in

Review Novel Surat Cinta Untuk Pejuang Quran Karya Ahmad Khoirul Anam

Bagi kita yang beragama Muslim, bisa membaca, memahami, dan menghafal Qur’an menjadi sebuah cita-cita dan kebanggaan tersendiri. Bukan hanya kebanggaan untuk diri sendiri yang bisa dilihat oleh orang lain, tetapi kebanggaan secara lebih mendalam, karena kita bisa menginterpretasikan hal-hal baik yang diajarkan dan dianjurkan agama.

Pastinya kita akan berjuang untuk bisa menguasai Al-Qur’an dan menerapkan ajaran yang ada di dalamnya. Bagi Anda para pejuang Quran, buku Surat Cinta Untuk Pejuang Quran dapat menjadi teman dan pegangan Anda selama menempuh prosesnya. Buku Surat Cinta Untuk Pejuang Quran ditulis oleh Ahmad Khoirul Anam. Buku dengan total 165 halaman ini diterbitkan oleh Penerbit Nobel Pustaka pada tahun 2021.

Surat Cinta Untuk Pejuang Quran (SCUPQ) merupakan buku pertama yang ditulis oleh Ahmad Khoirul Anam, yang mungkin Anda kenal sebagai creator akun media sosial Rindu Surga yang senantiasa mengunggah konten motivasi untuk menghafal Al-Quran. Akun Instagram dengan nama pengguna @rindu_surga_ sendiri telah memiliki jumlah pengikut 49,5 ribu orang per Januari 2024.

Bagi Grameds yang penasaran akan nasihat-nasihat dan kata-kata mutiara serta motivasional dari Ahmad Khoirul Anam, bisa turut mengikuti akun media sosial Rindu Surga. Bagi Grameds yang penasaran akan buku Surat Cinta Untuk Pejuang Quran, sebelum mendpatkan langsung bukunya, simak artikel ini sampai selesai dulu, ya! Sebab artikel ini akan memberikan gambaran dan mengulas buku ini lebih dalam. Selamat membaca!

Profil Ahmad Khoirul Anam, Penulis Buku Surat Cinta Untuk Pejuang Quran

Sebelum mengenal karyanya, ada baiknya jika kita mengenal sosok yang melahirkannya. Ahmad Khoirul Anam adalah seorang pria asal Sanggau, Kalimantan Barat. Ketika menulis buku Surat Cinta Untuk Pejuang Quran, ia masih berusia 24 tahun. Usia yang masih cukup muda, yang mungkin membuat kita tidak menyangka bahwa ia merupakan seorang suami dan juga ayah dari seorang anak. 

Ahmad Khoirul Anam menuntaskan studinya hingga mendapatkan gelar sarjana di kota hujan, Bogor. Ia mengambil disiplin ilmu Al-Qur’an dan Tafsir untuk studi perguruan tingginya. Dari jurusan yang diambilnya tersebut, dapat tercermin bahwa beliau adalah sosok yang sangat mencintai Al-Qur’an, dan senantiasa berjuang untuk mendedikasikan hidupnya demi menghidupkan Al-Qur’an. Mengutip dari Kompasiana, diketahui bahwa motto hidup Ahmad Khoirul Anam adalah: “Bacalah Al-Qur’an sampai Kau menemukan jawaban atas setiap permasalahan hidupmu”.

Selain gemar menulis buku, juga rutin membuat tulisan-tulisan motivasional nan indah seputar Al-Quran dan kehidupan di media sosial, pria asal Kalimatan Barat ini mengisi hari-harinya dengan menjadi pembimbing Program Tahfidz di salah satu ondok pesantren tahfizh. Di sana, ia menjadi pengisi materi kajian-kajian remaja dan orang tua.

Sebagai seorang penulis, Ahmad Khoirul Anam telah berhasil menerbitkan 4 buku, yakni Surat Cinta Untuk Pejuang Quran (SCUPQ), Ya Allah Izinkan Aku Jatuh Cinta (YAIAJC), Seni Bahagia Menghafal Al-Quran (SBMA), dan Dalam Ujiannya ada Cinta (DUNIA).

