Akuntansi

Rasio Solvabilitas: Pengertian, Jenis, dan Rumus Penghitungan

Rasio Solvabilitas
Written by Kamal

Rasio Solvabilitas – Rasio Solvabilitas merupakan perbandingan dari beberapa ukuran yang umumnya dinyatakan dengan angka. Satu di antara solvabilitas yang umumnya digunakan dalam mengukur keuangan perusahaan asuransi dalam keadaan sehat ataupun tidak. Simak penjelasan lebih lengkapnya mengenai Rasio Solvabilitas mulai dari Pengertian, Jenis, Manfaat, Rumus-rumus Perhitungan dan Buku Terkait Rasio Solvabilitas:

Pengertian Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas merupakan suatu rasio yang berfungsi menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi semua kewajibannya, baik dalam jangka pendek, maupun jangka Panjang dengan jaminan aktiva atau kekayaan yang dimiliki perusahaan sehingga perusahaan tersebut dilikuidasi atau ditutup. Dengan demikian nasabah produk asuransi dalam jangka panjang seperti produk asuransi jiwa ini kemudian dapat menilai perusahaan sebelum memilihnya. Rasio solvabilitas, solvency ratio atau atau leverage ratio kemudian membandingkan beban utang perusahaan secara keseluruhan terhadap ekuitas dan aset.

Rasio Solvabilitas

bmccpa.com

Rasio ini akan memaparkan jumlah aset perusahaan yang dimiliki oleh suatu pemegang saham dibanding aset yang dimiliki pemberi utang atau kreditor. Jika aset perusahaan jumlahnya lebih banyak dimiliki pemegang saham, maka perusahaan tersebut kemudian akan kurang mengalami leverage. Jika pemberi utang atau kreditur biasanya bank dalam hal ini memiliki aset dominan, perusahaan kemudian akan memiliki tingkat leverage yang lebih tinggi.

Solvabilitas sendiri merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi seluruh hutang dengan menggunakan aset sebagai penjamin utang yang menjadi konsep dasar akuntansi. Solvabilitas perusahaan ini juga akan merefleksikan kemampuan perusahaan dalam melunasi atau membayar semua pinjaman melalui jumlah aktiva yang dimiliki. Kemampuan ini nantinya juga akan mempengaruhi laporan keuangan di suatu perusahaan.

Jenis Rasio Solvabilitas dan Rumus Hitungnya

Terdapat tiga jenis rasio solvabilitas, diantaranya adalah debt to equity ratio, debt ratio, dan times interest earned ratio. Simak penjelasan lebih lengkapnya berikut ini:

1. Debt to Equity Ratio (Rasio Utang Terhadap Ekuitas)

Rumus: Debt to Equity Ratio (DER) = Total Utang / Ekuitas (Modal) x 100%

Pada Rasio ini akan memaparkan porsi relatif antara utang dan ekuitas yang kemudian digunakan dalam membiayai aset perusahaan. Debt to equity ratio atau Debt to Equity Ratio (DER) ini juga akan membandingkan total ekuitas (equity) dan liabilitas. Jumlah utang sendiri tidak boleh lebih besar jumlahnya dibanding modal agar beban perusahaan tidak bertambah. Tingkat rasio yang rendah juga berarti kondisi perusahaan membaik sebab porsi utang terhadap modal kian mengecil. Rasio ini juga akan memperlihatkan dana pinjaman yang segera jatuh tempo serta akan ditagih jika dibandingkan dengan modal yang dimiliki. Penghitungan rasio ini bertujuan mengetahui seberapa besar modal yang dibutuhkan termasuk diantaranya jenis-jenis modal dan pengertian modal yang menjadi jaminan utang lancar. Kian kecil rasio kian kondisi perusahaan membaik juga karena modal kemudian akan menjamin utang lancar masih ada dalam porsi yang cukup besar. Batas terendah dari rasio sendiri adalah 100% atau 1:1.

