in

Review Novel Kondensasi Karya Poppy D. Chusfani

Rating: 3.46

 

Grameds para pecinta cerita horor, mungkin sudah tak asing dengan nama Poppy D. Chusfani. Penulis sekaligus penerjemah yang satu ini gemar menerbitkan novel horor psikologis, yang menyajikan suasana tegang nan mendebarkan. Karya sebelumnya yang berjudul Morbid Melodies berhasil mendapatkan tanggapan baik dari pembaca. Begitu juga dengan novel Kondensasi yang akan dibahas pada artikel ini.

Novel ini akan berpusat pada Aislin yang memiliki kemampuan menyerap berbagai emosi orang lain. Kemampuan ini menuntut dirinya mendirikan tembok dalam hatinya, supaya tidak terpengaruh emosi-emosi itu. Hal ini yang menyebabkan Aislin sangat jengkel ketika atasannya menyuruh dia dan empat orang lain menyepi ke pulau pribadi demi mempercepat pekerjaan mereka, yakni menulis naskah.

kondensasi

Bukan hanya pekerjaan dan luapan emosi teman-temannya saja yang membuat Aislin kewalahan. Suatu hal yang jahat bangkit di pulau itu dan mengganggu mereka. Komunikasi ke dunia luar terputus, kabut menyelimuti pulau, halusinasi akan ketakutan mereka menguasai benak. Di tengah badai emosi dan teror yang melanda, Aislin tidak tahu apakah ia bisa bertahan waras.

Nampaknya sangat mengerikan ya, Grameds. Apakah kalian sudah siap menyusuri pulau angker bersama Aislin dan teman-temannya? Sembari persiapkan diri kalian, baca artikel ulasan novel ini hingga selesai, ya!

Profil Poppy D. Chusfani – Penulis Novel Kondensasi

Poppy D. Chusfani adalah wanita kelahiran Bandung. Diketahui, tuntutan pekerjaan orang tuanya yang membuat Poppy dan keluarganya tinggal di sana. Namun, pada usianya yang ke dua tahun, Poppy dibawa kembali ke kota kelahiran sang ayah, Bogor. Hingga saat ini, Poppy diketahui masih tinggal di Bogor bersama suami dan putra semata wayangnya.

Kecintaan Poppy terhadap buku dan cerita sudah tumbuh sejak ia bisa membaca. Pada masa itu, lingkungan tempat Poppy tumbuh besar mempertemukan dirinya dengan banyak keluarga ekspatriat. Bermula dari sana, rasa penasaran Poppy terhadap bahasa asing dan cerita-cerita dari negeri orang semakin tinggi. Poppy sudah menjadi penerjemah, penyunting, dan penulis selama hampir dua puluh tahun lamanya. Ia pun pernah disebut sebagai penerjemah favorit di kalangan pembaca Indonesia.

Awal perjalanan karir Poppy D. Chusfani sebagai seorang penerjemah tidak direncanakan. Pada tahun 2001, Poppy bergabung di milis Indonesia Harry Potter (IHP) yang ada di Yahoo Groups, dan ia mencoba untuk menerjemahkan novel Harry Potter bersama dengan rekan-rekannya. Ternyata, terjemahan itu menarik perhatian Almarhumah Listiana Srisanti, yang merupakan penerjemah buku Harry Potter dan Chief Editor Gramedia. Selain itu, Anastasia Mustika yang merupakan anggota milis juga melirik hasil terjemahan Poppy dan kawan-kawan.

Begitu melihat kemampuan Poppy menerjemahkan buku, mereka menawarkan Poppy untuk menjadi penerjemah untuk Gramedia. Ia pun datang ke Gramedia Pustaka Utama untuk menjalani tes dan lulus sebagai penerjemah bersama dua temannya, yaitu Novia Stefani dan Tia. Dari sana, Poppy menjadi langganan untuk menerjemahkan novel fantasi. Mulai dari karya Jacqueline Wilson, Roald Dahl, Philip Pullman, Jonathan Stroud, Eva Ibbotson, dan JRR Tolkien.

Tidak hanya menjadi penerjemah, Poppy juga berkarha dengan menulis sejumlah novel bergenre remaja (teenlit) seperti: The Bookaholic Club 1, The Bookaholic 2: Hantu-hantu dari Masa Lalu, Nocturnal, Mirror, Mirror, on the Wall, Kumpulan Cerpen Orang-orang Tanah, Morbid Melodies, dan Kondensasi.

Sinopsis Novel Kondensasi

kondensasi

Pros & Cons

Pros
  • Cerita ini mengangkat salah satu mitologi dari Irlandia, yaitu Banshee.
  • Poppy sangat piawai menggambarkan tempat dan situasi.
  • Penggunaan bahasa non formal dan penyusunan alur yang apik membuat cerita ini mengalir.
  • Cerita bisa membuat pembaca investasi emosional.
  • Karakterisasi dan dinamika interaksi antartokoh menarik.
  • Terdapat humor yang menyegarkan.
Cons
  • Beberapa bagian kurang terjelaskan.
  • Sebagian narasi seperti berbahasa terlalu kaku.
  • Mengandung trigger trauma.

