Bahasa Indonesia Sastra

Majas Personifikasi: Pengertian, Contoh, Ciri-Ciri

Majas Personifikasi
Written by Rahma Fiska

Majas Personifikasi – Siapa sih yang belum tahu tentang majas? Mungkin pengertian majas dan macam-macamnya terkesan familiar ya di kalangan pelajar. Karena, merekalah yang masih mendapatkan materi pembelajaran dan juga tugas untuk menulis puisi menggunakan majas.

Tapi, tahukah Grameds, kalau sebetulnya tanpa kita sadari, di kehidupan sehari-hari kita juga kerap kali menggunakan majas dalam berkomunikasi dengan orang lain.

Umumnya, penggunaan majas dalam kehidupan sehari-hari ini sering kita pakai saat berkomunikasi dengan orang yang sudah cukup dekat dengan kita. Walaupun, sering kita gunakan sehari-hari, tapi banyak juga dari kita yang belum menyadarinya. Terlebih, memang ada banyak sekali majas yang ada di dalam Bahasa Indonesia.

Majas ini termasuk ke dalam majas perbandingan. Karena majas personifikasi menggunakan kata kiasan untuk membandingkan dan meningkatkan kesan pada suatu kalimat. Dalam komunikasi lisan ataupun tulisan, majas personifikasi dan juga majas lainnya seringkali digunakan untuk menciptakan kesan imajinatif atau memberi suatu efek tertentu.

Terdapat banyak sekali majas yang bisa digunakan dalam penulisan sebuah karya sastra, salah satunya majas personifikasi. Majas ini menggambarkan benda mati atau makhluk hidup yang selain manusia, menjadi sebuah benda hidup atau memiliki sifat manusia.

Grameds, sebelum kita membahasnya lebih lanjut, kita juga perlu memahami pengertian majas personifikasi beserta ciri, dan juga contohnya. Yuk, simak penjelasannya berikut ini!

Pengertian Majas

Majas adalah salah satu bentuk gaya bahasa yang biasanya digunakan dalam membuat sebuah kalimat menjadi semakin hidup. Dengan kata lain, majas bisa menjadi ungkapan yang bisa menghidupkan sebuah kalimat dengan menciptakan sebuah suasana.

Menurut KBBI, majas diartikan sebagai sebuah cara untuk melukiskan sesuatu dengan menyamakan sesuatu atau kata yang lain dalam bentuk sebuah kiasan.

Majas yang biasanya digunakan dalam penulisan sebuah karya sastra, biasanya diterapkan dalam puisi dan prosa. Tetapi, puisi biasanya menggunakan lebih banyak lagi majas dibandingkan prosa. Karena, majas adalah sebuah bahasa kiasan yang mampu menghidupkan sebuah karya sastra serta bisa menimbulkan konotasi tertentu.

Penggunaan majas yang tepat dan benar bisa membantu pembaca dalam memahami makna pada sebuah karya sastra. Maka, majas juga bisa disebut sebagai bahasa yang indah, yang bisa mempercantik suatu kalimat.

Majas Personifikasi

Apa itu Majas Personifikasi?

Majas personifikasi adalah sebuah gaya bahasa yang indah, uang biasanya digunakan untuk mengungkapkan maksud tertentu pada sebuah tulisan, karya sastra, maupun ucapan untuk memberikan sifat manusiawi terhadap suatu benda di kehidupan nyata yang tidak memiliki sifat seperti itu.

Kata personifikasi sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu prosopopoeia yang memiliki arti memanusiakan. Personifikasi juga diambil dari bahasa Inggris yaitu person, yang berarti orang.

Sehingga, pengungkapan majas  ini menggunakan perilaku manusia yang diberikan pada sesuatu yang bukan manusia, seperti benda-benda di kehidupan nyata yang tidak memiliki sifat itu. Benda yang bisa diberikan sifat manusiawi menggunakan majas  ini termasuk tumbuhan, benda mati, hewan, awan, langit, dan lain sebagainya.

Dengan menggunakan majas personifikasi, maka bisa membuat benda selain manusia dianggap seolah-olah hidup seperti halnya manusia. Misalnya benda mati yang digambarkan seolah bisa berjalan, bernapas, menari.

Majas ini juga masuk ke dalam kategori majas perbandingan yang biasa digunakan untuk membandingkan suatu objek dengan objek yang lainnya. misalnya, hembusan angin di tepi pantai membelai rambut indahku.

Dengan kata lain, berbagai benda bisa diibaratkan mampu melakukan berbagai sifat manusia, seperti berpikir, melakukan sesuatu, dan berprilaku layaknya benda hidup. Sebuah ungkapan bisa dikatakan sebagai majas personifikasi jika memenuhi beberapa kriteria seperti bersifat membandingkan yang mati seolah-olah menjadi hidup, dan melibatkan sebuah panca indera.

