in

Review Buku Rica-Rica: Kisah Anak Manusia di Sepanjang Jalan Kenangan Karya Cornelis Kowaas

Rating: 3.54

 

Jika sekilas membaca judul buku ini, mungkin ada Grameds yang mengira bahwa buku ini terkait dengan cerita perjalanan kuliner. Memang, lata rica-rica dipilih penulis sebagai representasi masyarakat tempat asalnya, yaitu Manado. Sebab, masyarakat di sana gemar bercerita apapun.

Namun, nggapan ini kurang tepat terkait isi buku ini, karena buku ini menyajikan slice of life dari penulis sendiri. Setelah sukses dengan buku Dewa Ruci, Letkol (Purn) Cornelis Kowaas kembali menceritakan kisah hidupnya di buku Rica-Rica: Kisah Anak Manusia Di Sepanjang Jalan Kenangan ini. Buku yang diterbitkan oleh Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia pada 6 April 2023 ini memiliki total 889 halaman.

Rica-rica: Kisah Anak Manusia di Sepanjang Jalan Kenangan terbit dalam dua jilid. Sang Letkol yang sudah menjadi purnawirawan ini merangkum berbagai cerita dan pengalaman hidupnya. Serangkaian kenangan yang Letkol Cornelis Kowaas alami bersama sekumpulan pemuda dan pemudi pemberani, para musafir, para petualang, dan siapa saja yang berada di sekelilingnya, serta di sepanjang perjalanan hidupnya yang penuh dengan pengalaman suka dan duka.

Penasaran dengan autobiografi perwira Indonesia yang satu ini? Artikel ini akan membahas gambaran buku ini lebih dalam. Yuk simak sinopsis dan ulasannya secara lengkap!

Profil Cornelis Kowaas – Penulis Buku Rica-Rica: Kisah Anak Manusia Di Sepanjang Jalan Kenangan

Cornelis (Nong) Kowaas adalah pria yang lahir di Amurang, Minahasa, Sulawesi Utara pada 17 Desember 1932. Letkol Cornelis Kowaan menempuh pendidikan tinggi di Akademi Film Nasional Universitas Jayabaya Jakarta pada 1964. Bukan hanya itu saja, ia kemudian melanjutkan mengambil pendidikan tinggi militer di Suscapa-I, AAL, Surabaya pada 1966.

Setelah lulus, ia resmi berdinas di TNI AL pada 1 November 1951. Ia mengakhiri karirnya sebagai seorang TNI dengan pensiun pada 1 Januari 1988. Pangkat terakhirnya adalah Letnan Kolonel Laut (LKH). Letkol Cornelis Kowaas diketahui tinggal di Jalan Trans Sulawesi, Uwuran Dua, Amurang, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara.

Sinopsis Buku Rica-Rica: Kisah Anak Manusia Di Sepanjang Jalan Kenangan

Pros & Cons

Pros
  • Letkol Cornelis Kowaas melalui buku ini membuka pintu bagi para letnan kolonel lain atau para pengabdi negara untuk bisa membagikan kisahnya kepada orang banyak.
  • Kisah ini ditulis dengan menggunakan bahasa yang renyah nan menggugah seperti rica-rica khas Manado.
  • Penggunaan diksi penulis sungguh memikat pembaca untuk memahami bagaimana pengalaman penulis.
  • Cornelis Kowaas sangat detail dalam menuliskan keadaan dan suasana di medan perang.
  • Buku ini banyak memberikan pelajaran dari segi pertahanan. 
Cons
  • Alur kisah pada buku ini dinilai lambat, karena penulis sangat detail menuliskan tiap-tiap kejadian.

Rica-rica: Kisah Anak Manusia di Sepanjang Jalan Kenangan adalah buku yang ditulis oleh seorang letnan kolonel Angkatan Laut (AL). Cornelis Kowaas sang Letkol yang telah menjadi purnawirawan ini merangkum sekumpulan kisah hidupnya ke dalam dua jilid buku ini. Rangkaian pengalaman yang ia alami bersama sekumpulan pemuda dan pemudi pemberani, para musafir, para petualang, dan siapa saja yang berada di sekelilingnya, dituangkan dalam cerita ini.

Panjangnya perjalanan hidupnya yang penuh dengan pengalaman suka dan duka akan menggugah hati pembaca. Layaknya sedang menyantap rica-rica yang kaya akan rasa. Kisah ini bukan hanya menceritakan kisah-kisah konyol seorang pemuda yang berdinas di Angkatan Laut, melainkan juga perjuangan jatuh dan bangunnya manusia di lautan kehidupan yang tidak selalu tenang dan bening. Namun, lautan yang juga penuh dengan gelombang dan riak, kadang keruh, diterjang badai dan juga arus deras.

