Agama Islam

Doa Iftitah: Pengertian, Macam, Syarat Sunah, dan Keutamaannya

Written by Yufi Cantika

Doa Iftitah – Bagi Grameds yang beragama Islam, pasti selalu mengerjakan ibadah salat dong? Yap, salat adalah rukun islam yang kedua setelah kalimat Syahadat sekaligus menjadi ibadah wajib bagi para muslim di seluruh dunia. Ketika menjalankan ibadah salat, tentu saja harus dilaksanakan dengan gerakan yang sudah ditetapkan beserta bacaan-bacaan doanya. Salah satu bacaan doa dalam salat adalah Iftitah yang terdapat di rakaat pertama.

Bacaan iftitah ini wajib ya untuk dilafalkan, baik dalam hati maupun dilisankan. Meskipun doa iftitah itu memiliki 4 macam, tetapi Grameds tidak harus kok menghafalkan semua, cukup satu bacaan doa iftitah saja yang perlu diterapkan ketika salat. Lalu, bagaimana sih bunyi dari doa iftitah itu? Apa saja pula macam-macam dari doa iftitah ini? Apakah terdapat keutamaan dari membaca doa iftitah ketika melaksanakan ibadah salat? Nah, supaya Grameds memahami hal-hal tersebut, yuk simak ulasan berikut ini!

https://www.pexels.com/

Apa Itu Doa Iftitah?

Pada dasarnya, doa iftitah adalah doa wajib yang dibaca oleh umat muslim ketika hendak mengawali salat fardhu maupun salat sunnah, kecuali pada salat jenazah. Doa iftitah ini disebut juga dengan doa istiftah yang dibaca setelah takbiratul ihram. Keberadaan doa iftitah ini memang tidak termasuk dalam rukun salat, tetapi umat muslim sangat dianjurkan untuk tidak melewatkan doa ini dengan dalih menyingkat salatnya. Maka dari itu, sebiasa mungkin tetap bacalah doa iftitah ini ya.

Sebagaimana dengan ibadah-ibadah Islam lainnya, membaca doa iftitah ini juga termasuk anjuran dari Rasulullah SAW dan bahkan menjadi kebiasaan Beliau ketika hendak menjalankan ibadah salat. Pernah suatu kali, Beliau ditanyakan oleh seorang sahabatnya mengenai hal ini dan kemudian diabadikan dalam hadits riwayat Abu Hurairah, yakni berbunyi:

Artinya:

“Rasulullah Shallallahu ’alaihi Wasallam ketika takbir dalam shalat, beliau diam sejenak sebelum membaca ayat Al-Qur’an. Kemudian aku bertanya, wahai Rasulullah, kutebus engkau dengan nama ayah dan ibuku, aku melihatmu berdiam antara takbir dan bacaan ayat Al-Qur’an. Apa yang engkau baca? Beliau menjawab:… (beliau membacakan doa istiftah / iftitah)” (Muttafaq ‘alaih).

Kaidah Membaca Doa Iftitah

Nah, dalam membaca doa iftitah ini tentu saja memiliki kaidahnya tersendiri yang tidak boleh dilanggar. Berikut ini adalah kaidah atau urutan dalam membaca doa iftitah dalam pelaksanaan ibadah salat:

  1. Doa iftitah hanya dibaca pada rakaat pertama saja.
  2. Doa iftitah dibaca setelah Takbiratul Ihram dan sebelum membaca surat Al-Fatihah.
  3. Jika lupa membaca doa iftitah di rakaat pertama, boleh membacanya di rakaat berikutnya.
  4. Bagi makmum masbuk alias mereka yang datang terlambat dan tertinggal oleh bacaan Al-Fatihah oleh imam, maka diperbolehkan untuk tidak membacanya.

Adab dan Etika Membaca Doa Iftitah

Selain memiliki kaidah atau urutan tertentu, doa iftitah juga memiliki adab dan etika yang tidak boleh dilanggar. Nah berikut adalah adab dan etika ketika membaca doa iftitah.

  • Dibaca dengan suara pelan dan tidak boleh mengganggu kekhusyukkan ibadah orang lain.
  • Jika khawatir akan tertinggal bacaan surat Al-Fatihah bersama imam, maka disunnahkan untuk membaca doa iftitah dalam versi pendek.
  • Makruh untuk dibaca keras
  • Sunnah untuk menggabungkannya dengan bacaan takbiratul ihram.
  • Boleh digabungkan dengan beberapa versi dari doa iftitah, selama memenuhi syarat tertentu.

