Business Ekonomi

Pengertian Merek: Sejarah, Fungsi, dan Jenis-Jenisnya

Pengertian Merek
Written by Rosyda

Pengertian merek – Grameds, kali ini kita akan membahas pengertian merek, sejarah, hingga tahapan pengembangan merek. Perlu kita ketahui terlebih dahulu, pengertian merek berkaitan dengan lambang yang terdiri dari nama, istilah, gambar, logo, ikon, desain, atau kombinasi semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi, mendefinisikan, atau menyediakan suatu barang atau jasa.

Itu semua berfungsi untuk membedakan satu identitas penjual dengan penjual lainnya.

Pengertian Merek

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis, merek adalah tanda dengan ciri khas berupa gambar, nama, kata, huruf, angka, corak warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut. bahwa ada. Itu ada dalam barang atau jasa yang digunakan untuk kegiatan perdagangan.

https://www.gramedia.com/products/hukum-merek-1?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/hukum-merek-1?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Merek merupakan tanda pembeda kegiatan perdagangan dengan barang atau jasa sejenis, serta jaminan mutu jika dibandingkan dengan barang atau jasa sejenis milik pihak lain.

Dengan demikian, merek mencakup komitmen perusahaan untuk secara konsisten menyediakan fitur, manfaat, dan layanan khusus kepada pembeli.

Merek atau merek dagang termasuk dalam hak kekayaan intelektual, sebab ini menjadi hal yang membedakan produk/jasa yang unik dan berbeda dengan produk lain yang mungkin sejenis. Elemen branding ini mencakup ekspresi, desain, dan simbol yang dapat dikenali.

Agar merek dilindungi secara hukum, merek tersebut harus didaftarkan. Tujuannya untuk mencegah pihak-pihak menggunakan merek yang telah dibuat. Ternyata tidak semua merek bisa didaftarkan.

Jadi, bagi Grameds yang sedang membangun sebuah brand, sebaiknya terlebih dahulu perlu memahami pengertian merek dan hindari poin-poin berikut ini saat membuat dan mendaftarkan merek.

  1. Merek tidak bertentangan dengan ideologi, standar, dan hukum negara.
  2. Tidak memuat informasi yang menyesatkan tentang jenis, ukuran, asal, jenis dan tujuan pendaftaran.
  3. Tidak diperbolehkan menggunakan nama varietas tanaman yang dilindungi.
  4. Hindari penulisan informasi yang tidak sesuai dengan kualitas atau manfaat barang/jasa yang dihasilkan.
  5. Label tanpa karakter juga tidak dapat didaftarkan.
    Hindari menggunakan nama atau simbol generik

Sejarah Perkembangan Merek

Pengertian Merek

Sumber: Unsplash.com

Pengenalan merek atau Branding pada dasarnya telah berlangsung selama berabad-abad. Kata “brand” dalam bahasa Inggris berasal dari kata linguistik “brand” yang berarti “membakar” dan mengacu pada identifikasi ternak.

Pada saat itu, peternak menggunakan cap jenis khusus untuk menjadi tanda atau menandai ternak mereka dan membedakannya dari ternak lain. Dengan cap tersebut, akan lebih mudah bagi konsumen untuk mengidentifikasi sapi berkualitas yang disediakan oleh perusahaan peternakan terkemuka.

Beberapa bukti sejarah juga menunjukkan bahwa tanda/lambang telah digunakan selama ribuan tahun. Misalnya, menulis dan membuat gambar di dinding kuburan makam Mesir kuno yang menunjukkan hewan peliharaan telah ada sejak 2000 tahun sebelum Masehi.

Di zaman Romawi kuno, toko-toko memiliki gambar, seperti sepatu atau daging sapi untuk mengidentifikasi produk mereka. Contoh lain termasuk tanda identitas pada porselen kuno Cina dan barang-barang antik Yunani kuno dan Yunani.

Pada Abad Pertengahan, beberapa perusahaan, seperti produsen roti, dan pengrajin perak dikendalikan oleh serikat pekerja yang menyediakan beberapa jenis tanda sertifikasi berkualitas.

Tanda-tanda tersebut kemudian digunakan sebagai badan hukum di beberapa negara, seperti Inggris dan Jerman pada abad ke-15.

