in

Review Novel Dona Dona karya Toshikazu Kawaguchi

3.9

Grameds kembali lagi dengan penulis asal jepang yang menghadirkan ide cerita anti mainstream. Bagaimana jika kamu mengunjungi sebuah kafe yang dimana secangkir kopinya bisa membawa kamu kepada mesin waktu dan pergi ke masa lalu.

Banyak orang yang ingin menjalani masa depan tanpa adanya penyesalan hidup di masa lalu dan merasakan masa depan yang cerah, maka tak jarang ada beberapa orang yang berharap dapat menjelajahi waktu yang bisa membawa seseorang kembali ke masa lalu atau menuju masa depan. Apakah kamu pernah berpikir untuk mencoba menjelajahi waktu ke masa lalu untuk bertemu dengan seseorang?

Novel ini merupakan novel fiksi mistis yang dikemas dengan sederhana dan juga hangat. Novel ini mengangkat konsep sebuah cafe yang memberikan kesempatan kepada pengunjungnya untuk mengunjungi orang-orang yang dicintai yang sudah meninggal. Penulis menjelaskan arti cinta yang abstrak dalam berbagai cerita di dalam novel ini. Grameds, apakah kamu sudah penasaran dengan cerita novel ini? Artikel ini akan membahas mengenai novel Dona Dona, yuk simak artikel dibawah ini!

Sinopsis Novel Dona Dona

Tidak hanya di Funiculi Funicula, Tokyo namun perjalanan melintasi waktu hadir di sebuah lereng indah tak bernama di daerah Hakodate, Hokkaido. Terdapat sebuah kafe bernama Dona Dona yang menawarkan layanan special kepada pengunjungnya yaitu perjalanan melintasi waktu. Dona Dona jika dilihat dari luar akan sama seperti novel pada umumnya, namun yang membuat nya berbeda adalah kafe ini memiliki pintu gerbang antara dunia nyata dan dunia roh untuk melakukan perjalanan melintasi waktu.

Hal ini dapat dilakukan tentu dengan berbagai peraturan yang merepotkan dan dengan secangkir kopi yang dituangkan oleh perempuan dari keluarga Tokita. Pemilik Kafe Dona Dona bernama Yukari Tokita, sekaligus ibu dari Nagare Tokita. Para pengunjung bisa bebas menggunakan kesempatan untuk menjelajahi waktu namun dengan syarat yaitu pengunjung tidak bisa mengubah masa lalu dan pengunjung harus kembali sebelum kopi nya dingin.

Dalam buku Dona Dona juga kamu akan bertemu dengan para tokoh pengelola kafe yang ada di novel sebelumnya. Novel Dona Dona akan menghadirkan empat kisah baru untuk perjalanan waktu dengan kopi yang dituangkan perempuan dari keluarga Tokita. Yang pertama akan membawa seorang perempuan yang mendendam kepada orang tuanya yang menjadikannya seorang yatim piatu yang kesepian, yang kedua seorang komedian yang kehilangan tujuan hidup setelah berhasil mewujudkan impian mendiang istrinya, yang ketiga seorang adik yang mengkhawatirkan kakaknya yang tidak akan bisa tersenyum lagi setelah kepergiannya, dan yang keempat seorang pemuda yang tidak mampu mengungkapkan cinta yang sudah lama dipendam kepada sahabatnya. Mungkin perjalanan mereka hanya akan menyisakan kenangan.

Pemeran utama novel ini ada pada Hajime yang mengunjungi kafe Dona Dona dan melakukan perjalanan waktu untuk menemui keluarga nya yang meninggal karena kecelakaan. Hajime memiliki keinginan untuk menyatukan kembali keluarganya meski kedua orangtuanya sudah meninggal. Namun kesempatan untuk bertemu dengan orang tuanya tidak bisa dia lakukan selamanya. Sering menggunakan kesempatan untuk bertemu dengan orang tuanya di Kafe Dona Dona akan membuat Hajime kehilangan ingatan mengenai orang tuanya.