Macam-Macam Doa Iftitah

Keberadaan doa iftitah ini ternyata memiliki beberapa bentuk lho, yang didasarkan pada riwayat-riwayat hadits. Ada doa iftitah dengan versi singkat yang dapat dibaca sesuai dengan kondisi kita, terutama jika kita tengah tidak memiliki waktu banyak. Namun jika kita tidak sedang terburu-buru, maka dapat membaca bacaan doa iftitah yang secara umum. Dalam kitab Nihayatuz Zain juga menyebutkan apa saja macam-macam doa iftitah tersebut, yakni:

1. Doa Iftitah Singkat Versi 1

اللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلاً

Allohu akbar kabiroo wal hamdu lillaahi katsiiroo wa subhaanalloohi bukrotaw wa asyiilaa

Artinya : “Allah Maha Besar dengan sebesar besarnya, segala puji hanya bagi Allah dengan pujian yang sangat banyak. Maha Suci Allah di waktu pagi dan petang”.

Dalam doa iftitah singkat yang pertama ini dapat diterapkan ketika diri kita tengah dalam keadaan yang tak punya banyak waktu alias tengah tergesa-gesa. Awalnya, doa ini dipanjatkan oleh seorang sahabat Nabi dan Rasulullah SAW kemudian menanggapinya dengan bersabda “Aku kagum dengan doanya, pintu langit terbuka karena doa iftitah tersebut”.

2. Doa Iftitah Singkat Versi 2

الْحَمْدُ لِلهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُباَرَ كًا فِيهِ

Alhamdulillahi hamdan kasiiroon toyyiban mubaarokan fiihi.

Artinya : “Segala puji hanya bagi Alloh dengan pujian yang sangat banyak, baik dan penuh berkah.”

3. Doa Iftitah Umum Versi 1

Disebut dengan doa iftitah umum karena banyak dibaca oleh para umat muslim terutama di Indonesia dalam dua organisasi Islam. Doa iftitah versi ini tidak terlalu panjang bacaannya, sehingga dinilai pas dan cukup untuk dibaca ketika tengah menjalankan ibadah salat dan dalam kondisi tidak tergesa-gesa.

اللهُ اَكْبَرُ كَبِرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا

اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْااَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ

اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ

لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَ لِكَ اُمِرْتُ وَاَنَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

Alloohu akbar Kabiroo Wal hamdu lillaahi Katsiiroo, Wa Subhaanalloohi Bukrotan Wa’asyiilaa.

Innii Wajjahtu Wajhiya Lilladzii Fathoros Samaawaati Wal Ardho Haniifan Musliman Wa maa Anaa Minal Musyrikiin.

Inna Syolaatii Wa Nusukii Wa Mahyaa ya Wa Mamaatii Lillaahi Robbil ‘Aalamiina.

Laa Syariika lahu Wa Bidzaalika Umirtu Wa Ana Minal Muslimiin.

Artinya: “Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji hanya bagi Allah dengan pujian yang sangat banyak. Maha Suci Allah di waktu pagi dan petang.

Sungguh aku hadapkan wajahku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan atau tunduk, dan aku tidak termasuk dari golongan orang-orang yang menyekutukan-Nya.

Sungguh shalatku, ibadahku, hidupku matiku hanyalah untuk Allah Tuhan alam Semesta, yang tidak punya sekutu bagi-Nya. Dengan demikian itulah aku diperintahkan. Dan aku adalah termasuk orang-orang muslim (Orang-orang yang berserah diri).”

4. Doa Iftitah Umum Versi 2

Dalam doa iftitah versi kedua ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim yang ternyata juga biasa dibaca oleh Rasulullah SAW ketika tengah menunaikan ibadah salat wajib. Berikut bacaan doanya:

اللَّحُمَّ بَا عِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَا يَاىَ كَمَا بَاعَدْتْ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ

اللَّهُمَّ نَقِّنِى مِن الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوبُ الاَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ

اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَاىَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ

Allahumma baa’id bainii wabaina khathaayaaya kamaa baa’adta bainal masyriqi wa maghribi.

Allahumma naqinii min khathaayaaya kamaa yunaqats tsaubul abyadhu minad danas.

Allahummaghsilnii min khathaayaaya bil maa’i wats tsalji.

Artinya :

“Ya Allah, jauhkan antara aku dan kesalahan kesalahanku, sebagaimana engkau menjauhkan timur dan barat.

Ya Allah, bersihkanlah aku dan kesalahan kesalahanku, sebagaimana baju putih yang dibersihkan dari kotoran.

Ya Allah, cucilah (hati)ku dari kesalahan kesalahan dengan air dan salju.”

