Pengertian Prokrastinasi: Sebuah Kebiasaan Menunda-Nunda Pekerjaan – Ada yang pernah dengar istilah prokrastinasi? Untuk Grameds yang gemar bermalas-malasan dan suka menunda pekerjaan atau tugas. Kamu perlu membaca artikel ini hingga tuntas. Mengapa? karena di artikel kali ini penulis akan membahas mengenai sifat prokrastinasi atau sifat seseorang yang suka menunda-nunda pekerjaan.
Nah, sekarang sudah paham kan istilah di atas ditujukan untuk siapa? Betul sekali, istilah di atas bisa Grameds tujukan kepada orang-orang “deadliners” atau yang sukanya mengerjakan sebuah tugas atau pekerjaan di menit-menit terakhir. Apakah Grameds adalah salah satunya?
Kebanyakan orang tentu pernah menunda-nunda pekerjaan ataupun tugas. Mungkin beberapa orang akan menyertakan alasan mengapa mereka menunda pekerjaan tersebut, misalnya mengerjakan prioritas mereka terlebih dahulu. Namun, beberapa orang justru melakukannya dengan sengaja. Dimana mereka menunda sebuah pekerjaan tersebut karena memang malas. Tipe yang kedua inilah yang bisa kita sebut sebagai sifat prokrastinasi.
Table of Contents
Apa yang Dimaksud Prokrastinasi?
Istilah prokrastinasi diambil dari bahasa lain, yaitu “pro” yang artinya “maju”, “lebih menyukai”, atau “ke depan”, sedangkan “crastinus” berarti “besok”. Kata tersebut dirangkai menjadi istilah sendiri yaitu procrastination atau prokrastinasi dalam Bahasa Indonesia. Dimana jika digabungkan kata tersebut berarti “senang melakukan tugasnya besok”.
Menurut penelitian Joseph Ferrari, Ph.D, seorang profesor dari De Paul University, Chicago, mengungkapkan bahwa 20 persen wanita dan laki-laki yang ada di seluruh dunia memiliki sifat prokrastinasi. Mereka cenderung mempunyai gaya hidup yang bersifat maladaptif. Baik itu di rumah, sekolah, tempat kerja, maupun di sebuah hubungan. Ferrari mengungkapkan bahwa prokrastinasi merupakan kecenderungan dalam menunda untuk melakukan suatu hal hingga mereka merasakan tidak nyaman saat menit-menit terakhir deadline.
Seorang yang memiliki sifat prokrastinasi selalu mencari-cari alasan untuk menunda pekerjaan atau tugas mereka. Misalnya dengan melakukan hal-hal yang bahkan tidak ada hubungannya dengan tugas mereka. Mulai dari bermain gadget, nongkrong, menelpon teman, atau menonton film.
Dilansir dari Psychology Today, seorang prokrastinator umumnya akan mengungkapkan sebuah kalimat andalan yaitu “aku akan merasa semangat jika melakukan hal ini besok”. Namun pada keesokan harinya, mereka akan mengungkapkan kalimat tersebut kembali. Hingga pada akhirnya mereka mulai mengerjakan tugasnya di menit terakhir.
Para prokrastinator biasanya akan membohongi diri mereka sendiri dengan cara mengatakan bahwa “tugas tersebut tidak penting”. Padahal pada akhirnya, mereka juga harus melakukannya untuk kepentingan mereka sendiri. Adapun alasan lain seseorang gemar menunda pekerjaan adalah karena mereka “menunggu termotivasi”. Orang-orang yang memiliki sifat tersebut biasanya akan mengaku bahwa mereka akan bekerja lebih baik jika sudah tertekan atau di waktu-waktu terakhir.
Dalam rangka membuktikan hal tersebut, William James dan Dianne Tice yang berasal dari Association For Psychological Science (APS) melakukan sebuah penelitian. Dimana mereka meneliti sekelompok mahasiswa guna melacak pengaruh penundaan dalam hal akademik dan kesehatan umum mahasiswa dalam satu semester. Dari hasil penelitian tersebut, terbukti bahwa pada awalnya para prokrastinator menunda tugas mereka untuk hal-hal yang lebih menyenangkan. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, penundaan tersebut justru menimbulkan kerugian.
