Ekonomi

Surplus Adalah: Pengertian Hingga Jenis-Jenisnya

Written by Rosyda

Surplus adalah – Ruang lingkup ekonomi adalah sesuatu yang amat penting dalam keseharian. Transaksi sederhana yang Grameds lakukan seperti membeli buku pelajaran atau menjual mainan lama kalian memerlukan pengetahuan terkait ekonomi agar kalian bisa melakukannya dengan baik dan benar.

Ada kalanya ekonomi yang kalian pelajari di sekolah sudah memasuki tahapan yang jauh lebih sulit daripada sebelumnya. Pada kasus seperti ini, bisa jadi ada segelintir dari kalian yang merasa kalau pelajaran ekonomi seperti ini tidak perlu terlalu mendalam karena toh kalian tidak akan menerapkannya juga di dunia nyata.

Meskipun demikian, patut Grameds pahami bahwa ekonomi yang kalian pelajari di sini memang tidak akan selalu diterapkan. Pengetahuan terhadap dunia ekonomi bisa membantu banyak hal dalam kehidupan kalian. Ini mungkin tidak akan terasa sekarang, tapi manfaatnya pasti akan terasa suatu saat nanti.

Surplus adalah salah satu topik yang mungkin akan sulit dipahami sekarang, tapi akan amat bermanfaat nantinya jika kalian sudah merasakan dan terlibat langsung dalam ruang lingkup perekonomian dunia nyata. Artikel ini akan membahas serba-serbi terkait surplus.

Pengertian Surplus Secara Umum

pixabay

Surplus adalah jumlah aset atau sumber daya yang melebihi porsi yang digunakan secara aktif. Surplus juga bisa merujuk kepada sejumlah benda yang berbeda, mulai dari pendapatan, laba, modal, dan barang. Untuk itu, pengertian mengenai surplus sendiri memiliki makna yang berbeda tergantung konteksnya.

Dalam konteks persediaan, surplus menggambarkan produk yang tetap berada di rak toko, tidak dibeli. Dalam konteks anggaran, surplus terjadi ketika pendapatan yang diperoleh melebihi pengeluaran yang dibayarkan. Surplus anggaran juga dapat terjadi di dalam pemerintahan ketika ada sisa pendapatan pajak setelah semua program pemerintah dibiayai sepenuhnya.

Jadi, di sini Grameds bisa mengambil bener apa kesimpulan terkait pengertian surplus. Surplus merupakan  penggambaran tingkat aset yang melebihi porsi yang digunakan. Selain itu, surplus juga dapat dideskripsikan sebagai persediaan yang tetap ada ketika produk tetap tidak terjual.

 

Surplus juga merupakan anggaran terjadi ketika pendapatan yang diperoleh melebihi biaya yang dibayarkan. Surplus ini dihasilkan dari keterputusan antara penawaran dan permintaan untuk suatu produk, atau ketika beberapa orang bersedia membayar lebih untuk suatu produk daripada konsumen lainnya.

Selain itu, biasanya surplus menyebabkan ketidakseimbangan pasar dalam penawaran dan permintaan suatu produk. Dan karena adanya ketidakseimbangan ini terkadang dapat diartikan juga bahwa produk tidak dapat mengalir secara efisien melalui pasar.

Pengertian Surplus dari Kacamata Ekonomi

Pexels

Mengapa Grameds perlu memahami semua itu? Karena kalian perlu tahu bahwa istilah surplus bisa mengacu kepada berbagai macam hal. Namun, pembicaraan yang paling umum mengenai surplus adalah pengertian surplus menggunakan kacamata di sektor ekonomi.

Dalam kasus ini, setidaknya ada 2 jenis surplus ekonomi yang bisa kita pelajari, yaitu surplus konsumen dan surplus produsen. Dalam aturan umum, surplus konsumen dan surplus produsen memiliki karakteristiknya tersendiri. Satu jenis surplus bisa dianggap buruk bagi surplus lainnya.

Pengertian mengenai surplus konsumen dan surplus produsen akan kita bahas di sesi lain dalam artikel yang sama. Di sini, Grameds akan mempelajari beberapa hal terlebih dahulu mengenai surplus pada ekonomi itu sendiri mulai dari sejarah penggunaan, pemahaman para ahli, alasan terjadinya surplus dan hasil dari surplus.