Sinopsis Buku Surat Cinta Untuk Pejuang Quran

Hai, Penghafal Quran, bagaimana kabar hafalanmu saat ini? Mungkin kau juga tahu, aku sedang mencoba mengumpulkan setiap prasangka dan asumsi yang barangkali terlanjur menguasai hidupmu. Aku mencoba menghimpun semua pertanyaan yang selama ini berlalu-lalang di kepalamu. Aku mencoba menelusuri setiap perasaan yang kau alami pada cerita perjuanganmu.

Sama seperti kamu, aku juga pernah merasa sedih, seperti yang sedang kamu rasakan. Aku pernah menahan rasa perih akibat luka pada saat kehilangan. Aku pernah merasa muak dengan berbagai kegelisahan yang menghantuiku setiap malam. Aku pernah tergelincir pada harapan-harapan palsu yang melenakanku. Aku pernah merasa ketakutan dalam kesendirian yang begitu sesak.

Sama seperti kamu juga, aku pernah hampir menyerah dalam perjuangan. Maka itu, aku menuliskan ini untukmu, supaya aku bisa menjadi tamu dalam hidupmu. Sejenak saja untuk sekadar memahami setiap perasaan yang muncul dalam hidupmu. Sambil menemani kamu berjuang, yang hampir terpukul mundur akibat kehabisan waktu. Semoga, aku datang pada waktu yang tepat.

Review Buku: The Architecture of Love | Point of View

Jumlah Halaman: 168.0

Penerbit: Kawah Media Pustaka

Tanggal Terbit: 18 Des 2021

Berat: 0.17 kg

ISBN: 9786236054512

Lebar: 13.0 cm

Bahasa: Indonesia

Panjang: 19.0cm

Kelebihan Buku Surat Cinta Untuk Pejuang Quran

Pros & Cons

Pros
  • Buku ini memberikan banyak kisah yang relevan dengan masalah yang sedang kita hadapi dalam proses menghafal Al-Quran.
  • Penulis juga memberikan empati, pengertian, dan validasi akan perasaan pembaca yang sedang menghadapi masalah yang sama.
  • Kalimat-kalimat nasehat yang dituliskan dalam buku ini tidak terkesan menggurui, karena penulis menempatkan sudut pandang pada sosok pembaca.
  • Buku ini memuat motivasi-motivasi yang tepat, sehingga mampu menyadarkan dan menyentuh hati pembaca.
  • Buku ini kecil, cukup tipis, dan bobotnya yang ringan, sehingga mudah untuk dibawa kemana-mana.
Cons
  • Orang tua atau anak-anak mungkin akan menemukan kesulitan dalam memahami tulisan dalam buku ini, karena gaya bahasa yang digunakan untuk anak muda.
  • Gaya bahasa yang romantis dan puitis membuat tulisan-tulisan di buku ini cukup sulit dimengerti makna harfiahnya.
  • Penulis tidak menyisipkan hal-hal yang bisa menimbulkan motivasi dari dalam diri para pejuang Al-Qur’an dan pengalaman pribadinya.

Sebagai buku pengembangan diri, buku Surat Cinta Untuk Pejuang Qur’an ini memiliki banyak kelebihan. Kelebihan yang pertama, sesuai dengan yang ditulis dalam sinopsis di atas, buku ini akan memberikan banyak kisah yang relevan dengan masalah yang sedang kita hadapi dalam proses menghafal Al-Quran. Selain itu, penulis memberikan empati melalui bentuk tulisan, yang memberikan pengertian dan validasi akan perasaan pembaca yang sedang menghadapi masalah yang sama.

Lebih dari itu, buku ini hadir memberikan kehangatan, sebagai teman dan juga guru yang memberikan pendampingan ketika kita sedang membutuhkan tempat untuk bersandar. Namun, kalimat-kalimat nasehat yang dituliskan dalam buku ini tidak terkesan menggurui, karena Ahmad Khoirul Anam menempatkan sudut pandang seperti sosok yang sama-sama sedang bergumul bersama pembaca. Dengan gaya bahasa anak muda, isi buku ini seolah memuat curahan hati pembaca. Gaya bahasa yang digunakan penulis untuk buku ini adalah bahasa yang diromantisasi dan puitis, dengan penggunaan kata-kata yang indah, penulis dapat hanyut ke dalam penuturan penulis.

