Bahasa Indonesia

Kerangka Proposal: Manfaat, Urutan, dan Cara Membuatnya

Written by Siti Badriyah

Kerangka Proposal – Sudah menjadi hal yang cukup wajib apabila kerangka proposal digunakan sebelum seorang penulis atau peneliti mengajukan proposal penelitian, baik itu proposal untuk kepentingan penelitian, kegiatan pendidikan, maupun pekerjaan atau bisnis. Kerangka proposal juga bisa menjadi cara agar proposal dapat tersusun dengan lebih baik dan benar.

Proposal sendiri biasanya digunakan dalam melakukan pengajuan untuk persetujuan kerja sama dengan pihak lain, misalnya saja terkait penyelenggaraan kegiatan, permohonan dana, dukungan sponsor, dan masih banyak lagi.

Selain itu, salah satu jenis kerangka proposal khusus penelitian memiliki kerangka yang cukup berbeda. Proposal khusus penelitian sendiri biasanya digunakan untuk keperluan kegiatan penelitian. Hal ini dikarenakan penulis atau peneliti sebelum melakukan penelitian diwajibkan mengajukan proposal terlebih dahulu.

Nah, dalam artikel kali ini akan dibahas dengan mendalam dan lengkap terkait apa sebenarnya kerangka proposal khusus penelitian atau pendidikan. Tak hanya itu, akan dijelaskan juga tentang manfaat membuat kerangka proposal, urutan kerangka proposal, hingga cara membuat kerangka proposal itu sendiri. Yuk simak ulasan selengkapnya!

A. Pengertian Kerangka Proposal

Secara umum, banyak orang yang memahami proposal sebagai sebuah tulisan yang disusun untuk menjelaskan dan menggambarkan tujuan kepada pembaca. Hal ini menjadi penulisan proposal perlu dipersiapkan dengan matang agar pembaca dapat memahami secara jelas tujuan penulis.

Dalam dunia pendidikan dan penelitian, proposal dianggap sebagai sebuah rencana matang yang disusun oleh seorang penulis atau peneliti sebelum melakukan penelitian, baik untuk keperluan penelitian di lapangan maupun kepustakaan perlu adanya kerangka proposal.

Maka dari itu, proposal ini biasanya menjelaskan tentang jenis kegiatan yang dilakukan hingga menyentuh berbagai aspek yang menyertainya. Sebut saja seperti latar belakang penentuan tema kegiatan, bahan dan alat yang diperlukan, biaya yang dibutuhkan, dan lain sebagainya.

Sebagai sebuah panduan atau petunjuk yang dirancang secara terstruktur sebagai gambaran dari kegiatan yang akan dilaksanakan, seorang penulis atau peneliti menjadi perlu menyusun proposal berdasarkan bagian per bagian, bab per bab, dan seterusnya.

Kerangka proposal sendiri memiliki susunan per bab terlebih dahulu, tanpa adanya penjelasan secara lengkap. Hal ini menjadikan awal pembuatan proposal bisa diketahui ada berapa bab yang dicantumkan ke dalamnya. Selanjutnya, bab yang ada pada proposal tersebut akan dikembangkan menjadi beberapa bagian yang sesuai referensi.

Kerangka proposal khusus penelitian atau riset disusun untuk menjelaskan gambaran awal atau garis besar dari kegiatan penelitian yang akan dilakukan. Kerangka pada proposal sendiri menjadi penting sebagai cara untuk membantu menjelaskan kegiatan riset secara detail, runtut, dan sistematis agar lebih mudah untuk dipahami.

Kerangka proposal sendiri susun bisa menjadi salah satu tahap dari penelitian yang sangat menentukan. Hal ini dikarenakan setelah kerangka disusun secara secara matang, peneliti atau penulis dapat lebih mudah melakukan pengembangan kedepannya. Setelah itu, proposal akan memiliki susunan yang lebih utuh dan memaparkan kegiatan riset yang ingin dijalankan.

Penyusunan kerangka yang baik dan benar pada akhirnya akan memberi dampak yang banyak sekali terhadap penelitian, salah satunya yaitu terkait efisiensi waktu. Hal ini dikarenakan peneliti dapat lebih leluasa dalam mencari dan menentukan referensi berdasarkan kebutuhan dari setiap bab pada proposal tersebut.