Pertumbuhan perusahaan ritel baru, seperti department store dan toko kelontong telah memicu peningkatan belanja konsumen. Meningkatnya industrialisasi dan urbanisasi pun beriringan dengan meningkatnya standar hidup di Amerika, yang kemudian mengubah gaya hidup dari memproduksi sendiri menjadi mengonsumsi sebagian besar barang. Hingga pada awal abad ke-20, hukum merek (trademark) muncul.

Peran merek tentunya untuk mengidentifikasi perancang atau pabrikan tertentu, misalnya Mercedes Benz, Singer, Heinze, dan Ford. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 produsen menggunakan merek untuk mengidentifikasi produk tertentu.

Pengertian Merek Menurut Beberapa Tokoh

1. Menurut Kotler dan Armstrong

Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau desain, ataupun kombinasi semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari satu penjual atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing.

2. Menurut Tjiptono

Merek adalah simbol, alat hukum (hak milik), perusahaan, singkatan, mitigasi risiko, positioning, kepribadian, rantai nilai, visi, nilai tambah harga, identitas, citra, hubungan, dan entitas yang berkembang.

3. Menurut Simamora

Merek adalah nama, tanda, simbol, desain, atau kombinasi dari semuanya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual di antara barang dan jasa dari penjual lain.

4. Menurut Rangkuti

Merek adalah nama dan simbol khusus (seperti logo, stempel, atau kemasan) yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang dan jasa dari penjual atau kelompok penjual tertentu.

5. Menurut Alma

Merek adalah tanda atau simbol yang memberikan identitas suatu barang atau jasa tertentu, yang dapat berupa kata-kata, gambar, atau kombinasi keduanya.

https://www.gramedia.com/products/on-branding-dampak-digital-terhadap-merek?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/on-branding-dampak-digital-terhadap-merek?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Bagian-Bagian Merek

Menurut Kotler dan Keller (2009), suatu merek biasanya terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

  1. Nama merek, merupakan bagian dari merek dan diucapkan.
  2. Bagian merek yang dapat dikenali tetapi tidak diucapkan, seperti simbol, desain, font, atau warna yang khas.
  3. Merek dagang (trademark) adalah bagian dari merek yang dilindungi undang-undang karena kemampuannya menciptakan sesuatu yang istimewa.
  4. Hak cipta adalah hak istimewa yang dilindungi secara hukum untuk memproduksi, menerbitkan, dan menjual karya tulis, karya musik, atau karya seni.

https://www.gramedia.com/products/101-branding-ideas-strategi-jitu-memenangkan-hati-konsumen?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/101-branding-ideas-strategi-jitu-memenangkan-hati-konsumen?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Fungsi dan Manfaat Merek

Merek berfungsi memberikan identitas untuk barang atau jasa dan fungsi untuk memastikan kualitas artikel dan kombinasi bagi konsumen.

Merek juga bertindak sebagai rekrutmen barang atau dikombinasikan yang diproduksi oleh seseorang atau orang hukum dengan produk atau layanan yang dilakukan oleh seseorang atau entitas moral lainnya.

Berikut ini beberapa fungsi merek.

1. Fungsi Indikator Daya

Tanda-tanda digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu produk legal dari unit bisnis dan juga berfungsi untuk memberikan tanda bahwa produk ini dilakukan secara profesional.

2. Fungsi Indikator Kualitas

Merek adalah jaminan kualitas, terutama untuk produk yang memiliki reputasi baik.

3. Fungsi Saran

Merek memberikan kesan bahwa ia akan menjadi kolektor produk.

Menurut Tjiptono manfaat sebuah merek adalah sebagai berikut.

