in

Review Novel Mustika Zakar Celeng karya Adia Puja

Rating : 3.7

Grameds apakah kamu salah satu pecinta novel unik? Kalau kamu mencari novel-novel dengan cerita unik dan tidak biasa, maka buku ini bisa jadi wishlist kamu untuk kamu baca. Novel Mustika Zakar Celeng dapat dikatakan novel unik namun juga cukup berbahaya, salah sedikit saja novel ini akan mendapat hujatan dari netizen.

Novel ini memang menampilkan objektivitas tubuh perempuan ala penulis laki-laki. Namun novel ini menawarkan sesuatu yang berbeda karena telah menggambarkan tokoh perempuan yang berdaya, memiliki ketegasan atas tubuh dan sadar akan kebutuhan seksualitasnya

Novel ini dapat dikatakan sebagai rekonsiliasi antara realitas sosial dan mitos, komik dengan tragedi, realisme dan surealisme. Novel ini juga mengangkat berbagai isu-isu yang ada disekitar kehidupan kita seperti isu seksual menjadi isu sosial dan politik bahkan dengan general menelanjangi kekalahan sistem patriarki. Membaca kembali cerita mistis saat ini sepertinya  adalah sesuatu yang menarik. Apalagi jika cerita tersebut dibuat berbeda dari biasanya sehingga menyegarkan dan memberi warna baru pada cerita mistis.

Konflik utama yang dibawakan oleh buku ini bertema seksualitas pada sebuah hubungan terutama pada hubungan pernikahan. Dimana dibahas mengenai hubungan intim yang bukanlah sekedar mesum namun juga sebagai tali pengikat. sebuah masalah meski yang menurut kita sepele namun jika dibiarkan akan semakin menambah masalah yang serius dan lebih rumit.

Suasana mistis dalam buku ini dikemas dalam bentuk mustika. Penulis sengaja memasukan unsur mistis dengan harap mengingatkan bahwa hal-hal mistis seperti yang ditunjukan pada buku ini adalah hal yang sebenarnya dekat dengan masyarakat Indonesia. Dimana kita semakin dapat melihat Indonesia yang beragam budaya, kepercayaan,cerita dan masyarakat.

Tentang Penulis Novel Mustika Zakar Celeng

Adia Puja adalah mantan seorang jurnalis yang masih tetap mempertahankan kemampuan menulisnya. Adia Puja lahir di Bandung pada 1989, dan saat ini memilih menetap di Bogor. Tahun 2018, dia menerbitkan karya fiksi pertamanya berjudul Konspirasi Hujan, Pada tahun 2020 berjudul Orang Gila yang Ingin Menjadi Pohon, Pada tahun 2020 Makan Tahi, Pada tahun 2022 berjudul Jemantik: Nama-Nama Celaka dan Kisah yang Belum Selesai, dan pada 2023 Kisah Satu Hari yang Berakhir dengan Putusnya Alat Kelamin. Naskah Mustika Zakar Celeng ini sendiri dianugerahi sebagai salah satu naskah yang menarik perhatian juri pada Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 2021.

Meskipun buku ini menjelaskan mengenai perempuan yang kuat dan memiliki keinginannya, Adia Puja masih mengekalkan demarkasi perempuan dan laki-laki. Tobor yang berkelana, yang mencari sesuatu. Sedangkan Nurlela di rumah dan protes lewat perkara kelamin dengan bersenggama dengan lelaki lain. Di titik ini, Adia Puja belum berhasil mengeliminasi pembagian roles basis gender. Lelaki perkara keluar rumah, dan perempuan urusan dapur, kasur, pupur, dan sumur.

Sinopsis Novel Mustika Zakar Celeng

Konflik novel ini dimulai dari nurlela istri tobor mengaku bahwa suaminya tidak bisa memuaskan dirinya di ranjang. Pengakuan Nurlela tersebut membuat hati Tobor hancur. Pernikahan yang sudah mereka bangun selama sebelas tahun berada di ujung tanduk hanya oleh karena hubungan badan. Tobor akhirnya mencoba berbagai cara agar urusan ranjang ini bisa diatasi.

Selain protes kepada suaminya, Nurlela juga protes kepada teman baik perempuannya. Dia mengatakan pernikahan adalah tentang dua pihak, suami dan istri. Tidak ada salah satu yang lebih berkuasa, keduanya memiliki hak yang setara. Jika istri tidak boleh meminta atau menolak, apa bedanya dengan pesuruh atau jongos?

Memang tidak bisa ditepis bahwa seringkali kita menganggap perempuan ditakdirkan menjadi manusia yang pasif atau hanya menerima dan tidak diperkenankan untuk protes, namun sifat nurlela dalam buku ini akan menangkis semua hal ini.