2. Debt Ratio (Rasio Utang)

Rumus: Rasio Utang = Total Utang / Total Aset x 100%

Debt ratio atau rasio utang juga akan menilai seberapa besar perusahaan berpatokan pada utang dalam membiayai aset. Rasio ini juga akan membandingkan total utang (liabilities) dengan total aset yang dimiliki. Aset dan ekuitas sendiri adalah dua hal yang berbeda, jadi kita harus mengetahui terlebih dahulu tentang aset dan ekuitas maka aset perusahaan sebagai sumber daya yang diperoleh dari kegiatan lain atau transaksi di masa lalu sehingga menjadi milik perusahaan. Sementara ekuitas sebagai hak residual atas aset perusahaan setelah mendapat pengurangan seluruh liabilitas yang sesuai dengan hakikat akuntansinya.

Rasio ini juga kemudian akan memperlihatkan kemampuan perusahaan yang akan mendapatkan pinjaman baru sebagai jaminan aktiva yang tetap agar dimiliki oleh suatu perusahaan serta tambahan modal. Jika tingkat rasio ini kian meninggi maka jaminan aset yang ada serta uang yang diberikan oleh kreditor dalam suatu jangka panjang yang semakin terjamin.

Besaran persentase rasio ini biasanya ada di angka minimum 100% atau 1:1. Artinya, Rp.1 utang jangka panjang kemudian dapat dijamin dengan Rp. 1 aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Utang yang dihitung dalam hal ini merupakan semua utang perusahaan baik jangka Panjang maupun jangka pendek. Kreditor biasanya lebih memilih debt ratio yang rendah karena kondisi perusahaan dalam kondisi aman sehingga berpeluang tidak bangkrut. Kian rendah tingkat rasio maka kondisi perusahaan semakin aman atau solvable.

3. Times Interest Earned Ratio

Rumus: Times Interest Earned Ratio = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / Beban Bunga x 100%

Rasio ini disebut juga sebagai interest coverage ratio yang kemudian akan mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi berbagai beban bunga hutang di masa yang akan datang. Rasio ini juga akan membandingkan antara bunga terhadap biaya bunga sesuai dengan prinsip akuntansi dan laba sebelum pajak.

Manfaat Rasio Solvabilitas

Terdapat beberapa manfaat perusahaan dengan memakai rasio solvabilitas, diantaranya rasio ini akan mempermudah para investor dan manajemen dalam memahami tingkat risiko struktur modal pada perusahaan dengan melalui catatan atas suatu laporan keuangan. Manfaat rasio solvabilitas sendiri adalah diantaranya sebagai berikut:

  • Menganalisis posisi perusahaan jika dilihat dari kewajiban utang-piutangnya.
  • Berguna dalam mengetahui sejauh mana perusahaan mampu memenuhi utang-utang beserta bunganya.
  • Berguna dalam hal peninjauan keseimbangan nilai aktiva (aset) terhadap modal perusahaan.
  • Berguna dalam kemudahan mengetahui berapa banyak aset perusahaan yang disokong oleh utang.
  • Berguna dalam rangka menganalisis pengaruh hutang terhadap pengelolaan aset.
  • Berguna dalam hal kemudahan untuk mengetahui berapa porsi modal perusahaan yang dijadikan suatu jaminan utang jangka panjang.
  • Bermanfaat dalam mengetahui jumlah dana pinjaman yang akan segera ditagih atau jatuh tempo terhadap suatu modal perusahaan.
  • Meringkas Kondisi Finansial, Perusahaan Pada Kreditur Perhitungan rasio solvabilitas diantaranya adalah aktivitas yang krusial bagi reputasi perusahaan di mata kreditur. Maksudnya tidak terbatas pada pemberi hutang saja
  • Kreditur perusahaan yang membutuhkan data solvabilitas diantaranya ada pada lembaga peminjam uang, perusahaan anjak hingga piutang, investor, juga asuransi. Jika tingkat solvabilitas suatu bisnis berada di tingkat yang rendah, maka kreditur-kreditur ini kemudian akan meragukan perusahaan tersebut dan memasukkannya ke dalam blacklist.
  • Berfungsi juga untuk menilai Kemampuan Bisnis dalam Membayar Bunga – Salah satu konsekuensi bertransaksi secara kredit adalah diantaranya bunga, yang kemudian berlaku antara kreditur dan perusahaan. Selain itu dalam menilai kapasitas perusahaan membayar rasio solvabilitas, utang, adalah alat ampuh dalam memproyeksikan kemampuan bisnis, serta membayar bunga hingga beberapa tahun mendatang.
  • Memberi Informasi mengenai Kesehatan Neraca keuangan yang sehat dengan aktiva seimbang dan modal yang merupakan angin segar bagi para kreditur perusahaan.
  • Data tentang kesehatan neraca ini juga salah satunya bisa didapat melalui perhitungan solvabilitas.
  • Estimasi Total Pinjaman Saat Jatuh Tempo – Pembayaran Tujuan terakhir perhitungan rasio solvabilitas diantaranya agar kreditur dapat mengetahui total uang agar didapat dari pembayaran kredit perusahaan. Estimasi total pembayaran ini juga terutama penting jika kreditur dijanjikan pengembalian pinjaman dengan bunga atau perkembangan dividen.

Rumus Rasio Solvabilitas

Lebih memahami apa itu solvabilitas serta perhitungannya secara praktikal, di bawah ini adalah penjelasan tentang rumus rasio solvabilitas dan contoh perhitungannya:

1. Debt to Asset Ratio

Rumus solvabilitas untuk D/E Ratio sendiri sangat sederhana, diantaranya total hutang (debt) dibagi dengan total aset perusahaan (assets). Jika nilai D/A Ratio lebih dari 1.0, maka berarti solvabilitas perusahaan sedang berada dalam masalah.

Contoh:
A memiliki total kewajiban yang belum dibayarkan sebesar Rp207 miliar, dengan total aset yang ia miliki saat ini dengan sebesar Rp200 miliar. Dengan demikian, perhitungannya adalah:
Rumus rasio solvabilitas D/A = debt/assets
Solvabilitas D/A PT. A = Rp. 207 miliar/Rp. 200 miliar = 1.035

Jadi, solvabilitas PT. A adalah diantaranya 1.035, yang artinya memiliki kemampuan membayar kewajiban perusahaan di tahap ini bermasalah, walaupun dengan tingkat rendah.

2. Debt to Equity Ratio

Rumus suatu solvabilitas D/E ratio sendiri hampir mirip dengan D/A ratio, hanya berbeda di akumulasi ekuitasnya saja. Nilai optimal D/E ratio sendiri adalah 2.0.

Contoh:
Pemilik PT. B memiliki ekuitas di perusahaan sebesar Rp100 miliar dari total aset Rp250 milyar (yang artinya adalah Rp150 miliar didapat dari hutang). Sementara itu, kewajiban-kewajiban lainnya adalah diantaranya PT. B jika di total sebesar Rp. 25 miliar. Maka dari segi D/E PT. B dengan perhitungan rasio solvabilitas diantaranya adalah sebagai berikut:
Rumus rasio solvabilitas D/E = debt/equity
Solvabilitas D/E PT. B
= (Rp150 milyar + Rp25 miliar)/Rp100 miliar
= Rp175 miliar/Rp100 milyar
= 1.75

Jadi, rasio solvabilitas D/E PT. B adalah 1.75, yang artinya rasio jumlah ekuitas dan hutangnya masih di berada di bawah ambang batas maksimal.

3. Debt to Capital Ratio

Sementara itu pada Debt to Capital Ratio, berikut ini rumus solvabilitas D/C atau leverage ratio yang sedikit berbeda dengan D/A atau D/E ratio. Jika ingin mengetahui D/C ratio kamu kemudian harus membagi total hutang dengan total kekayaan, baik yang didanai utang atau ekuitas. Tidak terdapat batas maksimum untuk D/C ratio namun dengan semakin rendah nominal maka semakin baik juga.

Contoh:
C dengan hutang sebesar Rp100 miliar, total ekuitasnya mencapai Rp150 miliar. Jika ingin mencari D/C ratio PT. C, perhitungannya yaitu sebagai berikut:
Rumus rasio solvabilitas D/C = debt/(debt + equity)
Solvabilitas D/C PT. C
= Rp100 miliar/(Rp 100 miliar + Rp 150 miliar)
= Rp100 miliar/Rp250 milyar
= 0.4

Ini artinya, rasio hutang PT. C hanya 40% dari total kapitalisasi perusahaan, sehingga PT. C sendiri tergolong masih sehat dan baik dari segi solvabilitasnya.

Perbedaan Solvabilitas, Likuiditas, & Viabilitas

Pada dasarnya, solvabilitas merupakan perbandingan jumlah hutang perusahaan dengan aktiva-aktiva yang dimiliki, sementara Likuiditas merupakan perbandingan berapa banyak aset lancar atau kas milik perusahaan dibanding dengan aset tak lancarnya. Terakhir, viabilitas merupakan rasio antara solvabilitas dan likuiditas.

Sebuah perusahaan dinyatakan sehat jika tingkat likuiditasnya minimal setara dengan tingkat solvabilitasnya. Jika solvabilitas lebih tinggi dari likuiditas, maka perusahaan ini memiliki kondisi finansial sedang tidak sehat. Sehingga membutuhkan restrukturisasi neraca atau strategi keuangan lainnya.

Rekomendasi Buku Terkait Rasio Solvabilitas

1. Strategi Keuangan Perusahaan

Rasio Solvabilitas

Buku ini ditujukan bagi perusahaan yang menginginkan informasi ideal bagaimana pengelolaan keuangan perusahaan dijalankan. Dapat dipergunakan oleh organisasi keuangan perusahaan, yaitu Direktur, Manajer, Supervisor dan Staff, di bidang akademisi digunakan oleh mahasiswa dan dosen untuk mempelajari dan menambah wawasan bagaimana implementasi keuangan diterapkan.

Dengan merangkum pengalaman penulis sebagai akuntan manajemen maupun akuntan publik, banyak ilmu yang dapat penulis sharing agar dapat menjadi nilai tambah bagi perusahaan yang membutuhkan. Profesi akuntan publik yang merupakan auditor eksternal perusahaan yang selalu memberikan temuan dan saran-saran, tentunya dapat penulis perdalam lagi dengan menempatkan diri sebagai “Dokter-nya Perusahaan”. Sehingga menjadi sebuah pekerjaan yang lebih bermanfaat bila ilmu yang didapat dapat dituliskan menjadi sebuah resep yang dipresentasikan kepada perusahaan yang membutuhkan.

2. Manajemen Keuangan untuk Perusahaan

Rasio Solvabilitas

Manajemen keuangan berarti bagaimana cara me-manage keuangan untuk hal-hal yang produktif, yang mampu memberikan profit untuk jangka pendek, menengah, dan panjang bagi perusahaan. Buku Manajemen Keuangan untuk Perusahaan (Konsep dan Aplikasi) merupakan kelanjutan dari buku Dasar-Dasar Manajemen Keuangan untuk Perusahaan, yang lebih dulu terbit dan beredar oleh penerbit yang sama.

Buku ini terdiri dari sepuluh bab, yaitu Evolusi Teori Keuangan, Fungsi dan Tujuan Manajemen Keuangan, Manajemen Kas dan Surat Berharga, Pasar Modal, Merger Usaha dan Restrukturisasi Perusahaan, Manajemen Keuangan Multinasional, Fungsi Pasar Uang dan Modal.

3. Lika-Liku Strategi Keuangan Perusahaan: Panduan Praktis Meningkatkan Nilai Perusahaan

Rasio Solvabilitas

Berbicara soal bisnis, bisnis terkadang bukan hanya sekadar cara seseorang meraup keuntungan, sehingga dapat hidup berkecukupan. Lebih dari itu, bisnis adalah suatu proses belajar yang panjang, dan tak jarang menyakitkan. Lewat bisnis, kita belajar banyak hal, khususnya pengelolaan keuangan. Memang tak dapat dipungkiri karena pada akhirnya bisnis bertujuan, salah satunya, untuk menghidupi, baik diri sendiri maupun orang lain (keluarga, karyawan, dan lain-lain).

Perencanaan dan pengelolaan uang yang baik tentu akan mendatangkan manfaat untuk pebisnis, juga tentu perusahaan. Meskipun telah banyak ilmu tentang strategi keuangan, tak serta-merta ilmu tersebut membuat pebisnis berhasil, atau belum tentu ilmu tertentu berhasil pada setiap orang. Jatuh-bangun bisnis menjadi pelajaran bagi pelaku bisnis, dari skala kecil hingga akhirnya bertumbuh besar.

Tentu saja, bisnis juga diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi perekonomian; membuka lapangan kerja misalnya. Oleh karena itu, sebenarnya perusahaan membutuhkan seorang arsitek keuangan, yaitu orang yang memang ahli dan mampu dalam mengelola keuangan secara positif. Para arsitek keuangan ini, membutuhkan bahan bacaan agar mereka memiliki panduan dalam melakukan pekerjaannya.

4. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan

Rasio Solvabilitas

Karya Mokhamad Anwar, PH.D., Mokhamad Anwar, Ph. D. Buku ini secara spesifik membahas tentang keuangan perusahaan atau corporate finance, yang dapat digunakan dan disesuaikan berdasarkan skalanya untuk perusahaan kecil, perusahaan menengah, dan perusahaan besar. Tujuan pengelolaan manajemen keuangan dalam suatu perusahaan (bisnis) dimaksudkan supaya perusahaan dapat mengelola sumber daya yang dimiliki terutama dari aspek keuangan, sehingga menghasilkan keuntungan—profit oriented—yang maksimal yang pada akhirnya dapat memaksimumkan kesejahteraan bagi para pemegang saham.

Buku yang membahas secara komprehensif tentang “manajemen keuangan” ini sangat cocok digunakan oleh para pemula yang ingin belajar mengenai “manajemen keuangan” suatu usaha (bisnis), terutama bagi para mahasiswa program studi sarjana S-1, S-2, dan Diploma dalam memahami prinsip-prinsip dasar pengelolaan organisasi perusahaan. Sekalipun demikian, buku teks ini juga dapat dijadikan sebagai rujukan utama bagi para pengusaha baik usaha kecil dan juga menengah dalam memahami prinsip-prinsip dasar manajemen keuangan suatu usaha (bisnis).

Buku teks dasar-dasar manajemen keuangan ini menyajikan 10 (sepuluh bagian) pembahasan tentang manajemen keuangan: Pentingnya Manajemen Keuangan (The Importance of Finance), Lembaga Keuangan dan Pasar Keuangan (Financial Institutions and Markets), Manajemen Modal Kerja (Working Capital Management), Manajemen Kas (Cash Management), Manajemen Piutang (Accounts Receivable Management), Manajemen Persediaan (Inventory Management), Nilai Waktu dari Uang (Time Value of Money), Penganggaran Modal (Capital Budgeting), Biaya Modal (Cost of Capital), dan Analisis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis).

About the author

Kamal

Perkenalkan nama saya Kamal dan saya sangat suka menulis tentang trivia. Terlebih, tema-tema tentang akuntansi. Selain akuntasi, saya juga suka menulis tentang ilmu pengetahuan dan juga ekonomi.