Sifat manusia yang dialihkan ke makhluk yang bukan manusia atau benda mati meliputi, watak, karakter, ciri fisik, tingkah laku, pikiran, perasaan, verbal, nonverbal, dan sebagainya. Itu sebabnya, di dalam penggunaan majas ini terdapat persamaan sifat antara manusia dengan benda mati.

Akan tetapi, sifat tersebut sebenarnya memiliki perbandingan yang sangat kontras. Makanya, majas personifikasi dapat dipandang sebagai majas yang berdasarkan pada sifat persamaan atau perbandingan.

Definisi Majas Personifikasi Menurut Para Ahli

1. Tarigan

Menurut Tarigan, merupakan gaya bahasa yang melekat pada sifat manusia terhadap benda yang sesungguhnya tidak nyata, juga memiliki ide yang abstrak. Sehingga, gaya bahasa personifikasi bisa membuat benda yang tidak bernyawa itu seolah memiliki sifat manusia.

2. Gorys Keraf

Gorys Keraf berpendapat adalah bahasa kiasan yang digunakan dalam menggambarkan benda mati atau tak bernyawa atau makhluk selain dari manusia, seolah mempunyai sifat serta karakteristik seperti manusia.

3. Pitwanto

Dalam bukunya yang berjudul Ingin Jadi Penulis Best Seller, majas personifikasi adalah gaya bahasa yang digunakan untuk memanusiakan atau seolah-olah membuat hidup benda mati

Majas Personifikasi

4. Buku PUEBI

Dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (Puebi) Dan Pembentukan, merupakan majas yang memunculkan karakteristik manusia pada benda mati, sehingga benda itu seolah mempunyai nyawa seperti layaknya manusia.

Majas Personifikasi

Ciri-Ciri Majas Personifikasi

Kecenderungan untuk menggunakan majas personifikasi dikarenakan adanya sekat atau batasan antara manusia dengan benda-benda mati. Majas personifikasi bekerja dengan cara menghilangkan batasan-batasan tersebut, supaya manusia bisa menghayati atau mengapresiasinya dengan lebih baik.

Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang peniru. Maka dari itu, hal pertama yang akan dilakukan manusia adalah dengan mengapresiasi segala hal yang berada di sekitarnya. Rasa kepemilikan juga bisa jauh lebih dirasakan saat majas ini digunakan. Benda sehari-hari yang selama ini cuma manusia rasakan manfaatnya, menjadi tampak lebih jelas daripada biasanya.

Dari penjelasan di atas, maka ciri-ciri majas personifikasi adalah:

1. Menggunakan kata yang menggambarkan sifat manusia

Ciri pertama adalah menggunakan kata yang menggambarkan adanya sifat manusia pada sebuah benda mati. Majas personifikasi adalah majas yang menggunakan kata-kata yang menggambarkan sifat manusia pada sebuah benda mati.

Dalam hal ini, kata yang digunakan sebetulnya bisa saja bersinggungan dengan antropomorfisme yang berkaitan dengan psikologi manusia.

Antropomorfisme adalah penggambaran dari sifat manusia pada binatang, benda mati ataupun tumbuhan. Makhluk hidup yang bukan manusia atau benda mati ini diberikan karakteristik selayaknya seorang manusia.

Maksud dari penggambaran sifat manusia di sini adalah memberikan sifat-sifat manusia pada sebuah benda mati, mulai dari berbicaranya, berpikir, dan bertindak seperti manusia.

Tetapi, majas personifikasi ini berbeda dengan fabel, yang memberikan karakteristik pada manusia hanya pada hewan yang secara spesifik. Nah, sedangkan majas personifikasi kita bisa mengandai-andai benda mati, seperti angin, hujan, atau aroma sesuatu.

Contohnya, terdapat di dalam lirik lagu Berita Kepada Kawan yang dinyanyikan oleh Ebiet G Ade. Di dalam lagunya terdapat lirik “Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita, coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang.”

Nah, lirik tersebut mengandung majas personifikasi, karena rumputnya digambarkan sebagai seorang manusia yang bisa ditanya.

2. Membandingkan benda mati layaknya benda yang hidup

Majas personifikasi ini terkadang memiliki kemiripan dengan fabel termasuk dalam kategori majas perbandingan. Majas personifikasi ini memiliki ciri membandingkan sebuah benda mata layaknya benda hidup. Maksudnya adalah benda mati itu diberi sifat atau digambarkan selayaknya benda hidup.

3. Melibatkan panca indera

Panca indera di sini adalah lima alat perasa manusia yang spesifik. Lima alat perasa ini adalah berfungsi menghirup atau mencium, mengecap, melihat, disentuh, dan mendengar. Keterlibatan kelima panca indera tersebut bisa menciptakan unsur proximity atau sebuah kedekatan, meskipun kalimat dengan majas personifikasi sifatnya adalah imajinatif.