Hal ini tentu akan berbeda jika dibandingkan dengan proposal untuk penelitian atau riset yang tidak menggunakan kerangka. Pasalnya, tanpa adanya kerangka, penelitian bisa jadi dilakukan tanpa adanya perencanaan atau persiapan yang matang. Hal ini bisa juga dapat menimbulkan ketidakjelasan dalam riset dan ada potensi sebuah riset tidak akan berjalan dengan baik bahkan tidak selesai. Maka dari itu, kerangka proposal wajib dibuat terlebih dahulu dalam proposal penelitian agar ada ukuran dan jaminan terkait riset yang akan dilakukan.

B. Manfaat Kerangka Proposal

Setelah membahas apa sebenarnya kerangka proposal, pada bagian ini akan dibahas secara lengkap tentang apa saja manfaat yang bisa didapatkan dari membuat kerangka proposal. Penyusunan kerangka sebuah proposal sendiri tentu memiliki tujuan yang sangat jelas. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan yang sudah disampaikan sebelumnya.

Nah, berikut ini adalah beberapa manfaat yang bisa didapatkan oleh seorang penulis atau peneliti, antara lain yaitu:

1. Menyusun Proposal yang Runtut dan Sistematis

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, pada dasarnya ada banyak jenis proposal yang bisa dibuat, hanya saja proposal khusus riset atau penelitian memiliki aturan strukturalnya sendiri. Setiap bab yang ada pada kerangka proposal penelitian harus sesuai dengan aturan struktural yang berlaku. Hal ini bertujuan untuk membuat penelitian yang satu dengan penelitian yang lain memiliki kesamaan, meskipun topik yang diangkat berbeda-beda.

Susunan kerangka untuk proposal penelitian memiliki manfaat dalam rangka menyajikan proposal yang runtut dan sistematis. Alhasil, semua proposal yang digunakan dalam program penelitian atau riset dapat sesuai dengan aturan struktural yang dijelaskan tadi.

Proposal yang sesuai dengan aturan struktural tersebut akan menjadi penting, karena setiap bab memiliki urutan yang berkesinambungan. Misalnya, ada bab pembuka, bab isi sebagai inti proposal, dan dilanjut dengan bab penutup berupa daftar pustaka dan lampiran.

Namun, apabila kerangka proposal disusun tanpa menggunakan kerangka akan sangat berpeluang untuk tidak sesuai dengan aturan struktural yang berlaku. Selain itu, penulis atau peneliti juga akan menemukan sebuah kebingungan. Hal ini disebabkan karena tidak adanya urutan yang jelas atau kerangka yang digunakan pada saat melakukan penelitian.

2. Menghindari Ada Bagian yang Terlewatkan

Perlu dipahami bahwa proposal penelitian memiliki aturan struktural yang cukup kaku atau saklek sehingga menuntut peneliti untuk wajib mengikuti aturan yang ada. Tujuannya tentu saja masih berhubungan dengan penjelasan sebelumnya bahwa kerangka proposal memang digunakan untuk menghindari adanya bagian yang terlewatkan.

Dalam dunia penelitian, adanya satu bab yang terlewat bisa menjadi gambaran adanya ketidakbenaran dari sebuah penelitian, terlebih lagi apabila sebuah penelitian dilaksanakan dari dana hibah suatu lembaga, tentu saja hal tersebut tidak boleh terjadi. Misalnya saja, ada satu bab yang terlewat, maka proposal bisa jadi akan dinyatakan tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.

Format proposal sendiri biasanya sudah ditetapkan dari penyedia dana hibah penelitian tersebut. Maka dari itu, kerangka pada proposal riset atau penelitian akan sangat membantu kesesuain dengan format dan ketentuan umum proposal penelitian. Hal ini akan meminimalisasi adanya bab yang terlupa atau terlewat.

3. Mengikuti Ketentuan Struktur yang Ada

Selain menjadikan proposal menjadi lebih tersusun secara runtut dan sistematis serta menghindari adanya bagian yang terlewat, kerangka proposal juga memiliki manfaat untuk mengikuti ketentuan struktur yang ada. Hampir sama seperti penjelasan terkait kerangka proposal pada bagian sebelumnya, struktur yang dimiliki oleh sebuah proposal penelitian sudah memiliki aturan yang jelas dan bersifat wajib untuk ditaati.

