap bahasa. Hal ini umum dalam bahasa bersubjek nol. Sebuah kalimat paling sederhana sendiri terdiri dari satu klausa, sedangkan kalimat yang lebih rumit terdiri dari beberapa klausa.

Klausa sendiri sering kali dikontraskan dengan frasa. Sebuah kumpulan kata yang dikatakan sebagai klausa jika ia memiliki predikat dan sebuah subjek, sedangkan sebuah frasa kemudian berisi kata kerja tanpa subjek atau berisi subjek tanpa menggunakan predikat di dalamnya.

Sebagai contoh, kalimat “Aku tak tahu jika kamu membuat lukisan itu.” merupakan sebuah klausa dan sebuah kalimat penuh, sedangkan “lukisan itu” dan “membuat lukisan merupakan frasa”.

Pengertian Klausa Menurut Beberapa Ahli

Selain pengertian klausa secara umum, beberapa ahli juga mengungkapkan pengertian klausa. Berikut ini beberapa pengertian klausa menurut para ahli.

1. Rusmaji

Menurut Rusmaji, klausa adalah suatu unsur kalimat, sebab sebagian besar kalimat sendiri umumnya terdiri dari dua unsur klausa.

2. Ramlan

Menurut Ramlan, klausa adalah unsur inti klausa dimana didalamnya terdapat S Juga P. Namun demikian, S disini Juga sering dibayangkan, misalnya pada suatu kalimat luas yakni sebagai akibat dari penggabungan klausa serta kalimat jawaban.

3. H. Alwi

Menurut H. Alwi, klausa merupakan satuan sintaksis yang terdiri atas dua kata atau lebih serta  mengandung unsur predikasi.

4. Chaer

Menurut Chaer, klausa merupakan satuan sintaksis yang bersifat predikatif. Artinya, didalam satuan atau konstruksi ini kemudian terdapat sebuah predikat, bila dalam satuan itu tidak terdapat predikat, maka satuan ini bukanlah sebuah klausa.

5. Arifin

Menurut pendapat Arifin (2008:34) klausa merupakan satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek serta predikat. Klausa atau gabungan kata ini sendiri berpotensi menjadi sebuah kalimat.

Ciri-Ciri Klausa

Klausapixabay

Untuk memahami tentang klausa, maka kamu perlu mengetahui ciri-ciri klausa. Secara garis besar, ciri-ciri klausa dibagi menjadi dua, yaitu gabungan dari beberapa frasa dan gabungan kata yang sudah memiliki subjek dan predikat.

Gabungan dari Beberapa Frasa

Frasa memiliki ciri-ciri, yaitu terdiri dari dua kata ataupun lebih, tidak memiliki predikat, memiliki fungsi gramatikal dalam suatu kalimat. Misalnya terdapat beberapa contoh frasa, seperti diantaranya kakak beradik, sedang bernyanyi, lagu kesukaan mereka. Ketiga frasa ini kemudian memiliki fungsinya masing-masing.

Kakak beradik sebagai subjek, sedang bernyanyi menjadi predikat, dan lagu kesukaan mereka yang berfungsi sebagai objek. Jika ketiganya digabungkan maka akan menjadi sebuah klausa atau bahkan kalimat utuh.

Gabungan Dari Kata yang Terdiri dari Subjek dan Predikat

Klausa sebagai suatu gabungan kata yang terdiri atas subjek dan predikat, dan jika dilihat sekilas akan mirip kalimat. Bedanya, klausa tak diakhiri dengan intonasi akhir ataupun memiliki tanda baca di dalamnya.

Intonasi akhir yang dibaca ini maksudnya seperti intonasi tanda baca, perintah, maupun berita. Klausa juga memiliki ciri-ciri seperti terdiri dari dua kata ataupun lebih, memiliki subjek serta predikat, punya fungsi gramatikal dalam kalimat tak memiliki intonasi akhir dan tanda baca. Misalnya contoh klausa:

  • Klausa: Kamu tidak belajar
  • Kalimat: Kamu tidak belajar?

