in

Trauma Healing: Pengertian, Fase, Metode, dan Jenis Terapinya

Unsplash.com/Damir Samatkulov

Trauma Healing – Apakah Grameds pernah merasa trauma atau rasa takut yang berlarut-larut? Menurut American Psychological Association, trauma adalah reaksi emosional terhadap peristiwa mengerikan seperti kecelakaan, pemerkosaan, dan bencana alam. Itu tergantung pada metode perawatannya, yaitu penyembuhan trauma atau trauma healing.

Setelah mengalami salah satu dari peristiwa ini, seseorang cenderung penuh dengan keterkejutan dan penolakan. Reaksi jangka panjang dapat mencakup emosi yang tidak terduga, kilas balik, hubungan yang tegang, dan bahkan gejala fisik seperti sakit kepala dan mual.

Kondisi ini normal karena trauma dapat menyerang siapa saja, tetapi beberapa orang mungkin mengalami kesulitan untuk melanjutkan hidupnya. Jika demikian, mereka harus mencari pengobatan psikologis. Psikolog dapat membantu orang-orang ini menemukan cara konstruktif untuk menangani emosi.

Berikut ini penjelasan tentang trauma healing yang perlu Grameds ketahui, mulai dari mengenal gejala, fase, metode, dan jenis terapinya:

Mengenal Trauma Healing

Trauma Healing
pixabay.com/anemone123

Saat ini banyak media berita yang sering meliput kasus kecelakaan dan kekerasan. Dampaknya tidak hanya menimbulkan kerusakan fisik, tetapi juga dapat mempengaruhi kesehatan mental korbannya. Akibatnya, itu dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari dan hubungan mereka.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, American Psychological Association menyebutkan bahwa trauma adalah respons emosional korban terhadap peristiwa yang mengerikan. Korban bisa sangat terkejut dan penuh penolakan pada awalnya. Selain itu korban akan mengalami dampak jangka panjang, seperti emosi yang tidak terduga, perasaan tegang, gejala fisik, atau gejala aneh lainnya. Tidak jarang, bahkan gejala tersebut sangat mengganggu aktivitas keseharian para korban.

Trauma yang dialami seorang korban bisa menyebabkan post-traumatic stress disorder (PTSD). PTSD adalah bentuk gangguan kesehatan mental yang dialami seseorang setelah mengalami suatu kejadian yang menyebabkan trauma, seperti yang kecelakaan, bencana, kekerasan seksual, dan sebagainya. Jika kondisi korban semakin parah, maka kemungkinan mereka butuh bantuan perawatan psikologis yang lebih serius dan lama. Salah satu caranya menanganinya adalah melalui trauma healing.

Trauma healing adalah suatu proses memulihkan emosi korban dari ketakutan di masa lalu. Dengan cara ini, mereka bisa bertahan hidup kembali tanpa bayang-bayang masa lalu. Pada umumnya, para korban sering merasa mengenang kembali peristiwa itu, mengingatnya dengan mimpi buruk, dan menghindari dikaitkan dengan peristiwa traumatis. Untuk mengatasinya, ada terapi trauma psikologis yang bisa diikuti.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Trauma berdampak buruk pada stabilitas mental dan emosional korban dan dapat disebabkan oleh peristiwa negatif yang terus-menerus. Beberapa kejadian yang dapat menyebabkan trauma adalah berikut ini:

  • Korban Kekerasan Seksual
  • Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
  • Bencana alam
  • Penyakit atau cedera serius
  • Kematian orang yang dicintai
  • Saksi kekerasan

PTSD perlu ditangani dengan segera dan tepat agar kondisi tidak semakin parah dan mempengaruhi kelangsungan hidup korban. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan menyembuhkan trauma tersebut.

Jadi, trauma healing merupakan proses penyembuhan pasca trauma yang memungkinkan seseorang untuk melanjutkan hidupnya tanpa bayang-bayang suatu kejadian tersebut lagi. Dalam praktiknya ada dua jenis trauma healing, yakni trauma yang berfokus pada kejadian dan yang tidak berfokus pada kejadian.

Trauma Healing

Fase Trauma Healing

Bagi kebanyakan orang, biasanya mereka perlu melakukan perawatan selama sebulan supaya bisa pulis psikologisnya seperti sedia kala. Tidak perlu khawatir sendirian karena korban biasanya akan mendapat bantuan serta bimbingan dari para psikolog profesional yang bertanggung jawab dalam kejadian tersebut.

