in

Waspada Trust Issue! Pahami Gejala, Penyebab, & Cara Mengatasinya

Trust issue adalah situasi ketika seseorang mengalami rasa sulit percaya pada orang lain yang disebabkan oleh beberapa faktor tertentu, seperti dikhianati, disakiti, dikecewakan, diabaikan, dan lain sebagainya.

Hai, Grameds! Pernahkah kalian dikecewakan atau dikhianati hingga akhirnya menimbulkan rasa takut dan sulit untuk membangun rasa percaya lagi pada seseorang? Bisa jadi itu awal dari trust issue.

Namun, perlu diketahui bahwa trust issue bukanlah persoalan yang sepele. Perlu dilakukan beberapa tindakan, seperti memahami penyebab seseorang itu mengalami trust issue dan mulai mencari solusi atau jalan keluar dari masalah tersebut.

Hal itu karena dikhawatirkan orang yang mengalaminya dan larut dalam masalah tersebut, justru akan memberikan dampak buruk bagi dirinya sendiri.

Sebelum mengetahui penyebab dan cara mengatasinya, kenali terlebih dahulu apa itu trust issue melalui penjelasan di bawah ini.

Apa Itu Trust Issue?

Trust Issue

Masalah kepercayaan atau yang lebih dikenal dengan istilah trust issue.

Trust issue adalah situasi ketika seseorang mengalami rasa sulit percaya pada orang lain yang disebabkan oleh beberapa faktor tertentu, seperti dikhianati, disakiti, dikecewakan, diabaikan, dan lain sebagainya.

Masalah ini kerap terjadi atas pengalaman pribadi pada masa lalu yang sulit untuk dilupakan. Kejadian di masa lampau yang tidak menyenangkan, seperti dikhianati atau disakiti, membuat sebagian orang menjadi trauma sehingga terbentuklah krisis kepercayaan atau trust issue ini.

Apabila kondisi trust issue sudah menguasai diri, biasanya hal ini akan tampak berbarengan dengan pikiran-pikiran yang negatif, seperti berspekulasi bahwa orang-orang di sekitar kita akan melukai, mencelakai, ataupun mengkhianati kita. Tindakan berlebihan tersebut merupakan salah satu sebab musabab lahirnya trust issue pada diri seseorang.

Sebelum membahas lebih jauh mengenai penyebabnya, kenali dan pahami terlebih dahulu apa saja gejala orang yang mengalami trust issue melalui buku Reinventing Your Life dibawah ini.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

REINVENTING YOUR LIFE: Solusi untuk Mengubah Tindakan Negatif dan Merasa Lebih Baik
REINVENTING YOUR LIFE: Solusi untuk Mengubah Tindakan Negatif dan Merasa Lebih Baik

tombol beli buku

Gejala dan Tanda Orang yang Mengalami Trust Issue

Kenali gejala dan tanda apabila seseorang mengalami trust issue. Berikut penjelasannya:

1. Mudah Curiga pada Orang Lain

Mencurigai seseorang yang sebelumnya pernah menyakiti ataupun mengkhianati kita merupakan hal yang lazim. Namun, bagaimana jika curiga pada orang yang tidak pernah berbuat salah pada kita? Atau bahkan curiga pada seseorang yang belum lama kita kenal? Waspada itu merupakan gejala dan tanda bahwa kita mengalami trust issue.

Rasa curiga seperti itu bisa saja muncul akibat seseorang yang baru kita kenal tersebut, memiliki kemiripan ciri atau karakteristik dengan seseorang yang pernah menyakiti atau mengkhianati kita pada masa lalu. Pengalaman itulah yang membuat kita menaruh rasa curiga dan hati-hati pada setiap orang yang dijumpa.

2. Cenderung Tidak Memiliki Hubungan Mendalam pada Orang Lain

Seseorang yang mengalami trust issue cenderung membatasi diri dengan orang lain. Hal itu disebabkan adanya rasa tak percaya pada orang lain. Dapat dikatakan, hubungan yang tidak dilandaskan atas dasar percaya, cenderung tidak mendalam.