Aislin adalah seorang penulis naskah berdarah campuran Indonesia dan Irlandia yang sedang mendapatkan proyek pekerjaan. Aislin memiliki kemampuan yang tidak semua orang punya, yakni ia bisa menyerap berbagai emosi yang dirasakan oleh orang-orang di sekitarnya. Hal ini tentunya membuat Aislin tidak nyaman, karena ia harus mengendalikan begitu banyak emosi yang bertabrakan.

Review Buku: The Architecture of Love | Point of View

Demi menyelesaikan proyeknya, Aislin dikirim oleh atasannya ke sebuah pulau terpencil tanpa nama yang tidak jelas lokasinya, bersama dengan empat orang lainnya. Atasannya mengatakan, hal ini bertujuan untuk mempercepat proses penyelesaian naskahnya. Bukannya semakin fokus, Aislin malah semakin buyar  karena sebuah entitas jahat mengincarnya.

Aislin bersama Citra, Latika atau Tika, Uksan, dan Rama pun berakhir berusaha untuk menyelamatkan diri dari segala teror yang mengejar mereka. Kedatangan mereka membangkitkan Banshee yang tidak mau berhenti mengincar mereka.

Banshee terus menampakkan diri untuk memakan rasa takut mereka. Aislin melihat sulur-sulur kabut berbentuk jari-jari bercakar menyelubungi mereka semua, bahkan mencekik tenggorokan teman-temannya. Apakah Aislin dan keempat temannya bisa selamat?

Kelebihan Novel Kondensasi

kondensasi

Karya Poppy yang satu ini sangat menarik untuk dibaca, karena menyajikan cerita yang mengangkat salah satu mitologi dari Irlandia, yaitu Banshee. Banshee adalah makhluk mitologi berwujud wanita dengan aura gelap yang akan berteriak kencang saat ada kejadian buruk atau orang yang akan mati.

Teknik menulis Poppy memang tidak usah diragukan lagi dalam hal mendeskripsikan tempat dan merangkai narasi cerita. Poppy sangat piawai menggambarkan keadaan pulau yang terisolasi dan diselimuti kabut yang mencekam. Begitu juga ketika Aislin melihat bayangan di cermin dan Citra yang frustasi karena bajunya penuh dengan darah. Penggambaran yang detail ini berhasil membuat pembaca ikut merasa deg-degan dan tegang bersama para tokoh.

kondensasi

Bahasa yang digunakan Poppy dalam menulis novel ini adalah bahasa sehari-hari yang tidak formal, sehingga cerita dan dialog para tokohnya begitu mengalir serta tidak membosankan. Kemudian, penggunaan alur maju dan mundur dikemas secara apik dengan menyelipkan adegan flashback tokoh di situasi masa sekarang.

Poppy dipuji, karena perpindahan alur itu tidak membuat pembaca merasa bingung, karena terjelaskan dengan baik. Cerita ini juga sukses membuat pembaca investasi emosional untuk mengikuti cerita ini secara lebih dalam dan meresapi segala adegan, seolah pembaca sedang ikut berpetualang bersama Aislin. Pembaca juga tentunya ikut menebak-nebak kelanjutan kisah ini, untuk menyelamatkan diri mereka.

Penokohan dan karakterisasi yang dibangun Poppy begitu beragam, sehingga memberikan kesan yang menyenangkan. Hal ini juga dinilai realistis, karena pada kenyataannya, kita pasti hidup di tengah-tengah kumpulan manusia yang memiliki karakter yang berbeda-beda. Dalam novel ini, karakter setiap tokoh begitu berbeda-beda dan memberikan warna yang menarik untuk keberlangsungan cerita. Tiap-tiap karakter tersebut juga saling melengkapi, sehingga interaksi antartokoh menarik.

Meskipun ini merupakan novel horor psikologis, Poppy juga menyelipkan humor di dalamnya. Hal ini begitu menyegarkan kisah ini, sehingga tidak terlalu suram dan menegangkan. Secara keseluruhan, novel ini adalah paket lengkap yang bisa menjadi teman untuk mengisi waktu luang Anda, apalagi buku ini tipis dan tidak makan banyak tempat di tas.

Kekurangan Novel Kondensasi

kondensasi

Selain memiliki kelebihan, novel Kondensasi ini juga masih memiliki kekurangan. Kekurangan pada novel ini terletak pada beberapa bagian yang kurang terjelaskan. Hal ini membuat pembaca sempat merasa bingung akan bagian tersebut. Lalu, pada beberapa narasi, deskripsinya dinilai seperti buku terjemahan yang agak sedikit kaku.