Tenaga ahli ini kemudian akan membantu menemukan solusi bagi korban untuk sembuh dari traumanya. Dalam penanganannya, para psikolog profesional ini akan melakukan beberapa fase trauma healing pada pasiennya, seperti berikut ini:

1. Keamanan dan Stabilitas

Umumnya, para psikolog akan membahas apa kebutuhan korban setelah mereka keluar dari rumah sakit. Mereka juga bisa melakukan konsultasi dengan psikiater terkait penggunaan obat obatan tertentu dalam kondisi psikologisnya tersebut. Jadi jangan lupa untuk mengikuti instruksi dokter dalam hal ini.

Jika otak kita berhasil mengenali bahaya yang akan datang, itu adalah langkah awal dan penyembuhan trauma psikologis dimulai. Pertama, mereka belajar mengkoordinasikan semua emosi dan menjauhkan ketakutan dan kecemasan. Korban kemudian belajar kembali bagaimana menyesuaikan emosinya ketika berhadapan dengan pemicu traumatis.

2. Ingat dan Terima

Selain itu, para ahli meminta korban untuk mengingat dan memproses konsekuensi dari peristiwa traumatis. Lebih khusus lagi, jelajahi dan gabungkan dengan lingkungan yang aman. Tahap ini lebih terkait dengan pemulihan dalam tubuh.

Cedera fisik akibat trauma juga dapat menyebabkan dan menunda pemulihan kesehatan mental. Oleh karena itu, psikolog membantu korban menangani masalah traumatis dalam proses ini.

3. Rekonstruksi Hubungan

Tahap terakhir dari trauma healing adalah rekonstruksi hubungan melalui pemberdayaan. Di Awal, korban bisa jadi masih merasa ragu dengan perubahan dalam diri mereka setelah mengalami kejadian traumatis tersebut. Akhirnya mereka bisa merasa takut dan malu saat menghadapi orang lain atas apa yang terjadi pada diri mereka.

Agar bisa move on dari kejadian tersebut, para ahli profesional kemudian akan bantu korban memahami dan mencari resolusi atas trauma yang dialami korban dan hal tersebut telah direncanakan. Kemudian mereka juga akan mengikuti berbagai pelatihan diri secara mental untuk siap kembali dalam masyarakat dan melakukan aktivitas seperti biasa. Dengan upaya tersebut korban akan mulai terbiasa lagi menjalani hidup mereka seperti sedia kala.

Metode Trauma Healing

Dalam menjalankan fase trauma healing seperti yang telah disebutkan di atas, ada beberapa metode trauma healing yang bisa digunakan.

Sebelum memilih jenis metode trauma healing yang tepat, kamu usahakan pilih terapis yang bisa berperan menjadi kolaborator yang baik saat terapi. Artinya bukan seorang terapis yang berusaha untuk memaksakan kendali atas diri kamu sendiri. Hal ini perlu diperhatikan karena proses trauma healing bisa menciptakan diri seseorang mencicipi aneka macam reaksi emosional, seperti sedih, motivasi, menjengkelkan, atau membangkitkan semangat.

Apapun perasaan yang korban rasakan adalah reaksi yang tidak salah. Jadi, pastikan buat menemukan seseorang terapis yg menciptakan proses trauma healing ini berjalan dengan baik dan nyaman. Adapun metode-metode trauma healing yang biasa dilakukan oleh seorang terapis kepada pasiennya, seperti berikut ini:

1. Farmakoterapi

Farmakoterapi merupakan metode syok healing yang melibatkan penggunaan obat-obatan dalam mengelola reaksi syok atau trauma yang mengganggu seseorang. Obat-obatan sudah terbukti membantu menggunakan kelas reaksi atau tanda-tanda seperti berikut ini:

  • Gejala intrusi
  • Hyperarousal
  • Reaksi emosional
  • Gairah yg meningkat
  • Sifat lekas marah
  • Depresi

Sebenarnya, dengan minum obat tidak menciptakan reaksi syok, trauma atau rasa sakit seorang menghilang. Melainkan, obat-obatan hanya bisa membantu menciptakan gejalanya yang kurang intens menjadi lebih gampang dikelola. Jika kamu tetapkan memakai obat-obatan, pastikan sudah mengkonsultasikan menggunakannya dengan psikiater terlebih dahulu dan usahakan terus dipantau selama meminum obat tersebut.

Beri pemahaman kepada psikiater mengenai bagaimana obat mempengaruhi dirimu. Hal ini lantaran beberapa obat mempunyai imbas efek samping yang mungkin tidak bisa ditoleransi oleh tubuh mu, dan beberapa orang bahkan tidak merespons obat dengan baik. Konsumsi obat-obatan ini akan lebih efektif jika juga melakukan terapi lain sebagai akibatnya proses perawatan yang maksimal.