Selain itu, saat berkomunikasi dengan orang tersebut, kalian hanya sebatas membicarakan mengenai hal-hal yang sekiranya perlu saja. Kalian berupaya untuk melindungi diri agar orang tersebut tidak masuk ke ranah kehidupan kalian. Dengan bertindak seperti itu, kalian berpikir bahwa orang tersebut tidak akan menyakiti kalian, seperti yang telah dilakukan oleh orang di masa lalu.

3. Merasa Kesepian dan Hampa

Rata-rata seseorang yang mengalami trust issue akan menarik diri dari lingkungan. Dengan begitu, ia enggan untuk memperlihatkan siapa sebenarnya dirinya sehingga ia akan terlihat asing di hadapan orang lain. Bisa dikatakan, orang lain tidak mengenalnya secara mendalam.

Hal tersebut yang membuat dirinya dirundung kesepian dan rasa hampa karena tidak mempunyai seseorang untuk bertukar cerita secara mendalam. Lambat laun, perasaan tersebut menyebabkan depresi dalam diri karena sangat mustahil kita dapat berinteraksi dengan orang lain, tetapi dilandasi dengan rasa takut untuk percaya.

4. Protektif pada Orang yang Disayangi

Sikap protektif ini sangat sulit lepas dari seseorang yang tengah mengalami krisis kepercayaan, terlebih pada orang yang sangat ia sayangi, entah itu keluarga, sahabat, kerabat ataupun temannya.

Hal tersebut ia lakukan karena khawatir apabila orang yang ia sayangi akan menyakiti, mengkhianati, melukai dirinya kelak. Sikap seperti itulah yang juga menimbulkan sifat posesif dan cemburu pada dirinya kelak.

5. Sulit Memaafkan Orang Lain

Orang yang memiliki trust issue cenderung mengaitkan kesalahan kecil dengan pengalaman tidak menyenangkan yang pernah dialaminya. Kesalahan kecil tersebut bisa datang dari orang yang memang berada di sekitarnya, misalnya, terlambat dalam memberikan kabar, lupa akan janji yang telah dibuat, dan lain sebagainya.

Padahal bisa saja masalah tersebut merupakan masalah yang jarang atau bahkan belum pernah dilakukan oleh orang tersebut, tetapi hal itu justru berdampak besar bagi orang yang mengalami krisis rasa percaya atau trust issue. Pelajari bagaimana cara memaafkan orang lain dalam buku Seni Memaafkan.

SENI MEMAAFKAN
SENI MEMAAFKAN

tombol beli buku

Penyebab Terjadinya Trust Issue

Penyebab trust issue pada diri seseorang bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Bahkan hal itu bisa terjadi dari lingkungan terdekat kita sendiri, seperti di lingkungan keluarga, persahabatan, ataupun pertemanan.

1. Pengalaman Dari Masa Lampau

Trust issue tumbuh dari hasil pengalaman seseorang, baik itu di masa lampau maupun masa sekarang ini. Di masa lampau, khususnya hubungan dirinya dengan orang tua karena orang tualah yang memainkan peran cukup besar dalam ranah keluarga. Bisa dikatakan keluarga merupakan lingkungan pertama kita tumbuh dan dibesarkan.

Apabila seseorang telah mengalami sebuah kekecewaan, pengkhianatan, rasa sakit, ataupun pengabaian semasa kecilnya atau paling tidak semasa remaja, hal itu akan berdampak dan menyebabkan trust issue saat ia tumbuh dewasa.

Kita tahu, memanglah semua orang pastinya mengalami masa lalu, hanya saja sikap kita dalam menghadapi dan menerima masa lalu tentunya berbeda. Bagi sebagian orang, masa lalu dapat melekat pada dirinya, tetapi bagi sebagian orang lagi, tidak.

 

2. Kejadian Menyedihkan atau Menyakitkan

Kejadian menyedihkan atau menyakitkan seseorang di masa lalu akan menghadirkan traumatis yang cukup mendalam, bahkan bisa sampai ia beranjak dewasa. Misalnya, ia mengalami kecelakaan, suatu penyakit, ataupun kehilangan seseorang yang berharga di dalam hidupnya.