Dimana akhirnya para prokrastinator mendapatkan nilai akademik yang rendah dibandingkan dengan mahasiswa yang mengerjakan tugas tepat waktu. Selain itu, mereka yang sering menunda pekerjaan akan mengalami stres yang lebih berat. Itu artinya, menunda pekerjaan tidak hanya akan berdampak buruk pada pekerjaan kita saja, tapi juga bisa berdampak pada kesehatan mental juga.
Sebenarnya, saat kita menunda sebuah pekerjaan atau tugas, ada gap yang hadir di antara niat dan tindakan. Terkadang saat bangun tidur, kita sudah mencatat semua hal yang akan kita kerjakan hari itu. Tetapi karena ada beberapa hal atau alasan, kita lebih memilih untuk menunda pekerjaan tersebut. Umumnya alasan lain yang sering muncul adalah karena ada hal-hal yang lebih menyenangkan daripada mengerjakan tugas tersebut.
Belajar Sains Sulit dan Membosankan? Kamu Bisa Belajar Sains dengan Seru dan Menyenangkan Disini!
Adapun poin penting yang ada di dalam prokrastinasi adalah adanya respon yang aktif dalam menunda sesuatu. Dimana hal tersebut dapat kita katakan bahwa kita melakukan prokrastinasi secara sadar. Jadi sifat ini tidak berasal dari alam bawah sadar kita.
Kita tentu akan sadar ketika memilih untuk menunda suatu pekerjaan, bahkan kita juga sadar bahwa hal tersebut merupakan hal yang tidak baik. Hayo, siapa nih yang punya motto hidup “kalau bisa dikerjakan besok, kenapa harus sekarang?”. Mulai sekarang harus diubah ya.
Dalam buku ini, kita akan melihat alasan mengapa kita sering menolak perubahan dan langkah-langkah yang bisa kita ambil untuk mengatasi penolakan tersebut.
Selain itu, buku ini juga membahas mengenai perubahan sebagai langkah menuju kesuksesan, bagaimana dan kapan kita harus menyarankan atau memprakarsai perubahan, mengurangi stres ketika menghadapi perubahan, dan masih banyak lagi.
Ciri-Ciri Prokrastinasi
Menurut Ferrari dkk (2003), prokrastinasi akademik yang ada pada seseorang memiliki beberapa ciri-ciri, di antaranya:
- Sering menunda-nunda untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan lain. Seorang yang memiliki sifat prokrastinasi sebenarnya sadar bahwa tugas yang mereka dapat harus segera diselesaikan dan tentu akan berguna bagi mereka. Namun mereka lebih memilih menunda untuk menyelesaikan tugas tersebut.
- Karena sudah terlambat dalam mengerjakan tugas yang dimiliki. Seorang prokrastinator memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan tugas mereka. Bahkan terkadang mereka tidak bisa atau tidak mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik dan benar. Hal tersebut karena seorang prokrastinator sudah kehabisan waktu untuk mengerjakan tugas tersebut. Akhirnya mereka akan mengerjakan tugas tersebut seadanya.
- Munculnya kesenjangan waktu antara kinerja aktual dan rencana. Seorang prokrastinator memiliki kesulitan dalam melakukan sesuatu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Mereka seringkali melanggar hal-hal yang sudah direncanakan sebelumnya.
- Seorang prokrastinator akan memilih hal-hal yang lebih menyenangkan dibandingkan dengan menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang seharusnya dikerjakan tepat waktu. Mereka akan dengan sengaja tidak melakukan atau menyelesaikan tugasnya. Namun menggunakan waktu tersebut untuk melakukan kegiatan lain yang dianggap lebih menyenangkan dan menghibur. Misalnya menonton film, bermain gadget, dan kegiatan lainnya.
Jenis-Jenis Prokrastinasi
Menurut Gufron (2003), prokrastinasi dibagi menjadi dua jenis, diantaranya:
1. Prokrastinasi Fungsional
Jenis prokrastinasi ini adalah penundaan dalam melakukan atau menyelesaikan tugas yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat dan detail. Prokrastinasi fungsional umumnya dilaksanakan untuk mengumpulkan sebuah data penting, informasi, ataupun referensi lain yang berkaitan dengan tugas penting.