Pembaca akan menemani perjalanan Hajime untuk bisa bertemu dengan orangtuanya diselingi beberapa pengunjung selain Hajime yaitu ada kisah yang datang dari seorang ayah yang ingin meminta maaf kepada putrinya karena merasa gagal menjadi seorang ayah dan seorang anak perempuan yang ingin mengucapkan terimakasih kepada ibunya.

Yukari Tokita menitipkan kafe tersebut pada Nagare Tokita, karena ia melakukan perjalanan ke luar negeri. Kazu melahirkan seorang putri kecil bernama Sachi yang ikut turut menemani perjalanan Nagare ke Hokkaido. Hal ini pun menjadi alasan mengapa saat itu Kei tidak bertemu dengan Nagare ketika melakukan perjalanan melintasi waktu pada cerita di buku pertama Funiculi Funicula.

Keempat kisah saling berkaitan antar tokoh satu dengan lainnya, bahkan ada satu buku yang selalu menjadi bahan pembicaraan mereka dan menjadi buku kesukaan Sachi untuk ditanyakan kepada para pengunjung Kafe Dona Dona yaitu “Seratus Pertanyaan: Bagaimana Jika Esok Kiamat?”

Review Buku: The Architecture of Love | Point of View

Sosok Yukari Tokita, belum dijelaskan secara jelas dan terbuka pada novel ini karena ia hanya diceritakan lewat kenangan-kenangan beberapa tokoh. Ia belum hadir secara nyata dan terlibat secara aktif. Apakah benar seperti yang disimpulkan oleh Nagare bahwa Yukari suka ikut campur dan tidak bertanggung jawab?

Di buku ketiga ini dijelaskan bahwa hantu penunggu kursi adalah kisah turun temurun yang memang tidak ada sejarahnya, sehingga tidak ada yang bisa lagi menanyakan siapakah hantu penunggu kursi itu. Namun ternyata Nagare sendiri belum pernah melakukan perjalanan waktu. Ketika Reiji menanyakan mengapa Nagare tidak mau menemui Kei, jawaban yang diberikan sangat menggantung seakan dilanjutkan ke dalam novel keempat

Profil Penulis Novel Dona Dona

Toshikazu Kawaguchi adalah seorang penulis asal Jepang. Sebelumnya, Kawaguchi memproduseri, menyutradarai dan menulis, untuk grup teater Sonic Snail. Karya-karya naskah dramanya adalah Couple, Sunset Song dan Family Time. Salah satu karya novelnya yang terkenal adalah  “Before the Coffee Gets Cold” (Sebelum Kopi Mendingin) yang diterbitkan pada tahun 2015. Novel ini kemudian diadaptasi menjadi drama panggung dan film.

Sumber: The Japan Times

Karya-karyanya sering kali menggabungkan unsur-unsur fantasi dan realitas, serta mengeksplorasi tema waktu dan kehidupan. Kawaguchi juga dikenal karena karyanya dengan genre yang menggunakan sentuhan magis dan realistis. Kawaguchi sering menciptakan cerita yang melibatkan elemen supernatural atau konsep yang unik dimana pembaca akan menemukan perspektif baru tentang kehidupan dan hubungan manusia.

Toshikazu Kawaguchi telah menerima beberapa penghargaan atas karyanya. “Before the Coffee Gets Cold” memenangkan Penghargaan Buku Tahunan Japan Booksellers pada tahun 2015 dan meraih popularitas luas di Jepang dan internasional.

Sejak diterbitkan di Indonesia, Funiculi Funicula dan Funiculi Funicula: Kisah-Kisah yang Baru Terungkap sudah masuk ke dalam mega best seller nasional. Masing-masing terjual lebih dari 30.000 eksemplar di seluruh Indonesia.