Kerangka sendiri akan sangat mempermudah peneliti dalam menyusun proposal yang strukturnya sudah sesuai. Sementara itu, proposal juga akan tersaji lebih rapi, runtut, dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Hal ini juga akan memperbesar peluang lolos seleksi apabila digunakan dalam bagian proses untuk mendapatkan dana hibah penelitian dari suatu lembaga tertentu.

4. Memudahkan Penulis Mencari Bahan

Secara garis besar, proposal tidak terlalu menjelaskan tentang pembahasan dari hasil penelitian. Proposal hanya menyajikan gambaran besar terkait penelitian yang akan dilakukan. Maka dari itu, proposal sendiri memiliki struktur yang hampir sama dengan laporan hasil penelitian.

Dalam laporan hasil penelitian, setiap bab memiliki isi landasan teori. Hal ini menjadikan proposal membutuhkan referensi untuk menguatkan topik penelitian yang dipilih. Selain itu, menyusun kerangka proposal juga akan mempermudah penulis atau peneliti untuk mencari dan menentukan bahan atau referensi.

C. Urutan Kerangka Proposal

Pada saat peneliti menyusun kerangka proposal, ada urutan kerangka yang perlu diperhatikan. Apalagi apabila membuat proposal penelitian yang memiliki karakteristik ilmiah dan harus sesuai dengan kaidah struktural yang berlaku. Nah, berikut ini adalah sederet urutan kerangka proposal, antara lain yaitu:

1. Halaman Judul

Secara umum, urutan yang berlaku pada kerangka proposal penelitian hampir sama dengan urutan laporan hasil penelitian, yakni masing-masing diawali dengan halaman judul. Perlu diketahui bahwa halaman judul harus sesuai dengan informasi yang ada pada proposal. Isi dari halaman judul sendiri diawali dengan kata proposal dengan judul penelitian di bawahnya.

Selain judul penelitian yang akan dilakukan, halaman judul juga perlu mencantumkan data diri penulis, mulai dari nama, NIDN atau NIDK bagi dosen, nama perguruan tinggi tempat peneliti kuliah atau mengajar, tahun ajaran, dan lain sebagainya sesuai ketentuan.

2. Daftar Isi

Urutan kedua di dalam kerangka sebuah proposal adalah daftar isi. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang letak halaman semua bab di dalam proposal. Daftar isi sendiri biasanya berada di bagian depan sebelum bab pendahuluan. Meskipun proposal penelitian biasanya hanya memiliki halaman yang terbatas, tetap saja daftar isi tetap perlu disediakan agar memudahkan pembaca dalam menilai proposal.

Misalnya seperti pada bagian RAB, atau landasan teori yang menjadi dasar dari pemilihan topik penelitian. Pada beberapa bagian ini sering kali dilanjut menjadi tujuan. Maka dari itu, daftar isi digunakan untuk membantu pembaca menuju ke halaman tersebut.

3. Bab I – Pendahuluan

Urutan yang ketiga di dalam kerangka proposal penelitian adalah bab I. Bab I biasa disebut juga dengan bab yang berisi pendahuluan. Pada bab pendahuluan ini memiliki 4 sub bab, yaitu Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Manfaat Penelitian.

4. Bab II – Tinjauan Pustaka

Selanjutnya, urutan keempat dalam kerangka proposal adalah bab II atau Tinjauan Pustaka. Bab Tinjauan Pustaka ini terdiri dari beberapa sub bab, mulai dari Review Literatur, Batasan Konseptual, sampai Kerangka Teori atau Kerangka Hipotesis.

Pada bagian ini, peneliti akan memasukan sejumlah kutipan untuk memperkuat pemilihan topik penelitian yang diambil. Maka dari itu, Tinjauan Pustaka perlu dijelaskan mengenai review literatur dan batasan konseptual. Hal ini membuatu literatur atau referensinya menjadi lebih jelas dan pembahasannya juga lebih spesifik.

5. Bab III – Metodologi

Kemudian, urutan kelima dalam kerangka sebuah proposal penelitian adalah bab III yang berisi penjelasan tentang metodologi penelitian yang terdiri dari beberapa sub bab. Beberapa sub bab tersebut mencakup Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data. Berbagai hal tersebut akan dijelaskan di proposal untuk menginformasikan metode penelitian dan teknik pengumpulan datanya seperti apa.

