Bahasa Indonesia Pendidikan

Penggunaan Tanda Baca Koma yang Baik dan Benar

Written by Gilang P

Penggunaan Tanda Baca Koma – Pada saat menulis sebuah kalimat, salah satu hal yang perlu dan harus diperhatikan yaitu penggunaan tanda baca koma. Sebelum membahas tersebut, apa kamu tahu pengertian dari tanda baca. Tanda baca sendiri merupakan bagian yang sangat penting dalam bahasa Indonesia dalam bentuk tulisan. Apabila seseorang yang menulis sebuah kalimat salah dalam menggunakan tanda baca, maka dapat berpotensi mengganggu keseluruhan satuan kebahasaan.

Beberapa tanda baca yang sudah sering kita temui, misalnya titik, titik dua, hingga koma. Tanda baca koma menjadi salah satu tanda baca yang paling sering digunakan dalam sebuah tulisan. Meskipun banyak orang yang sering kali tidak memperhatikan fungsi penggunaannya. Tetapi, tanda baca koma memiliki peran yang sangat berguna bagi sebuah tulisan.

Nah, artikel ini akan menjelaskan tentang penggunaan tanda baca koma. Secara umum, tanda koma dikenal memiliki beberapa penggunaan, seperti membandingkan kalimat, memisah kalimat, menghubungkan antar kalimat, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah penjelasan secara mendalam mengenai penggunaan tanda baca koma. Selamat membaca!

A. Pengertian Tanda Baca

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, tanda baca adalah salah satu bagian dari kebahasaan yang memiliki manfaat penting untuk bentuk tulisan. Pada dasarnya tanda baca bisa dipahami sebagai sebuah simbol yang tidak memiliki hubungan atau keterkaitan dengan suara, kata, atau frasa dalam suatu bahasa. Sementara itu, tanda baca itu sendiri memiliki peranan untuk menunjukkan pada sebuah struktur tulisan terkait intonasi, dan jeda ketika dilakukan pembacaan.

B. Penggunaan Tanda Baca Koma

1. Diletakan di tengah kalimat

Tanda baca koma banyak digunakan pada bagian tengah dari sebuah kalimat. Tanda baca koma itu sendiri umumnya digunakan pada saat melakukan suatu perincian hingga penyebutan bilangan. Tanda baca koma juga sering kali ditempat di belakang kata yang mengikutinya.

Contoh:

  • Satu, dua, tiga, ….. mulai!
  • Ibu berbelanja ke toko kelontong untuk membeli berbagai keperluan memasak seperti garam, gula, kecap, dan minyak goreng.
  • Buku, jurnal, karya ilmiah, koran, dan majalah dapat menjadi sumber pustaka dalam karya tulis ilmiah kalian.

2. Perbandingan Kalimat

Berbeda dengan penggunaan tanda baca koma yang pertama, penggunaan tanda baca koma berikut ini memiliki peran dalam membentuk sebuah kalimat perbandingan. Tanda baca koma sendiri digunakan atau diaplikasikan untuk menjadi pemisah kalimat setara. Dengan catatan, kalimat setara tersebut didahului oleh sebuah kata yang menunjukkan perbandingan, misalnya seperti tetapi, namun, atau melainkan.

Contoh:

  • Wahana wisata itu sungguh menyenangkan, namun cukup berbahaya bagi anak-anak.
  • Rumah ini bukan milik saya, melainkan milik orang tua. Adik ingin membeli komputer, tetapi tabungannya belum cukup

3. Memisahkan Anak Kalimat dengan Induk Kalimat

Kemudian, tanda baca koma juga bisa digunakan untuk melakukan pemisahan pada anak kalimat dengan induk kalimatnya. Namun, hal ini bisa dilakukan apabila anak dari kalimat tersebut mendahului induk kalimat.

Contoh:

  • Jika tempatnya terlalu sempit, kita tidak akan gunakan tempat itu.
  • Kalau tidak hujan, saya akan datang.
  • Karena pandemi, kami tidak merayakan tahun baru di luar rumah.
  • Kita harus olahraga agar tubuh tetap sehat.