Kelebihan dan Kekurangan Novel Dona Dona

Pros & Cons

Pros
  • Menceritakan kisah hidup yang dapat memeras emosi pembacanya.
  • Alur yang menegangkan dalam setiap ceritanya.
  • Dialog yang mengharukan dan menyentuh hati.
  • Cover buku yang menarik.
Cons
  • Harus membaca bagian 1 dan 2 agar mengetahui tentang keluarga Tokita.
  • Beberapa cerita cukup membosankan karena mirip dengan cerita sebelumnya.

Kelebihan Novel Dona Dona

Grameds ada beberapa kelebihan dari novel ini yang membuat kamu wajib membacanya. Pertama novel ini menceritakan berbagai kisah hidup yang berarti bagi masing-masing pembeli. Kawaguchi juga menggunakan bahasa yang puitis sehingga berhasil meremas emosi para pembacanya. Sentuhan magis dari tulisan ini juga membawa pembacanya seperti masuk dan menghayati isi cerita dan perjalanan waktu dari masing-masing pengunjung kafe.

Novel ini juga menghadirkan alur yang tegang dalam setiap ceritanya dan menyajikan twist tak terduga, dan menyatukannya dengan cara yang memuaskan. Novel ini memiliki emosi yang kuat dan mendalam yang membuat kamu terpikat dan terbawa oleh kisah yang sangat menghangatkan dan menyentuh hati.

Buku ini juga memberikan sentuhan haru pada dialog-dialog nya seperti pada saat Todoroki menemui mendiang istrinya yaitu Setsuko. Kawaguchi mengatur percakapan kedua tokoh tersebut sedemikian rupa sehingga pembaca turut merasakan haru ketika Todoroki mengatakan enggan kembali ke masa kini karena hidupnya tidak berarti jika Setsuko tidak ada.

Selain itu novel dona-dona ini memiliki cover buku yang menarik yang menggambarkan sebuah kafe itu sendiri yang berada di tebing suatu gang di Hokkaido dengan sentuhan warna yang menggambarkan warna ungu dan pink seperti matahari terbenam.

Kekurangan Novel Dona Dona

Kekurangan novel ini adalah ceritanya hampir sama dari bagian 1 hingga bagian 2 ini jadi untuk ceritanya sedikit membosankan. Hal ini karena kebanyakan masalah yaitu ingin bertemu dengan orang yang dikasihinya karena ada suatu penyesalan.

Selain itu kekurangan buku ini adalah kamu harus membaca seri 1 dan 2 nya untuk lebih mengetahui tentang keluarga Tokita yang dijelaskan di seri 1 dan 2. Peraturan-peraturan yang dikeluarkan untuk para pembeli juga dijelaskan pada buku itu.

Pesan Moral Novel Dona Dona

Grameds, melalui novel ini kita diajak untuk menikmati moment moment dengan orang yang kita kasihi baik itu keluarga, pasangan, sahabat atau siapapun. Kita sering kali mengabaikan moment kebersamaan itu hingga akhirnya ada yang harus kehilangan dan momen-momen itu tidak dapat terulang kembali dan momen tersebut menjadi sangat berharga.

Selain itu, novel ini juga mengajarkan kita untuk selalu sadar akan adanya konsekuensi dan dari setiap keputusan dan jangan sampai keputusan itu menjadi sebuah penyesalan. Grameds novel Dona Dona ini sangat cocok untuk kamu yang ingin lebih menghargai waktu dan menikmati momen bersama orang sekitar.

Penutup

Nah, Grameds itu dia adalah ulasan singkat mengenai Novel Dona Dona yang menceritakan yang menceritakan mengenai perjalanan waktu dari sebuah kafe.Jika Grameds tertarik untuk membaca novel ini, kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com atau di toko buku gramedia terdekat di kotamu.

