Ekonomi

Pengertian Ketahanan Pangan Menurut Para Ahli, Hingga Faktor dan Tantangannya

Written by Ratih

Pengertian ketahanan pangan—Apakah Grameds tahu bahwa ada beberapa faktor yang menjadi penunjang penting untuk kelangsungan hidup suatu bangsa, faktor-faktor tersebut adalah bahan industri, energi baru serta terbarukan dan terakhir adalah ketahanan pangan.

Mengapa ketahanan pangan termasuk hal penting bagi suatu bangsa? Sederhananya, dalam kehidupan sehari-hari, Grameds tentu tidak bisa melewatkan satu hari tanpa mengkonsumsi makanan apapun.

Hal ini karena pangan merupakan kebutuhan primer untuk setiap manusia agar dapat menunjang segala aktivitas dan kehidupannya. Oleh karena itu, ketahanan pangan sangat penting bagi suatu bangsa.

Sebelum membahas lebih lanjut, Grameds perlu mengetahui pengertian ketahanan pangan, faktor-faktor yang memengaruhi dan apa saja tantangan untuk memenuhi ketahanan pangan tersebut. Simak lebih lanjut dalam artikel berikut ini!

 

Pengertian Ketahanan Pangan Menurut Para Ahli

(Sumber foto: www.pexels.com)

Makanan adalah salah satu kebutuhan primer untuk manusia. Dengan mengonsumsi makanan tertentu, maka tubuh pun akan mendapatkan gizi yang baik, sehingga dapat menghasilkan energi untuk beraktivitas sehari-hari.

Jika tubuh tidak memiliki energi, tentunya Grameds akan merasa lemas dan tidak bersemangat melakukan aktivitas sehari-hari. Secara garis besar, kebutuhan manusia akan makanan inilah yang membuat ketahanan pangan menjadi hal penting bagi suatu bangsa.

Ketahanan pangan juga mencakup banyak aspek serta definisi yang cukup luas, sehingga banyak ahli mengutarakan pendapatnya tentang pengertian dari ketahanan pangan serta tujuannya.

Tetapi, secara umum ketahanan pangan dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk dapat mencukupi pangan serta menjadi setiap individu untuk memperoleh makanan. Ketahanan pangan di Indonesia sendiri telah diatur dengan jelas dalam UU Pangan No 7 tahun 1996.

Undang-undang mengenai ketahanan pangan tersebut mengatur mengenai aspek keamanan, mutu serta keragaman sebagai suatu kondisi yang harus terpenuhi untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk secara merata dengan harga terjangkau.

Konsep mengenai ketahanan pangan ini mulai berkembang mulai tahun 1943 ketika diadakan Conference of Food and Agriculture yang mengusung konsep secure, adequate and suitable supply of food for everyone.

Konsep dari ketahanan pangan didasarkan pada optimalisasi pemanfaatan dengan menggunakan basis keragaman sumber daya domestik yang dimiliki oleh suatu bangsa atau negara.

Ketersedian pangan kemudian dapat diwujudkan dengan melalui proses kedaulatan serta keanekaragaman pangan. Pemenuhan kebutuhan pangan juga menjadi hak dari negara dan bangsa yang mandiri untuk menentukan kebijakan pangan.

Setelah mengetahui definisi ketahanan pangan secara umum, ada beberapa ahli yang juga mendefinisikan ketahanan pangan ini, yaitu sebagai berikut:

1. United Nations Committee on World Food Security

Menurut komite PBB mengenai ketahanan pangan dunia,  ketahanan pangan adalah kondisi di mana setiap individu memiliki kemampuan fisik, sosial, dan ekonomi untuk mendapatkan akses yang memadai, aman, dan bergizi terhadap makanan sesuai dengan preferensi dan kebutuhan mereka.

 

2. Food and Agriculture Organization (1997)

FAO mendefinisikan ketahanan pangan sebagai suatu kondisi di mana ada seorang individu atau rumah tangga yang menerima akses baik secara fisik atau ekonomi untuk mendapatkan pangan demi seluruh anggota rumah tangga.

Selain itu, akses untuk mendapatkan pangan tersebut tidak memiliki risiko untuk kehilangan anggota yang ada dalam rumah tangga tersebut maupun pangan yang ingin didapatkan.

Dalam konteks ketahanan pangan, kondisi yang diinginkan adalah ketika setiap individu atau keluarga memiliki kemampuan fisik dan ekonomi untuk memperoleh makanan yang mencukupi bagi semua anggota keluarga dan tidak menghadapi risiko kekurangan baik dari segi akses fisik maupun keuangan.