2. Terapi Perilaku

Terapi perilaku adalah bentuk metode terapi yang paling generik, yakni terapi pemaparan (eksposur). Dalam terapi perilaku ini, seorang akan diarahkan dengan menghadapi ketakutannya secara bertahap. Seringkali, terapi perilaku atau pemaparan ini membuat pembelajaran individu bahwa ketakutan atau emosi negatif tidaklah beralasan, yang dalam gilirannya memungkinkan rasa takut akan berkurang.

Terapi Eksposur atau Terapi Eksposur adalah penyembuhan trauma yang sangat direkomendasikan untuk penderita PTSD. Proses trauma healing ini berfokus pada perubahan struktur ketakutan dalam pikiran. Ia melihat sesuatu yang mengingatkannya. Pertama, para korban diminta untuk mengakses memori tentang apa yang menyakiti mereka.

Terapi pemaparan sudah diketahui efektif dalam mengurangi kecemasan dan gejala depresi, mempertinggi penyesuaian sosial, dan mengatur memori trauma dengan baik. Ada banyak sekali bentuk terapi eksposur, seperti berikut ini:

  • Eksposur imajiner adalah Seorang individu membayangkan insiden yang ditakuti sejelas mungkin
  • Paparan in vivo adalah Paparan yang terjadi pada terapi
  • Desensitisasi sistematis adalah Individu dihadapkan dalam situasi yg lebih mengakibatkan rasa takut secara berturut-turut. Eksposur ini dipasangkan menggunakan relaksasi.

Terapi pemaparan merupakan pengobatan yang sangat efektif dalam menangani stres pasca trauma (PTSD). Bentuk lain berdasarkan terapi perilaku adalah Stress Inoculation Training (SIT) atau yang juga dikenal menjadi training relaksasi. Pelatihan Inokulasi Stres mengajarkan individu dalam mengelola stres dan kecemasan mereka.

Trauma healing yg satu ini akan mengajarkan korban beberapa cara buat menghilangkan stres dan sebagai lebih rileks. Misalnya menggunakan belajar teknik pernapasan, pijat, dan sebagainya. Setelah mengikuti SIT atau tertekan inoculation pembinaan sesudah kurang lebih 3 bulan, korban diperlukan lebih bisa menghadapi stres pada lalu hari.

Trauma Healing

3. Terapi Perilaku Kognitif (CBT)

Terapi perilaku kognitif (CBT) adalah metode pemulihan trauma yang didasarkan pada seorang individu harus memperbaiki dan mengubah pikiran yang salah. Metode ini memberi tanggapan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kepada mereka yang mengalami trauma. Elemen umum dari terapi trauma ini adalah sebagai berikut:

  • Mengajarkan bagaimana bernapas dalam mengelola kecemasan dan stres
  • Mengajarkan reaksi normal terhadap trauma
  • Memberi terapi paparan
  • Mengidentifikasi dan mengevaluasi bentuk pikiran negatif, salah, dan irasional, serta menggantinya dengan pikiran yang lebih akurat

Pada pertemuan pertama dengan terapis, korban diajak untuk menguraikan peristiwa traumatis yang menimpanya. Saat mendengarkan, terapis akan kesulitan bagi korban untuk keluar dari bayang-bayang masa lalu. Misalnya, korban menyalahkan dirinya sendiri karena tidak sempat membantu ibunya jika terjadi bencana. Terapis membantu korban menerima dan memahami bahwa hal-hal dapat terjadi di luar kendali mereka sebagai manusia.

Berdasarkan jurnal yang diterbitkan oleh HHS Public Access, metode terapi CBT adalah cara paling efektif untuk mengatasi gangguan kecemasan, gangguan somatoform, bulimia, masalah pengendalian kemarahan, dan stres secara umum.

4. Terapi EMDR

Perawatan dalam terapi EMDR ini melibatkan orang dalam terapi yang secara mental berfokus pada pengalaman traumatis atau pikiran negatif. Selain itu metode terapi ini juga melacak adanya cahaya yang bergerak atau jari terapis yang bergerak secara visual. Nada pendengaran atas trauma yang dialami juga bisa digunakan dalam beberapa kasus trauma.

Meskipun dalam terapi EMDR melibatkan gerakan mata yang cukup menimbulkan banyak perdebatan, namun metode terapi ini telah terbukti sangat efektif untuk pengentasan dan penghapusan gejala trauma serta masalah psikologis yang lainnya.

