in

Berbagai Contoh Roasting Orang dan Cara Roasting yang Benar!

Suvan Chowdhury/Pexels

Contoh Roasting Orang – Bagi Grameds yang gemar menonton Stand Up Comedy, pasti Grameds sudah tak asing lagi dengan istilah roasting.

Beberapa komika, atau sebutan bagi orang yang melakukan lawakan tunggal, sering kali melakukan roasting ketika membawakan materi untuk dapat memancing tawa dari penonton. Kemudian, apa yang dimaksud dengan roasting?

Bagi Grameds yang belum tahu tentang roasting, maka tak perlu khawatir. Di dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut lagi seputar roasting. Nah, tanpa berlama-lama lagi, mari kita simak ulasan seputar roasting.

Apa Itu Roasting?

contoh roasting orang
Gambar oleh Tumisu dari Pixabay

Roasting berasal dari kata dalam bahasa Inggris roast yang berarti memanggang. Roasting kerap kali dipakai sebagai salah satu istilah dalam komedi. Dalam praktiknya, teknik ini dilakukan dengan mengejek, menyindir, atau mengolok-olok seseorang, tetapi dengan cara yang unik.

Umumnya, komika akan melancarkan lelucon dengan tujuan untuk “menyerang” seseorang. Meski begitu, lelucon yang ditujukan tak bersifat kasar maupun merendahkan orang lain. Saat me-roasting seseorang, komika umumnya akan membuat lelucon pada awal sesi, lalu memperkenalkan tamu yang di-roasting­-nya.

Setiap tamu yang hadir serta mendapat izin untuk di-roasting, biasanya akan duduk di mimbar, kursi tersendiri, maupun bangku penonton yang paling depan. Komika lalu melancarkan lelucon dengan topiknya membahas para tamu. Kemudian, komika secara umum mengakhiri candaan tersebut dengan menghormati kepada para tamu.

Selain itu, banyak orang yang memakai teknik roasting sebagai bentuk kritikan atau protes atas suatu hal. Sebagai contoh, di Indonesia ada komika populer Kiky Saputri yang sering kali menyindir dengan menggunakan balutan komedi terhadap pemerintah serta pejabat yang menjadi bintang tamu dalam suatu acara hiburan atau acara Stand Up Comedy.

Asal-Usul Roasting

Roasting bukanlah merupakan teknik yang baru di dunia Stand Up Comedy. Melansir dari Liveabout, komedi dengan teknik roasting muncul pertama kali di sebuah klub yang bernama New York Friars Club pada tahun sekitar 1920-an. Lalu, teknik ini pertama kali dilakukan secara publik oleh Maurice Chevalier pada tahun 1949. Sejak saat itu, di kota New York popularitas dari teknik ini semakin meningkat.

Roasting menjadi semakin populer setelah pada tahun 1970-an, banyak komika yang me-roasting banyak bintang terkenal, seperti Frank Sinatra, Muhammad Ali, dan lain sebagainya

Etika Sebelum Roasting

Meskipun roasting merupakan bagian dari komedi, tetapi tetap ada aturan dan etika ketika melakukannya ya. Hal tersebut dikarenakan, dengan sembarangan me-roasting dapat membuat objek menjadi tersinggung dan dapat memicu terjadinya konflik.

Di antaranya, aturannya seseorang ialah dengan memastikan bahwa seseorang yang akan di-roasting telah menyetujui bahwa topik mengenai dirinya akan dijadikan sebagai bahan candaan di depan umum. Komika juga harus memahami batasan dari orang tersebut. Sebelumnya, komika bisa melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada tamu untuk mengetahui hal atau topik apa saja yang tak boleh di-roasting.

Di Balik Pena: dr. Andreas Kurniawan Berbagi Tutorial Melalui Duka dan Mencuci Piring

Sebagai contoh, komedi yang diampaikan tidak akan menyinggung keluarga, masa lalu, dan isu-isu tertentu lainnya. Perlu dipahami, meski memiliki tujuan untuk menjadikannya sebagai bahan candaan, tetapi roasting dilakukan dengan cara yang tetap menghormati orang yang hendak diperolok.