Gabungan beberapa klausa dapat menjadi sebuah kalimat majemuk, yaitu dua kalimat tunggal yang kemudian dihubungkan dengan kata penghubung, sehingga bisa jadi satu kesatuan kalimat atau menghasilkan anak kalimat.

Setelah mengetahui ciri-ciri klausa secara garis besar, maka untuk memudahkan kamu memahami tentang klausa, maka perlu mengetahui contoh klausa. Pada pembahasan selanjutnya, kita akan membahas tentang contoh klausa. Jadi, tetapi simak artikel ini sampai selesai, Grameds.

Contoh Klausa

Klausa sendiri merupakan sekumpulan kata juga satuan gramatikal yang terdiri atas subjek (S) dan predikat (P). Dalam suatu kalimat utuh minimal harus terdiri dari satu klausa. Namun di beberapa kasus kalimat yang lebih rumit, biasanya terdiri dari dua klausa ataupun lebih.

Secara umum, klausa sendiri terbagi menjadi klausa dependen serta klausa independen. Klausa dependen ialah klausa yang harus terhubung dengan klausa lainnya agar dapat menjadi sebuah kalimat utuh. Sementara itu, klausa independen ialah klausa yang dapat berdiri sendiri tanpa terhubung dengan klausa lain untuk menjadi sebuah kalimat utuh.

Untuk lebih memahaminya, perhatikan contoh klausa dalam kalimat sebagai berikut:

Contoh Klausa 1

Joni harus mempertahankan nilai terbaik yang ia miliki di tiap semester agar ia bisa mendapatkan beasiswa.

– klausa I : Joni harus mempertahankan nilai-nilai terbaik di tiap semester

– klausa II : Joni mendapat beasiswa

Contoh Klausa 2

Ayah menyuruhku melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang kuliah dan mengambil jurusan Desain Grafis.

klausa I : Ayah menyuruhku melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah

klausa II : Ayah menyuruhku mengambil jurusan Desain Grafis

Contoh Klausa 3

Andri berjanji tak mengganggu serta membebani kami sekeluarga lagi.

klausa I : Andri berjanji tidak mengganggu kami sekeluarga lagi

klausa II : Andri berjanji untuk tidak membebani kami sekeluarga lagi

Contoh Klausa 4

Ia pantas mendapatkan predikat teladan setelah ia berkorban tenaga dan waktu.

klausa I : Kau pantas mendapatkan predikat teladan

klausa II : Kau telah berkorban tenaga dan waktu

Contoh Klausa 5

Juni menggunakan galah untuk mengambil buah mangga.

klausa I : Juni menggunakan galah

klausa II : Juni mengambil buah mangga

Contoh Klausa 6

Kakek ingin kami bekerja serta tinggal di kampung.

klausa I : Kakek ingin kami bekerja di kampung

klausa II : Kakek ingin kami tinggal di kampung

Contoh Klausa 7

Ghia menggunakan jasa ojek online serta berangkat ke kampus

klausa I : Ghia menggunakan jasa ojek online

klausa II : Ghia berangkat ke kampus

Contoh Klausa 8

Joni sering bertengkar karena sama-sama keras kepala.

klausa I : Joni sering bertengkar

klausa II : Joni sama-sama keras kepala

Contoh Klausa 9

Rena batal pergi ke Jakarta karena ketinggalan pesawat.

klausa I : Rena batal pergi ke Jakarta

klausa II : Rena ketinggalan pesawat

Itulah beberapa contoh dari klausa. Dari semua contoh di atas dapat dikatakan bahwa dalam satu kalimat terkadang bisa menghasilkan lebih dari satu klausa. Hal ini dapat terjadi selama klausa tidak diberi tanda baca pada akhir kalimat, seperti tanda titik, tanda seru, tanda, tanya, dan sebagainya.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa klausa ini bisa terdiri dari beberapa frasa. Oleh sebab itu, terkadang masih ada beberapa yang bingung dalam membuat frasa, tetapi belum menjadi klausa.

Supaya lebih mudah dalam memahami perbedaan klausa dengan frasa, maka kamu bisa membaca pada pembahasan selanjutnya.