Terapis yang melakukan metode ini pada pasiennya, biasanya telah teruji dengan pelatihan khusus dari asosiasi, seperti Institut EMDR atau Asosiasi Internasional EMDR.

Meski tergolong baru, eye movement desensitisation and reprocessing (EMDR) dianggap bisa meredakan tanda-tanda yg dialami penderita PTSD.Proses EMDR akan dilakukan menggunakan meminta korban buat menceritakan balik peristiwa traumatis yg dialaminya sembari memperhatikan hal lain. Misalnya menggunakan memperhatikan mobilitas jari terapis atau hal lainnya.

Tujuannya merupakan supaya korban bisa memikirkan hal yang positif waktu mengingat peristiwa traumatis tersebut. Adapun usang prosesnya mampu memakan saat sampai kurang lebih 3 bulan.

5. Hypnosis

Secara umum, seorang hipnoterapis menempatkan seseorang dalam keadaan hipnosis sebelum berbicara dengan orang tersebut atau membicarakan masalah tertentu. Kebanyakan hipnoterapis percaya bahwa emosi dan pikiran seseorang selama hipnosis sangat penting untuk proses penyembuhan.

6. Terapi Psikodinamik

Tujuan dari terapi trauma psikodinamik adalah untuk mengetahui tahapan mana yang mempengaruhi trauma yang terjadi pada seseorang. Mengetahui hal ini, terapis dapat mengelola aspek peristiwa traumatis yang menimpa pasien dengan elemen umum seperti berikut ini:

  • Sejarah perkembangan individu dan pertimbangan masa kanak-kanak
  • Tekankan pemahaman tentang pentingnya trauma
  • Lihat bagaimana trauma mempengaruhi kesadaran diri dan hubungan seseorang
  • Menemukan apa yang telah hilang dari seseorang sebagai akibat dari peristiwa traumatis

7. Terapi Kelompok

Terapi kelompok biasanya merupakan pilihan terapi yang melengkapi terapi individu. Terapi kelompok dapat dipimpin oleh terapis atau anggota kelompok yang berbagi trauma dengan mu. Beberapa terapi kelompok mungkin bersifat mendidik, yang lain mungkin berfokus pada pemberian dukungan, dan yang lainnya bersifat terapeutik.

Namun, hal terpenting bagi penyintas traumatis adalah memilih kelompok yang sesuai dengan tahap atau proses penyembuhan sebelumnya. Kamu dapat menemukan terapi kelompok berdasarkan tahap penyembuhan, seperti berikut ini:

  • Tahap Keselamatan atau Pengorbanan: Pilih kelompok yang berfokus pada perawatan diri dan keterampilan mengatasi.
  • Memori dan Kesedihan atau Tahap Kelangsungan Hidup: Pilih kelompok yang berfokus pada penceritaan trauma.
  • Tahap Reconnection atau Thriver: Pilih Kelompok yang bertujuan untuk membuat koneksi dengan orang orang.
  • Kelompok pendidikan: Bisa untuk seluruh peserta terapi dalam semua tahapan.

Perlu kamu ingat bahwa tidak ada pengobatan instan yang akan menyembuhkan kesehatan mental seseorang dalam waktu semalam. Itulah sebabnya trauma healing membutuhkan komitmen, persiapan, latihan berulang, keberanian, tekad, dan dukungan orang lain.

Trauma Healing

Nah, itulah penjelasan tentang bagaimana trauma healing bisa dilakukan. Dalam praktiknya trauma dapat terjadi kepada siapapun karena kondisi apapun. Meskipun terdengar sederhana, namun trauma yang dialami oleh seseorang tidak bisa dianggap enteng. Bahkan kebanyakan orang masih memandang sebelah mata atas trauma yang dialami seseorang.

Trauma dapat sangat mengganggu seseorang dan membuatnya semakin sulit menjalani kehidupan normal layaknya seperti orang lain. Dalam kajian psikologi, banyak teori dasar tentang trauma yang menandakan bahwa gangguan mental ini serius. Kamu bisa banyak belajar tentang trauma atau pemulihannya dengan koleksi buku Gramedia di www.gremedia.com atau www.ebooksgrameida.com, selamat belajar. #SahabatTanpabatas.



ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by R Adinda

Dunia psikologi memang selalu menarik untuk dibahas. Selain menarik, dunia dengan mengetahui dunia psikologi akan membantu seseorang dalam dalam mengenali dirinya sendiri.