Namun dalam kenyataannya, dalam mengumpulkan tugas tersebut memerlukan waktu yang tidak pasti, sesuai dengan informasi yang dicari. Ada informasi yang memerlukan waktu yang tidak sebentar dan ada juga informasi yang memerlukan waktu sebentar. Prokrastinasi jenis ini biasanya terjadi pada tugas-tugas yang berhubungan dengan penelitian.
2. Prokrastinasi Disfungsional
Jenis prokrastinasi yang satu ini adalah sebuah penundaan yang mempunyai tujuan, berdampak buruk, dan menimbulkan sebuah masalah baru. Prokrastinasi tersebut juga dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Decisional Procrastination
Ini merupakan jenis prokrastinasi disfungsional yang berkaitan dengan penundaan sebuah keputusan. Prokrastinasi ini adalah sebuah perilaku dalam menunda untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan ketika menghadapi situasi yang penuh dengan pikiran stres. Sifat ini dilakukan sebagai suatu bentuk yang digunakan untuk menyesuaikan diri dalam membuat sebuah keputusan saat situasi sedang kacau. Jenis prokrastinasi ini bisa terjadi karena adanya kegagalan dalam mengidentifikasikan sebuah tugas. Hal tersebut kemudian menimbulkan masalah dalam diri sendiri. Sehingga pada akhirnya orang tersebut menunda dalam memutuskan suatu masalah. Prokrastinasi jenis ini berkaitan dengan kelupaan dan kegagalan proses kognitif. Namun hal tersebut tidak berkaitan dengan kurangnya tingkat intelegensi seseorang.
b. Avoidance Procrastination
Prokrastinasi jenis ini yaitu suatu penundaan dalam perilaku yang tampak atau terlihat. Penundaan tersebut dilakukan sebagai salah satu cara dalam menghindari tugas yang dianggap tidak menyenangkan dan susah untuk dikerjakan. Avoidance procrastination dilakukan untuk menghindari kegagalan dalam melakukan tugas yang akan mendatangkan nilai yang jelek atau negatif dan mengancam self esteemnya. Prokrastinasi jenis ini sangat erat kaitannya dengan tipe self-presentation, yaitu sebuah keinginan untuk menjauhkan diri dari pekerjaan yang bersifat menantang.
Menunda-nunda pekerjaan biasanya lahir dari rasa malas. Buku ini berisi 50 bab yang di dalamnya dikupas secara ringkas namun sarat makna, tips-tips bagi pembaca khususnya remaja dalam mengatasi rasa malasnya. Apa saja penyebab rasa malas, dan cara mengatasinya satu per satu, sedikit demi sedikit.
Mulai dari malas ibadah, malas belajar, malas mengaji, malas membantu orangtua, hingga malas berkegiatan postif lainnya. Tips-tips yang diberikan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh Prokrastinasi
- Tidak mengerjakan tugas sesuai dengan waktu yang sudah direncanakan
- Gemar menunda-nunda untuk mulai mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan
- Gemar melakukan kegiatan yang tidak bermanfaat untuk diri sendiri
- Adanya kesenjangan waktu antara rencana yang sudah dibuat dan kinerja yang aktual
- Suka terlambat menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan hingga menyelesaikannya secara tidak maksimal
Cara Mengatasi Perilaku Prokrastinasi
Dengan menunda suatu pekerjaan atau prokrastinasi adalah salah satu bentuk kebiasaan yang tidak efektif. Menunda sebuah pekerjaan bisa menyebabkan semua hal menjadi terlambat, pekerjaan menjadi menumpuk, terhambatnya pekerjaan lain, dan juga menjadikan kita tidak produktif.
Oleh sebab itu, apabila seseorang masih sering menunda sebuah pekerjaan, maka Anda harus segera membuah sifat tersebut. Berikut ini penulis akan berikan beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menghindari dan menjauhi diri dari sifat prokrastinasi.