Maka dari itu, buku ini bukan hanya sekadar kisah pengalaman seseorang yang bersifat personal saja. Namun, buku ini juga menjadi catatan-catatan penting mengenai Angkatan Laut Indonesia. Di antaranya, yaitu pertempuran Laut Arafuru, Maluku, yang terjadi pada 1962, yang menewaskan Komodor Yos Sudarso.

Kelebihan Buku Rica-Rica: Kisah Anak Manusia di Sepanjang Jalan Kenangan

 

Buku Rica-Rica: Kisah Anak Manusia Di Sepanjang Jalan Kenangan tentunya menyimpan banyak kelebihan. Dari kehadiran buku ini saja, menjadi sebuah hal positif, di mana buku ini menjadi salah satu bentuk “keberanian”, karena tidak banyak perwira menengah di Indonesia yang menuliskan autobiografi, biografi, atau memoar.

Review Buku: The Architecture of Love | Point of View

Hal yang mungkin diakibatkan adanya perasaan kurang pantas terkait dengan tingkatan pangkat militer yang dimilikinya. Maka itu, buku ini menjadi sebuah terobosan baru yang berani. Letkol Cornelis Kowaas melalui buku ini membuka pintu bagi para letnan kolonel lain atau para pengabdi negara untuk bisa membagikan kisahnya kepada orang banyak.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, kisah ini ditulis dengan menggunakan bahasa yang renyah nan menggugah seperti rica-rica khas Manado. Penggunaan diksi penulis sungguh memikat pembaca untuk memahami bagaimana pengalaman penulis. Cornelis Kowaas juga sangat detail dalam menuliskan keadaan dan suasana di medan perang, sehingga pembaca bisa ikut merasa sedih dan sakit hati ketika adegan peperangan terjadi.

Dengan membaca pengalaman Letkol Cornelis Kowaas ini, diharapkan dapat memberikan semangat kepada para penerus bangsa, untuk meneladani dirinya yang tak pernah menyerah dan merasa lelah. Tidak hanya mengisahkan pahit dan manisnya perjalanan kehidupan, buku ini juga banyak memberikan pelajaran dari segi pertahanan.

Kekurangan Buku Rica-Rica: Kisah Anak Manusia di Sepanjang Jalan Kenangan

Selain memiliki kelebihan, Buku Rica-Rica: Kisah Anak Manusia Di Sepanjang Jalan Kenangan juga masih memiliki kekurangan. Kekurangan pada buku ini terletak pada alurnya yang dinilai lambat, karena penulis sangat detail menuliskan tiap-tiap kejadian. Mungkin hal ini membuat beberapa pembaca merasa jenuh. Namun, hal ini bersifat subjektif, mengingat buku ini merupakan buku autobiografi.

Pesan Moral Buku Rica-Rica: Kisah Anak Manusia di Sepanjang Jalan Kenangan

Dari kisah kehidupan Letkol Cornelis Kowaas, kita bisa banyak belajar tentang arti perjuangan yang sesungguhnya. Bukan hanya sekadar untuk bertahan hidup dari hari ke hari, tetapi lebih daripada itu, berjuang untuk melaksanakan tanggung jawab, mempertahankan hak, dan mewujudkan visi dan misi kita.

Buku ini mengingatkan para generasi muda dan pejuang bangsa ini supaya memiliki semangat yang tak pernah padam. Seperti sang letkol yang sudah berusia senja, tetapi masih memiliki keinginan untuk berkarya. Kehadiran buku ini juga menjadi sebuah peninggalan yang diharapkan bisa memberikan manfaat bagi banyak orang.

Nah, itu dia Grameds ulasan buku Rica-Rica: Kisah Anak Manusia Di Sepanjang Jalan Kenangan. Semoga ulasan ini dapat membantu Grameds yang sedang mencari tahu tentang buku ini. Yuk langsung saja dapatkan buku ini hanya di Gramedia.com. Selamat membaca!

Penulis: Gabriel

Rekomendasi Buku

Sang Patriot: Kisah Seorang Pahlawan Revolusi – Biografi Resmi Pierre Tendean Karya Abie Besman

sang patriot

Sosok Pierre Andries Tendean kerap disebut setiap harinya, entah sebagai nama jalan, gedung ataupun simbol militer. Kisah-kisah hidupnya berseliweran di blog dunia maya, baik yang berbasis fakta maupun kisah-kisah fiksi karangan semata.

Sesungguhnya, sosok asli si pemilik nama jarang diungkap lebih detail dalam biografi resmi ataupun literatur sejarah di negeri ini. Saat gugur dalam peristiwa satu, pangkat yang rendah bila dibandingkan dengan enam kompatriotnya yang gugur waktu itu. Pierre gugur saat menjabat sebagai ajudan Menko Hankam/Kasab Jenderal Abdul Haris Nasution.