Hal ini serupa dengan penjelasan terkait teknik yang digunakan untuk menganalisis data penelitian yang berhasil dihimpun. Penjelasan tersebut diusahakan disusun secara padat, singkat, dan mampu memudahkan pembaca dalam memahaminya.

6. Daftar Pustaka

Urutan yang keenam dari kerangka proposal adalah Daftar Pustaka. Daftar Pustaka bisa dikatakan sebagai seluruh referensi yang digunakan dalam menyusun proposal penelitian. Daftar pustaka sendiri dapat berisi referensi yang bersumber dari buku, jurnal ilmiah, artikel ilmiah, artikel di internet atau website, dan lain sebagainya.

7. Lampiran

Sementara itu, urutan yang terakhir dalam sebuah kerangka proposal penelitian adalah lampiran. Bagi peneliti, perlu melampirkan sejumlah dokumen yang digunakan untuk melengkapi proposal. Hal ini biasanya hanya satu halaman berisi satu dokumen.

D. Cara Membuat Kerangka Proposal

Di bagian artikel terakhir ini, kita akan membahas tentang bagaimana cara membuat kerangka proposal penelitian yang baik dan benar. Dalam usaha untuk membuat kerangka yang baik perlu menyesuaikan dengan aturan struktural yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Nah, berikut ini adalah sederet cara yang bisa kalian gunakan untuk memudahkan dalam menyusun kerangka untuk proposal penelitian, antara lain yaitu:

1. Mencari Topik Penelitian

Tahap pertama dalam menyusun kerangka pada proposal penelitian yakni mencari topik penelitian. Topik penelitian sebetulnya merupakan sebuah masalah yang perlu ditemukan solusinya. Maka dari itu, topik penelitian bisa berangkat dari berbagai masalah yang ada di sekitar.

2. Mempelajari Struktur Proposal Penelitian

Selanjutnya, tahap kedua untuk membuat kerangka proposal yaitu dengan mempelajari struktur dari proposal penelitian. Struktur proposal penelitian bertujuan untuk mengetahui apa saja bab dan isinya. Seorang penulis atau peneliti juga perlu memastikan pemahaman terkait struktur proposal penelitian agar bisa berlanjut ke tahap berikutnya.

3. Mulai Menyusun Bagian Kerangka

Setelah memahami struktur proposal penelitian, langkah yang ketiga untuk membuat kerangka proposal adalah dengan mulai menyusun proposal penelitian. Seorang peneliti biasanya menggunakan kertas atau bukan dokumen baru di Ms Word, selanjutnya dapat menulis bab per bab yang sesuai dengan urutan proposal yang sudah dipelajari.

Sebetulnya urutan bab per bab dalam kerangka proposal harus sudah sesuai dengan struktur umum yang berlaku pada proposal penelitian. Hanya saja, apabila proposal sudah ditentukan formatnya, maka format tersbeut dapat menjadi kerangka yang siap dikembangkan menjadi proposal utuh.

4. Mengembangkan Setiap Bagian pada Kerangka

Setelah kerangka pada setiap bagian proposal sudah selesai, langkah keempat adalah mengembangkan setiap bab dan sub bab yang ada. Proses pengembangan bab sendiri dilakukan dalam kerangka menyusun isi proposal penelitian secara lebih lengkap.

Demikian penjelasan tentang kerangka proposal, kerangka proposal pada dasarnya tujuh, mulai dari halaman judul, daftar isi, bab I atau pendahuluan, bab II atau Tinjauan Pustaka, bab III atau metodologi Penelitian, daftar pustaka, dan lampiran. Penjelasan dalam artikel bisa jadi akan membuat siapa saja bisa lebih mudah dalam menyusun kerangka proposal. Oleh karena itu, dengan kerangka proposal yang baik akan menjadikan proposal tersaji secara lebih sempurna dan meningkatkan peluang untuk penelitian disetujui.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

About the author

Siti Badriyah

Tulis menulis menjadi salah satu hobi saya. Dengan menulis, saya menyebarkan beragam informasi untuk orang lain. Tak hanya itu, menulis juga menggugah daya berpikir saya, sehingga lebih banyak informasi yang dapat saya tampung.

Kontak media sosial Instagram saya Siti Badriyah