Gramedia senantiasa menjadi #SahabatTanpaBatas untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca

 

Penulis : Devina

 

Rekomendasi Buku Terkait

Funiculi Funicula (K?h? Ga Samenai Uchi Ni-Before the Coffee Gets Cold)

funiculi funicula

Kafe tua yang berada di gang kecil Tokyo terletak di bawah gedung lain, tidak butuh pendingin untuk mendinginkan Kafe tersebut. Tidak begitu ramai, namun terkenal karena bisa membawa pengunjungnya menjelajahi waktu. Keajaiban kafe itu menarik seorang wanita yang ingin memutar waktu untuk berbaikan dengan kekasihnya, seorang perawat yang ingin membaca surat yang tak sempat diberikan suaminya yang sakit, seorang kakak yang ingin menemui adiknya untuk terakhir kali, dan seorang ibu yang ingin bertemu dengan anak yang mungkin takkan pernah dikenalnya. Namun ada banyak peraturan yang harus diingat.

Satu, mereka harus tetap duduk di kursi yang telah ditentukan. Dua, apapun yang mereka lakukan di masa yang didatangi takkan mengubah kenyataan di masa kini. Tiga, mereka harus menghabiskan kopi khusus yang disajikan sebelum kopi itu dingin. Rentetan peraturan lainnya tak menghentikan orang-orang itu untuk menjelajahi waktu. Akan tetapi, jika kepergian mereka tak mengubah satu hal pun di masa kini, layakkah semua itu dijalani?

 

Funiculi Funicula 2: Kisah-Kisah Yang Baru Terungkap

funiculi funicula 2

Funiculi Funicula, sebuah kafe di gang sempit di Tokyo, masih kerap didatangi oleh orang-orang yang ingin menjelajah waktu. Peraturan-peraturan yang merepotkan masih berlaku, tetapi itu semua tidak menyurutkan harapan mereka untuk memutar waktu. Kali ini ada seorang pria yang ingin kembali ke masa lalu untuk menemui sahabat yang putrinya ia besarkan, seorang putra putus asa yang tidak menghadiri pemakaman ibunya, seorang pria sekarat yang ingin melompat kedua tahun kemudian untuk memastikan kekasihnya bahagia, dan seorang detektif yang ingin memberi istrinya hadiah ulang tahun untuk pertama sekaligus terakhir kalinya. Kenyataan memang akan tetap sama.

Namun dalam singkatnya durasi sampai kopi mendingin, mungkin masih tersisa waktu bagi mereka untuk menghapus penyesalan, membebaskan diri dari rasa bersalah atau mungkin melihat terwujudnya harapan. Di Buku Funiculi Funicula 2: Kisah-Kisah Yang Baru Terungkap ini, kita akan menikmati kisah-kisah berbeda dari buku sebelumnya. 

 

Kisah Sebuah Nama Baru (The Story of a New Name)

the story of a new name

Lila menikah dan mulai melibatkan diri ke dalam bisnis keluarga. Sementara itu, Elena melanjutkan sekolahnya dan menjelajahi dunia di luar lingkungannya yang sering kali membuatnya gerah. Cinta, kecemburuan, keluarga, kebebasan, komitmen, dan persahabatan diatas semuanya itu merupakan simbol-simbol fase yang dilalui kedua perempuan itu dalam kisah ini. Pernikahan rupanya telah memenjarakan Lila, dan tekanan untuk mendobraknya kadang kala terasa berlebihan bagi Elena. Namun, di antara kedua perempuan belia itu bertumbuh suatu ikatan yang semakin rumit, yang berpusat pada kehidupan emosional mereka dan menjadi sumber kekuatan dalam menghadapi tantangan tantangan hidup.

Written by Shaza Zahra

Halo, saya Shaza Zahra Hanifah, berperan sebagai editor artikel di Gramedia. Selain sebagai pekerjaan, membaca dan menulis adalah hobi utama saya. Keahlian riset saya membantu saya menyusun konten yang bermanfaat dan berkualitas di blog ini.