Bahasa Indonesia Pendidikan

Struktur Debat: Pengertian, Ciri-Ciri, Unsur, dan Contoh Lengkapnya

struktur debat
Written by Gilang P

Struktur debat penting untuk dipahami karena berkaitan dengan penyusunan teks debat itu sendiri. Pada dasaarnya, debat merupakan sebuah kegiatan untuk melakukan pertukaran pendapat terkait suatu hal tertentu. Sebelumnya, pasti Kamu pernah menonton acara debat di televisi. Tidak hanya di televisi, debat juga mudah Kamu temukan secara langsung pada acara perlombaan debat, seperti yang ada di sekolah, kampus, dan lainnya.

Salah satu contoh debat yang hampir diketahui oleh semua rakyat Indonesia yaitu debat pemilihan presiden dan wakil presiden. Dalam acara itu, Kamu pasti menyaksikan setiap pasangan calon saling menyampaikan pendapat atau argumennya terkait suatu hal. Nah, acara debat pemilihan presiden, gubernur, hingga kepala daerah, bisa menjadi salah satu contoh debat yang paling baik untuk diperhatikan.

A. Pengertian Teks Debat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, debat sendiri memiliki arti sebagai pertukaran pendapat atau argumen yang membahas tentang suatu hal, yang mana pihak yang berdebat saling menyampaikan alasan untuk mempertahankan setiap pendapatnya. Pada saat melaksanakan debat, setiap pihak diperbolehkan untuk melakukan penambahan informasi, data, hingga bukti untuk mempertahankan pendapatnya.

Salah satu tujuan diselenggarakannya acara debat adalah untuk mendapatkan suatu sudut pandang yang baru dan bisa diterima oleh kedua belah pihak. Namun, terkadang acara debat malah berakhir dengan perbedaan pendapat dari kedua belah pihak. Kedua pihak yang berdebat pun tetap memegang teguh pendapat yang telah disampaikannya.

Meskipun begitu, pihak yang melakukan debat tentu saja akan tetap memperoleh pengetahuan atau sudut pandang yang baru dengan menyimak pendapat atau argumen dari lawannya. Perbedaan pendapat tersebut menjadi hal yang lumrah dalam berdebat. Oleh karena itu, dalam melaksanakan debat kedua belah pihak untuk saling menghargai pendapat yang berbeda.

Secara umum, teks debat memiliki keterkaitan dengan teks argumentasi. Menurut seorang ahli bahasa yang bernama Gorys Keraf, teks argumentasi dapat didefinisikan sebagai sebuah teks berbentuk retorika yang berusaha mempengaruhi sikap atau pendapat dari orang lain. Teks argumentasi sendiri dibuat agar orang bisa percaya dengan sesuatu yang disajikan. Tidak hanya itu, teks argumentasi juga juga mampu membuat orang untuk bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan penulis atau pembicara.

Maka dari itu, teks argumentasi ini bisa dikatakan sebagai teks yang menjadi payung dalam sebuah teks debat. Hal ini dikarenakan, teks debat merupakan satuan dari berbagai argumen atau pendapat yang berangkat dari berbagai sudut pandang, baik dari pihak pro atau pendukung atau pihak kontra atau menentang terhadap topik yang dibahas.

Jadi, teks debat adalah sebuah teks yang disusun atas dasar kegiatan debat yang berlangsung. Teks debat ini memiliki isi yang meliputi, seperti argumen-argumen yang disampaikan oleh masing-masing pihak hingga kesimpulan yang didapat ketika sesi debat berakhir.

B. Struktur Debat

Setelah mengetahui pengertian dari debat, pada bagian ini kita akan membahas tentang struktur debat. Teks debat pada dasarnya dapat tersusun secara sistematis berdasarkan struktur debat yang ada. Berikut ini adalah lima struktur debat yang perlu diperhatikan, diantaranya yaitu:

1. Pengenalan

Struktur debat yang pertama yaitu pengenalan. Pada bagian ini, moderator akan menyampaikan salam pembuka dan memperkenalkan kedua belah pihak atau tim yang mengikuti acara debat. Moderator sendiri memiliki tanggung jawab untuk menjadi pemimpin sidang, rapat, atau diskusi.