Tidak hanya itu, pelecehan atau penyerangan, baik secara verbal maupun nonverbal dapat memengaruhi rasa percaya seseorang terhadap orang lain. Hal ini tentunya banyak terjadi pada kasus penyerangan, seperti percobaan pembunuhan, ataupun kasus pemerkosaan.

 

3. Hubungan Asmara

Trust issue bisa juga terjadi dalam ranah hubungan asmara. Sebagai contoh, orang yang mengalami trust issue pernah dikecewakan oleh orang yang ia sayangi, seperti sering dibohongi, diselingkuhi, atau diperlakukan tidak baik lainnya.

Penyebab-penyebab di atas tentunya akan berdampak buruk bagi kelangsungan hidup orang yang mengalami masalah rasa percaya atau trust issue. Oleh karena itu, berikut akan dijelaskan dampak apa saja yang akan timbul bagi seseorang yang mengalami trust issue.

Dampak Trust Issue

Grameds, trust issue atau krisis kepercayaan tentunya memiliki beberapa dampak yang tentunya akan berpengaruh dalam hidup seseorang. Jadi, jangan mengabaikan dan menganggap remeh perkara ini. Kira-kira, apa saja dampak yang didapat bagi seseorang yang mengalami trust issue? Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan berikut ini.

1. Rentan Overthinking

Bagi kalian yang mengalami krisis kepercayaan, kalian cenderung mudah overthinking. Hal ini diperkuat oleh ketidakpercayaan kalian pada orang lain sehingga kalian cenderung memikirkan tentang seseorang secara terus-menerus. Di kepala kalian tentunya banyak pertanyaan terkait seseorang tersebut, misalnya, Dapatkah seseorang tersebut dipercaya atau malah sebaliknya? Atau Bagaimana jika orang tersebut hanya memanfaatkan keadaan dan berniat jahat atau menyakiti?

Pertanyaan-pertanyaan itulah yang menghadirkan dan menumbuhkan rasa takut pada diri kalian sehingga kalian sulit untuk berinteraksi dengan orang baru. Pemikiran yang berlebihan merupakan salah satu tindakan yang dapat meresahkan perasaan sendiri.

Apabila diteruskan justru membuat kalian akan mengalami stres dan depresi. Ketahuilah berbagai gejala overthinking dengan membaca buku You Are Overthinking!

You Are Overthinking! Pada Dasarnya, Semua Akan Baik-Baik Saja
You Are Overthinking! Pada Dasarnya, Semua Akan Baik-Baik Saja

tombol beli buku

2. Hidup Terasa Sepi

Orang yang mengalami trust issue akan merasakan kesepian yang berarti. Meskipun dikelilingi oleh banyak orang, tetapi nyatanya kalian akan merasa sendiri dan sepi. Hal itu bisa terjadi karena kalian enggan untuk lebih terbuka pada orang sekitar. Kalian takut untuk bercerita mengenai masalah yang tengah dihadapi hingga akhirnya memendamnya sendiri.

Kalian merasa mampu untuk mengemban dan menopang masalah sendiri, tanpa bercerita ataupun meminta tolong pada orang lain. Hal itulah yang menyebabkan timbul di pemikiran bahwa kalian itu sendirian dan tidak ada yang bisa membantu masalah kalian. Padahal, pada hakikatnya, manusia merupakan makhluk sosial yang mana dalam menjalani hidup perlunya bersosialisasi dan berinteraksi terhadap sesama, saling membantu, dan sebagainya.

3. Merenggangnya Hubungan Antarsesama

Apabila kalian tak mudah percaya pada orang lain atau bahkan orang yang berada di sekitar kalian, orang-orang tersebut akan berpikir bahwa kehadiran mereka tidaklah dihargai hingga akhirnya timbullah kerenggangan hubungan di antara kalian.

Oleh sebab itu, perlu diingat bahwasannya terjalinnya suatu hubungan karena dilandaskan rasa percaya dan tentunya komunikasi yang kuat. Bilamana tak adanya rasa percaya antara satu sama lain, suatu hubungan akan mengalami kerenggangan. Pahitnya, lambat laun satu per satu orang-orang yang mengenal kalian ataupun orang di sekitar kalian, perlahan pergi meninggalkan.