  • Identifikasi dimaksudkan untuk memudahkan pemrosesan atau pelacakan produk bagi perusahaan, terutama dalam organisasi inventaris dan catatan akuntansi.
  • Suatu bentuk perlindungan hukum atas ciri atau aspek unik suatu produk. Merek dagang dapat dilindungi oleh merek dagang terdaftar, proses manufaktur dapat dilindungi oleh paten, dan kemasan dapat dilindungi oleh hak cipta dan desain. Hak kekayaan intelektual ini memastikan bahwa perusahaan dapat dengan aman berinvestasi dalam merek yang mereka kembangkan untuk menuai manfaat dari penelitian yang berharga ini.
  • Tingkat kualitas sinyal untuk pelanggan yang puas, sehingga mereka dapat dengan mudah memilih dan membeli lagi nanti.
    Loyalitas merek tersebut diterjemahkan ke dalam kemampuan perusahaan untuk memprediksi dan mengamankan permintaan dan menciptakan hambatan masuk yang mempersulit perusahaan lain untuk memasuki pasar.
  • Cara menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan suatu produk dari pesaingnya.
  • Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas pelanggan dan citra unik yang terbentuk di benak konsumen.
  • Sumber keuntungan finansial, terutama untuk pendapatan masa depan.

Jenis Merek

Menurut Undang-Undang No. 15 tahun 2001 tentang merek, secara umum merek dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:

  1. Merek adalah merek yang digunakan pada barang yang diperjualbelikan oleh satu orang atau lebih atau badan hukum untuk membedakannya dengan barang lain yang sejenis.
  2. Merek jasa, adalah merek yang digunakan untuk jasa yang dipasarkan oleh satu orang atau lebih dengan atau oleh badan hukum untuk membedakannya dengan jasa lain yang sejenis.
  3. Merek Kolektif, adalah Merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa dengan ciri yang sama yang dipasarkan bersama oleh lebih dari satu orang atau badan hukum untuk membedakannya dengan barang dan/atau jasa lain yang sejenis.

https://www.gramedia.com/products/conf-branding-with-character?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/conf-branding-with-character?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Berdasarkan bentuknya, merek dagang dibagi menjadi beberapa kategori, khususnya sebagai berikut:

  1. Merek Lukisan. Bentuk ini mampu membedakan bentuk desain atau gambar barang atau jasa dari barang atau jasa lain yang sejenis. Misalnya, lukisan merek Flying Horse, adalah lukisan atau gambar kuda dengan sayap yang sedang terbang.
  2. Merek Kata. Tanda ini mampu membedakan dengan bunyi kata-kata suatu barang atau jasa dari barang atau jasa lain yang sejenis. Contoh: Pepsodent untuk pasta gigi, Ultraflu untuk pilek, Toyota untuk mobil.
  3. Merek huruf atau angka. Bentuk ini mempunyai kekuatan untuk membedakan dalam bentuk huruf atau angka antara suatu barang atau jasa dengan barang atau jasa lain yang sejenis. Misalnya, ABC untuk kecap dan sirup, 555 untuk buku.
  4. Merek Nama. Bentuk ini mempunyai kekuatan untuk membedakan berupa suatu nama barang atau jasa dari barang atau jasa lain yang sejenis. Misalnya: Louis Vuitton untuk tas, Vinesia untuk dompet.
  5. Merek Kombinasi tanda. Bentuk ini mampu membedakan dalam bentuk gambar/gambar dan kata-kata antara barang atau jasa dengan barang atau jasa lain yang sifatnya sama. Contoh: Jamu Bu Meneer merupakan gabungan dari citra wanita dan kata-kata Nyonya Meneer.

Menurut Harahap (1996), berdasarkan pada tingkatannya, merek dibagi menjadi tiga tingkatan, sebagai berikut.

A. Merek Normal

Merek normal adalah merek yang tidak memiliki reputasi tinggi. Merek kasual ini dipandang tidak memiliki pengaruh simbolis dari seni hidup, baik dari segi penggunaan maupun teknologi. Perusahaan atau konsumen menganggap merek tersebut berkualitas buruk.

Merek dipandang kurang memiliki karisma yang mampu menciptakan rasa keintiman dan kekuatan mistik yang sugestif kepada publik dan konsumen serta tidak mampu membentuk kelas pasar dan pengguna.

B. Merek Terkenal

Merek jenis ini sangat terkenal karena logonya memiliki kekuatan untuk menarik perhatian. Merek seperti itu memiliki daya pancar yang luar biasa dan mempesona, sehingga semua jenis produk di bawah merek ini segera menciptakan keakraban dan ikatan psikologis dengan konsumen.

C. Merek Terpopuler

Level tertinggi dari branding adalah merek terpopuler. Tingkat merek terpopuler lebih tinggi dari merek biasa, sehingga semua jenis produk di bawah merek ini segera menciptakan sentuhan legendaris.