Review Buku: The Architecture of Love | Point of View

Tokoh tobor dalam novel Mustika Zakar Celeng sebagai potret realitas kebanyakan lelaki dan sosial pada umumnya yang mendewakan kelelakian, dan kemudian dipermalukan hal yang sama.

Nurlela, tokoh perempuan utama dalam Mustika Zakar Celeng yang mengajukan protes kepada suaminya, yang kelelahan bahkan sebelum Nurlela mencapai puncak kenikmatan hubungan badan sehingga mudah ejakulasi. Nurlela dalam novel ini melepas stigma perempuan sebagai sex prey atau korban seksual namun juga bisa menjadi predator seksual yang tahu bagaimana dia ingin dipuaskan.

Nurlela memiliki sifat sejak remaja yang dapat dikatakan membangkang dan berani, ia bahkan konsisten terhadap apa yang diinginkan dan berani mengambil jalan apapun untuk keinginanya. Dia menolak semua laki-laki yang meminangnya dan mencari siasat untuk menolaknya, nurlela hanya menambatkan hasrat kepada Tobor yang merupakan buruh tani di sawah bapaknya.

Setelah tobor melakukan berbagai cara seperti mencoba jenis pil penambah stamina, cara medis lainnya dan akhirnya tobor pergi berlatih ke kembangan, sebuah kompleks pelacuran dan dia belajar hubungan seksual kepada Rosalinda. Rosalinda adalah pelacur tua yang sepi pelanggan dan menyimpan berbagai trauma. Jika kamu merasa tobor layak untuk di maki mungkin kamu harus sabar karena akan ada hal yang lebih gila lagi yang akan dilakukan tobor. Ketika usahanya berlatih dengan Rosalinda tidak membuahkan apapun, Tobor akhirnya mencari cara ke hal mistis sesuai desas-desus warga desa yaitu mencari sosok Ratu Siluman Celeng dengan penis 13 buah dan meminta kesaktian dari mustika yang berbentuk zakar.

Buku ini sangat relate mungkin bagi kamu yang pernah tinggal di pedesaan, dimana masalah antara tobor dan nurlela mungkin akan bisa diselesaikan dengan cara yang mungkin untuk beberapa orang dianggap tidak logis. Bisa dengan melibatkan dukun atau semedi untuk mendapatkan yang diinginkan.

Tobor akhirnya pergi ke hutan lalu bersemedi di goa untuk bisa berjumpa dengan sang Ratu Siluman Celeng. Ia berharap bisa bertemu dengan sang ratu dan meminta zakarnya sebagai mustika. Novel ini ditutup dengan kejadian yang mengagetkan dan akhirnya tobor dipermalukan. Nah grameds, bagaimana ya kelanjutan ceritanya? apakah tobor berhasil mendapatkan mustikanya itu? Apakah tobor berhasil selamat dan kembali lagi kepada nurlela? Dan apa yang terjadi dengan tobor sehingga dia dipermalukan?

Kelebihan dan Kekurangan Novel Mustika Zakar Celeng

Pros & Cons

Pros
  • Alur cerita tidak bertele-tele dan menggunakan tempo yang cepat.
  • Memiliki alur yang maju dan mundur.
  • Menggunakan bahasa Indonesia yang formal namun bisa dimengerti dengan mudah.
Cons
  • Novel ini tidak cocok untuk dibaca anak dibawah umur.
  • Tempo cerita di pertengahan agak menurun sehingga membuat lebih bosan.

Kelebihan Novel Mustika Zakar Celeng

Cerita pada novel ini dibawakan dengan tempo yang cepat dan tidak bertele-tele. Cerita sangat rapi dibawakan dengan masalah pernikahan Tobor dan Nurlela dalam hubungan seks.

Cerita ini juga tidak hanya bergerak maju namun juga bergerak mundur karena adanya beberapa bagian yang menunjukkan kilas balik mengenai para tokoh seperti  Tobor, Nurlela, Kang Kopral, dan tokoh-tokoh lainnya. Cerita-cerita kilas balik ini menambah keseruan cerita dan rasa pada ceritanya. Menambahkan gambaran dan cerita yang lebih luas tentang kehidupan yang coba dihadirkan oleh buku ini.

Buku ini menggunakan kata-kata baku Bahasa Indonesia namun tidak terlalu formal yang sulit dipahami. Jadi buku ini menggunakan kata-kata baku populer sehingga pembaca juga lebih mudah memahaminya. Namun, untuk beberapa bagian, rasanya penggunaan bahasa baku ini agak sedikit mengganggu. Karena cerita pada buku ini berlatar di daerah perkampungan Jawa Barat. Pada beberapa kesempatan terdapat kata-kata seperti “Anjeun”, “ngopi”, “make”, “kang”, “tumben” dan sebagainya.