Perbedaannya antara Frasa dan Klausa

Pada poin ini, kita akan membahas tentang perbedaan frasa dengan klausa. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah perbedaan antara frasa dan klausa.

Pengertian

Frasa adalah pada kombinasi dua ataupun lebih kata yang terikat serta bertindak sebagai satu kesatuan, namun tidak mengandung pasangan subjek-predikat. Tujuan utama dari keberadaan frasa ialah memberikan penjelasan ataupun keterangan.

Meski demikian, terdiri dari dua kata atau lebih, sebuah frasa sendiri tidak memiliki predikat serta tidak bisa menjadi sebuah kalimat. Namun, frasa dapat menjadi sebuah subjek, predikat, juga berbagai unsur lainnya dalam sebuah kalimat.

Sementara itu, klausa adalah sebagai penggabungan dua kata atau lebih yang salah satunya merupakan suatu unsur predikat. Berbanding terbalik dari frasa, klausa juga dapat berpotensi menjadi suatu kalimat yang utuh. Hal ini sendiri disebabkan karena klausa mengandung unsur subjek serta predikat yang merupakan pola dasar dalam suatu kalimat.

Ciri-Ciri

Berikut di bawah ini ciri-ciri frasa:

  • Terdiri atas dua kata dan lebih.
  • Bersifat nonpredikatif juga tidak mengandung predikat di dalamnya.
  • Menduduki fungsi gramatikal di dalam kalimat
  • Memiliki makna yang bersifat denotatif atau juga konotatif, tergantung kepada jenis frasanya

Berikut di bawah ini ciri-ciri klausa:

  • Mengandung sebuah subjek serta predikat di dalamnya
  • Dapat atau berpotensi menjadi suatu kalimat
  • Tidak memiliki intonasi akhir
  • Termasuk menjadi bagian dari kalimat plural

Cara Membedakan Frasa dan Klausa

  1. Klausa sebagai subjek dan predikat, sementara frasa tidak memiliki keduanya.
  2. Jika terdapat gabungan kata yang tak menyampaikan arti serta tidak dapat berdiri sendiri, itu adalah frasa, sedangkan klausa berupa pernyataan mandiri, yang menyampaikan pemikiran ataupun gagasan.
  3. Jika kombinasi kata-kata mengandung subjek serta kata kerja, itu dianggap sebagai klausa, jika tidak, hal ini disebut sebagai frasa.

Penutup

Dari semua pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa klausa adalah kumpulan dari frasa atau lebih tepatnya frasa yang belum memiliki subjek dan predikat secara bersamaan. Selain itu, klausa ini sering kali dibilang mirip dengan kalimat. Hal ini dapat terjadi karena klausa belum diberikan tanda baca.

Misalnya, ketika klausa diberi kata penghubung, maka bisa menjadi kalimat majemuk. Sementara itu, jika klausa diberi tanda baca titik, maka sudah menjadi kalimat.  Setelah membaca artikel ini sampai selesai, apakah kamu sudah mengetahui perbedaan klausa dengan frasa?

Demikian pembahasan tentang klausa, mulai dari pengertian hingga contohnya. Semoga semua pembahasan di atas bisa bermanfaat untuk kamu.

Jika ingin mencari buku mengenai klausa atau buku-buku tentang kalimat bahasa Indonesia, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Sofyan

Sumber: Dari berbagai sumber

Rekomendasi Buku-buku Terkait Klausa yang Wajib Kamu Baca

Bahasa Indonesia Penulisan Dan Penyajian Edisi Revisi

Menulis dalam bahasa Indonesia merupakan keterampilan berbahasa yang utama harus dikuasai oleh mahasiswa. Secara mendasar, mahasiswa perlu memahami Ejaan yang Disempurnakan dalam bahasa Indonesia, menyusun kalimat yang efektif, menata kalimat di dalam paragraf secara kohesif dan koherensif, hingga mampu menulis esai (akademik dan non akademik). Materi-materi ini diketengahkan dalam buku ini untuk memantapkan penguasaannya sebelum melangkah kepada penguasaan penulisan ilmiah yang lebih mendalam dan kompleks.