1. Membuat Rencana secara Tertulis
Salah satu penyebab timbulnya perilaku atau sifat prokrastinasi adalah karena lupa atau lalai dalam membagi waktu untuk melakukan pekerjaan dan tugas lainnya secara bersamaan. Oleh karena itu, untuk mencegah hal tersebut, Anda perlu membuat sebuah rencana tertulis. Hal ini nantinya akan membantu Anda dalam mengingat dan membuat Anda menjadi disiplin dalam mengerjakan tugas sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
2. Mulai Kerjakan Sekarang Juga
Apabila Anda sering merasa malas untuk melakukan sesuatu pekerjaan. Maka Anda perlu menggunakan prinsip “mulailah sekarang juga”. Mungkin Anda akan memerlukan beberapa persiapan untuk melakukan sebuah pekerjaan. Namun Anda juga bisa memulainya dengan hal yang paling mudah dulu. Misalnya dengan menulis jadwal, membaca referensi, dan menulis semua rencana Anda.
3. Tingkatkan Motivasi
Kebanyakan orang menunda pekerjaan karena mereka merasa kurang motivasi. Maka dari itu, temukan motivasi Anda untuk melakukan kegiatan atau tugas tersebut secara tepat waktu. Misalnya untuk segera mencapai karir impian, meningkatkan pendapatan, mencapai prestasi, atau hal lainnya yang menguntungkan Anda.
4. Ciptakan Kebiasaan Disiplin
Orang-orang yang mempunyai kebiasaan menunda pekerjaan, seringkali akan terbawa oleh sifat tidak disiplin. Untuk itu, cobalah membangun atau menciptakan kebiasaan disiplin untuk mengatur kegiatan diri sendiri sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan. Misalnya dimulai dari bangun tidur lebih awal, makan di waktu yang tepat, berangkat tepat waktu, dan melakukan aktivitas lain secara disiplin. Apabila Anda sudah bisa membangun kebiasaan tersebut, maka kebiasaan disiplin akan tertanam di diri Anda sendiri. Anda juga akan lebih mudah untuk melakukan semua hal sesuai dengan waktu yang sudah direncanakan.
5. Tingkatkan Rasa Percaya Diri
Jangan pernah meragukan kemampuan diri Anda sendiri. Hindari pikiran negatif yang menganggap bahwa Anda tidak dapat melakukan pekerjaan tersebut dengan baik. Anda perlu ingat bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Maka cobalah untuk mengerjakan tugas Anda dengan baik dan benar. Sebab, jika ada kesalahan, Anda bisa memperbaikinya di kemudian hari.
6. Jangan Meremehkan Tugas atau Pekerjaan
Sebagian besar orang gemar menunda pekerjaan karena mereka menganggap bahwa pekerjaan tersebut mudah dilakukan. Perlu Anda ingat bahwa Anda jangan terlalu percaya diri terkait hal tersebut. Jikalau memang pekerjaan tersebut dapat Anda kerjakan dengan mudah, tapi tidak akan ada jaminan Anda tidak mengalami kendala atau masalah dalam mengerjakannya. Anda bahkan tidak akan bisa menulis sebuah artikel jika perangkat Anda memiliki kendala atau masalah.
7. Pikirkan Hal-hal Tak Terduga atau Risiko
Tanamkan pada diri Anda bahwa akan selalu tersedia pekerjaan untuk Anda. Maka dari itu, Anda harus cepat mengerjakan pekerjaan sebelumnya dengan baik dan tepat waktu. Cobala untuk memikirkan masalah atau kendala yang tidak Anda duga yang bisa menghambat pekerjaan Anda. Misalnya terjadi kesalahan pada perangkat Anda atau koneksi Anda. Dimana hal tersebut membuat pekerjaan Anda menjadi terbengkalai dan tertunda.
8. Pikirkan Manfaat Mengerjakan Tugas Tepat Waktu
Jika Anda sedang malas melakukan pekerjaan, maka cobalah untuk memikirkan manfaat dari mengerjakan pekerjaan lebih awal. Beberapa manfaat yang bisa Anda dapatkan jika menyelesaikan pekerjaan lebih awal yaitu mengurangi penumpukan pekerjaan, mempunyai banyak waktu untuk memperbaiki kesalahan, memiliki waktu luang lebih banyak, dan masih banyak lagi.
