Agama Islam

Memahami Pengertian, Keutamaan, Tata Cara, dan Niat Shalat Isya

Written by Yufi Cantika

Dalam Islam, setiap umat muslim wajib melaksanakan shalat lima waktu, salah satu shalat lima waktu yang wajib dilakukan adalah shalat isya. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas lebih dalam tentang shalat isya, mulai dari niat shalat isya hingga keutamaannya. Jadi, simak artikel ini sampai habis, Grameds.

Pengertian Shalat Isya

pexels

Agama Islam adalah agama rahmatan lil alamin. Makna “Islam Rahmatan lil ‘Alamin” adalah Islam yang kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam semesta.

Islam memiliki pondasi syariat yang wajib dikerjakan oleh setiap umatnya. Pondasi tersebut salah satunya adalah sholat. Oleh sebab itu, shalat sering kali disebut sebagai tiang agama Islam yang tidak boleh ditinggalkan oleh umat Islam, terutama shalat fardhu. Shalat adalah kewajiban kita sebagai seorang muslim yang baik. Shalat ada dua macam berdasarkan hukumnya yaitu shalat wajib dan shalat sunnah.

Shalat sendiri berdasarkan cara shalatnya ada dua yaitu shalat sendiri dan shalat berjamaah. Bagi siapa saja yang mengerjakan shalat secara jamaah, maka akan memperoleh keutamaan yang luar biasa dibandingkan dengan shalat sendirian. Selain itu, jika kita sholat secara berjamaah, maka kita akan jauh lebih khusyuk dibandingkan dengan shalat sendirian.

Oleh karena itu, bagi Anda yang selama ini terbiasa shalat sendirian di rumah, tidak ada salahnya untuk sesekali shalat berjamaah bersama anggota keluarga lainnya atau datang ke masjid atau mushola.

Shalat yang wajib dikerjakan ada lima waktu yaitu shalat subuh, dhuhur, ashar, maghrib dan isya. Shalat Isya menjadi salat terakhir dalam satu hari karena berada pada malam hari dan juga biasa dilakukan sebelum seseorang tidur.

Sholat Isya dilaksanakan pada waktu hilangnya matahari sampai munculnya terbitnya matahari. Sholat Isya memiliki banyak keutamaan apalagi dikerjakan berjamaah. Sholat Isya terdiri dari empat rakaat dan satu kali salam.

Waktu Paling Utama Mendirikan Sholat Isya

pexels

Para ulama sepakat menyebut waktu utama untuk melaksanakan tata cara sholat Isya adalah ketika masuk sepertiga malam. Ini berdasarkan pada hadis berikut ini:

“Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Seandainya aku tidak memberatkan umatku, aku perintahkan mereka untuk mengakhirkan/menunda shalat Isya hingga 1/3 malam atau setengahnya.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Tirmidzi)

Selain itu, ada pula hadis dari riwayat lain yang menjelaskan waktu paling utama untuk mendirikan sholat Isya.

Dari AIsyah RA, “Rasulullah SAW mengakhirkan shalat Isya pada suatu malam hingga melewati malam dan penduduk Madinah terlelap. Kemudian keluar dan beliau bersabda, ‘Inilah waktunya (Isya), bila tidak memberatkan umatku.” (HR. Muslim dan Nasai)

Para ulama kemudian menyimpulkan bahwa memang shalat Isya tidak harus dikerjakan di awal waktu. Meski demikian, sholat ini tetap harus didirikan di masjid dengan cara berjamaah, bukan sholat sendiri-sendiri di rumah.

Keutamaan Shalat Isya

Di antara keutamaan shalat Isya berjamaah, selain mendapat keutamaan dan pahala dua puluh tujuh derajat, juga akan membedakan apakah seseorang termasuk golongan orang munafik atau tidak.

Dari Abu Hurairah, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda :

إِنَّ أَثْقَلَ صَلَاةٍ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ وَصَلَاةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

Artinya: “Sesungguhnya shalat yang paling berat dilaksanakan oleh orang-orang munafik adalah shalat Isya dan shalat Shubuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaan keduanya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun mereka harus merangkak.” (HR Bukhari dan Muslim).

Setiap melakukan shalat termasuk salat Isya, pastikan selama shalat pandangan mata menatap tempat sujud, dan melakukan shalat secara urut sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW.

Menurut jumhur ulama Imam Ahmad, Imam Malik, dan Imam Abu Hanifah, tidak ada lafadz khusus dalam niat salat. Selain itu, tidak ada hadist mengatakan jika akan melaksanakan shalat harus membaca niat.