4. Pemisah Partikel

Tanda koma biasanya digunakan untuk menjadi pemisah atau sering juga disebut jeda. Nah, tanda baca koma dalam sebuah tulisan bisa digunakan untuk menjadi pemisah antara setiap partikel dengan inti kalimat. Beberapa partikel dalam bahasa Indonesia yang sudah sering kita gunakan, misalnya seperti kata ‘oh’, ‘ya’, ‘hmm’, ‘wah’, ‘aduh’, ‘hai’ atau ‘halo, dan berbagai bentuk lainnya

Selain dapat digunakan untuk memisahkan paratikel, tanda baca koma juga bisa digunakan untuk menjadi pemisah kata sapaan, misalnya seperti kata Pak, Bu, Kak, Nak, Dik, dan berbagai kata sapaan lainnya.

Contoh:

  • Wah, ternyata pemandangan di sini tak kalah indahnya!
  • Hmm, baiklah kalau seperti itu.
  • Hai, apa kabar?
  • Jangan lupa, ya!
  • Pak, tolong pasangkan lampu.

5. Kata Penghubung Antarkalimat

Setelah mengetahui fungsi pemisah dari tanda baca koma, pada bagian kamu akan dijelaskan tentang fungsi penggunaan tanda baca koma sebagai kata penghubung antarkalimat. Tanda baca koma sendiri wajib diletakkan di belakang kata atau ungkapan yang menjadi penghubung antarkalimat.

Beberapa kata atau ungkapan yang membutuhkan tanda baca koma, di antaranya yaitu, jadi, namun, oleh karena itu, akan tetapi, maka dari itu, meskipun begitu, dengan demikian, meskipun demikian, sehubungan dengan itu, dan berbagai kata penghubung antar kalimat yang lainnya.

Contoh:

  • Oleh karena itu, kita harus merencanakan dengan matang.
  • Akan tetapi, peluang tim ini untuk menang masih terbuka lebar.
  • Pendaftaran nomor pokok wajib pajak dapat dilakukan secara online. Jadi, tidak perlu ke kantor pajak.
  • Saya mendapat nilai jelek pada pelajaran matematika. Meskipun demikian, ibu tidak marah dan tetap mendukung saya untuk lebih rajin belajar.

6. Identitas yang Ditulis Berurutan

Dalam menggunakan tanda baca koma, identitas bisa dipahami sebagai informasi terkait nama, alamat, bagian alamat, tempat dan tanggal lahir, serta nama tempat atau wilayah yang ditulis secara urut. Penulisan identitas yang urut ini harus menggunakan tanda baca koma dengan baik dan benar.

Contohnya:

  • Jakarta, 13 April 2021
  • Jalan Raya Bogor KM 19, Kramat Jati, Jakarta Timur
  • Dekan Fakultas Sastra, Universitas Merdeka, Jalan Serayu 8, Ponorogo. Gang Wilis nomor 10, Kelurahan Ngamprah, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Pandeglang, 12 Maret 1995 Havana, Kuba

7. Memisahkan Petikan Langsung

Tanda baca koma biasanya digunakan untuk menjadi pemisah antara petikan langsung dari bagian lain dalam suatu kalimat. Pada saat, kamu menemukan sebuah percakapan dalam cerita, seperti cerita pendek atau bahkan novel.

Penggunaan tanda baca koma akan sangat membantu untuk memisahkan petikan langsung dari bagiannya yang lain dalam kalimat. Namun apabila akhir suatu kutipan tersebut sudah ada tanda tanya atau tanda seru, maka kamu tidak perlu menambahkan tanda baca koma.

Contoh:

  • Roro bertanya, “Apakah kamu lupa materi tentang konjungsi temporal?”
  • “Baiklah,” jawab Pak Adi.
  • “Kenapa kamu berbohong?” tanya Devi.
  • “Visitor blog jangan sampai turun lagi!” tegas Fahri.
  • “Saya tidak menyangka dia meninggal secepat ini,” kata Pak RT.
  • “Meninggalnya kenapa, Pak?” tanya Pak Bakin.

8. Catatan Kaki

Dalam proses membuat catatan kaki, tanda baca koma biasanya sangat diperlukan dalam penyusunannya.

Contoh:

  • Anton M. Moeliono, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat (Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017), hlm 48.
  • Riris K. Toha-Sarumpaet, Pedoman Penelitian Sastra Anak (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor, 2010), hlm.3.

9. Penulisan Daftar Pustaka

Pada saat menyusun daftar pustaka, penggunaan tanda baca koma dapat digunakan sebagai pemisah antara bagian nama yang dibalik susunannya. Tanda baca koma sendiri banyak digunakan untuk menceraikan bagian nama depan dengan nama belakang. Hal ini dikarenakan, daftar pustaka biasanya menggunakan nama belakang terlebih dahulu, kemudian disusul nama depan dengan disertai tanda koma.