9. Berpikir Secara Strategis
Adapun salah satu hal yang bisa membuat seseorang gemar menunda pekerjaannya adalah mindset atau pola pikir yang salah dalam menghadapi rasa percaya diri yang kurang. Misalnya “ketimbang nanti nggak selesai, mending dikerjain nanti aja sekalian” atau “daripada nanti ada yang salah, mending dikerjain waktu udah paham betul”. Hindari pikiran seperti itu dan mulailah berpikir strategis. Sehingga Anda bisa mengantisipasi kesulitan karena kurangnya informasi, bahan, tidak adanya bantuan, tidak paham, dan lainnya.
10. Kerjakan Sedikit-Sedikit tapi Sering
Apabila memungkinkan, cobalah untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan secara perlahan, sedikit demi sedikit. Beberapa orang menggunakan strategi tersebut untuk melakukan pekerjaan atau tugas yang tergolong sulit dan membutuhkan waktu yang lama dalam mengerjakannya.
Strategi tersebut juga digunakan sebagai upaya menyiasati agar tidak bosan dalam mengerjakannya, yaitu dengan mencicil sedikit-sedikit tapi sering. Misalnya, apabila Anda merasa kesulitan dalam menulis, maka cobalah untuk menulis satu paragraf kemudian mengerjakan pekerjaan lain. Setelah itu lanjutkan menulis lagi, dan begitu juga seterusnya.
Salah satu penyebab seseorang menunda-nunda pekerjaan ialah stres. Buku ini hadir agar orang-orang mengetahui beberapa cara menangani masalah-masalah hidup yang menimbulkan stres sebagai bagian hidup mereka, sehingga stres yang mereka rasakan tidak berkepanjangan dan mereka mampu hidup lebih santai dan bahagia tanpa tekanan hidup yang terlalu menghimpit.
Buku ini diharapkan mampu memberikan dampak positif kepada siapa saja agar mereka mampu memanajemen tekanan hidup yang ada sehingga mereka bisa menyelesaikan semua hal yang terjadi di dalam hidup mereka tanpa menderita karena stress.
11. Ubah Mindset
Proses mengubah cara berpikir maupun mindset pada seorang individu pastinya tidak semudah apa yang dikatakan. Selain sulit, proses ini juga kemudian akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar serta memerlukan upaya yang tidak ringan. Meskipun demikian, mindset procrastinator dalam melihat peluang, akan kemungkinan hasil atau reward dari suatu peristiwa yang kemudian dapat diupayakan untuk diubah serta menghentikan atau mengurangi kebiasaan mereka dalam mengerjakan di akhir waktu.
Salah satu upaya yang kemudian dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah dengan berempati terhadap diri sendiri terutama future-self atau berempati terhadap future-self orang lain yang bersinggungan dengan aktivitas tersebut. Future-self pada konteks ini juga dapat diartikan sebagai harapan dan tujuan yang ingin dicapai. Misalnya saja untuk mengatasi atau mengurangi perilaku menundanya, harus dilakukan pengubahan pada pola pikir serta membentuk mindset baru dengan mengembangkan empati dan mengerjakan sesuatu dengan sesegera mungkin.
12. Break down target atau tujuan dan berikan reward
Dengan memperkecil serta menyederhanakan target serta memberikan peranan tersendiri dalam membantu procrastinator hingga mengatasi berbagai perilaku menunda, terutama yang dikarenakan aktivitas atau pekerjaan yang terlalu rumit serta terasa sulit untuk diselesaikan. Dengan menyederhanakan target dan berbagai sebuah proses panjang menjadi berbagai tahapan agar dapat mencapai berbagai target utama.
Langkah ini juga kemudian akan sangat membantu karena dengan melihat target yang lebih manageable atau terlihat lebih mudah diselesaikan, rasa overwhelmed pada seorang individu juga akan berkurang serta memotivasi untuk terus melakukan berbagai tahapan kecil yang ada. Misalnya saja Julia sedang berjuang dalam melanjutkan pendidikan pascasarjana yang prosesnya jika dilihat secara utuh terlihat sangat melelahkan dan sulit ditaklukan.