Jika Anda merupakan pengikut akun media sosial Ahmad Khoirul Anam, Anda pasti sudah tak meragukan motivasi yang diberikan penulis. Begitu juga di buku ini, motivasi-motivasi yang diberikan sangat tepat, sehingga mampu menyadarkan dan menyentuh hati pembaca. Secara jangka panjang, motivasi yang diberikan dapat memberikan dorongan nyata bagi pembaca untuk tetap teguh dalam proses menghafal Al-Qur’an dan pantang menyerah ketika menghadapi berbagai masalah.

Dengan kondisi fisik buku Surat Cinta untuk Pejuang Qur’an ini yang terbilang kecil, cukup tipis, dan bobotnya yang ringan, buku ini mudah untuk dibawa kemana-mana. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa buku ini benar-benar seperti buku pegangan di waktu kapanpun dan di manapun Anda berada. Secara menyeluruh buku Surat Cinta untuk Pejuang Quran ini adalah buku yang sangat berkesan dan sangat direkomendasikan bagi Anda yang baru ingin mulai menghafal atau yang sedang dalam proses menghafal Al-Qur’an, supaya bisa menghadapi proses dengan teguh dan mantap, dan lebih bersemangat lagi dalam menjalani prosesnya.

Kekurangan Buku Surat Cinta Untuk Pejuang Quran

Tak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini, begitu pun dengan buku ini. Selain memiliki kelebihan, buku Surat Cinta untuk Pejuang Qur’an ini juga masih memiliki kekurangan. Adapun kekurangan pada buku ini terletak pada gaya penulisan yang bergaya anak muda, yang sebenarnya sangat cocok untuk dibaca kaum millennial, tetapi menjadi terlalu terbatas pada segmentasi tersebut saja. Untuk kalangan lain seperti orang tua ataupun anak-anak mungkin akan menemukan kesulitan dalam memahami tulisan dalam buku ini.

 Selain itu, gaya bahasa yang romantis dan puitis memang membuat tulisan-tulisan di buku ini indah, tetapi harus dipahami dengan lebih mendalam, sehingga memakan proses yang lebih lama untuk bisa mengetahui arti sesungguhnya. Bagi sebagian orang yang lebih suka kata-kata yang to the point, buku ini mungkin tidak cocok bagi Anda.

Kekurangan lain dari buku ini, yaitu penulis tidak menyisipkan hal-hal yang bisa menimbulkan motivasi dari dalam diri para pejuang Al-Qur’an. Penulis langsung mengungkapkan inti bahasan, memaparkan permasalah yang marak dihadapi para pejuang Qur’an. Hal ini dinilai tidak sesuai dengan fitrah manusia, yang mana saat melakukan suatu aktivitas atau pekerjaan, maka seseorang itu harus mengetahui terlebih dahulu apa yang akan dia peroleh setelah melakukan hal itu.

Apalagi untuk menghafal Al-Qur’an yang merupakan kegiatan ibadah yang sangat mulia. Maka dari itu, akan lebih baik jika penulis menyisipkan penjelasan akan mengapa para pembaca harus mulai menghafalnya, dan apa yang akan diperoleh saat kita mulai menghafal Al-Qur’an atau dikatakan sebagai pejuang Al-Qur’an.

Cukup disayangkan juga, karena penulis tidak mengisahkan pengalaman pribadinya ketika menghafal Al-Qur’an dan bagaimana caranya mempertahankan hafalannya. Dinilai akan lebih baik jika pengalaman pribadi penulis dicantumkan, agar menjadi penguat berupa bukti nyata dari realisasi hal-hal dan motivasi-motivasi yang disampaikannya.

Pesan Moral Buku Surat Cinta Untuk Pejuang Quran

Seperti yang sudah dibahas pada bagian kelebihan buku ini, buku Surat Cinta Untuk Pejuang Quran akan memberikan banyak jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang sering  muncul di benak para pejuang Quran. Banyak dari para penghafal Quran yang kerap mengalami mental down akibat proses menghafalnya terhambat. Buku ini tidak hanya sekadar memberi semangat saja, tetapi juga mengingatkan bahwa proses menghafal Al-Qur’an memang memerlukan kesabaran yang ekstra, karena tingkat kesulitannya tinggi.

Dalam buku ini diingatkan juga untuk tidak hanya berfokus menghafal lebih banyak Juz, tetapi mempertahankan hafalan yang sudah kita dapatkan. Penulis juga sering mengingatkan tentang pahala yang djanjikan Allah untuk para pejuang Al-Qur’an, yang akan sebanding, bahkan lebih dari apa yang telah kita perjuangkan.