Selain itu, moderator juga menjadi pihak yang memiliki kekuatan untuk melakukan tindakan sebagai pengarah atau penengah dalam debat. Setelah memperkenalkan debat dan menyampaikan tugasnya, moderator akan menyampaikan mosi dari debat yang akan berlangsung. Penyampaian mosi ini, bisa menjadi tanda acara debat akan segera dimulai.

2. Penyampaian Argumentasi

Struktur debat yang kedua adalah penyampaian argumentasi. Penyampaian argumentasi bisa disampaikan oleh pihak yang mengikuti debat, seperti pihak afirmasi atau pendukung, pihak oposisi atau penentang, dan pihak netral atau penengah.

Dalam bagian penyampaian argumentasi, pihak afirmasi memiliki tugas sebagai pihak yang memberikan dukungan terhadap mosi atau bisa disebut juga pro terhadap mosi. Sedangkan, pihak oposisi sendiri adalah pihak yang memiliki tugas untuk menentang mosi atau bisa dikatakan kontra terhadap mosi.

Sementara itu, pihak netral atau penengah adalah pihak yang memiliki tugas untuk bersikap netral dan mempunyai peran sebagai penengah dalam sebuah acara debat. Pihak netral sendiri sebenarnya bersifat opsional. Maksudnya yaitu boleh ada dan boleh tidak ada dalam acara debat.

3. Debat

Struktur debat yang ketiga adalah debat. Bagian ini pada dasarnya adalah bagian inti dari acara debat. Pada saat melakukan debat, pihak afirmasi dan pihak oposisi akan saling memberikan sanggahan terhadap argumen yang disampaikan oleh lawannya. Kemudian, pihak netral akan menjadi penengah dari kedua belah pihak tersebut.

Namun, dalam acara debat tidak ada pihak netral. Selaku pemimpin acara debat, moderator diberikan hak untuk menjadi penengah dalam debat. Nah, sebagai inti dari acara debat, bagian ini menjadi bagian yang paling menarik dan bagian terseru keseluruhan acara debat.

4. Simpulan

Struktur teks debat yang keempat adalah simpulan. Bagian ini berisi penyampaian simpulan atau hasil debat oleh pihak yang berdebat, mulai dari pihak afirmasi, pihak oposisi, dan pihak netral. Bagian ini biasanya tidak hanya berisi simpulan terkait mosi, tetapi juga memuat pendapat dan sanggahan yang telah disampaikan oleh pihak lain.

5. Penutup

Struktur debat yang kelima yaitu penutup. Pada bagian yang terakhir ini, moderator akan memberikan simpulan terhadap keseluruhan acara debat secara lengkap tanpa berpihak kepada pihak manapun. Setelah itu, moderator memberikan salam penutup kegiatan sebagai tanda acara debat telah selesai.

B. Ciri-Ciri Debat

Setelah mengetahui pengertian dan struktur debat, sekarang kita akan membahas tentang ciri-ciri dari debat. Sebelum menulis teks debat, berikut ini adalah beberapa ciri-ciri debat yang perlu kamu perhatikan, antara lain sebagai berikut:

1. Terdapat dua tim yang berdebat, yaitu pihak afirmasi dan pihak oposisi

2. Terdapat dua sudut pandang, yaitu pro atau pendukung dan kontra atau penentang

3. Terdapat topik atau isu yang diperdebatkan

4. Terdapat argumentasi atau pendapat yang disampaikan

5. Terdapat pihak penengah atau tim netral (opsional)

Lima ciri di atas merupakan hal yang harus harus ada pada setiap acara debat, kecuali nomor 5 karena sifatnya yang opsional atau boleh ada dan boleh tidak ada. Jadi, apabila Kamu hendak melakukan sebuah latihan debat bersama teman-teman secara mandiri. Perhatikan ciri-ciri dari debat tersebut, ya.

C. Kaidah Kebahasaan Teks Debat

Dalam menulis teks debat, kaidah kebahasaan teks debat juga perlu untuk diperhatikan. Dengan mengetahui tentang tata bahasa atau gaya bahasa khas yang dimiliki oleh teks debat, maka Kamu akan lebih mudah dalam menyusun teks debat. Berikut ini adalah beberapa unsur dari kaidah kebahasan teks debat, diantaranya yaitu:

1. Menggunakan bahasa baku

Kaidah kebahasaan teks debat yang pertama adalah menggunakan bahasa baku. Teks debat dapat ditulis dengan memakai bahasa baku. Bahasa baku sendiri memiliki maksud sebagai bahasa yang sesuai dengan standar dan kaidah bahasa Indonesia.