Sejarah Perang Kerajaan Kerajaan Di Nusantara Karya Sri Wintala Achmad

sejarah perang

Nama Majapahit lekat kaitannya dengan sejarah masa jaya kerajaan Hindu-Budha di Indonesia. Kerajaan Majapahit bahkan dianggap sebagai salah satu kerajaan besar dengan luas wilayah kekuasaan yang hampir se-Nusantara. Masa jaya kerajaan Majapahit sekaligus menjadi penanda berakhirnya kerajaan bercorak Hindu-Budha yang berkuasa di Nusantara. Kerajaan Majapahit menorehkan masa jayanya di bawah kepemimpinan Hayam Wuruk dengan Gajah Mada sebagai panglimanya. 

Disebutkan awal mula kerajaan Majapahit berdiri adalah setelah runtuhnya kerajaan Singasari akibat pemberontakan Jayakatwang pada 1292 masehi. Keponakan Kertanegara (raja Singasari yang kalah oleh Jayakatwang) yang terdesak yakni Raden Wijaya kemudian melarikan diri. Dalam pelariannya ia mendapat bantuan dari seseorang bernama Arya Wiraraja. Raden Wijaya kemudian membuat desa kecil di hutan Trowulan dan menamai desa tersebut dengan Majapahit. Penamaan diambil dari nama buah maja yang tumbuh subur di hutan itu namun memiliki rasa yang pahit, merujuk Historia. 

Seiring berjalan waktu, desa tersebut berkembang dan Wijaya secara diam-diam memperkuat dirinya dengan merebut hati para penduduk yang datang dari Tumapel dan Daha. Niat balas dendam Raden Wijaya terbantu lebih cepat dengan datangnya tentara Kubilai Khan pada 1293. Setelah berhasil mengalahkan Jayakatwang, Raden Wijaya menyerang pasukan Kubilai Khan karena tidak ingin tunduk di bawah kekuasaan kaisar Mongol. Penobatannya sebagai raja pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 atau 10 November 1293 merupakan cikal bakal lahirnya kerajaan Majapahit. Selain kerajaan Majapahit, Grameds dapat memahami dan mengetahui sejarah kerajaan lainnya dalam buku ini.

?Serdadu Belanda Di Indonesia 1945-1950: Kesaksian Perang Pada Sisi Sejarah Yang Salah Karya Jonathan Verwey

serdadu belanda di indonesia

Perang di Indonesia tetap saja membangkitkan emosi yang tinggi pada generasi berikutnya di Belanda. Situasi tersebut tidak mengherankan. Saat itu Belanda mengerahkan 220.000 serdadunya untuk suatu perang yang tidak dimenangkan dan yang sesudahnya disebut ‘salah’. Dalam debat umum tentang operasi militer Belanda yang pernah paling besar, dibahas terutama tentang tindak-tindak kejahatan perang Belanda. Para veteran memperdengarkan banyak suara mereka dalam perdebatan ini. Itu masuk akal, mereka ada di sana waktu itu, mereka mengalami realita yang sebenarnya, mereka tahu apa yang dibicarakan.

Buku ini didasarkan atas pelbagai surat, buku harian, buku kenangan, dan memoar mereka. Apa yang terungkap tentang tindak kejahatan perang itu seringkali mengejutkan. Tetapi juga menyangkut tema-tema lain: ketegangan antara misi Belanda dan realita di tempat yang sulit dikendalikan; sikap mengerti atau tidak mengerti tentang orang-orang Indonesia dan perjuangan mereka untuk merdeka; frustrasi-frustrasi terhadap pimpinan militer dan politik; ketakutan, rasa dendam dan malu; kebosanan dan seks; merasa asing di tanah Hindia dan juga di rumah sepulang mereka ke negeri Belanda; kemarahan atas tahun-tahun yang hilang dan rasa kurang dihargai.

Dalam Serdadu Belanda di Indonesia 1945-1950 cerita-cerita dari para serdadu ini dikemukakan dalam konteks perang dekolonisasi yang lebih luas dan cara mengatasinya di Belanda.

  • Sumber: https://www.google.com/amp/s/m.tribunnews.com/amp/nasional/2023/06/04/veteran-tni-al-luncurkan-buku-rica-rica-sepenggal-kisah-pelaut-muda-arungi-kehidupan
  • https://www.goodreads.com/book/show/130174518-rica-rica?from_search=true&from_srp=true&qid=iEeoycFNx6&rank=1

Written by Shaza Zahra

Halo, saya Shaza Zahra Hanifah, berperan sebagai editor artikel di Gramedia. Selain sebagai pekerjaan, membaca dan menulis adalah hobi utama saya. Keahlian riset saya membantu saya menyusun konten yang bermanfaat dan berkualitas di blog ini.