Dengan penguasaan materi mendasar di atas, selanjutnya, mahasiswa dibimbing untuk terampil mereproduksi informasi dari bacaan atau tulisan orang lain, menyusun makalah, dan menulis proposal penelitian. Materi-materi ini dipersiapkan dalam buku ini untuk membantu mahasiswa dalam mengerjakan banyak tugas sepanjang perkuliahan. Lebih dari itu, buku ini menguraikan bagaimana melakukan presentasi ilmiah di forum akademis. Penyajian lisan ini dirasakan penting dikuasai sejak dini agar mahasiswa dapat betul-betul mahir mempresentasikan buah pikirannya. Untuk menguji kemampuan setiap materi, dalam buku ini juga terdapat banyak latihan untuk didiskusikan di kelas.

Konsep Dasar Bahasa Indonesia

Buku ini berisi pemahaman awal mengenai konsep kebahasaan bahasa Indonesia. Dengan adanya buku ini diharapkan pembaca dapat memahami berbagai konsep kebahasaan sekaligus mampu menerapkannya dalam proses komunikasi sehari-hari. Selain itu, kesalahan pembelajaran terkait konsep kebahasaan diharapkan tidak lagi terjadi sebab penggunaan bahasa tersebut sudah sesuai dengan konsep ilmu kebahasaan sebagai dasar kaidahnya.

Tesamoko Tesaurus Bahasa Indonesia

Bagi orang yang berhasrat membahasakan pikiran atau perasaannya dengan tepat cermat atau elok santun, kamus ini merupakan tambang emas kata yang diperlukan. Tesaurus inilah yang dinantikan para penulis, penyair, pengajar, dan pelajar untuk memperagakan bahasa Indonesia yang ranum dan bernas. – ANTON M. MOELIONO – Pendekar bahasa Indonesia Dalam menulis, saya selalu ingin menghindari satu kata yang sama berulang dalam satu kalimat – bahkan kalau mungkin dalam satu paragraf. Bagi saya tiap karya tulis yang bersungguh-sungguh ibarat sebuah ukiran. Prosesnya memerlukan kreativitas dan ketekunan, inovasi terus-menerus, dan kemauan meneliti pelbagai anasir untuk memasukkan yang “baru” itu.

Dalam bahasa Inggris, avontur semacam itu tak sulit; seorang penulis dibantu “kamus” yang siap seperti Roget’s Thesaurus; di sana kekayaan sinonim didaftar dengan rapi. Dalam bahasa Indonesia, pernah ada sebuah “kamus sinonim”, tapi sekarang tak tahu saya apa nasibnya. Maka buku yang ada di hadapan kamu  ini sebuah sumbangan besar bagi dunia penulisan kita. Para sastrawan, wartawan, penulis teks iklan, penulis pidato, dan lain-lain akan dapat menimba dari karya Eko Endarmoko ini – sebuah hasil ikhtiar yang bersejarah.

Sma/Ma Buku Interaktif Kl.10 Bahasa Indonesia Wajib Smt.1 Re

Terasa lamakah kamu belajar dari rumah selama pandemi? kamu terbiasa belajar daring, belajar dengan model PJJ, dan belajar melalui teleconference (Zoom atau Google Meet). Melalui cara belajar ini, sungguh cakap kamu mengoperasikan peranti belajar, seperti telepon genggam, komputer, dan laptop. Memang, era sudah berubah. kamu makin adaptif. Zaman digital menjadi nama fenomenal. Belajar menuntut keterampilan untuk memainkan klik (raba dan tekan), unduh (download), unggah (upload), bagikan (share), dan teruskan (forward). Kemudian, hasil kerja bisa dikumpulkan melalui tautan (link). Info terbaru kamu kembali bersekolah. kamu kembali masuk kelas. Adakah perubahan mencolok yang kamu temui?

About the author

Siti Badriyah

Tulis menulis menjadi salah satu hobi saya. Dengan menulis, saya menyebarkan beragam informasi untuk orang lain. Tak hanya itu, menulis juga menggugah daya berpikir saya, sehingga lebih banyak informasi yang dapat saya tampung.

Kontak media sosial Instagram saya Siti Badriyah