2. Menggunakan kata denotatif

Kaidah kebahasaan teks debat yang kedua adalah menggunakan kata denotatif. Teks debat bisa ditulis dengan memakai kata denotatif atau kata yang mengandung makna sebenarnya.

Contoh penggunaan kata denotatif:

a. Contoh penggunaan kata denotatif yang benar: Marilah kita menutup mata sambil berdoa.

b. Contoh penggunaan kata yang bukan denotatif: Pemerintah tidak boleh menutup mata atas kejadian yang melanda Indonesia saat ini.

D. Unsur-Unsur Debat

Dari berbagai penjelasan, unsur-unsur debat merupakan salah satu bagian dari teks debat yang penting untuk Kamu perhatikan. Unsur-unsur debat sendiri terdiri dari tiga hal, yaitu mosi, tim debat, dan partisipan. Penjelasan dari ketiga hal tersebut, sebagai berikut:

1. Mosi

Unsur debat yang pertama adalah mosi. Mosi dapat dipahami sebagai suatu topik atau isu yang diangkat dalam debat. Mosi sendiri digunakan untuk menentukan sikap dari setiap pihak atau tim yang sedang melaksanakan debat. Penentuan sikap tersebut dapat menghasilkan pihak mana yang akan mendukung atau pro terhadap mosi serta pihak mana yang akan menentang atau kontra terhadap mosi.

2. Tim Debat

Seperti yang telah dijelaskan di atas, ada tiga pihak dalam sebuah acara debat secara umum, antara lain:

a. Pihak afirmasi: pihak yang mendukung mosi atau pro terhadap mosi

b. Pihak oposisi: pihak yang menentang mosi atau kontra terhadap mosi

c. Pihak netral atau penengah (opsional): pihak yang menjadi netral dan berperan sebagai penengah.

3. Partisipan

Selain pihak yang melakukan debat, ada beberapa partisipan yang juga memiliki peran penting dalam acara debat, diantaranya sebagai berikut:

a. Penonton atau juri

Partisipan yang pertama dalam unsur debat yaitu penonton atau juri. Adanya penonton dalam debat memiliki peran untuk membuat acara menjadi seru dan ramai. Tidak hanya itu, penonton juga bisa memberikan penilaian terhadap pihak yang melangsungkan debat.

Sementara itu, juri juga menjadi partisipan yang memiliki peran penting dalam debat. Sesuatu namanya, juri merupakan orang yang memiliki tugas untuk memberikan penilaian dalam sebuah acara debat. Jadi, penonton atau juri pada dasarnya bisa memberikan penilaian terhadap perdebat. Hanya saja, juri memiliki tugas resmi sebagai penilai debat, sedangkan penonton merupakan penilai debat tidak resmi.

b. Moderator

Partisipan yang kedua dalam unsur debat adalah moderator. Moderator sendiri memiliki peran sebagai penentu sebuah acara debat akan berlangsung secara menarik atau malah terasa membosankan. Sebagai penentu acara debat, beberapa tugas seorang moderator, yaitu mengatur debat, mengatur aturan main, hingga mengenalkan para peserta debat.

c. Notulen

Partisipan yang ketiga dalam acara debat yaitu notulen. Sama seperti namanya, tugas seorang notulen adalah menulis kesimpulan dari debat yang telah berlangsung. Selain itu, notulen memiliki tugas untuk melakukan pencatatan terhadap pernyataan, kesimpulan akhir, mosi debat, hingga argumen yang disampaikan oleh kedua belah pihak yang berdebat.

E. Manfaat Debat

Dengan membiasakan diri untuk berani menyampaikan pendapat sekaligus berinteraksi dengan seseorang yang memiliki argumen berbeda, tentu akan banyak memberikan manfaat. Nah, pada bagian ini akan disajikan beberapa manfaat yang bisa Kamu dapatkan apabila mahir berdebat, diantaranya yaitu:

1. Melatih keberanian menyampaikan pendapat

2. Menambah wawasan atau pengetahuan

3. Melatih cara berpikir kritis, logis, dan tangkas

4. Menjadikan kita menjadi orang yang lebih peka dan responsif

5. Memiliki sudut pandang atau cara berpikir yang lebih luas

6. Mendapatkan solusi alternatif yang lebih variatif tentang suatu permasalahan

F. Jenis Debat

Berikut ini adalah beberapa jenis debat yang biasa dilakukan, antara lain yaitu:

1. Debat Parlementer atau Majelis

Debat parlementer atau majelis biasa dilaksanakan di tatanan eksekutif, yudikatif, atau legislatif dalam suatu sistem pemerintahan negara. Debat jenis ini fokus melakukan pembahasan tentang undang-undang, kebijakan, atau hal-hal terkait ketatanegaraan.