Selain itu, yang perlu diperhatikan pembaca adalah cerita ini mengandung beberapa hal yang bisa menjadi pemicu trauma. Contohnya, pikiran untuk bunuh diri, masa lalu yang belum terselesaikan, dan belum berdamai dengan duka. Maka dari itu, beberapa pembaca yang memilimi trauma terkait bisa mempertimbangkan untuk membaca cerita ini.

Pesan Moral Novel Kondensasi

kondensasi

Dari cerita kondensasi ini, kita dapat belajar dari sosok Aislin untuk mengendalikan emosi kita. Bukan hanya emosi yang dirasakan diri saja, tetapi juga mengendalikan diri dalam menghadapi berbagai emosi orang lain. Jangan biarkan emosi mengendalikan diri Anda.

Dari cerita ini juga, kita bisa belajar untuk mengendalikan rasa takut yang ada dalam diri kita. Sebab, ketakutan yang sangat besar bisa terwujud. Hal ini terkait dengan pikiran kita bisa menarik hal-hal yang kita pikirkan itu. Jadi, tanamkan pikiran yang positif.

Grameds, itu dia ulasan novel Kondensasi karya Poppy D. Chusfani. Penasaran akan bagaimana Aislin dan kawan-kawannya berjuang melawan Banshee? Yuk langsung saja dapatkan novel ini hanya di Gramedia.com. Selamat membaca!

 

Penulis: Gabriel

 

Rekomendasi Buku

Nocturnal Karya Poppy D. Chusfani

nocturnal

Adel tahu ia istimewa. Ia keturunan Nocturnal, manusia setengah kucing, yang memiliki sembilan nyawa. Kehidupannya di Jakarta aman dan tenteram, sampai ia dipanggil ke Adlerland, negara asal ayahnya. Adel yang telah disembunyikan ayahnya selama tujuh belas tahun di Indonesia terpaksa menuruti perintah neneknya, sang Baroness, untuk kembali ke sana. Untuk dilatih dan dipersiapkan menjadi pengganti neneknya, menjadi ketua klan keluarga mereka.

Buyar sudah impian Adel untuk menjadi balerina profesional, karena tuntutan keluarganya tak memungkinkannya memiliki kebebasan. Kehidupan Adel berubah drastis karena beban teramat berat yang harus ditanggungnya: menjadi tonggak yang menjaga keutuhan klan besarnya, serta mencegah kehancuran negara dari ancaman yang terlalu besar untuk ditanganinya sendiri.

 

Morbid Melodies Karya Poppy D. Chusfani

morbid melodies

Banyak kisah dan kejadian dalam kehidupan menginspirasi seorang komponis untuk menciptakan musik. Dan banyak musik menginspirasi untuk dibuat kisah. Musik dan rasa takkan pernah bisa dipisahkan, sebab setiap alunan melodi dan setiap rangkaian nada mampu menggelitik hati dan memunculkan rasa. Sebuah sonata dari era klasik menggambarkan suatu hasrat yang terpenggal oleh kematian tanpa pernah tertuntaskan. Lantunan nada-nada kuno dari nyanyian tradisional menyuarakan emosi yang tak pernah tersampaikan sebab terhalang oleh tembok ketakutan. Dinamika sebuah lagu pop teatrikal menginspirasi kisah tentang dihantui rasa bersalah.

Alunan keras alternative gothic rock modern mengembalikan khayalan ke zaman saat dunia dikuasai prasangka tentang sesuatu yang tidak dipahami. Sebelas nomor musik dalam kumpulan cerita pendek ini, mulai dari karya Beethoven sampai Björk, menjadi latar kisah-kisah tentang berbagai rasa yang tercipta dalam diri manusia, dan apa yang terjadi jika rasa itu tidak mampu mereka kuasai.

 

The Bookaholic Club Karya Poppy D. Chusfani

https://www.gramedia.com/products/conf-the-bookaholic-club

the bookholic club

Des, Tori, Chira, dan Erin menyangka mereka akan menikmati libur sekolah dengan tenang. The Bookaholic Club, klub baca yang mereka dirikan, bakal mengadakan kompetisi membaca cerita pendek. Untuk itu mereka butuh juri dari kalangan selebriti.

 

Sumber:

https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/aurelliavirgie/65831536c57afb7ffb6cd5e2/resensi-novel-kondensasi-karya-poppy-d-chusfani-menyusutkan-hidup-melalui-tetesan-makna

Written by Shaza Zahra

Halo, saya Shaza Zahra Hanifah, berperan sebagai editor artikel di Gramedia. Selain sebagai pekerjaan, membaca dan menulis adalah hobi utama saya. Keahlian riset saya membantu saya menyusun konten yang bermanfaat dan berkualitas di blog ini.