5. Doa Iftitah Umum Versi 3

اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِىَ لِلَّذِى فَطَرَ السَّمَوَ اتِ وَالْاَرْضَ حَنِيفًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِ كِيْنَ اِنَّ صَلاَتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ لاَ

شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ اُمِرْتُ وَ اَنَا اَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ

Innii wajjahtu wajhiya lil ladzii fathoros samaawaati wal ardho haniifan mushliman wa maa ana minal musyrikiin, innaa sholaatii wanusukii wamahyaaya wamamaatii lillahi rabbil aalamiin. Laa syariika lahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimin.

Artinya :

“Sungguh aku hadapkan wajahku kepada Allah pencipta langit dan dengan tunduk dan aku bukanlah dari golongan orang-orang musyrik. Sungguh shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah Tuhan alam semesta. Tidak ada sekutu bagiNya. Dan dengan demikian aku diperintahkan. Aku adalah orang yang pertama berserah diri”

6. Doa Iftitah Versi Panjang

Dalam doa iftitah yang memiliki versi panjang ini dapat dibaca apabila diri kita tengah mengharapkan hubungan yang intens dengan Allah SWT. Bacaan iftitah versi ini juga dapat dibaca ketika melaksanakan salat malam, sebab pada saat itu diri kita sudah terlepas dari tuntutan waktu dan pekerjaan. Berdasarkan pada hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, terkadang juga Rasulullah SAW membaca doa iftitah versi panjang ini ketika tengah menjalankan salat sunnah. Nah, berikut ini adalah bacaan doanya:

وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِى فَطَرَ السَّمَوَ اتِ وَالاَرْضَ حَنِيفًا (مُسْلِمًا) وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِ كِيْنَ

اِنَّ صَلاَتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى الِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ لاَ شَرِ يْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِنَ

اللَّهُمَّ اَنْتَالْمَلِكُ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ . اَنْتَ رَبِّى وَاَنَا عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَفْسِى وَاعْتَرَ فْتُ بِذَنْبِى فَاغْفِرْ لِى ذُنُوبِى جَمِيعًا

اِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ اِلاَّ اَنْتَ وَاهْدِنِى لاَحْسَنِ الاَخْلَاقِ لاَ يَهْدِى لاَحْسَنِهَا اِلاَّ اَنْتَ

وَاصْرِفْ عَنِّى سَيِّئَهَا لاَ يَصْرِفُ عَنِّى سَيِّئَهَا اِلاَّ اَنّتَ لبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالشَّرُّ لَيْسَ اِلَيْكَ

اَنَا بِكَ ؤَاِلَيْكَ تَبَارَ كْتَ وَتَعَا لَيْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوبُ اِلَيْكَ

Wajjahtu wajhiya lilladzii fathoros samaawaati wal ardho hanifan wa maa ana minal musyrikiin.

Inna sholaatii wa nusukii, wa mahyaa ya wa mamaatii lillahi rabbil ‘aalamiina. Laa syariikalahu wa bidzalika umirtu wa ana minal muslimiin.

Allohumma antal malika laa ilaha illaa anta, anta rabii wa anaa ‘abuka dzolamtu nafsii wa’taraftu bidzambii faghafirlii dzunuubii jamii’aa.

Innahu laa yaghfirudz dzunuuba ilaa anta, wahdinii li ah sanil akhlaaqi laa yahdii li ahsanihaa illa anta, washrif ‘anni sayyi ahaa, laa yashrifu ‘annii sayyiahaa illa anta.

labbaika wa sa’daika, wal khoiru kulluhu bi yadaika, wasyarru laisa ilaika.

ana bika wa ilaika tabaarakta wa ta’aalaita, astaghfiruka wa atuubu ilaik.

Artinya :

“Aku menghadap kepada Tuhan sang Pencipta langit dan bumi, dengan memegang agama yang lurus dan aku tidak tergolong orang-orang musyrik.

sungguh shalat, ibadah dan hidup serta matiku adalah untuk Allah. Tuhan sekalian alam, tiada sekutu bagiNya, dan karena itu, aku diperintah dan aku termasuk golongan orang-orang muslim.

Ya Allah, Engkau adalah raja, tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Engkau, Engkau TuhanKu dan aku adalah hambaMu. Aku menganiaya diriku, aku mengakui dosaku (yang telah kulakukan).

Oleh karena itu ampunilah seluruh dosaku, sungguh tak akan ada yang mampu mengampuni dosa-dosa, kecuali Engkau.

Bimbing aku pada akhlak yang terbaik, tidak akan ada yang bisa kecuali Engkau.