Selain itu, biasanya komika atau orang yang melakukan roasting akan memberikan selipan pujian pada bagian tengah sesinya. Untuk memahami bagaimana cara melakukan roasting yang benar, simak ulasan berikut ini.

1. Buat Dalam Durasi Singkat

Me-roasting seseorang dengan durasi waktu yang lama sangat tidak dianjurkan. Selain akan membuat lelah, dikhawatirkan meningkatkan risiko komika mengalami salah ucap. Hal tersebut dapat memicu kritik serta konflik setelah acara selesai.

Maka dari itu, tak dianjurkan untuk berlama-lama melakukan roasting di atas panggung. Harus dipahami kembali bahwa komika wajib membubuhkan unsur komedi saat tengah “mengolok-olok” tamu.

2. Buat Jokes Terstruktur

Biasanya, komika akan membuat materi perihal candaan apa yang hendak dilontarkan ketika berada di atas panggung. Bila ingin menggunakan roasting, komika dianjurkan untuk menulis leluconnya dengan terstruktur. Hal tersebut bertujuan supaya candaan yang disampaikan tidak keluar batas dari segala hal yang sudah disepakati bersama tamu.

3. Patuhi Batasan Roasting

Selain membuat materi dengan terstruktur, komika juga harus mengingat batasan materi yang hendak disampaikan ketika me-roasting seseorang. Pahamilah batasan topik yang disampaikan saat berada di atas panggung. Pastikan bahwa komika sudah berdiskusi dengan jelas bersama tamu yang hendak di-roasting. Hal tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya konflik di kemudian hari.

4. Roasting Beberapa Orang

Roasting ternyata tak harus ditujukan hanya kepada satu orang. Supaya tidak memiliki kesan berlebihan karena terus menerus me-roasting satu orang, komika diperbolehkan menyinggung orang atau kebijakan lain juga.

Salah satu tamu mungkin telah terlalu sering di-roasting di atas panggung. Bila topik yang dibawakan diulang secara terus-menerus, membawakan roasting di atas panggung mungkin akan membuat penonton yang lain merasa bosan.

Apabila hal tersebut terjadi, sebaiknya tetap tenang dan jangan panik. Komika bisa mencari pandangan lain untuk membuat roasting menjadi lebih menarik. Misalnya, dengan menyampaikan lelucon lama sembari mengaitkannya dengan kondisi terbaru yang mungkin bisa membantu menambahkan warna baru pada komedi. Komika juga dapat mencari sudut pandang lain atas topik yang akan disampaikan.

Terakhir, jika hendak menyinggung topik mengenai orang lain, Grameds harus memahami konsekuensinya. Konsekuensi tersebut di antaranya akan menimbulkan konflik antara komika dengan tamu, walau telah berdiskusi sebelumnya.

Bila terjadi hal demikian, komika bisa meminta maaf setelah acara dan jangan lupa untuk menampilkan sisi positif seperti kebaikan, prestasi, dan hal baik lainnya dari tamu yang di-roasting supaya materinya menjadi imbang, ya!

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca. Jika ingin mencari buku seputar komedi, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com

Rekomendasi Buku Terkait

1. Sukses Melawak, Cara Jitu Mempersiapkan Kreatif Komedi Hingga Performance

contoh roasting orang

Deskripsi Buku

Bohong jika ada yang mengatakan bahwa melucu atau melawak itu merupakan bakat. Sebenarnya melucu atau melawak itu ada teorinya dan bisa dipelajari. Ada beberapa trik tertentu yang dapat membuat Grameds bisa terus melawak.

Bahkan, orang yang mungkin tidak memiliki sifat lucu bisa membuat orang tertawa jika memahami dan mengaplikasikan seluruh trik dan metode melawak. Buku ini berisi berbagai trik jitu untuk melawak. Tak sekadar untuk pelawak atau orang yang hendak melaokin profesi sebagai pelawak, trik dalam buku ini juga berguna bagi banyak orang yang profesinya berkaitan dengan komunikasi dan mengharuskan mereka berbicara di depan orang banyak. Telah terbukti bahwa trik komedi bisa mencairkan suasana sehingga tujuan atas penyampaian materi akan dapat lebih diterima dengan baik oleh audiens.