Contoh:

  • Moeliono, Anton M., dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
  • Christanty, Linda. 2011. Jangan Tulis Kami Teroris. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
  • Damono, Sapardi Djoko. 2016. Bilang Begini, Maksudnya Begitu. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

10. Penulisan Bilangan

Tanda baca koma banyak digunakan sebelum angka atau bilangan desimal. Dalam hal ini, tanda baca koma bisa dipakai pada angka persepuluhan atau antara rupiah dan sen pada saat dinyatakan dengan menggunakan angka.

Contoh:

  • 17,2 km
  • 3,14
  • Rp 90,12

11. Penulisan Gelar

Tanda baca koma sering juga digunakan di antara nama lengkap seseorang dengan singkatan dari gelar akademisnya. Maka dari itu, pada saat menuliskan gelar akademik pada nama seseorang, tanda koma dapat digunakan memberikan perbedaan dari singkatan nama diri, marga, atau keluarga.

Contoh:

  • Hani Ammariah, S.Si
  • Ny. Ratu Regina, S.Kom
  • Yayat Guntur S., S.Pd
  • Maria Latuari, M.Hum

12. Kalimat Bertingkat

Tanda baca koma juga dapat digunakan sesudah dan sebelum keterangan tambahan atau keterangan aposisi pada sebuah kalimat bertingkat. Tanda baca koma sendiri dapat dipakai dengan mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.

Contoh:

  • Kakak pertamaku, Kresno, adalah orang yang sangat kreatif.
  • Di sekolah kami, misalnya, masih banyak siswa dari latar belakang keluarga yang kurang mampu.
  • Semua balita, laki-laki maupun perempuan, wajib mendapat vaksin.
  • Karyawan yang kurang sehat, seperti yang tertulis dalam poin sebelumnya, dipersilahkan pulang ke rumah.

13. Menghindari Salah Baca

Tanda baca koma dapat dipakai untuk menghindari kesalahan pembacaan atau kesalahan penafsiran. Tanda baca koma sendiri biasanya diletakkan di belakang keterangan yang terdapat pada bagian awal kalimat.

Contoh:

  • Dalam upaya pembinaan warga, kita memerlukan semangat gotong royong.
  • Coba kamu bandingkan dengan kalimat di bawah ini:
  • Kita memerlukan semangat gotong royong dalam upaya pembinaan warga.

C. Penggunaan Tanda Baca Titik (.)

1. Penanda Akhir Kalimat

Penggunaan tanda baca titik dalam sebuah kalimat yang paling umum dan paling banyak tentu saja sebagai penanda pada akhir kalimat. Banyak orang yang memahami tanda baca titik digunakan untuk kalimat seruan atau kalimat tanya, tetapi hal itu kurang tepat. Selain untuk mengakhiri sebuah kalimat, tanda baca titik juga bisa digunakan untuk kalimat yang bersifat pernyataan.

Contoh:

  • Ayah baru saja berangkat ke Yogyakarta.
  • Ida sudah menyelesaikan artikel tentang Ketimpangan Sosial kemarin.

2. Tanda di Penulisan Bagan, Ikhtisar, atau Daftar

Tanda titik banyak juga memiliki fungsi untuk diletakkan belakang satu huruf atau angka. Hal ini akan banyak ditemui pada penulisan bagan, ikhtisar, hingga daftar.

Namun, ada beberapa pengecualian yang perlu diperhatikan dalam penggunaan tanda baca titik pada penomoran, di antaranya yaitu:

  • Tanda titik tidak bisa dipakai pada angka atau huruf yang sudah bertanda kurung. Misalnya seperti, 1) mengembangkan kemampuan kognitif atau a) pakai masker
  • Tanda titik tidak dapat digunakan pada penomoran yang lebih dari satu angka atau huruf. Penomoran semacam ini dapat dipahami dan ditemukan dalam penomoran digital. Sebagai contoh berikut ini, 3d, 24E, RI1, AE 3416 TE dan lain sebagainya.
  • Tanda titik tidak dapat dipakai di bagian belakang dari sebuah angka terakhir pada penomoran deret. Sebagai contoh, I.I Latar Belakang atau 3.1 Psikologi Pengarang