Setelah beberapa periode menunda pendaftaran karena overwhelmed dengan yang dihadapi, ia kemudian memantapkan diri dengan memotong proses panjang ini menjadi beberapa proses. Pertama-tama proses menentukan jurusan dan calon profesor, kedua penyusunan proposal penelitian, ketiga menghubungi calon profesor, dan keempat menyelesaikan administrasi pendaftaran. Setiap kali ia menyelesaikan satu tahap, ia kemudian akan menyelamatkan dirinya secara verbal dan memberikan reward kecil untuk dirinya misalnya saja dengan membeli makanan kesukaan atau jalan-jalan sebelum akhirnya melanjutkan proses selanjutnya. Dengan cara ini juga Julia akan mampu mengatasi perilaku prokrastinasi serta mendapatkan future-goal atau tujuan utamanya di masa depan yaitu melanjutkan pendidikan pascasarjana di tempat dan dengan profesor yang ia inginkan.
13. Hindari distraksi
Hindari berbagai distraksi menjadi salah satu hal yang paling penting untuk dilakukan. Berbagai upaya yang dilakukan diantaranya mengatasi prokrastinasi ini kemudian tidak akan memberikan efek yang diharapkan jika individu yang bersangkutan sehingga masih saja terjebak dengan distraksi yang ada. Berbagai distraksi yang dapat mengacaukan pengendalian diri dan berperan penting dalam mengatasi prokrastinasi, seperti berita, sosial media, dan lain sebagainya.
Upaya meminimalisir dan mengatasi distraksi juga cenderung lebih mudah dilakukan, misalnya saja dengan menonaktifkan sosial media, berita, dan sebagainya ketika mengerjakan suatu pekerjaan. Sebagai contoh, Julia menonaktifkan pemberitahuan dari sosial media serta berbagai aplikasi lain yang akan berpotensi mendistraksi saat menyusun proposal penelitian. Ia juga kemudian mengaktifkan lagi ketika ia sedang tidak mengerjakan proposalnya, seperti saat sedang beristirahat. Upaya tersebut kemudian memberikan kesempatan baginya untuk tetap fokus menyusun proposal penelitian dengan min distraksi, sehingga proposal yang dikerjakan juga dapat selesai dalam waktu yang lebih singkat dengan kualitas yang lebih baik.
Penyebab Terjadinya Prokrastinasi
1. Kecemasan
Kecemasan merupakan salah satu penyebab terjadinya prokrastinasi. Dimana hal tersebut sering dialami oleh seseorang yang dipengaruhi oleh stres yang ada pada dirinya. Perilaku tersebut merupakan sebuah sikap dan juga kognisi seseorang akan kejadian yang mereka alami. Mereka akan cenderung menilai kondisi tersebut dapat membawa ancaman. Sehingga membuat respon emosional berupa kecemasan. Hasilnya, mereka akan cenderung melakukan prokrastinasi.
2. Kurangnya Self-Depreciation
Self-depreciation atau penghargaan untuk diri sendiri justru akan membuat seseorang melakukan prokrastinasi. Sebab individu tersebut akan menyalahkan diri sendiri bahkan untuk beberapa hal yang tidak penting. Mereka akan merasa kesulitan dalam menyusun sebuah rencana. Sehingga mereka merasa tidak yakin dengan diri mereka sendiri dan semakin menyulitkan mereka dalam melakukan sebuah pekerjaan.
3. Stress atau Kelelahan
Stress ataupun kelelahan juga bisa membuat seseorang melakukan prokrastinasi. Mereka tidak bisa mengerjakan tugas atau pekerjaan secara maksimal. Sehingga mereka akan tersu menunda tugas tersebut hingga mereka merasa lelah dan stress.
Nah, itulah beberapa penjelasan mengenai prokrastinasi. Untuk grameds yang merasa memiliki sifat tersebut, yuk segera perbaiki dan membiasakn diri untuk menanamkan sikap disiplin. Untuk grameds yang ingin mengubah kebiasaan prokrastinasi atau menunda pekerjaan menjadi kebiasaan disiplin. Grameds bisa membaca rekomendasi buku berikut ini:
Latihan demi latihan secara bertahap dan berkesinambungan sejak kecil yang menjadikan mereka (orang-orang sukses) jadi berjaya. Teladanilah orang-orang sukses itu dengan cara, jangan mudah menyerah lalu putus asa. Jika kamu menemui kegagalan dan hampir saja menyerah, coba ingatlah orang-orang yang berada di bawahmu; orang-orang yang tidak seberuntung kamu.