Sejarah Surplus Dan Pengertian Para Ahli

Di masa lampau, banyak pakar yang mempunyai pandangan berbeda terkait surplus. Banyak dari mereka yang menggunakan pemahaman mengenai surplus sebagai sarana untuk menarik kesimpulan tentang hubungan antara produksi dan kebutuhan.

Pemahaman mengenai surplus dalam sektor pertanian merupakan sesuatu yang penting karena sektor ini memiliki tanggung jawab untuk memberi makan semua orang. Konsep menjadi terkenal karena orang hanya membutuhkan makanan dalam jumlah tertentu dan hanya dapat mengkonsumsi dalam jumlah terbatas.

 

Artinya, kelebihan produksi pangan harus melimpah ke orang lain, dan tidak akan ditimbun secara rasional. Oleh karena itu, sektor non-pertanian dibatasi oleh sektor pertanian yang setara dengan output makanan dikurangi jumlah yang dikonsumsi oleh sektor pertanian.

Setidaknya ada 3 tokoh ekonomi dengan pendapat mereka mengenai teori surplus pada ekonomi. Ketiga tokoh ekonomi yang dimaksud di sini adalah William Petty, David Hume, dan Adam Smith. Berikut teori yang mereka kemukakan terkait surplus dalam ekonomi.

William Petty

William Petty menggunakan definisi kebutuhan secara luas dan mengarahkannya untuk fokus kepada masalah ketenagakerjaan seputar surplus. Dirinya menjelaskan contoh hipotetis di mana ada wilayah 1000 orang dan 100 orang di antaranya mampu menghasilkan makanan yang cukup untuk 1000 orang.

Adapun yang menjadi pertanyaan di sini adalah apa yang akan dilakukan pria lainnya jika hanya dibutuhkan 100 orang untuk menyediakan kebutuhan? Dengan demikian, ia menyarankan berbagai pekerjaan dengan beberapa pengangguran yang tersisa.

David Hume

David Hume memiliki pendekatan tersendiri akan konsep surplus pertanian dari arah lain. Dirinya sadar bahwa pertanian dapat memberikan makananan lebih banyak daripada mereka yang membudidayakannya, tetapi mempertanyakan mengapa petani bekerja untuk menghasilkan lebih dari yang mereka butuhkan.

Menurutnya, produksi paksa, yang mungkin terjadi di bawah sistem feodal, tidak mungkin menghasilkan surplus yang mencolok. Namun, jika mereka dapat membeli kemewahan dan barang lain di luar kebutuhan mereka, maka mereka akan terdorong untuk memproduksi dan menjual surplus.

Adam Smith

Sementara itu, dibandingkan dengan William Petty dan David Hume, teori yang dimiliki Adam Smith dapat dikatakan lebih singkat dan sederhana. Pemikiran Adam Smith tentang surplus sendiri sebenarnya juga mengacu kepada pemikiran David Hume.

Adam Smith mengungkapkan bahwa keinginan akan kemewahan tidak terbatas dibandingkan dengan kapasitas kelaparan yang terbatas. Smith melihat perkembangan di Eropa berasal dari tuan tanah yang lebih mementingkan pengeluaran barang mewah daripada kekuatan politik.

Mengapa Bisa Terjadi Surplus? 

Surplus terjadi ketika ada semacam keterputusan antara penawaran dan permintaan untuk suatu produk, atau ketika beberapa orang bersedia membayar lebih untuk suatu produk daripada yang lain. Ada beberapa dugaan atau hipotesis yang bisa Grameds temukan di sini.

Sebagai contoh, jika ada harga yang ditetapkan untuk sebuah boneka dari tokoh animasi terkenal, tentu akan diharapkan semua orang bisa bersedia membayar boneka tersebut tanpa adanya kata “tidak”, ini seharusnya tidak akan terjadi surplus atau kekurangan.

Namun, praktiknya hal ini bisa dibilang jarang terjadi karena banyak orang yang menjalankan bisnis memiliki ambang harga yang berbeda baik saat membeli maupun menjual. Penjual terus bersaing dengan vendor lain untuk memindahkan produk sebanyak mungkin, dengan nilai terbaik.

Jika permintaan untuk produk melonjak, vendor yang menawarkan harga terendah mungkin kehabisan pasokan dan cenderung mengakibatkan kenaikan harga pasar secara umum, menyebabkan surplus produsen. Sebaliknya, jika harga turun dan penawaran tinggi tetapi permintaan tidak mencukupi, akibatnya terjadi surplus konsumen.