2. Stand Up Comedy Indonesia

contoh roasting orang

Deskripsi Buku

Tak ada orang yang lebih baik dalam mengajarkan stand up comedy di Indonesia, selain Ramon Papana. Pengetahuan, wawasan, konsistensi, serta kecintaannya pada stand up comedy sungguh sangat luar biasa. Berbagai macam trik dan metode Stand Up Comedy yang ada di dalam Buku Besar ini dapat dijadikan sebagai pegangan wajib bagi siapapun yang hendak menjadi komika atau stand up comedian. Ramon Papana berhasil meramu trik dan metode tersebut berdasarkan pada pengalaman dan teori. Jam terbang Ramon Papana dalam dunia Stand Up sudah tak perlu diragukan lagi dan memang Buku Besar ini terlahir dari seorang ahli.

Sinopsis

Ramon Papana telah mengadakan pertunjukan Stand Up Comedy di Indonesia sejak tahun 1997. Sekarang, melalui sebuah buku, pengetahuannya dibagikan kepada orang yang hendak mengenal dan memperdalam wawasannya dalam Stand Up Comedy. Buku Besar Stand Up Comedy Indonesia membahas perihal:

  • Dunia Stand-Up Comedy
  • Pemahaman & Pengertian Teori & Teknik
  • Cara menggali & Mengumpulkan Materi
  • Teknik Menulis Jokes & Set
  • Latihan Delivery dan Performance
  • Tip, Do’s & Don’ts dan Quotes
  • Kamus Istilah Stand-Up Terlengkap
  • Contoh-Contoh Praktis
  • Referensi

Daftar Isi

  1. Bab 1 Mulai Stand-Up Comedy
  2. Bab 2 Mendapatkan Matery
  3. Bab 3 Teknik Menulis Joke dan Membuat Set
  4. Bab 4 Gaya/Style, Delivery
  5. Bab 5 Persiapan dan Latihan
  6. Bab 6 Naik Panggung
  7. Bab 7 Evaluasi
  8. Bab 8 Sukses Ber-Comedy

3. Komedi Ala Politisi, Banyolan Politik Paling Konyol

contoh roasting orang

Deskripsi Buku

Pada suatu hari, saat musim kampanye, seorang pejabat pulang ke rumah sampai larut malam karena baru saja menyelesaikan kampanye. Sembari melepaskan pakaian serta merebahkan diri ke kasur, pejabat tersebut berkata, “Wah, hari ?ni benar-benar melelahkan, ya.” “Aku pun merasa begitu. Seingatku, aku belum pernah merasa selelah dan sepegal ini,” kata istrinya yang pada hari itu turut mengikutinya melakukan kampanye keliling.

“Kamu lelah? Bukankah aku yang berpidato terus menerus? Mengapa jadi kamu yang lelah?” tanya pejabat itu ke istrinya. “Benar. Aku lelah karena terpaksa harus mendengarkan seluruh omong kosongmu selama sehari ini,” ungkap istrinya. Humor tersebut merupakan potongan dari sebagian isi buku yang menyindir perilaku dan tingkah dari para politisi.

Lelucon yang penuh dengan ironis, paradok,, fatalistik, atau konyol yang mereka lakoni dalam profesinya sebagai pejabat publik atau wakil rakyat. Penasaran dengan serba-serbi polah tingkah dari para politisi di negeri ini? Yuk, baca saja buku Humor ala Politisi ini.

4. Melawan Melalui Lelucon: Kumpulan Kolom Abudrrahman Wahid (Gus Dur) di TEMPO

Deskripsi Buku

Buku perihal Abdurrahman Wahid atau buku yang berisi segala tulisan hasil buah pikir dari Abdurrahman Wahid telah banyak diterbitkan. Saat Kiai Ciganjur -yang lebih populer disapa Gus Dur – ini menjadi pimpinan nasional sebagai presiden Republik Indonesia yang ke-empat, para penerbit layaknya berlomba untuk menerbitkan buku yang ada memiliki keterkaitan dengan Gus Dur. Tentu saja hal tersebut sangat menggembirakan, karena masyarakat akan disuguhi berbagai hal mengenai profil, tingkah laku, dan pemikiran presiden kita ini.