Hindarkan aku dari akhlak yang jelek, tidak akan ada yang bisa, kecuali Engkau. Aku penuhi panggilanMu dengan suka cita, seluruh kebaikan di kekuasaanMu, kejelekan tidak dinisbatkan kepadaMu.

Aku hidup dengan pertolongan dan rahmat-Mu, dan kepadaMu (aku kembali). Maha suci Engkau serta Maha Tinggi. Aku minta ampun dan bertaubat kepadaMu.”

Syarat Sunahnya Bacaan Doa Iftitah

Dilansir dari NU Online, kesunnahan dalam membaca iftitah itu memiliki empat syarat. Jika salah satu syarat berikut ini tidak terpenuhi, maka kesunnahannya menjadi gugur atau hilang. Nah berikut adalah syarat-syarat sunnahnya membaca doa iftitah.

1. Salat yang dikerjakan adalah selain salat jenazah

Yap, bacaan doa iftitah memang diwajibkan ada di semua salat, kecuali salat jenazah. Hal tersebut karena salat jenazah dianjurkan untuk dipercepat. Meskipun salat jenazah yang dilaksanakan di atas kuburan atau salat gaib. Perlu diketahui bahwa salat gaib ini, jenazah akan berada di daerah yang jauh dari daerah yang digunakan untuk salat.

2. Waktunya cukup untuk mengerjakan salat

Maksudnya, kita memiliki waktu cukup untuk mengerjakan salat hingga akhir dengan disertai bacaan doa iftitah pula. Namun jika diri kita terlalu khawatir tidak memiliki waktu yang cukup untuk salat, boleh dilakukan hanya dengan rukun wajib salat saja.

3. Ketika menjadi makmum khawatir ketinggalan

Saat diri kita menjadi makmum, kita disunnahkan untuk membaca doa iftitah jika memang berkeinginan untuk mengikuti imamnya pada posisi berdiri, yakni sebelum membaca surat Al-Fatihah.

4. Ketika menjadi makmum, tidak menjumpai imam di selain posisi berdiri.

Nah, ketika hal ini terjadi maka diri kita menjadi makmum masbuq mereka yang datang terlambat dan tertinggal oleh bacaan Al-Fatihah oleh imam, maka diperbolehkan untuk tidak membacanya. Jika menjadi makmum masbuq dan menjumpai imam di posisi selain berdiri, misalnya ruku’, sujud, dan lainnya, maka diri kita tidak disunnahkan membaca doa iftitah, tetapi langsung saja menyusul ke posisi imam.

Di samping itu, yang perlu diperhatikan adalah, hendaknya seseorang setelah takbiratul ihram langsung membaca doa iftitah. Sebab, jika sebelum membaca doa iftitah, ia membaca bacaan-bacaan yang lain semisal ta’awudz, basmalah atau yang lainnya, baik sengaja ataupun lupa, maka kesunnahan membaca doa iftitah menjadi hilang sia-sia.  Syekh an-Nawawi berkata,

ويفوت دعاء الافتتاح بالشروع فيما بعده عمداً أو سهواً 

“Kesunnahan doa iftitah menjadi hilang sebab membaca perkara-perkara setelahnya (seperti ta’awudz dan basmalah).”

Keutamaan Membaca Doa Iftitah

Sama halnya dengan bacaan doa lainnya, doa iftitah ini meskipun tidak termasuk dalam rukun salat, tetapi tetap memiliki keutamaan dalam membacanya. Berikut ini adalah keutamaan dalam membaca doa iftitah ketika menunaikan ibadah salat:

  1. Mengakui Kebesaran Tuhan.
  2. Tergolong Orang Bersyukur.
  3. Memuji Tuhan yang Maha Suci.
  4. Menghadap Tuhan dengan Kesungguhan.
  5. Ikrar mengaku tunduk Pada Tuhan.
  6. Mengakui Sifat Esa Tuhan.
  7. Pasrah dan Tak Bergantung Pada Amal.
  8. Ikrar sebagai Seorang Muslim.
  9. Doa jadi mudah terkabul karena diangkat oleh malaikat.
  10. Pintu-pintu langit terbuka untuk memudahkan doa kita sampai pada Allah SWT.

Nah, itulah uraian mengenai apa itu doa iftitah dan macam-macam bentuk versinya yang dapat Grameds terapkan sesuai dengan situasi dan kondisi. Dengan adanya bermacam-macam versi doa iftitah ini, diharapkan Grameds tidak meninggalkan salat lagi ya… 

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Sumber: 

https://islam.nu.or.id/

Baca Juga!

About the author

Yufi Cantika

Saya Yufi Cantika Sukma Ilahiah dan biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Saya suka dengan tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Linkedin Yufi Cantika