Selain itu, surplus sering terjadi ketika biaya suatu produk pada awalnya ditetapkan terlalu tinggi, dan tidak ada yang mau membayar harga tersebut. Dalam kasus seperti itu, perusahaan sering menjual produk dengan biaya lebih rendah dari yang diharapkan demi menghabiskan stok barang.

Dampak Keberadaan Surplus

Adanya surplus kerap menyebabkan ketidakseimbangan pasar dalam penawaran dan permintaan suatu produk. Ketidakseimbangan ini berarti bahwa produk tidak dapat mengalir secara efisien melalui pasar. Untungnya, siklus kelebihan dan kekurangan memiliki cara untuk menyeimbangkan dirinya sendiri.

Terkadang, untuk memperbaiki ketidakseimbangan ini, pemerintah akan turun tangan dan menerapkan harga dasar atau menetapkan harga minimum untuk suatu barang yang harus dijual. Hal ini sering menghasilkan label harga yang lebih tinggi daripada yang dibayarkan konsumen dan akan menguntungkan bisnis.

Namun, biasanya intervensi pemerintah tidak diperlukan karena ketidakseimbangan ini cenderung terkoreksi secara alami. Ketika produsen memiliki kelebihan pasokan, mereka tahu kalau mereka harus menjual produk dengan harga lebih rendah.

Konsekuensinya, Grameds bisa melihat bahwa akan ada lebih banyak konsumen akan membeli produk tersebut, karena harganya lebih murah. Hal ini mengakibatkan kelangkaan pasokan jika produsen tidak dapat memenuhi permintaan konsumen.

Dan dampak dari kelangkaan pasokan ini tidak berhenti sampai di sana. Lebih dari itu, kekurangan pasokan menyebabkan harga naik kembali, akibatnya menyebabkan konsumen berpaling dari produk karena harga tinggi, dan siklus terus berlanjut.

Jenis-Jenis Surplus

Tadi sudah dibahas di atas bahwa setidaknya ada 2 jenis surplus dalam ruang lingkup ekonomi yang bisa Grameds pelajari. Kedua surplus yang dimaksud di sini yaitu surplus konsumen dan surplus produsen. Keduanya memiliki perbedaannya masing-masing.

Dan seperti yang sudah disinggung, keduanya memiliki keuntungan dan kerugian bagi masing-masing pihak. Lantas, apa yang menjadi perbedaan antara surplus konsumen dan surplus produsen? Simak pembahasan di bawah ini.

1. Surplus Konsumen

Surplus konsumen terjadi ketika harga suatu produk atau layanan lebih rendah dari harga tertinggi yang rela dibayar konsumen. Sebagai gambaran, Grameds bisa membayangkan keberadaan lelang untuk membayangkan surplus konsumen.

Dalam sebuah lelang, pembeli harus ingat bahwa ada batas harga yang tidak bisa dia lewati. Uang yang dia miliki hanya untuk membeli lukisan tertentu yang dia sukai. Surplus konsumen terjadi jika pembeli ini akhirnya membeli karya seni kurang dari batas yang telah ditentukan sebelumnya.

Atau contoh lain, kita bisa mencoba mengasumsikan harga minyak barel turun. Turunnya harga minyak juga akan menyebabkan harga gas turun di bawah harga yang biasa dikeluarkan oleh pengemudi di SPBU. Dalam hal ini, konsumen mendapat untung dengan surplus.

Adapun cara atau rumus yang bisa digunakan untuk menghitung surplus konsumen. Cara tersebut bisa Grameds pelajari dan pahami dari gambar di bawah ini:

Cerdasco

2. Surplus Produsen

Penjelasan mengenai surplus produsen mungkin akan lebih singkat dibandingkan penjelasan mengenai surplus konsumen dan bisa jadi akan lebih mudah dipahami. Surplus produsen terjadi ketika barang dijual dengan harga lebih tinggi dari harga terendah yang bersedia dijual oleh produsen.

Kembali ke konteks lelang yang sebelumya sudah kita bahas, jika rumah lelang menetapkan tawaran pembukaan pada harga terendah untuk menjual sebuah lukisan, surplus produsen terjadi jika pembeli menciptakan perang penawaran, sehingga menyebabkan barang tersebut dijual dengan harga yang lebih tinggi, jauh di atas pembukaan minimum.