Bagaimana Cara Mengatasi Trust Issue atau Masalah Kepercayaan?

Tak perlu khawatir karena semua masalah, tentu ada solusinya. Seperti penjelasan berikut ini mengenai cara mengatasi trust issue atau masalah kepercayaan terhadap orang lain.

1. Mencobalah untuk berkomunikasi.

Mulailah berkomunikasi layaknya orang pada umumnya. Orang yang mengalami trust issue tentu tetap melakukan komunikasi, hanya saja ia melakukannya dengan memberi sedikit sekat pada orang lain. Namun, cobalah untuk melakukannya dengan santai dan jangan berpikir bahwa orang tersebut akan bertindak jahat pada kalian.

2. Perlahan untuk terbuka dan bersikap jujur.

Kalian dapat menceritakan keluh kesah selama menghadapi trust issue bersama orang terdekat terlebih dahulu. Karena dengan begitu, perlahan kalian akan mendapatkan support system yang akan mendengarkan dan memberikan saran atas apa yang kalian keluhkan.

Akan tetapi, kalian harus menceritakan itu secara jujur. Jangan semata-mata hanya untuk mengetes kepercayaan seseorang. Tidak masalah, apabila tidak mau terbuka secara langsung, tetapi cobalah sedikit demi sedikit karena lambat laun akan terbiasa.

3. Belajar untuk percaya pada seseorang yang ada di sekitar.

Kalian harus yakin bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Semua manusia pasti memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, serta memiliki kesalahan. Tidak ada yang luput dari kesalahan.

Belajarlah untuk menerima dan percaya pada orang lain, minimal orang yang ada di sekitar kalian sendiri. Buanglah spekulasi bahwa orang tersebut akan mengecewakan, mengkhianati, atau menyakiti kita. Jangan sampai pikiran itu terus menguasai diri hingga masa tua kelak.

Ingat bahwa semua orang memiliki kemungkinan untuk mengecewakan dan dikecewakan, begitu pun dengan kita sendiri. Maka dari itu, jangan heran dan jangan takut bilamana meletakkan rasa percaya pada seseorang tidak dapat terhindar dari perasaan dikecewakan.

4. Belajar untuk memaafkan orang lain dan diri sendiri.

Saat dalam proses untuk memercayai kembali dan proses melupakan masa lampau akibat trust issue, ada satu yang penting yang terlewatkan, yakni memaafkan diri sendiri dan orang yang pernah terlibat. Manusia kerap sulit untuk keluar dari situasi dan kondisi yang kurang menenteramkan karena salah satunya belum memaafkan diri sendiri.

Ketika kita memaafkan diri sendiri, hati akan merasa lega dan tenang. Mengapa demikian? Hal itu karena, secara tak sadar kita telah membuang energi negatif dalam diri dan menghempas semua beban yang ada di dalam diri, baik itu di pikiran maupun di hati. Kemudian, perlahan mulai masuk energi positif, yakni rasa lega, bahagia, tenang, tenteram, damai, dan sebagainya.

Kemudian, agar tidak membawa luka lama ke masa yang akan datang, penting untuk memaafkan orang yang pernah terlibat. Apabila terasa sulit, cobalah untuk mengingat kebaikan-kebaikan yang pernah orang tersebut lakukan juga pada kita. Jangan biarkan luka lama membaluti perasaan dan memberikan dampak yang tidak baik di masa mendatang.

5. Jangan memaksakan diri.

Tidak perlu memaksakan diri sendiri untuk mencoba membangun rasa percaya pada seseorang. Perlahan saja asalkan pasti. Proses yang dilakukan memanglah memerlukan waktu. Hal yang terpenting juga tingkatkan kepercayaan pada diri sendiri karena kepercayaan pada diri sendiri akan berpengaruh pada kemampuan kita untuk memercayai orang lain.