Apa Saja Fungsi Majas Personifikasi?

Dalam penulisan karya sastra, majas personifikasi memiliki beberapa fungsi, yaitu:

1. Menciptakan kesan imajinatif

Penggunaan majas personifikasi pada sebuah kalimat karya sastra berfungsi untuk membangun imajinasi para pembaca saat membacanya. Pembaca bisa membayangkan suasana sampai perasaan subjek yang ada dalam karya sastra tersebut.

2. Memperindah susunan kalimat

Penggunaan majas personifikasi di sebuah karya sastra berfungsi untuk mempercantik susunan kalimatnya, supaya tidak terkesan terlalu kaku.

3. Memberi efek dan menggambarkan suasana

Majas personifikasi bisa memberikan efek dan juga menggambarkan suasana tertentu berdasarkan pada susunan kata yang indah sesuai dengan keinginan si penulis kepada para pembacanya.

4. Memperkuat hubungan

Penggunaan majas personifikasi pada suatu karya juga bisa membantu untuk memperkuat rasa keterhubungan atau keterkaitan antara para pembaca sebagai manusia dengan sebuah benda mati dalam karya tersebut.

5. Memudahkan pembaca dalam memahami suasana

Penggunaan majas personifikasi ini juga bisa membantu para pembaca untuk lebih mudah memahami suasana dan juga emosi yang dirasakan para tokoh atau subjek pada suatu karya sastra itu. Hal ini biasanya sangatlah diperlukan saat menulis cerpen maupun novel.

Majas Personifikasi

Kelebihan dalam Menggunakan Majas Personifikasi

Sebetulnya, para penulis sastra bisa saja menggunakan gaya bahasa yang tanpa kiasan di dalam setiap tulisannya. Akan tetapi, penerapan gaya bahasa menggunakan majas personifikasi dianggap mampu memberikan lebih banyak keuntungan terhadap karya sastra dibandingkan saat menggunakan gaya bahasa yang umum saja. Maka beberapa kelebihan saat menggunakan majas personifikasi adalah:

  1. Memberi rasa kepemilikan yang lebih besar terhadap kepemilikan benda-benda yang tidak bernyawa ataupun ketika melihat makhluk hidup selain manusia di sekitar kita. Benda yang tak bernyawa dan juga makhluk hidup selain manusia tersebut akan lebih terlihat keberadaannya dibandingkan dengan sekedar memberi manfaat saja.
  2. Penggunaan gaya bahasa majas ini bisa lebih membuka mata para pembacanya dan juga menghanyutkan pembaca terhadap berbagai hal yang disajikan di dalam sastra, misalnya keindahannya.
  3. Untuk mereka yang kurang sensitif akan sekitarnya, penggunaan gaya bahasa majas ini bisa mempermudah mereka dalam menghayari benda-benda yang ada di sekitarnya karena benda tersebut akan diibaratkan seperti manusia.

Contoh Majas Personifikasi

Seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, bahwa penggunaan gaya bahasa dengan majas personifikasi cenderung mudah dan juga sederhana. Dengan begitu, siapapun sebetulnya bisa untuk melakukannya. Kamu hanya perlu memberikan karakteristik “khasnya manusia” terhadap suatu benda mati atau makhluk selain manusia.

Berikut contoh majas personifikasi yang ada di dalam buku Top Book SMP Kelas IX terbitan tim Sigma beserta penjelasannya jika diaplikasikan pada sebuah kalimat.