Ibadah wajib ini juga memiliki sejumlah keutamaan yang penting diketahui umat muslim. Adapun keutamaan shalat isya adalah sebagai berikut:

1. Mendapatkan Kabar Gembira

Setiap muslim yang menunaikan ibadah sholat isya akan mendapatkan kabar gembira dari Allah SWT. Selain itu, orang tersebut juga akan dikelilingi cahaya dalam dirinya, baik saat di dunia maupun di akhirat. Tentu saja, keutamaan ini bisa didapatkan bagi mereka yang khusyuk dan istiqomah menunaikan ibadah wajib.

Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam salah satu hadis:

Artinya: “Berikanlah kabar gembira untuk mereka yang berjalan melaksanakan salat di gelapnya malam, bahwa ia akan diberikan cahaya sempurna di dunia dan di akhirat.” (Hadits Riwayat Abu Daud No. 561 dan Tirmidzi No. 223).

2. Menghapus Dosa

Keutamaan sholat Isya selanjutnya yaitu dapat menghapus dosa. Setiap muslim yang menjalankan ibadah ini, dosa-dosanya akan diampuni dan dihapus oleh Allah SWT.

Hal ini sebagaimana yang telah disebutkan dalam salah satu hadis:

Artinya: “Tidak seorang muslim ketika waktunya shalat wajib, ia membaguskan wudhunya, lalu khusyu dalam shalatnya, serta menyempurnakan rukuknya. Melainkan hal itu menjadi penghapus segala dosanya, selama ia tidak mengerjakan dosa besar.” (HR. Muslim no. 228).

Niat Shalat Isya

Di kalangan pengikut  mazhab Syafi’i, melafalkan niat shalat hukumnya sunnah. Karena sangat membantu terhadap kekhusyukan seseorang dalam sholat. Niat di masing-masing waktu sholat wajib pun berbeda.

Salah satunya, bacaannya niat sholat Isya untuk imam dan makmum sebagaimana yang dihimpun Muhammad Masrur dalam buku Memahami Arti Bacaan Sholat yang dikutip berikut ini:

Niat yang dibaca Imam

أُصَلِّي فَرْضَ الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا لِلهِ تَعَالَى

Ushalli fardhal-isya’I arba’a raka’atin mustaqbilal-qiblati adaa-an imaman lillahi ta’ala

Artinya: “Aku berniat shalat fardhu Isya empat rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala”.

Niat yang dibaca Makmum

أُصَلِّي فَرْضَ الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى

Ushalli fardhal-isya’I arba’a raka’atin mustaqbilal-qiblati adaa-an makmuman lillahi ta’ala

Artinya: “Aku berniat shalat fardhu Isya empat rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”

Niat yang dibaca ketika Sholat Sendiri

أُصَلِّى فَرْضَ العِشَاء ِأَرْبَعَ رَكَعاَتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لله تَعَالَى

Ushalli fardhal Isya’i arba’a raka’aatin mustaqbilal qiblati adaa’an lilaahi ta’aalaa

Artinya: “Saya (berniat) mengerjakan shalat fardhu Isya’ sebanyak empat raka’at dengan menghadap kiblat, karena Allah Ta’ala.”

Tata Cara Shalat Isya

Umroh.com

1. Takbiratul Ihram

Saat melakukannya, semua jari-jari dirapatkan dihadapkan ke depan dan mengangkat kedua tangan ujung jarinya sejajar dengan pundak atau telinga tetapi jangan terlalu dekat sambil mengucapkan ‘Allahu Akbar’.

Selain itu, Pandangan mata melihat ke tempat sujud. Kemudian, menyedekapkan kedua tangan dengan posisi tangan kanan di atas tangan kiri dan menggenggam tulang pergelangan tangan kiri dengan tangan kanan.

2. Membaca Doa Iftitah

Setelah takbiratul ihram, tata cara sholat Isya selanjutnya adalah membaca doa iftitah. Membaca doa ini sebenarnya hukumnya sunnah, sehingga jika tidak membaca juga tidak masalah.

Membaca doa iftitah dilakukan setelah takbiratul ihram. Kemudian tangan disedekapkan di depan dada dan baru membacakan doa iftitah. Banyak hadits mengenai doa Iftitah. Bacaan doa iftitah yang sering digunakan masyarakat Indonesia adalah:

Allaahu Akbaru kabiiraw-walhamdu lillaahi katsiiran, wa subhaanallaahi bukratan-wa ashiilaa. wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas-samaawaati wal ardha hanifam-muslimaw-wama ana minal musyrikiina. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi Rabbil ‘aalamiina. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiin.

Artinya: “Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji yang sebanyak-banyaknya bagi Allah. Maha Suci Allah pada pagi dan petang hari. Aku menghadapkan wajahku kepada Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan dan kepasrahan diri dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah kepunyaan Allah, Tuhan semesta alam, yang tiada satu pun sekutu bagi-Nya. Dengan semua itulah aku diperintahkan dan aku adalah termasuk orang-orang yang berserah diri (muslim).”

3. Membaca Surat Al Fatihah

Tanpa membaca Al-fatihah, shalat tidak sah. Surat Al-fatihah adalah salah satu rukun shalat yang jika tidak dibaca maka shalatnya tidak sah karena meninggalkan rukun shalat.

4. Membaca Surat Atau Ayat-Ayat dari Al-Quran

Orang yang shalat dapat membaca satu surat utuh atau potongan ayat dari Al Quran setelah membaca surat Al Fatihah.

5. Ruku

Cara melakukan ruku yakni dengan mengangkat kedua tangan setinggi telinga dan membaca ‘Allahu Akbar’, kemudian badan membungkuk, kedua tangan menggenggam lutut, mata memandang tempat sujud, punggung dan kepala rata. Setelah itu membaca doa ‘Subhaana rabbiyal azhiimi wa bi hamdih’ (Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan dengan segala puji bagi-Nya) sebanyak tiga kali).

6. I’tidal

Ini adalah posisi bangun dari ruku untuk berdiri tegak, dengan mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga dan mengucapkan: ‘Sami’allahu liman hamidah’ (Allah mendengar orang yang memuji-Nya).

Saat i’tidal, mata memandang tempat sujud dan membaca doa i’tidal: ‘Rabbana lakal hamdu’ (Ya Allah ya Tuhan kami, bagi-Mu-lah segala puji).

7. Sujud

Kemudian dilanjutkan dengan melakukan gerakan sujud dan membaca ‘Allahu Akbar’ dengan kedua lutut terlebih dulu, kemudian dahi dan hidung, telapak tangan, lutut dan kaki menempel di lantai dan membaca :

Subhaana rabbiyal a’la wabihamdihi

Artinya: “Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi, dan dengan segala puji bagi-Nya sebanyak tiga kali.”

8. Iftirasy (Duduk Di antara Dua Sujud)

Setelah sujud, dilanjut dengan bangun sambil mengucapkan ‘Allahu Akbar’ (Allah Maha Besar). Kemudian duduk di antara dua sujud atau duduk iftirasy. Posisi duduk yakni dengan menduduki kaki kiri, dengan telapak kaki kanan berdiri dan jarinya terletak di alas sambil menghadap kiblat, kemudian membaca:

Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa ‘aafinii wa’fu ‘annii

Artinya: “Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah aku, angkatlah derajatku, berikanlah rezeki kepadaku, berikanlah petunjuk kepadaku, berilah kesehatan kepadaku dan ampunilah aku”.

9. Sujud

Dari posisi duduk, lalu kembali melakukan sujud kedua dan mengucapkan ‘Allahu Akbar’, dan membaca ‘Rabbiyal a’la wabihamdihi’ (Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi, dan dengan segala puji bagi-Nya) sebanyak tiga kali. Untuk rakaat 2, lakukan seperti gerakan dan bacaan di rakaat pertama, tetapi dilakukan tanpa doa Iftitah.

10.Tahiyat Awal

Setelah sujud yang kedua, kemudian melakukan doa tahiyat awal dengan cara duduk posisi Iftirasy. Caranya dengan tangan kiri diletakkan di atas paha kiri dengan posisi jari-jari tangan yang terkembang.

Banyak muslim di Indonesia yang menegakkan jari telunjuk ketika saat mulai membaca bagian kalimat asyhadu an laa ilaaha illallah ada juga pendapat lain yang menggerakkan jari telunjuk dimulai dari awal tasyahud (Tahiyat), dengan membaca:

At-tahiyyaatul mubarak atush-shalawaatu wath-thayyibaatu lillaah i. Assalaamu ‘alaika ayyuhan-nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuhu. Assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahish-shaalihiina. Asyhadu an laa ilaaha illallaahu wa asyhadu anna Muhammadar Rasuulullaahi. Allaahumma shalli ‘alaa Muhammadin.

Artinya: “Segala kehormatan, keberkahan, rahmat dan keselamatan (shalawat), serta kebaikan hanyalah kepunyaan Allah. Keselamatan, rahmat dan berkah dari Allah semoga tetap tercurah atasmu, wahai Nabi (Muhammad). Keselamatan, rahmat, dan berkah dari Allah semoga juga tercurah atas kami, dan juga atas seluruh hamba Allah yang shaleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan allah. Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan (Shalawat) untuk Nabi Muhammad.”

Kemudian berdiri tegak dan membaca ‘Allahu Akbar’, dilanjutkan dengan bersedekap.

Untuk rakaat ketiga, lakukan gerakan dan bacaan di rakaat pertama, tetapi tanpa doa Iftitah dan langsung menuju gerakan ruku’ setelah membaca Al Fatihah.

Untuk rakaat keempat, dilakukan seperti gerakan dan bacaan di rakaat pertama tetapi tanpa doa Iftitah dan langsung menuju gerakan ruku’ setelah membaca Al Fatihah.

11. Tasyahud Akhir

Setelah posisi sujud terakhir atau kedua, kemudian membaca doa tahiyat akhir dengan cara duduk tasyahhud (tahiyat) akhir. Caranya duduk pada pangkal pahanya kiri dengan posisi kaki kiri yang keluar dari bagian bawah, sementara telapak kaki kanan dalam posisi tegak.

Kemudian, tangan kiri diletakkan di atas paha kiri dengan posisi jari-jari tangan yang terkembang, dan banyak muslim di Indonesia yang menegakkan jari telunjuk ketika saat mulai membaca bagian kalimat asyhadu an laa ilaaha illallah terdapat pendapat lain yang menerangkan menggerakkan jari telunjuk dimulai dari awal tasyahud (Tahiyat). Kemudian membaca:

Attahiyyaatul mubaarakaatush shalawatuth thayyibaatu lillaah. Assalaamu ‘alaika ayyuhan-nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuhu. Assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahish-shaalihiina. Asyhadu an laa ilaaha illallaahu wa asyhadu anna Muhammadar Rasuulullaahi. Allaahumma shalli ‘alaa Muhammadin. Wa ‘alaa aali Muhammadin kamaa shallaita ‘alaa Ibraahiim, wa ‘alaa aali Ibraahiim, wa barik ‘ala Muhammadin wa ‘alaa aali Muhammadin, kamaa baarakta ‘alaa Ibraahiim wa ‘alaa aali Ibraahiim, fil ‘aalamiina innaka hamiidun majiidun.

Artinya: “Segala kehormatan, keberkahan, rahmat dan keselamatan (shalawat), serta kebaikan hanyalah kepunyaan Allah. Keselamatan, rahmat dan berkah dari Allah semoga tetap tercurah atasmu, wahai Nabi (Muhammad). Keselamatan, rahmat dan berkah dari Allah semoga juga tercurah atas kami, dan juga atas seluruh hamba Allah yang shaleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan allah. Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan (Shalawat) untuk Nabi Muhammad.

Dan juga limpahkanlah rahmat dan keselamatan (shalawat) kepada keluarga Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat dan keselamatan (shalawat) kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim. Limpahkanlah keberkahan kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan keberkahan kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim. Di seluruh alam semesta, sesungguhnya Engkau adalah Maha Terpuji lagi Maha Agung (Mulia).”

12. Salam

Setelah membaca tahiyat, dilanjutkan dengan mengucapkan salam ‘(assalamu alaikum wa rahmatullaah yang diikuti dengan menengokkan wajah ke kanan pada saat mengucapkan salam yang pertama dan menengokkan wajah ke kiri pada saat mengucapkan salam yang kedua.

Demikian pembahasan tentang niat shalat isya hingga tata caranya. Semoga semua pembahasan di atas bermanfaat untuk Grameds. Jika kamu ingin mendapatkan lebih banyak pengetahuan tentang sholat dengan membaca buku yang tersedia di gramedia.com.

Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Membaca banyak buku dan artikel tidak akan pernah merugikan kalian, karena Grameds akan mendapatkan informasi dan pengetahuan #LebihDenganMembaca.

Penulis: Yufi Cantika Sukma Ilahiah

About the author

Yufi Cantika

Saya Yufi Cantika Sukma Ilahiah dan biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Saya suka dengan tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Linkedin Yufi Cantika