Kemudian, menghafal Al-Qur’an bukan hanya dengan target mencapai 30 Juz saja. Apabila tidak berhasil mencapai 30 Juz pun, jika kita selalu dekat dengan Al-Qur’an dan bisa mengamalkan ayat-ayat Qur’an, kita akan memperoleh kebahagiaan nyata di akhir hayat nanti. Jadi, jika kita selalu menjaga kedekatan kita dengan Qur’an, kelak kita pasti bisa menjadi keluarga Allah di surga-Nya.

Lalu, buku ini juga menyinggung tentang tidak adanya kata terlambat untuk memulai menghafal Al-Qur’an. Bahkan, Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam pun baru memulai menghafal Quran pada usianya yang ke 40 tahun. Ada juga sahabat-sahabat Nabi, yang baru memulai menghafal Qur’an pada usia senja.

Lalu, kita diharapkan untuk tidak berpikiran untuk menunda menghafal Qur’an, karena kita masih sering berbuat dosa. Namun, justru karena kita adalah manusia berdosa, kita menghafal Qur’an untuk menjauhkan kita dari dosa-dosa lainnya dan menjaga kalam-Nya. Sebab, sejatinya bukan kita yang sedang menjaga Kalam-Nya, melainkan Allah yang sedang menjaga diri kita, melalui interaksi kita dengan Al-Qur’an.Hal ini bisa terjadi, karena Al-Qu’ran akan menjadi pedoman hidup kita secara menyeluruh. Mulai dari cara berpikir, bertutur kata, bersikap, dan juga bertindak.

Di bagian akhir buku, penulis mengingatkan kita untuk mengucapkan terima kasih kepada diri sendiri. Sebab, kita cenderung sering lupa berterimakasih kepada diri sendiri karena fokus kita kepada orang lain. Jangan lupa ucapkan terima kasih pada dirimu, ya!

 

Nah, itu dia Grameds sinopsis dan ulasan buku Surat Cinta Untuk Pejuang Quran karya Ahmad Khoirul Anam. Grameds sangat direkomendasikan untuk mendapatkan buku ini sebagai pegangan dan pedoman dalam menghafal Quran. Dapatkan buku ini hanya di toko Gramedia terdekat atau Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap sedia memberikan informasi terbaru dan terbaik bagi Anda.

 

Penulis: Gabriel

 

Rekomendasi Buku

Seni Bahagia Menghafal Al Quran Karya Ahmad Khoirul Anam

Seni Bahagia Menghafal Al Quran

“Pada akhirnya, menghafal Al-Qur’an bukanlah tentang seberapa cepat kita sanggup menyelesaikannya, tapi tentang seberapa lama kita sanggup bertahan bersama Al-Qur’an.”

Siapa yang tidak ingin menjadi keluarga Allah? Menjadi keluarga Nya berarti menjadi orang-orang pilihan yang mendapat seluruh jaminan kebahagiaan dari-Nya. Maka mereka yang sedang berjuang menghafalkan Al-Qur’an dengan ikhlas dan penuh kejujuran, sejatinya adalah keluarga-keluarga Allah yang berjalan di atas muka bumi.

Buku ini ditulis berangkat dari kegundahan penulis terhadap banyaknya para penghafal Al-Qur’an yang belum benar-benar memahami makna menghafal yang sebenarnya. Kebanyakan, proses menghafal selalu fokus pada ‘bagaimana agar hafalan cepat selesai, tapi lupa bahwa tak satupun ulama dan para salafus shalih terdahulu yang memfokuskan pada cepatnya hafalan. Mereka justru fokus pada berlama-lama dan bagaimana agar Al-Qur’an terasa nikmat sehingga hafalannya pun kuat. 

Buku ini menitikberatkan kepada motivasi dan membangun kesadaran yang benar tentang Al-Qur’an. Saat kesadaran ini telah kita bangun dengan benar, maka perkara ‘cepat dan lambat’ atau ‘selesai dan tidaknya’ hafalan, menjadi sesuatu yang tidak menimbulkan kegelisahan. Buku ini akan mengantarkan kita kepada perkara yang jauh lebih penting daripada sekadar menyelesaikan hafalan itu sendiri.