Majas Personifikasi

  1. Bulir padi menunduk seraya mengucapkan selamat pagi kepada para pejalan kaki.
    Pada kalimat di atas, majas ini terdapat di kata “bulir padi menunduk”. Gaya bahasa ini memberikan perilaku atau sifat yang biasa dilakukan oleh manusia ke bulir padi yang sebetulnya tidak memiliki nyawa.
  2. Malam itu, bulan mengintip di balik awan bersama dedaunan yang ikut menari mengikuti alunan musik malam.
    Kata “bulan mengintip” serta “dedaunan menari” adalah bentuk dari majas personifikasi. Pada kata inilah digambarkan sifat manusia kepada sebuah bentuk benda mati.
  3. Sudah dua jam lebih pemadam kebakaran bertarung melawan api di lokasi kebakaran.
    Sudah kita ketahui bersama bahwa api merupakan sebuah benda mati. Namun, bagaimana bisa seorang pemadam kebakaran seolah bertarung melawan sebuah api? Tentunya, hal itu hanyalah sebuah bentuk kiasan agar kalimat tersebut menjadi lebih hidup.
  4. Bulan dan bintang akan terus menemani perjalanan malam ini.
    Bulan dan bintang adalah sebuah benda mati. Di dalam majas personifikasi, bulan dan bintang ini diberikan sentuhan sifat manusia yang bisa menemani.
  5. Tarian daun berguguran begitu indah dilihat saat senja seperti ini.
    Bagaimana bisa sebuah daun dapat menari? Hal itu hanyalah majas personifikasi, yang berfungsi untuk menggambarkan mengenai keindahan suasana saat senja tiba.
  6. Aku paling gemar berjalan melewati toko kue di seberang jalan itu, karena setiap hari ada bau panggangan kue sang koki yang sangat menggoda penciumanku.
    Pada kalimat tersebut aroma panggangan kue diberi sifat seperti manusia, yaitu menggoda. Padahal maksud dari kalimat tersebut adalah aroma kue tersebut berbau sangat harum dan sangat enak.
  7. Aku tidak akan lagi larut di dalam kesedihan. Aku yakin jika esok hari akan menjadi lebih cerah dengan sinar mentari yang tersenyum ceria menyapaku pada pagi hari nanti.
    Sinar matahari yang tidak mungkin bisa memberikan senyum ceria dan menyapa manusia. Hal tersebut adalah majas personifikasi yang ingin menggambarkan bahwa pikiran optimis seseorang supaya ia tidak lagi terlalu larut dalam kesedihan, dengan cara ia harus meyakini bahwa hari esok adalah sebuah hari baru yang lebih baik.
  8. Aku terus berjalan seorang diri di dalam kegelapan malam sampai tidak menyadari bahwa matahari telah terbangun dari peraduannya untuk menggantikan tempat tinggal bulan.
    Matahari yang telah terbangun dari peraduannya adalah benda mati yang diberikan sifat manusia. Kalimat tersebut ingin memberitahu bahwa ada seseorang yang sedang berjalan seorang diri saat malam hari, sampai ia tidak sadar kalau malam sudah berganti menjadi pagi hari.

Majas Personifikasi

Penggunaan majas personifikasi pada sebuah karya sastra dilakukan karena adanya sekat atau batasan antara manusia dengan makhluk hidup lain atau benda-benda di luar manusia. Penggunaan gaya bahasa majas personifikasi inilah yang mampu menghilangkan batas yang ada, sehingga manusia bisa lebih mengapresiasi serta menghayati isi sebuah karya sastra.

Itulah penjelasan lengkap mengenai majas personifikasi, ciri-ciri, beserta contohnya yang mudah #SahabatTanpaBatas pahami, sehingga bisa kamu implementasikan langsung pada sebuah karya sastra. Ada banyak sekali majas, tidak hanya majas personifikasi, untuk mengetahu macam-macam majas lainnya, kamu bisa #LebihDenganMembaca buku-buku tentang majas yang bisa kamu dapatkan di Gramedia.com ya.

Penulis: Nurul Ismi Humairoh

Apa itu majas personifikasi dan contohnya?

Majas personifikasi adalah salah satu gaya bahasa, yang menciptakan perumpamaan benda mati dengan sifat menyerupai manusia. Contoh majas personifikasi yang sering didengar misalnya “Angin, sampaikanlah salamku padanya,”.

Apa ciri ciri majas personifikasi?

Menggunakan gaya bahasa atau pilihan kata yang memberikan kesan hidup pada benda mati. Mengandung perbandingan benda tak bernyawa dengan makhluk hidup. Memberikan kesan imajinatif berupa penggambaran suasana. Mengandung kata kiasan.

Kalimat manakah yang mengandung majas personifikasi?

Berikut contoh-contoh kalimat yang menggunakan majas personifikasi: - Bencana alam ini menegur kita untuk lebih menjaga lingkungan. - Waktu berjalan begitu cepat ketika sekolah sedang libur. - Rumput-rumput menari tertiup angin di sore hari.

Majas itu ada berapa?

Ada sekitar 24 jenis-jenis majas yang bisa dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari majas pertentangan, perbandingan, penegasan, dan sindiran.

BACA JUGA:

  1. Pengertian Majas: Fungsi, Macam, dan Contohnya
  2. Macam-Macam Majas dan Contohnya
  3. Pengertian Majas Metafora dan 10+ Contohnya dalam Karya Sastra
  4. Pengertian Puisi: Jenis-Jenis, Contoh, dan Cara Membuat Puisi
  5. Konjungsi Kronologis: Pengertian, Ciri, Jenis, dan Contoh Kalimatnya

About the author

Rahma Fiska

Saya fiska sangat senang dengan dunia menulis. Saya juga sudah menghasilkan beberapa tulisan, salah satunya pada website gramedia.com. Saya senang menulis tentang sastra