Contoh:

– II. Provinsi Jawa Barat

Kota Bekasi
Kabupaten Bekasi

– 3. Pembahasan

3.1 Isi

3.2 Analisa Tabel

3.3 Analisa Grafik

3. Pemisah Angka pada Penanda Waktu (Jam, Menit, dan Detik)

Banyak orang yang belum mengetahui bahwa penggunaan tanda baca titik juga dapat digunakan untuk menjadi pemisah angka pada jam, menit, dan detik. Hal ini pada dasarnya disebabkan tanda baca tersebut sering kali digantikan oleh titik dua (:)

Contoh:

  • Pukul 06.05 (Pukul 6 lewat 5 menit)
  • Pukul 10.18 (Pukul 10 lewat 18 menit)

4. Penunjukkan Jangka Waktu

Seperti penggunaan tanda baca titik sebagai pemisah angka pada penanda waktu, tanda baca titik juga bisa digunakan untuk menunjukkan jangka waktu tertentu.

Contoh:

  • 01.03.47 (1 jam 3 menit 47 detik)
  • 07.00.38 (7 jam 38 detik)

5. Memperjelas Jumlah

Kemudian, penggunaan tanda baca titik banyak dipakai untuk memperjelas suatu bilangan ribuan atau kelipatannya.

Contoh:

  • Kasus COVID-19 di Indonesia tembus 1.000.000 kasus.
  • Kecelakaan di tol bulan lalu mencapai 1.200 kejadian.

Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan tanda baca titik. Tanda baca titik tidak berlaku pada angka yang tidak menyatakan jumlah, walaupun dengan angkanya ribuan.

Contoh:

a. Tanda titik tidak dapat digunakan pada bilangan yang tidak menunjukkan jumlah. Sebagai contoh: Aku lahir pada tahun 1999 atau Hubungi kami di nomor 08122937492

b. Tanda titik tidak dapat digunakan pada akhir judul atau sub judul. Sebagai contoh: Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 atau Gambar 4 Termometer

c. Tanda titik tidak dapat digunakan pada bagian akhir alamat dalam surat dan tanggal surat. Sebagai contoh: Surakarta, 27 Desember 2020

6. Peran dalam Penulisan Referensi

Hampir sama sebagai fungsi tanda baca koma pada penulisan referensi, penggunaan tanda baca titik juga bisa digunakan dalam penulisan daftar pustaka, mulai dari tanda titik setelah nama penulis, judul tulisan yang tidak mengandung tanda seru atau tanda tanya, hingga tempat terbit.

Contoh:

  • Agung, Muhammad. 2007. Media Belajar yang Asyik. Solo: Ragam Cendekia

7. Tidak Digunakan pada Akhir Judul

Penggunaan tanda baca titik sebetulnya tidak boleh digunakan pada akhir judul karangan atau artikel yang merupakan kepala karangan. Selain itu, tanda baca titik juga tidak boleh digunakan pada bagian kepala tabel, grafik, dan ilustrasi.

Contoh:

  • Pengertian, Jenis, dan Contoh Majas
  • Grafik 3.2 Angka Kematian COVID-19 di Provinsi Jawa Timur
  • Cara Memulai Bisnis Rumahan di Bulan Ramadan

8. Tidak Digunakan pada Kepala Surat

Terakhir, penggunaan tanda baca titik tidak boleh digunakan dalam penulisan untuk kepala surat. Hal ini dimaksudkan bahwa tanda titik tidak diperbolehkan di belakang alamat pengirim dan penerima surat, nama pengirim dan penerima surat, dan tanggal surat.

Contoh:

Kepada

HRD PT Jaya Sentosa

Jalan Pandawa

Sukabumi

Perlu kamu tahu, bahwa penempatan tanda baca bisa juga memunculkan pengertian yang berbeda meskipun susunan kalimatnya sama. Maka dari itu, seseorang yang hendak menulis kalimat dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar perlu memperhatikan penempatan tanda baca. Penggunaan tanda baca sendiri dapat memudahkan penyampaian sesuai dengan maksud yang ingin kita sampaikan.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

About the author

Gilang P

Saya menulis sekian banyak tulisan untuk menuangkan apa yang ada di pikiran–tentunya setelah diolah dan diracik sedemikian rupa agar menjadi menarik. Saya pikir, setiap orang bisa menulis tentang apa saja, selama mau belajar memahami.