Karena definisi ini, bagi mereka yang mencobanya, kemungkinan besar akan terjebak dengan formula merek-merek populer yang tumpang tindih.

Tahapan Pengembangan Merek

Menurut Rangkuti sebuah merek biasanya melalui beberapa tahapan atau tahapan perkembangan, khususnya sebagai berikut.

1. Produk Tidak Bermerek

Pada tahap ini produk dikelola sebagai komoditas sehingga tidak diperlukan branding. Kondisi ini sangat menguntungkan jika permintaan lebih besar daripada penawaran (supply), yang sering terjadi dalam situasi ekonomi monopoli. Misalnya beras murah, BBM, obat generik, dll.

2. Merek Sebagai Referensi

Pada tahap ini, ada sedikit persaingan, meskipun levelnya tidak terlalu ketat. Persaingan ini mendorong produsen untuk membedakan produknya.

Tujuannya agar produk yang dihasilkan perusahaan tersebut berbeda dengan produk perusahaan lain. Misalnya, sepatu kets, sepatu kerja, buku catatan, buku sketsa, dll.

3. Merek Sebagai Kepribadian

Pada titik ini, membedakan merek berdasarkan atribut fungsional menjadi semakin sulit, dan semakin sulit untuk dilakukan. Karena sebagian besar perusahaan melakukan kegiatan yang sama.

Untuk membedakan produk manufaktur dari produk pesaing, perusahaan menambahkan nilai kepribadian pada setiap merek. Misalnya sabun mandi kesehatan, sabun bayi, dll.

4. Merek Sebagai Ikon

Pengertian Merek

Sumber: Kompas.com

Pada tahap ini, merek adalah milik pelanggan. Pelanggan memiliki pengetahuan yang lebih dalam tentang merek yang mereka gunakan.

Secara umum, merek yang memasuki tahap ini sudah bersifat internasional dan pelanggan yang menggunakan merek ini dapat mengekspresikan diri atau mengekspresikan identitasnya, contohnya Rokok Marlboro.

5. Merek Sebagai Perusahaan

Periklanan pada tahap ini memiliki identitas yang sangat kompleks dan lebih bersifat interaktif, sehingga pelanggan dapat dengan mudah menghubungi merek tersebut.

Karena merek perusahaan merupakan perwakilan dari perusahaan sehingga merek sama dengan perusahaan. Semua manajer dan karyawan memiliki persepsi yang sama tentang merek mereka.

Komunikasi di luar perusahaan telah terintegrasi ke seluruh lini operasional, sehingga informasi mengalir dengan lancar dari manajemen ke pelanggan dan sebaliknya, dari pelanggan ke manajemen.

Contohnya adalah perangkat lunak Microsoft, di mana pelanggan dapat berkomunikasi secara langsung kapan saja melalui internet dengan perusahaan, dan sebaliknya, perusahaan dapat memberi tahu pelanggan tentang produknya kapan saja.

6. Merek Sebagai Kebijakan Moral

Saat ini hanya sedikit perusahaan yang berada pada tahap ini, yaitu perusahaan yang telah menjalankan bisnisnya secara transparan, mulai dari bahan baku yang digunakan, proses produksi dan transportasi, hingga produk, layanan, dan purna jual.

Jasa pelanggan Informasi dikomunikasikan dengan cara yang transparan, tidak ambigu, dan tidak ada yang disembunyikan dari sudut pandang moral bisnis, sosial atau politik. Iklan The Body Shop dan Benetton adalah contohnya.

Demikian ulasan mengenai pengertian merek dan hal-hal terkait merek. Grameds bisa mendapatkan buku-buku mengenai merek atau branding di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas Gramedia selalu memberikan produk terbaik untuk Grameds.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Penulis: Arizal Muhammad Valevi

Baca juga:

About the author

Rosyda

Saya adalah Fauziyah dan menulis adalah bagian dari aktivitas saya, karena menulis menjadi salah satu hal yang menarik. Sesuai dengan latar pendidikan saya, tema yang saya suka seputar ekonomi dan manajemen.

Kontak media sosial Instagram saya Rosyda Nur Fauziyah