Kekurangan Novel Mustika Zakar Celeng

Novel ini memiliki tema seksualitas sehingga banyak juga cerita dan adegan seksual di sepanjang ceritanya. Karena banyaknya adegan seksual ini maka buku ini sangat tidak cocok untuk dibaca oleh anak dibawah umur.

Pada sekitar pertengahan, tempo buku ini terasa menurun. Cerita pada bagian pertengahan juga mulai terasa tidak menarik. Cerita mengenai Tobor, Nurlela, maupun Mustika tidak digali lebih dalam. “Mustika Zakar Celeng” yang menjadi judul buku pun ternyata hanya dibahas di bagian-bagian akhir cerita. Membuat sedikit kecewa dengan harapan unsur mistis dalam buku ini. Buku semakin berkesan jika Mustika Zakar Celeng lebih cepat dihadirkan

Pesan Moral Novel Mustika Zakar Celeng

Melalui ceritanya, penulis seakan menyinggung arti dari kejujuran. Kejujuran selalu saja dipandang baik, orang-orang yang bersifat jujur juga dihormati. Namun, apa yang terjadi antara Tobor dan Nurlela memberikan dampak sebaliknya. Sifat jujur yang dianggap baik justru membawa masalah besar ke dalam pernikahan mereka. Kejujuran melukai hati Tobor dan Nurlela.

Selain itu buku ini juga mengingatkan kita bahwa kehidupan kita tidak jauh dari hal-hal mistis yang mungkin bisa saja terjadi. Ketika kita ada masalah jangan lah sampai tertuju pada hal-hal yang mistis seperti dukun dan semacamnya. Tetaplah berusaha dan berdoa kepada yang diatas.

Nah, Grameds, itu dia adalah ulasan singkat mengenai novel Mustika Zakar Celeng yang bisa kamu baca jika kamu tertarik akan genre mistis yang dikolaborasikan dengan mitos dan percintaan.

Untuk membaca berbagai buku lainnya, kamu dapat menemukannya di Gramedia yang senantiasa menjadi #SahabatTanpaBatas untuk kamu. Semoga Bermanfaat

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca

 

Penulis : Devina

 

Rekomendasi Buku Terkait

Kutukan Mustika Ular

KUTUKAN MUSTIKA ULAR

Semua malapetaka ini bermula saat Oji menerima tawaran Om Salim untuk sebuah pendakian. la tak tahu jika tujuan perjalanan itu adalah untuk mencari sebuah pusaka keramat. Alias, Mustika Ratu Ular yang terkutuk. Perjalanan itu membawa mereka ke sebuah hutan yang didalamnya memiliki padepokan begitu megah dan ramaí. Lalu, dari penelusuran itu, mulai datanglah petaka yang menghampiri Om Salim. Mulai dari bertemu ular berukuran besar, hingga teror yang berujung kolaps dan muntah darah. Bagaimana Oji dan Om Salim bisa selamat dari semua malapetaka ini?

 

Menyusu Celeng

MENYUSU CELENG

Menyusu Celeng karya Sindhunata bercerita tentang kemunafikan, kekejaman, kejahatan, dendam, nafsu, dan perilaku manusia berwatak celeng. Mengutip Friedrich Nietzsche, binatang buas itu memang belum mati di masa sekarang, binatang buas itu masih hidup, dan makin hidup karena terlahir kembali. Buku Menyusu Celeng direkomendasikan untuk Anda yang memiliki ketertarikan terhadap filsafat dan isu budaya. Melalui buku ini, pembaca diajak untuk menyelami pemikiran Sindhunata dalam membahas kemunafikan, kejahatan, dendam, dan perilaku manusia berwatak celeng yang menghalalkan segala cara demi meraih kekuasaan.

 

Novel Mayat Misterius (The Clocks)

THE CLOCKS

Mayat Misterius atau The Clocks adalah sebuah karya fiksi detektif buatan Agatha Christie dan pertama kali diterbitkan di Inggris oleh Collins Crime Club pada 7 November 1963 dan di AS oleh penerbit Dodd, Mead and Company pada tahun berikutnya. Buku ini menampilkan detektif Belgia Hercule Poirot sebagai tokoh utama. Rumah di Wilbraham Crescent. itulah tempat terjadinya pembunuhan! Kelihatannya begitu nyaman, tirai yang rapi, kebun yang terawat, dan sebagainya. Tetapi seorang laki-laki tewas di sana Dia kaget ketika ada suara membisik telinganya. Dia menoleh dan mendapati dirinya berhadapan dengan orang yang dikenalnya. Sekitar dua menit kemudian, gadis itu mati dicekik.

 

Written by Shaza Zahra

Halo, saya Shaza Zahra Hanifah, berperan sebagai editor artikel di Gramedia. Selain sebagai pekerjaan, membaca dan menulis adalah hobi utama saya. Keahlian riset saya membantu saya menyusun konten yang bermanfaat dan berkualitas di blog ini.