2. Debat Pemeriksaan Ulangan

Debat pemeriksaan ulangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mencari suatu kebenaran. Argumen atau pendapat yang disampaikan biasanya memiliki maksud untuk memeriksa atau mereka ulang.

Debat pemeriksaan ulangan sendiri memuat berbagai pertanyaan. Hal ini dilakukan agar pihak yang berdebat bisa mempertahankan posisinya. Debat ini akan mudah ditemukan di dalam sebuah persidangan, misalnya seperti antara jaksa dan pengacara.

3. Debat Formal, Konvensional, atau Debat Pendidikan

Debat formal, konvensional, atau debat pendidikan merupakan jenis debat yang terdiri dari dua kubu dan saling beradu argumen atau pendapat tentang suatu hal. Berbeda dari kedua jenis debat sebelumnya, debat jenis ini lebih fokus pada pengembangan kemampuan orang yang berdebat.

G. Contoh Teks Debat Beserta Struktur Debat

Berikut ini adalah contoh teks debat beserta struktur debatnya yang telah dikutip dari buku Cermat Berbahasa Indonesia karya Sutarno, S.Pd.

1. Pengenalan

Moderator:

Penetapan ketetapan pemerintah bertanya sudah tersebar di mana mana mengenai penerapan full day lagi sekolah telah memunculkan dan mengejutkan banyak pihak terutama orang tua siswa.

Ada yang mendukung dan menanggapi secara positif, dan ada juga komentar negatif yang menolak. Sehingga hal tersebut tentunya membuat kita berpikir, apakah Indonesia sudah tepat menerapkan full day school untuk semua tingkat pendidikan?

2. Penyampaian Argumentasi

Pihak Afirmasi:

Kami sebagai pihak yang afirmasi yang menyetujui keputusan pemerintah mengenai penerapan full day di sekolah beranggapan bahwa hal tersebut dinilai sebagai hal yang baik. Adanya penerapan full day school dirasa mampu membuat siswa-siswa belajar secara optimal, tentu dengan diawasi langsung oleh guru pembimbing mata pelajarannya.

3. Debat

Pihak Oposisi:

Menurut tim kami sebagai pihak oposisi yang menolak ketetapan tersebut, penerapan full day school perlu dipikirkan secara matang. Sebagai anak-anak, mereka juga membutuhkan waktu untuk mengembangkan diri sendiri dan bersosialisasi dengan keluarga maupun di lingkungan masyarakat di luar jam sekolah.

Pihak Netral:

Siswa memang masih sangat butuh bimbingan dari pihak sekolah maupun keluarga. Ilmu yang dipelajari di sekolahan memang menjadi hal yang sangat penting dan dibutuhkan bagi siswa. Tidak hanya sekedar ilmu di sekolah, tetapi begitu pula dengan kegiatan bersosialisasi di dalam keluarga dan lingkungan masyarakatnya. Jadi, kami juga harus pintar-pintar membagi waktu, ilmu dan pengalaman di masa muda tidak hanya didapatkan hanya di sekolah saja.

4. Simpulan:

Berdasarkan argumen yang telah dikemukakan oleh pihak afirmasi, pihak oposisi, dan pihak netral, kesimpulan yang bisa kita ambil dari penerapan full day school untuk semua tingkat pendidikan bisa mengoptimalkan belajar siswa. Semakin banyak siswa menghabiskan waktu di sekolah, maka akan membuat waktu untuk mengembangkan diri baik itu dalam keluarga dan lingkungan masyarakatnya semakin sedikit. Sehingga, apabila full day school diterapkan maka siswa harus mampu untuk membagi dan mengatur waktunya

5. Penutup

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait Struktur Debat

About the author

Gilang P

Saya menulis sekian banyak tulisan untuk menuangkan apa yang ada di pikiran–tentunya setelah diolah dan diracik sedemikian rupa agar menjadi menarik. Saya pikir, setiap orang bisa menulis tentang apa saja, selama mau belajar memahami.