9 Cara Cepat Menghafal Al-Qur’an Edisi Revisi Karya Sa’dulloh

9 Cara Cepat Menghafal Al Quran

Siapa bilang menghafal Al-Qur’an itu sulit? Menghafal Al-Qur’an tidak sesulit yang dibayangkan jika kita tahu cara menghafal Al-Qur’an yang tepat. Buku 9 Cara Cepat Menghafal Al-Qur’an ini bisa menjadi solusi praktis untuk menghafal Al-Qur’an. Buku ini merangkum tentang keistimewaan dan keutamaan Al-Qur’an, cara menghafalnya, syarat dan petunjuk sebelum menghafal, faktor penghambat saat menghafal, serta cara menjaga hafalan.

“Sebaik-baik kamu sekalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari).

Demikianlah yang disabdakan oleh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam kepada kita umatnya. Bahwa yang terbaik dari kita adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya. Buku ini mempersembahkan kiat-kiat menghafal Al-Qur’an, dari proses menghafal hingga bagaimana memelihara hafalan Al-Qur’an agar tidak hilang. Semoga Allah mencatat kita sebagai generasi Qur’ani yang senantiasa hidup dalam naungan Al-Qur’an. Buku ini akan memberitahukan bagaimana caranya. Selamat membaca, selamat belajar. Semoga bermanfaat.

60 Hari Bisa Menerjemahkan Al-Quran Sendiri Jilid 1 Edisi Revisi Karya USTADZ AHMAD HUSENO,S.S

60 Hari Bisa Menerjemahkan Al-Quran Sendiri

Bahasa Al-Qur’an adalah bahasa Arab terbaik yang paling baku dan paling indah, baik dari pilihan kata dan gramatikalnya. Banyak manfaat yang bisa kita peroleh ketika belajar bahasa Al-Qur’an, mulai dari menguasai bahasa sumber asli ajaran Islam, lebih lancar dalam menghafal Al-Qur’an, dan lebih mudah memahami teks-teks yang bersumber dari hadis dan pendapat para ulama klasik. Metode Al-Huda ini juga sudah terbukti memudahkan banyak orang awam menjadi lebih paham Al-Qur’an dengan baik tanpa membaca terjemahan. Bukan hanya itu, buku ini juga memudahkan Anda yang ingin menghafal Al-Qur’an dengan cepat.

Kelebihan penting buku ini dibanding yang lain terletak pada perpaduan antara teori dan praktiknya yang seimbang. Teorinya sistematis, mendasar, dan mudah dipahami, ditambah dengan praktiknya yang banyak dan terus menerus dengan satu per satu menerjemahkan penggalan ayat-ayat Al-Qur’an yang sudah dipilih. Bahasa Al-Qur’an itu sangat indah dan tinggi nilai sastranya.

Sumber:

  • https://www.kompasiana.com/vikridwiki1097/60c7fd9bd541df297c1c2a42/surat-cinta-untuk-pejuang-qur-an
  • https://omahbukumuslim.id/review-buku-surat-cinta-untuk-pejuang-quran/
  • https://books.google.co.id/books/about/Surat_Cinta_Untuk_Pejuang_Quran.html?id=7PwM0AEACAAJ&redir_esc=y

Written by Gabriela

Hai, saya Gabriel. Saya mengenal dunia tulis menulis sejak kecil, dan saya tahu tidak akan pernah lepas dari itu. Sebab, segala informasi yang kita dapat setiap hari, salah satunya berbentuk tulisan. Sebuah kebanggaan tersendiri bagi saya untuk bisa turut memberikan informasi melalui tulisan saya.

Membuat karya tulis akan selalu menyenangkan bagi saya, karena saya bisa terus belajar melalui kata-kata. Setiap kali menulis, saya akan terlebih dahulu membaca sumber untuk memperoleh informasi yang tepat. Keseluruhan proses merangkai kata tersebut adalah proses pembelajaran yang tak berkesudahan.

Saya suka menulis review buku, karena setiap buku menyajikan dunia yang baru dan memberikan banyak pengetahuan baru. Saya juga suka menulis tentang dunia kuliner dan trivia, karena ada banyak fakta unik, tips, dan juga trik yang bisa saya coba praktikkan.

Keahlian
Review buku
Kuliner
Trivia

Pendidikan
Universitas Multimedia Nusantara

Linkedin: Gabriela Estefania
Instagram: @gaby_tandean