6. Berikan kesempatan pada mereka yang pernah mengecewakan.

Bukan jadi suatu masalah apabila memberikan kesempatan pada mereka yang pernah mengecewakan kita. Memberikan kesempatan di sini berarti memberikan peluang untuk mereka melakukan interaksi dan komunikasi pada kita, tetapi tetap pada batasnya. Tidak ada salahnya menjalin hubungan baik pada semua orang.

Menyakitkan, Tapi Tak Seburuk yang Kupikirkan
Menyakitkan, Tapi Tak Seburuk yang Kupikirkan

tombol beli buku

Konsultasi ke terapis atau psikolog.

Apabila cara-cara di atas masih terasa sulit untuk kalian lakukan atau jalani, kalian bisa lakukan cara selanjutnya, yakni berkonsultasi ke terapis atau psikolog. Dengan begitu, kalian dapat menceritakan apapun secara terbuka dan jujur terhadap yang kalian alami selama menghadapi trust issue atau masalah kepercayaan.

Kalian bisa menceritakan semuanya tanpa perlu rasa takut. Para terapis tentunya akan memberikan masukan, saran, ataupun solusi sesuai dengan ilmu yang dimilikinya. Selain itu, mereka juga akan merahasiakan masalah yang kalian miliki.

Kesimpulan Trust Issue

Sebagai kesimpulan, trust issue datang dari diri kalian sendiri. Semua kembali kepada keinginan kalian untuk terus terperangkap di dalamnya atau melangkah ke depan dan mencoba memulai hidup baru yang lebih baik. Hal itu bisa dilakukan dengan mencoba memaafkan keadaan masa lalu dan orang yang pernah berbuat kesalahan di masa lalu.

Karena pada hakikatnya, semua manusia pasti pernah merasa dikecewakan dan mengecewakan, disakiti dan menyakiti, dikhianati dan mengkhianati. Artinya, apabila kita memaafkan orang lain, itu sama saja memaafkan dan berdamai dengan diri sendiri.

Itulah pembahasan mengenai trust issue, mulai dari pengertian trust issue, gejala, penyebab, dampak hingga cara mengatasinya. Bagi kalian yang ingin memperdalam pengetahuan dan menambah wawasan, Gramedia sebagai #SahabatTanpaBatas dengan senantiasa menghadirkan buku-buku berkualitas baik yang tentunya bermanfaat bagi para Grameds. Kunjungi laman kami https://www.gramedia.com/.

Semua Orang Butuh Curhat
Semua Orang Butuh Curhat

tombol beli buku

Penulis: Tasya Talitha Nur Aurellia

Trust issue itu artinya apa?

Trust issue adalah ketika seseorang mengalami kesulitan percaya pada orang lain karena pengkhianatan, alasan pribadi lainnya, atau tindakan yang dilakukan oleh orang lain. Trust issue ini bisa berlaku dengan siapa saja, mulai dari hubungan dengan pasangan, pertemanan atau sekadar orang asing.

Apakah trust issue termasuk gangguan mental?

Diketahui trust issue merupakan salah satu masalah dalam mental health, dimana seringkali orang-orang menganggap ringan jika masalah ini terjadi. Faktanya trust issue dapat menghambat cara berfikir dan dapat mengganggu kejiwaan seseorang jika hal tersebut terjadi dengan parah.

Apa itu trust dalam psikologi?

Menurut Chen et al, (2010) trust adalah suatu keadaan psikologis yang terdiri dari niat untuk menerima kerentanan berdasarkan harapan positif mengenai niat atau perilaku orang lain tanpa kemampuan untuk memantau atau mengontrol pihak lain.

Apakah trust issue termasuk trauma?

Trust issue bisa terjadi kepada keluarga, teman, bahkan pasangan. Hal ini biasanya merupakan suatu bentuk trauma terhadap masa lalu, misalnya masa kecil yang tidak bahagia dan pernah dibohongi atau dikhianati oleh seseorang.



ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by R Adinda

Dunia psikologi memang selalu menarik untuk dibahas. Selain menarik, dunia dengan mengetahui dunia psikologi akan membantu seseorang dalam dalam mengenali dirinya sendiri.