 

3. FIVIMS (2005)

Ketahanan pangan dapat diartikan sebagai keadaan di mana setiap individu, baik secara fisik, sosial, maupun ekonomi, memiliki akses yang memadai terhadap pangan yang mencukupi, aman, dan bergizi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan sesuai dengan preferensi makanan. Pemenuhan pangan tersebut memiliki tujuan untuk dapat mencapai kehidupan yang aktif dan sehat bagi semua orang secara berkelanjutan.

 

4. UU No 18 Tahun 2012

Ketahanan pangan merujuk pada keadaan di mana kebutuhan pangan dari tingkat negara hingga individu terpenuhi secara memadai.

Pentingnya memperhatikan aspek agama, keyakinan, dan budaya masyarakat juga menjadi faktor yang tidak boleh diabaikan. Tujuan utama dari ketahanan pangan adalah mencapai kehidupan yang sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan bagi semua individu.

 

5. Oxfam (2001)

Ketahanan pangan dapat diartikan sebagai keadaan di mana setiap individu memiliki akses dan kendali atas jumlah pangan yang mencukupi dan berkualitas baik untuk mencapai kehidupan yang aktif dan sehat.

Dalam konsep ini, terdapat dua aspek yang penting. Pertama adalah ketersediaan pangan, yang meliputi aspek kualitas dan kuantitas pangan yang tersedia.

Kedua adalah akses, yang mengacu pada hak individu untuk memperoleh pangan melalui berbagai cara seperti pembelian, pertukaran, atau klaim. Dengan terpenuhinya kedua aspek ini, diharapkan setiap individu dapat mencapai kehidupan yang sehat dan produktif.

Dari pendapat para ahli tersebut, maka bisa disimpulkan bahwa pengertian ketahanan pangan adalah suatu kondisi untuk mendapatkan pangan bagi individu atau masyarakat suatu bangsa dari aspek ekonomi, sosial, fisik dengan cara yang aman. Tujuannya adalah agar setiap masyarakat dari bangsa tersebut dapat menjaga keberlangsungan hidup dengan baik serta sehat.

Supply makanan sempat dikhawatirkan menipis ketika masa pandemi Covid-19, hal ini karena kegiatan masyarakat sangat dibatasi demi menekan penyebaran virus Covid-19 dan mencegah penyebaran secara masif.

Dikarenakan masyarakat tidak dapat melakukan kegiatan di luar rumah dengan baik, seperti bertani, berdagang dan lainnya, maka stok pangan pun menipis dan membuat sebagian orang khawatir.

Pada saat itu, beberapa orang mengakali menipisnya ketersediaan pangan dengan cara bercocok tanam sendiri. Kementerian pun turut memperkenalkan Gerakan Ketahanan Pangan (GKP) semasa pandemi Covid-19.

Bagaimana gerakan tersebut dapat mengatasi krisis ketersediaan pangan selama masa pandemi Covid-19? Dapatkan informasinya dalam buku Ketahanan Pangan di Masa Pandemi Covid-19.

Ketahanan Pangan di Masa Pandemi Covid 19

Faktor-faktor yang Memengaruhi Ketahanan Pangan

(Sumber foto: www.pexels.com)

Ketahanan pangan tentunya akan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang memengaruhi ketahanan pangan ini dapat membuat suplai pangan terhambat atau bahkan sebaliknya.

Lalu, apa saja yang menjadi faktor dari ketahanan pangan ini? Dikutip dari berbagai sumber, berikut penjelasannya:

  • Iklim atau Cuaca

Perubahan iklim atau cuaca, termasuk pemanasan global selama beberapa tahun tentunya akan memberikan pengaruh pada ketahanan pangan bagi suatu bangsa. Pengaruh yang diberikan biasanya adalah dampak negatif, berupa penurunan produksi pertanian, terutama padi yang akan menjadi nasi dan termasuk makanan pokok di Indonesia.

Suhu yang tinggi serta curah hujan yang tidak dapat diprediksi, membuat cuaca tidak dapat diandalkan dan bahkan membuat sulit bagi para petani untuk bertani di lahannya. Hal ini kemudian dapat memicu gagal panen dan tentunya menyebabkan kerugian bagi para petani serta masyarakat. Gagal panen juga dapat menyebabkan kelangkaan dan membuat kenaikan harga pada bahan pokok tersebut.

 

  • Teknologi 

Selain faktor yang dapat membuat kerugian, ada pula faktor yang akan menguntungkan ketahanan pangan seperti kemajuan teknologi. Teknologi memang memiliki peran penting dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan kemajuan teknologi, proses budidaya pertanian bahkan pengolahan pangan pun akan menjadi lebih praktis, sehat dan bahkan menjadi lebih cepat dibandingkan dilakukan dengan cara manual. Penggunaan teknologi tersebut dapat digunakan selama proses penanaman, masa panen bahkan hingga pengolahan komoditas pangan.

Teknologi juga dapat digunakan untuk menyimpan bahan-bahan pangan dengan baik. Tujuan penyimpanan bahan pangan dengan teknologi ini adalah agar tanaman serta komoditas pangan lebih aman selama didistribusikan serta digunakan oleh masyarakat. Pengembangan teknologi juga dapat bermanfaat untuk mengembangkan varietas unggul dalam mengadakan komoditas pangan.

 

  • Lahan Pertanian 

Faktor penting dalam memastikan tercukupinya produktivitas komoditas pangan adalah melalui luas lahan pertanian yang memadai. Dalam konteks ini, semakin luas lahan pertanian, semakin besar kemungkinan untuk memenuhi kebutuhan pangan yang mencukupi. Sebaliknya, jika luas lahan pertanian mengalami penurunan, stabilitas pangan juga dapat terganggu.

 

  • Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana memiliki peran yang signifikan dalam memengaruhi ketahanan pangan. Ketika tidak ada sarana dan prasarana publik yang memadai, proses distribusi komoditas pangan akan mengalami hambatan. Sebagai contoh, di wilayah yang sulit dijangkau, distribusi pangan dapat terganggu dan jika dibiarkan dapat menyebabkan krisis pangan. Oleh karena itu, akses transportasi menjadi faktor penting untuk memastikan distribusi pangan merata ke seluruh wilayah tersebut.

Selain berperan dalam pendistribusian, sarana juga memiliki peran penting dalam meningkatkan produktivitas komoditas pertanian. Contohnya, pengadaan pupuk, benih unggul, dan faktor lainnya yang dapat membantu meningkatkan hasil pertanian. Sarana ketahanan pangan juga termasuk akses pada bahan pangan atau kemampuan seseorang membeli serta besaran alokasi bahan pangan. PBB mengatakan bahwa penyebab kelaparan seringkali bukan karena kemiskinan. PBB menyatakan, bahwa ketidakmampuan mengakses bahan pangan menjadi salah satu faktor dari penyebab kelaparan.

 

  • Kondisi Ekonomi, Sosial, Politik dan Keamanan Suatu Negara

Ketahanan pangan dapat terwujud ketika empat aspek penting dalam suatu negara terpenuhi, yaitu kondisi ekonomi, politik, sosial, dan keamanan. Jika keempat aspek tersebut tidak berjalan dengan baik, dampaknya dapat meluas ke berbagai sektor lain yang merugikan masyarakat, termasuk ketahanan pangan. Ketahanan pangan tidak hanya mencakup tentang supply dan ketersediaan bahan pangan saja, tetapi juga bagaimana masyarakat mampu mengakses bahan pangan tersebut dengan aman.

Artinya, cara yang dilakukan untuk mendapatkan aman dan pangan yang didapatkan pun memiliki jaminan keamanan secara kesehatan dan faktor lainnya. Hal ini disebut pula sebagai keamanan pangan. Apa itu keamanan pangan dan bagaimana cara meraih keamanan pangan? Yuk, belajar lebih lanjut dengan membaca buku Keamanan Pangan.

Keamanan Pangan

 

Tantangan Mencapai Ketahanan Pangan

(Sumber foto: www.pexels.com)

Mencapai ketahanan pangan yang stabil bagi suatu bangsa tentu bukanlah hal yang mudah, sebab ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan demi menjaga ketahanan pangan, sehingga setiap masyarakat mendapatkan keamanan dan akses mudah untuk mendapatkan bahan pangan.

Selain mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat memengaruhi ketahanan pangan, perlu dipertimbangkan pula beberapa tantangan untuk dapat mencapai ketahanan pangan. Apa saja tantangan yang harus dihadapi tersebut? Simak penjelasan berikut ini.

  • Degradasi Lahan

Tantangan pertama untuk mencapai ketahanan pangan bagi suatu bangsa adalah terjadinya degradasi lahan. Dalam usaha memenuhi ketahanan pangan, tentunya ada proses pertanian yang berlangsung secara terus menerus. Apabila praktik pertanian dilakukan dengan intensif, maka akan memiliki dampak negatif terhadap kesuburan tanah dan akibatnya, hasil panen pun dapat menurun.

Diperkirakan bahwa sekitar 40 persen dari lahan pertanian di seluruh dunia mengalami degradasi lahan dengan kondisi yang cukup serius dan hasil panen pun terus menurun. Sementara itu, di wilayah Afrika jika tren degradasi tanah terus berlanjut, maka diperkirakan pada tahun 2025 benua tersebut hanya akan mampu memberi makan seperempat dari populasi penduduknya.

 

  • Hama dan Penyakit

Hama dan penyakit memiliki kemampuan untuk memengaruhi produksi pertanian dan juga peternakan. Hama serta penyakit juga memiliki dampak pada ketersediaan bahan pangan. Sebagai contoh, terdapat penyakit tanaman bernama Ug99 yang merupakan salah satu jenis penyakit karat batang yang menyerang pada tanaman, terutama pada gandum. Penyakit ini dapat menyebabkan kerugian hasil pertanian hingga mencapai 100%. Penyakit tersebut telah menyebar di beberapa negara di Afrika dan Timur Tengah. Gangguan produksi pangan di wilayah tersebut diperkirakan dapat berdampak pada ketahanan pangan secara global.

Salah satu solusi untuk mengatasinya adalah memunculkan varietas gandum yang diperbarui dengan memanfaatkan keanekaragaman genetika yang ada pada kerabat liar gandum. Hal ini dilakukan untuk dapat meningkatkan ketahanan varietas terhadap serangan penyakit karat batang atau Ug99 tersebut. Dengan begitu, ketahanan pangan pun tetap dapat tercapai.

 

  • Krisis Air Global

Sejumlah negara di seluruh dunia telah melakukan impor gandum sebagai akibat dari defisit air yang terjadi. Situasi ini kemungkinan juga akan berdampak pada negara-negara besar seperti Cina dan India. Di beberapa negara, tingkat air tanah terus menurun karena eksploitasi berlebihan melalui pemompaan air.

Cina dan India adalah contoh negara yang mengalami penurunan tinggi muka air tanah ini, dan dampaknya juga dirasakan oleh negara-negara tetangga seperti Pakistan, Afghanistan, dan Iran. Dampak penurunan tingkat air tanah ini akan menyebabkan kelangkaan air dan mengurangi produksi tanaman pangan. Akibatnya, harga pangan akan meningkat karena pertumbuhan populasi yang terus berlanjut.

 

  • Perubahan Iklim

Fenomena cuaca ekstrem seperti kekeringan dan banjir akan semakin meningkat sebagai akibat dari perubahan iklim yang sedang berlangsung. Dampaknya akan dirasakan terutama dalam sektor pertanian. Diperkirakan bahwa di tahun 2040, sebagian besar wilayah sungai Nil akan berubah menjadi padang pasir yang tidak memungkinkan untuk kegiatan pertanian karena keterbatasan air.

Dampak cuaca ekstrem memiliki dampak yang meluas, termasuk perubahan dalam produktivitas pertanian, gaya hidup, pendapatan ekonomi, infrastruktur, dan pasar. Ketahanan pangan di masa depan akan sangat tergantung pada kemampuan masyarakat dalam beradaptasi dengan perubahan iklim melalui praktik pertanian yang sesuai.

 

Penutup

Itulah penjelasan pengertian ketahanan pangan, faktor dan tantangannya. Pelajari lebih lanjut tentang ketahanan pangan dengan membaca buku Food Estate: Mewujudkan Ketahanan Pangan Era Pandemi. 

Dalam buku tersebut, Grameds akan mendapatkan informasi tentang cara memanfaatkan lahan demi mencapai ketahanan pangan selama masa pandemi.

Food Estate Mewujudkan Ketahanan Pangan Era Pandemi

 

Sebagai #SahabatTanpaBatas, gramedia.com selalu menyediakan segala kebutuhan Grameds termasuk buku pelajaran, buku pengembangan diri dan psikologis, novel hingga alat tulis! Jadi segera beli kebutuhanmu di gramedia.com! Membaca banyak buku dan artikel tidak akan pernah merugikan kalian, karena Grameds akan mendapatkan informasi dan pengetahuan #LebihDenganMembaca.

Penulis: Khansa

Sumber: 

https://www.kajianpustaka.com/2020/09/ketahanan-pangan.html

Definisi Ketahanan Pangan, Bahan Industri, serta Energi Baru dan Terbarukan | Geografi Kelas 11

https://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan

https://ketahananpangan.probolinggokab.go.id/wp-content/uploads/2022/11/Pengertian-Ketahanan-Pangan.pdf

Baca juga:

About the author

Ratih