Seperti surplus konsumen, ada juga cara yang bisa Grameds pakai untuk menghitung surplus produsen. Cara menghitung surplus produsen bisa Grameds lihat pada gambar berikut:

Cerdasco

Sekilas Mengenai Elastisitas

Pada dasarnya, pembahasan mengenai surplus bisa dicukupkan sampai di atas. Namun, sebagai penutup, tidak ada salahnya bagi Grameds jika kalian ikut mempelajari sedikit mengenai hal lain yang berkaitan dengan surplus dalam ruang lingkup ekonomi. Topik yang dimaksud di sini adalah elastisitas.

Apa itu elastisitas? Jadi, elastisitas adalah salah satu variabel yang digunakan untuk mengukur persentase perubahan satu variabel ekonomi guna menanggapi persentase perubahan lainnya. Elastisitas ini merupakan salah satu konsep yang cukup penting dalam mempelajari teori ekonomi.

Adanya elastisitas bisa membuat seseorang memahami dan mempelajari berbagai konsep dalam ruang lingkup ekonomi lainnya. Teori-teori yang dimaksud mulai dari timbulnya pajak tidak langsung, konsep marginal berkaitan dengan teori perusahaan, distribusi kekayaan, dan berbagai jenis teori lainnya.

Selain itu, pemahaman mengenai teori elastisitas juga akan membantu Grameds dalam membahas distribusi kesejahteraan masyarakat di suatu negara, khususnya dalam ruang lingkup surplus konsumen, surplus produsen, dan juga surplus pemerintah.

Teori elastisitas juga bisa ditemukan dalam sejumlah teori ekonomi lainnya. Konsep elastisitas ini akan muncul sebagai indikator utama. Di bangku SMA sendiri, kalian biasanya tidak perlu mempelajari semua hal tersebut dan hanya akan mempelajari beberapa teori saja.

Beberapa contoh teori elastisitas yang dimaksud di sini adalah elastisitas harga permintaan, elastisitas harga penawaran, elastisitas pendapatan dari permintaan, elastisitas substitusi antara faktor-faktor produksi, elastisitas permintaan silang, dan elastisitas substitusi antar waktu.

Meskipun demikian, elastisitas yang biasanya digunakan dalam pasaran dan akan diajarkan pada mata pelajaran ekonomi adalah elastisitas harga permintaan dan elastisitas harga penawaran. Berikut rumus yang bisa dipelajari terkait cara menghitung elastisitas:

Kompas.com

Jadi, Grameds bisa menyimpulkan bahwa elastisitas adalah salah satu ukuran kepekaan suatu variabel terhadap variabel lainnya. Variabel yang sangat elastis akan merespon secara lebih dramatis terhadap perubahan variabel yang sudah menjadi ketergantungannya.

Pembahasan mengenai elastisitas di atas menjadi penutup artikel kali ini. Grameds sudah mempelajari serba-serbi surplus secara lengkap, mulai dari pengertian surplus secara luas, pemahaman akan surplus dalam ruang lingkup ekonomi, jenis-jenis surplus dan lain sebagainya.

Kalian juga bahkan mempelajari topik elastisitas yang sedikit bersinggungan dengan surplus. Semoga keberadaan artikel ini bisa membantu Grameds untuk memahami definisi surplus serta bisa menambah ilmu pengetahuan kalian terkait topik ini.

Atau paling tidak, jika kalian memang belum membutuhkan informasi akan surplus, semoga artikel ini bisa menambah wawasan kalian terkait topik di atas untuk keperluan masa mendatang, dan bisa membuka mata kalian terkait betapa pentingnya memiliki pemahaman akan ekonomi dasar.

Jika ada dari Grameds yang tertarik membeli dan juga membaca buku dari kami, Gramedia, #SahabatTanpaBatas, kalian bisa kunjungi situs kami di gramedia.com. Semoga ilmu, pengetahuan dan juga wawasan kalian bisa semakin bertambah dan menjadi semakin luas.

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Sumber:

About the author

Rosyda

Saya adalah Fauziyah dan menulis adalah bagian dari aktivitas saya, karena menulis menjadi salah satu hal yang menarik. Sesuai dengan latar pendidikan saya, tema yang saya suka seputar ekonomi dan manajemen.

Kontak media sosial Instagram saya Rosyda Nur Fauziyah