Buku ini adalah salah satu di antaranya. Hal yang menjadi pembeda dari berbagai buku lain ialah buku ini sepenuhnya adalah buah pikiran dari Gus Dur yang ditulisnya dan dimuat di dalam kolom di majalah TEMPO. Penulis tidak menyertakan tulisan Gus Dur yang diterbitkan oleh media lain. Terdapat lebih dari seratus kolom yang ditulis oleh mantan Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama ini.

Tulisan tersebut sangat beragam, mulai perihal profil para kiai, keagamaan, politik, sosial-ekonomi, , luar negeri, dan hingga olahraga. Tulisan beliau begitu ringan, segar, mengalir, dan mencerminkan pengetahuannya yang luas. Bahkan masalah berat yang ditulisnya pun disampaikan dengan gaya yang ringan.

5. Komedi Wayang: Peduli Sampah Cintai Bumi – Buku Ketiga

 

Selain masalah sampah yang terus menciptakan kesulitan tinggi dalam proses pengelolaannya, kini persoalan makin berkembang lagi, misal plastik yang semula dianggap teknologi yang sangat membantu manusia, kini berubah menjadi bahan yang patut dijauhi karena sifatnya yang sulit diurai di dalam tanah.

Mulai dari kemasan plastik, sedotan plastik, tempat makanan/minuman dari bahan plastik dan semua yang terbuat dari bahan plastik, dan bahan sekali pakai patut dikurangi guna menyelamatkan bumi dari tumpukan sampah plastik, dengan jargon “Say No to Plastic”.

Buku “Komedi Wayang, Peduli Sampah Cintai Bumi” Buku Ke-3 ini merupakan pilihan tepat, ditulis dengan narasi humor untuk menyampaikan pesan-pesan mengenai kepedulian manusia terhadap sampah.

Wahana wayang sangat tepat dipilih untuk bertutur karena wayang banyak menyiratkan petuah kehidupan, ditambah lagi dengan aksi nyata yang berisikan pengalaman nyata oleh pegiat Kelas Pengurangan Sampah, R.B. Sutarno, yang ditempatkan pada bagian akhir buku ini.

Tokoh punakawan, Semar, dengan anak-anaknya Petruk, Gareng, dan Bagong dikenal selalu menampilkan kelucuan di dalam setiap petunjukan seni wayang dalam episode “goro-goro”. Kelucuan demi kelucuan yang ditampilkan, kalau dicermati, ternyata banyak memberikan pesan bagi kehidupan manusia. Sebagian pesan masih ditulis dalam bahasa aslinya, yakni bahasa Jawa, dan diberikan terjemahannya di bagian bawah tulisan.

Rujukan:

  1. https://seleb.tempo.co/read/1572664/begini-materi-kiky-saputri-saat-roasting-indra-kenz-dan-doni-salmanan
  2. https://www.liveabout.com/roast-in-comedy-definition-801515
  3. https://psmag.com/social-justice/why-we-love-to-make-fun-of-justin-bieber

Baca juga terkait Contoh Roasting Orang:



Live Apakah Anda berminat jika disediakan fasilitas baca buku sepuasnya di Gramedia ?
  • Ya, tentu saja!
    92% 92% 1.4k / 1.5k
  • Tidak
    7% 7% 116 / 1.5k


ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Arum Rifda

Menulis adalah cara terbaik untuk menyampaikan isi pemikiran, sekalipun dalam bentuk tulisan, bukan verbal.
Ada banyak hal yang bisa disampaikan kepada pembaca, terutama hal-hal yang saya sukai, seperti K-Pop, rekomendasi film, rekomendasi musik sedih mendayu-dayu, dan lain sebagainya.