4. Depresi
Penundaan juga dapat disebabkan oleh depresi. Perasaan putus asa, kekurangan energi dan tidak berdaya sendiri dapat mempersulit seseorang untuk memulai (untuk kemudian menyelesaikan) tugasnya yang paling sederhana. Depresi juga dapat menyebabkan keraguan diri. Ketika tidak tahu bagaimana menangani sebuah proyek atau merasa tidak aman dengan kemampuan yang dimiliki. Kamu juga mungkin akan lebih mudah untuk menunda dan mengerjakan berbagai hal lain.
5. Gangguan Obsesif-Kompulsif (OCD)
Penundaan yang juga cukup umum pada orang dengan gangguan obsesif-kompulsif (OCD). Salah satu alasannya diantaranya adalah Obsesif Kompulsif atau OCD yang sering dikaitkan dengan maladaptif, perfeksionisme yang tidak sehat, hingga akhirnya menyebabkan ketakutan dalam membuat kesalahan baru, keraguan apakah kamu melakukan sesuatu dengan benar, dan mengkhawatirkan berbagai ekspektasi orang lain terhadapmu/ Orang dengan OCD juga juga sering memiliki kecenderungan ragu-ragu, menyebabkan mereka menunda-nunda dahulu, daripada dengan segera membuat keputusan.
6. ADHD
Banyak orang dewasa dengan gangguan attention-deficit hyperactivity disorder atau ADHD berjuang dengan mengatasi penundaan. Ketika begitu terganggu oleh rangsangan luar, serta pikiran internal, mungkin akan sulit untuk memulai suatu tugas, terutama jika tugas itu sulit atau tidak menarik bagimu.
Bacalah kisah-kisah para sahabat dan orang-orang sukses dalam buku ini. Ambil hikmah dan teladani hal positif darinya.
- Affirmasi Pagi
- Affirmasi Islami
- Affirmasi Dalam Hubungan
- Anger Issue
- Altrutisme
- Berdamai Dengan Diri Sendiri
- Berpikir Positif
- Berpikir Kreatif dan Inovatif
- Broken Home
- Cara Agar Tidak Insecure
- Cara Agar Tidak Mudah Menangis
- Cara Menjadi Dewasa
- Cara Menjadi Orang Ikhlas
- Cara Mengenal Diri Sendiri
- Cara Mencintai Diri Sendiri
- Cara Menjadi Orang Cuek
- Cara Menhilangkan Banyak Pikiran
- Cara Menghadapi Orang dengan Trust Issue
- Cara Meditasi Yang Benar
- Cara Melatih Mental
- Ciri Orang Yang Sombong
- Critical Thinking
- Childish
- Contoh Hard Skill
- Contoh Self Control
- Denial
- Demotivasi
- Deja Vu
- Duck Syndrome
- Eksibisionis, Pedofilia, Fetisme
- Etika
- Emosi Tidak Stabil
- Fixed Mindset
- Ghosting
- Guilt Tripping
- Hantu Seram
- Highly Sensitive Person
- Insecure
- Jemawa
- Kepribadian Ganda
- Manajemen Stres
- Me Time
- Menangis Tanpa Sebab
- Mengapa Kutu Buku Pakai Kacamata
- Mindfulness
- Moody
- Mood Swing
- Mood Booster
- Maladaptive Daydreaming
- Narsisme
- Konsep Diri
- Konsep Berpikir Komputasional
- Logika
- Obsesi
- Obat Sedih
- Perbedaan Introvert dan Ekstrovert
- Percaya Diri
- Perfeksionis
- Pesimis
- Sikap Pesimis
- Pengertian Hard Skill
- Perkembangan Emosi
- Penyebab Kenapa Afirmasi Gagal
- Philophobia
- Pikiran Negatif
- Playing Victim
- Produktif
- Regulasi Emosi
- Sifat Manipulatif
- Self Awarness
- Self Afirmasi
- Self Control
- Self Care
- Self Development
- Self Diagnosis
- Self Efficacy
- Self Esteem
- Self Healing
- Self Healing Terbaik
- Self Harm
- Self Improvement
- Self Love
- Self Management
- Strict Parents
- Self Reward
- Self Reminder
- Self Talk
- Sikap Optimis
- Soft Skill
- Tanggung Jawab
- Trauma Healing
- Trust Issue
- Overthinking
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien