Agama Islam

Pengertian Dakwah: Ketentuan, Tujuan dan Jenis-jenisnya

Written by Yufi Cantika

Pengertian dakwah – Dakwah merupakan istilah dalam bahasa Arah yang artinya adalah ajakan. Dakwah merupakan suatu kegiatan yang memiliki sifat menyerukan, mengajak serta memanggil manusia untuk beriman serta taat pada Allah, Tuhan semesta alam sesuai dengan akidah, akhlak serta syariat Islam dengan penuh kesadaran dan secara terencana. Tujuan utama dari dakwah adalah untuk dapat mencapai kebahagiaan yang ada di dunia serta di akhirat.

Pengertian dakwah secara terminologi dalam bahasa Arab adalah kata dakwah merupakan kata benda dari kata kerja da’a yad’u yang memiliki arti seruan, panggilan, ajakan ataupun jamuan. Kata dakwah sering kali dirangkai dengan kata ilmu serta kata Islam, sehingga menjadi ilmu dakwah serta dakwah Islam atau ad dakwah al Islamiyah. Lebih lanjut tentang pembahasan pengertian dakwah dan jenis-jenisnya simak dalam artikel berikut ini.

Pengertian Dakwah

Sumber: Pexels

Secara etimologis, menurut para ahli bahwa kata dakwah berakar pada kata da’a yad’u da’watan yang artinya adalah mengajak atau menyerukan. Secara terminologis, pengertian dakwah ialah mengajak ataupun menyeru pada manusia agar menempuh kehidupan di jalan Allah sesuai dengan sabda Allah dalam QS. An-Nahl ayat 125, berikut artinya:

“Serulah oleh kalian semua (umat manusia) pada jalan Tuhanmu dengan hikmah, nasihat-nasihat baik serta berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik…” (QS. An-Nahl: 125).

Para ulama Basrah, Irak berpendapat bahwa kata dakwah sebenarnya berasal dari mashdar da’watan yang artinya adalah panggilan. Sedangkan para ulama Kufah, Irak mengatakan bahwa kata dakwah sebenarnya berasal dari akar kata da’aa yang artinya adalah telah memanggil.

Para ulama memiliki pendapat berbeda-beda mengenai pengertian dakwah ini. Menurut buku Pengantar Studi Ilmu Dakwah (2010) yang ditulis oleh Muhammad Abu Al-Fath Al Bayanuni, diterangkan bahwa beberapa orang memandang dakwah sebagai suatu penyampaian serta penjelasan ajaran agama Islam.

Namun, ada sebagian orang yang melihat dakwah sebagai suatu ilmu serta pengajaran yang menjauhkan seseorang dari dimensi penerapan maupun pelaksanaan dan berbagai macam teori lainnya.

Tak hanya itu saja, ada pula sebagai orang yang mengartikan kata dakwah secara umum sebagai kolaborasi dari pengertian agama serta dakwah itu sendiri.

Setiap perkataan, perbuatan ataupun pemikiran yang hadir atau dilakukan secara eksplisit maupun implisit akan mengajak orang ke arah kebaikan (menurut perspektif Islam), perbuatan baik, amal sholeh atau menuju kebenaran di dalam bingkai ajaran Islam dapat disebut sebagai dakwah.

Pengertian Dakwah Menurut Para Ahli

Ada beberapa ahli yang turut mengemukakan pendapat mengenai pengertian dakwah. Berikut penjelasannya.

1. Muhammad Natsir (2000)

Dakwah merupakan suatu usaha untuk menyerukan serta menyampaikan pada perorangan manusia serta seluruh umat mengenai pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia.

Seruan tersebut meliputi amar ma’ruf nahi munkar dengan berbagai macam media serta cara yang diperbolehkan akhlak serta membimbing  manusia untuk mendapatkan pengalaman dalam peri kehidupan perseorangan, membangun rumah tangga, bernegara serta bermasyarakat.

2. Endang S. Anshari (1991)

Menurut Endang, dakwah merupakan suatu upaya atau usaha untuk menyampaikan ajaran agama Islam kepada manusia, baik secara lisan atau tulisan.

3. Amrullah Ahmad (1999) 

Pengertian dakwah menurut Amarullah Ahmad ialah suatu upaya dalam mengajak manusia agar masuk dalam jalan Allah secara menyeluruh atau kaffah, baik secara lisan, tulisan atau perbuatan sebagai suatu ikhtiar seorang muslim dalam mewujudkan agama Islam menjadi kenyataan dalam kehidupan pribadi, usrah atau kelompoknya, jamaah serta ummah.

4. Ibnu Taimiyah 

Menurut Ibnu Taimiyah, seorang ulama asal Harran, Turki ia menjelaskan bahwa dakwah merupakan seruan beriman pada Allah SWT serta segala ajaran yang dibawa oleh para utusan-Nya. Dakwah juga membenarkan mengenai berita-berita yang disampaikan oleh utusan Allah SWT serta menaati perintah dari Allah SWT.

5. Syekh Ali Mahfudz

Syekh Ali Mahfudz merupakan seorang ulama Nusantara pada abad ke 14. Dalam buku berjudul Hidayah Al Mursyidin (1952), dijelaskan bahwa dakwah merupakan ajakan pada manusia pada kebaikan serta petunjuk Allah SWT. dakwah juga berupa seruan kepada manusia untuk melakukan kebiasaan baik serta melarang hal-hal buruk, agar beruntung di dunia maupun akhirat.

6. Syekh Muhammad Ar-Radhi (Khalifah Bani Abbasiyah di Baghdad pada sekitar tahun 934-940 M)

Syekh Muhammad Ar-Radhi merupakan salah satu ulama yang menggabungkan pengertian dari kata dakwah dan agama dalam buku berjudul Ad-Da’wah Al-Islamiyyah Da’wah Alamiyah. Dalam buku tersebut, dijelaskan bahwa dakwah adalah suatu peraturan yang sempurna bagi sikap serta perilaku manusia dan menetapkan hak maupun kewajiban.

Dakwah dalam agama Islam hukumnya adalah fardhu kifayah. Meskipun hukum dari pelaksanaan dakwah masih memiliki perbedaan pendapat, sebagian menganggap bahwa hukum dakwah adalah fardhu ain. Salah satu anjuran untuk berdakwah telah dimuat dalam firman Allah SWT pada surat Al-Imran ayat 104, berikut artinya:

“Hendaklah di antara kamu segolongan irang-orang yang menyerukan pada kebajikan, menyuruh untuk berbuat yang makruf serta mencegah dari yang mungkar. Mereka itu adalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Imran (3): 104).

Ketentuan Dakwah dalam Agama Islam

Sumber: Pexels

Seperti yang telah dijelaskan bahwa dakwah menurut agama Islam hukumnya adalah wajib, baik itu fardhu ain atau fardhu kifayah berdakwah bagi seorang muslim merupakan suatu kewajiban.

Meskipun wajib, akan tetapi dalam berdakwah seorang dai perlu mengetahui ketentuan-ketentuan dalam pelaksanaan dakwah. Seorang dai dapat berdakwah dengan dua cara yaitu lisan atau perkataan (da’wah bil lisan) serta kedua perbuatan (da’wah bil hal).

Dakwah bil lisan merupakan seruan syariat agama Islam (kebaikan) yang dilakukan menggunakan cara perkataan, contohnya adalah seperti nasihat, ceramah dan lain sebagainya.

Sementara dakwah bi hal merupakan dakwah yang dilakukan oleh seorang dai dengan cara memberikan contoh perilaku baik pada jamaah atau umat. Contohnya adalah seperti fakir miskin, membantu para korban yang tertimpa musibah tertentu dan lain sebagainya.

Di samping itu, dalam buku berjudul Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (2017), Mustahdi dan Mustakim menjelaskan bahwa seorang dai juga harus memperhatikan beberapa ketentuan dalam melakukan berdakwah, sehingga seruan dakwahnya dapat berhasil.

Seorang dai diharuskan untuk memenuhi 4 syarat yang meliputi Islam, baligh, berakal serta mendalami ajaran agama Islam. Selain itu, seorang dai diharuskan untuk menerapkan etika dalam berdakwah sebagai berikut ini:

  • Dakwah diharuskan dilaksanakan dengan hikmah yaitu dengan mengedepankan perkataan secara tegas, jelas dan dengan sikap bijaksana.
  • Dakwah harus dilaksanakan dengan nasihat-nasihat baik atau mauizatul hasanah yaitu dengan menggunakan cara persuasif tanpa adanya kekerasan serta berisi mengenai pengajaran atau menyampaikan hal-hal edukatif.
  • Dakwah harus dilakukan dengan memberikan teladan yang baik atau uswatun khasanah.
  • Dakwah dijalankan dengan cara mujaladah yaitu dengan melakukan diskusi secara dinamis, santun serta menghargai pendapat dari orang lain.

Poin etika ketika berdakwah sesuai dengan firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 125, berikut artinya:

“Serulah (kepada manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah serta pengajaran yang baik dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang paling mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-nya serta Dia jugalah yang paling mengetahui siapa yang mendapatkan petunjuk.” (QS. An-Nahl (16): 125).

Tujuan Dakwah

Sumber: Pexels

Dakwah diwajibkan bagi seorang muslim tentunya untuk mencapai tujuan tertentu. Berikut beberapa tujuan dari dakwah:

1. Wujud dari kebahagiaan yang diridhai oleh Allah SWT

Dakwah merupakan suatu kegiatan yang memiliki tujuan untuk dapat mewujudkan kebahagiaan serta kesejahteraan hidup manusia di dunia maupun di akhirat sesuai dengan apa yang diridhoi oleh Allah.

Hal ini karena kegiatan dakwah adalah untuk menyampaikan nilai yang akan mendatangkan kebahagiaan bagi orang-orang yang menyebarkannya, dikarenakan mereka dapat memperkuat agama Allah yang tentu saja dapat menghadirkan pahala dan kebahagiaan.

2. Mengajak untuk selalu menaati serta mengikuti ajaran agama Islam

Cara Nabi Muhammad dalam melakukan dakwah telah menjadi contoh yang tentu saja layak bagi umat-Nya. Setelah diangkat menjadi Rasul, Nabi Muhammad terus menerus menyebarkan ajaran agama Islam baik secara tulisan, lisan ataupun melalui perbuatannya.

Rasulullah kemudian memulai dakwahnya pada keluarga, teman serta para sahabat, kemudian Nabi Muhammad pun melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi.

Akibat dari buah manis Nabi karena bersabar dalam menyampaikan ajaran agama Islam, maka para pengikut Nabi pun mencoba mengikuti jejak Nabi dalam berdakwah secara terang-terangan.

Al-Quran, kitab suci umat Islam adalah sumber hukum serta menjadi pedoman bagi umat Islam yang dijadikan sebagai landasan untuk berdakwah. Dikarenakan Al-Quran berisi penetapan syariah yang turun dari Allah pada Nabi dan hakikatnya ialah sebagai ajakan untuk menaati serta mengikuti ajaran agama Islam.

Jenis-Jenis Dakwah dalam Agama Islam

Dalam ajaran agama Islam, seorang dai dapat berdakwah atau menyerukan ajaran agama Islam dengan berbagai cara. Cara berdakwah dari seorang dai dapat disesuaikan dengan kebutuhan serta keinginan sang dai. Cara-cara berdakwah tersebut, juga perlu disesuaikan dengan jenis dakwah. Berikut penjelasan mengenai jenis dakwah dalam agama Islam:

  • Dakwah Perseorangan 

Jenis dakwah pertama adalah dakwah perorangan atau dakwah fardiyah. Jenis dakwah ini adalah suatu metode dakwah yang dilakukan oleh seorang dai atau pendakwah dengan penerima dakwah yang hanya perorangan saja, bukan kelompok.

Tujuan dari dakwah perseorangan adalah guna meningkatkan keimanan seseorang menjadi lebih baik, sehingga orang tersebut akan mendapatkan keridhoan dari Allah.

Dakwah perorangan juga dapat dilakukan pada beberapa orang sekaligus, tetapi dalam jumlah sedikit serta terbatas. Dakwah perorangan ini umumnya dilaksanakan tanpa adanya persiapan, contohnya adalah seperti menasehati rekan kerja, memberi teguran atau menganjurkan dengan memberikan contoh.

Selain itu, dakwah perorangan juga dapat dilakukan ketika seorang pendakwah sedang mengunjungi orang yang sedang sakit, memberikan ucapan selamat atau ketika sedang menghadiri acara kelahiran.

  • Dakwah Ammah

Jenis dakwah yang kedua adalah dakwah ammah yaitu jenis dakwah yang dilaksanakan oleh seseorang dengan media lisan dan ditujukan pada orang banyak dengan maksud untuk menanamkan pengaruh pada sekelompok orang tersebut.

Media dakwah yang digunakan biasanya berupa khotbah atau pidato. Dakwah ammah, apabila ditinjau dari segi subjeknya, ada yang dilakukan oleh perorang dan ada pula yang dilakukan oleh organisasi tertentu yang berkecimpung dalam soal dakwah.

  • Dakwah bil-lisan 

Jenis dakwah ketiga merupakan dakwah bil-lisan. Jenis dakwah ini merupakan penyampaian informasi maupun pesan dakwah melalui lisan seperti ceramah ataupun komunikasi secara langsung antara subjek serta objek dakwah.

Dakwah bil-lisan akan menjadi suatu metode yang efektif, jika disampaikan berkaitan dengan hari ibadah contohnya seperti khutbah setelah sholat Jumat atau khutbah pada hari Raya Islam, kajian yang disampaikan dengan dakwah bil-lisan menyangkut ibadah praktis, konteks dakwah dengan sajian terprogram , disampaikan dengan menggunakan metode dialog dengan para hadirin.

  • Dakwah Melalui Amal

Selanjutnya, dakwah melalui amal merupakan dakwah yang dilakukan melalui perbuatan dan metode yang digunakan mengutamakan perbuatan nyata dari pendakwahnya.

Tujuan menggunakan jenis dakwah ini adalah untuk meningkatkan harkat serta martabat dan kesejahteraan hidup masyarakat. Dakwah melalui amal dapat membuat para penerima dakwah mengikuti contoh amal yang telah dilakukan oleh pemberi dakwah.

Dakwah melalui amal ini memiliki pengaruh yang cukup besar pada diri penerima dakwah. Contohnya seperti ketika Nabi Muhammad pertama tiba di kota Madinah, Nabi saat itu memberikan contoh berdakwah melalui amal dengan cara mendirikan masih Quba, Nabi kemudian mempersatukan kaum Anshar serta Muhajirin dalam ikatan persaudaran Islam.

  • Dakwah Bit-tadwin 

Memasuki zaman globalisasi seperti saat ini, pola dakwah dari bit-tadwin atau dakwah melalui tulisan semakin mudah dan efektif. Contohnya adalah dengan menerbitkan kitab, majalah, artikel di internet, koran ataupun tulisan yang memiliki pesan dakwah yang cukup penting serta efektif sebagai metode dakwah.

Keuntungan lainnya dari jenis dakwah bit-tadwin ialah model satu ini tidak akan musnah, meskipun sang dai ataupun penulis dari kitab atau buku tersebut telah meninggal dunia. Jenis dakwah bit tadwin satu ini, juga sempat disebutkan oleh Rasul, “sesungguhnya tinta dari para ulama merupakan hal lebih baik dari darah para syuhada.”

  • Dakwah Melalui Kebijaksanaan

Jenis dakwah yang terakhir ialah dakwah melalui kebijaksanaan. Dakwah melalui kebijaksanaan merupakan cara menyampaikan dakwah dengan kearifan. Metode ini sesuai untuk diterapkan pada para cendekiawan.

Para cendekiawan seringkali berusaha mencari kebenaran dan mampu berpikiran kritis. Oleh karena itu, setiap persoalan yang dibahas pun akan dapat dengan mudah dimengerti dengan metode dakwah melalui kebijaksanaan.

Dakwah melalui kebijaksanaan dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang sedemikian rupa. Jadi, pihak atau objek dakwah pun mampu melaksanakan dakwah atas kemauan dirinya sendiri, tidak merasa dipaksa, tidak merasa ada tekanan atau konflik.

Maka dengan kata lain, dakwah melalui kebijaksanaan atau dakwah bi al hikmah adalah suatu metode pendekatan komunikasi dakwah yang dilakukan atas dasar persuasif.

Menurut kitab Al Hikmah Fi Ad-Dakwah Illallah Ta’ala yang ditulis oleh Said bin Ali bin Wahif Al-Qathani, dijelaskan mengenai pengertian dari al-hikmah, antara lain secara bahasa adalah berikut ini:

  • Adil, sabar, ilmu, kenabian, Al-Quran
  • Memperbaiki serta membuat sesuatu menjadi lebih baik dan terhindar dari segala kerusakan.
  • Mengungkapan untuk mengetahui suatu hal, yang utamanya adalah dengan ilmu.
  • Objek kebenaran yaitu al haq yang didapatkan melalui akal serta ilmu.
  • Pengetahuan atau ma’rifat.

Sementara itu, menurut istilah Syar’i, valid dalam perkataan perbuatan untuk mengetahui yang benar dan mengamalkannya.

Demikianlah penjelasan mengenai pengertian dakwah dalam ajaran agama Islam. Grameds yang ingin menjadi seorang dai, dapat mempelajarinya dengan membaca buku.

Sebagai #SahabatTanpaBatas, gramedia.com menyediakan berbagai macam buku berkualitas dan original untuk Grameds! Membaca banyak buku dan artikel tidak akan pernah merugikan kalian, karena Grameds akan mendapatkan informasi dan pengetahuan #LebihDenganMembaca.

Penulis: Khansa

Sumber: 

https://id.wikipedia.org/wiki/Dakwah

https://www.risalahislam.com/2015/07/pengertian-dakwah-arti-kata-istilah-dan.html

https://harapanamalmulia.org/public/artikel/pengertian-hukum-dan-cara-berdakwah-dalam-islam?lng=id

About the author

Yufi Cantika

Saya Yufi Cantika Sukma Ilahiah dan biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Saya suka dengan tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Linkedin Yufi Cantika