in

Serba-Serbi Banten, Provinsi Paling Barat di Pulau Jawa

Provinsi paling barat di pulau Jawa Barat – Provinsi Banten resmi dibentuk menjadi provinsi ke-30 sejak tahun 2000 melalui Undang-Undang nomor 23 tahun 2000. Jauh sebelumnya, Banten merupakan suatu  keresidenan yang menjadi bagian dari Provinsi Jawa Barat.

Tujuan dari pembentukan Provinsi Banten di antaranya adalah untuk meningkatkan penyelenggaraan pemerintah, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan guna menjamin perkembangan dan kemajuan di masa yang akan datang.

Selain itu, untuk mendorong peningkatan pelayanan dibidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta memberikan kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah.

Banten saat ini menjadi salah satu kawasan pariwisata dan industri andalan di Indonesia. Sektor pariwisata dan industri itu tersebar di wilayah Serang, Pandeglang, Cilegon, dan Tangerang.

Selain itu di Banten terdapat pabrik baja terbesar yaitu Krakatau Steel yang berdiri sejak tahun 1966 di Kota Cilegon yang menjadi cikal bakal pertumbuhan industri baru serta perkembangan pelabuhan di Banten.

Dengan berkembangnya pertumbuhan industri, Banten menjadi wilayah dengan perekonomian daerah yang maju. Tak hanya itu, infrastruktur pendukung yang memadai juga menjadikan Banten sebagai tujuan utama investasi  di dalam negeri.

Untuk itu, Banten telah membuat program pembangunan beberapa proyek berskala nasional dan internasional seperti pembangunan jembatan Selat Sunda (Jawa-Sumatera), peningkatan jalan tol dan rel kereta api, perluasan bandara Soekarno-Hatta dan pengembangan kawasan ekonomi khusus dalam industri petrokimia.

Sejarah Provinsi Banten

Sejak abad ke-14 (1330 M), Banten sudah dikenal luas hingga ke mancanegara. Lalu ketika memasuki abad ke-16 dan 17, Banten menjadi salah satu kota perdagangan rempah di kawasan Asia Tenggara di bawah kekuasaan Sultan Maulana Hasanudin dan Sultan Ageng Tirtayasa.

Tidak hanya itu, Banten juga dikenal sebagai pusat Kerajaan Islam, pusat kebudayaan sekaligus, tempat persinggahan para pedagang dari berbagai dunia.

Masa Kerajaan Banten

Sejak abad ke-5 di masa kekuasaan Kerajaan Tarumanegara, Banten memiliki nama lain yaitu Bantam. Setelah Tarumanegara runtuh, wilayah Banten pun diambil alih oleh Kerajaan Sunda untuk dijadikan sebagai salah satu pelabuhan penting karena berada di posisi yang strategis di dalam jalur perdagangan.

Pada abad ke-16, Portugis datang ke Indonesia untuk memperluas pengaruhnya sampai ke tanah Jawa. Saat itu, Kesultanan Cirebon dan Demak melakukan penyerangan untuk menaklukkan Pelabuhan Sunda dan Banten sebelum diduduki oleh Portugis.

Belajar Sains Sulit dan Membosankan? Kamu Bisa Belajar Sains dengan Seru dan Menyenangkan Disini!

Setelah berhasil memenangkan pertarungan perebutan wilayah Banten, Maulana Hasanuddin, putra dari Sunan Gunung Jati menjadikan Banten sebagai Kesultanan dan dia menjadi Raja Pertama di Kesultanan Banten.

Puncak kejayaan Banten dimulai pada tahun 1651 sampai 1682 di era kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa. Saat itu, Banten menjadi pusat perdagangan internasional yang maju dan memiliki bala tentara yang kuat. Namun, hal itu tidak bertahan lama karena terjadi perang saudara di dalam kerajaan yang membuat Banten jatuh ke dalam cengkeraman VOC.

Masa Penjajahan Belanda

Pada abad ke-19, Belanda datang untuk menyerang Banten karena sultan yang berkuasa saat itu menolak memindahkan Ibukotanya ke Anyer. Peristiwa tersebut membuat Daendels, Gubernur Jenderal Hindia-Belanda saat itu, mengambil alih wilayah Banten dan dimasukkan ke dalam wilayah Hindia-Belanda.

Lalu, pada tahun 1817, Daendels menjadikan wilayah Banten sebagai karesidenan dan pada tahun 1926 masuk ke dalam wilayah provinsi Jawa Barat.

Banten Sekarang

Setelah masa penjajahan berakhir dan disertai kemerdekaan Indonesia, masyarakat Banten serta para elit ingin memiliki pemerintahan sendiri dan ingin melepaskan diri dari Provinsi Jawa Barat.

Meskipun gencar disuarakan sejak reformasi, tetapi pemisahan Banten dari Jawa Barat baru terwujud pada tahun 2000 dengan disahkannya UU no 23 tahun 2000 tentang pembentukan Provinsi Banten oleh Pemerintah dan DPR.

Masyarakat Banten saat itu sepakat menjadikan tanggal 4 Oktober sebagai hari jadi Provinsi Banten dan memilih Serang untuk menjadi ibukotanya. Sementara untuk Gubernur, pemerintah pusat menunjuk Hakamuddin Djamal sebagai Gubernur pertama Provinsi Banten.
https://www.gramedia.com/products/conf-banten-sejarah-dan-peradaban-abad-x-xvii?queryID=5f7b9acf53c521745dd816c927bae6ab

Geografis Banten

biroumum.bantenprov.go.id

Provinsi Banten berada di antara 5º7’50”-7º1’11” Lintang Selatan dan 105º1’11”-106º7’12” Bujur Timur. Menurut Undang-Undang Nomor 23 tahun 2000, luas wilayah Provinsi Banten adalah 9.160,70 kilometer persegi dengan 4 Kota, 4 Kabupaten, 154 Kecamatan, 262 kelurahan serta 1.273 desa.

Untuk batas wilayahnya, di sebelah utara Provinsi Banten berbatasan langsung dengan Laut Jawa, di sebelah selatan dengan Samudera Indonesia, di sebelah Timur dengan ibukota Jakarta dan Jawa Barat, lalu di sebelah barat dengan Selat Sunda.

Banten juga memiliki jalur laut potensial, yaitu Selat Sunda. Ini adalah jalur lalu lintas laut yang strategis karena bisa dilalui oleh kapal besar. Selain itu, Selat Sunda juga menghubungkan Australia dengan Selandia Baru dan Kawasan Asia Tenggara seperti Singapura, Thailand, dan Malaysia.

Tak hanya itu, Banten juga merupakan penghubung antara pulau Jawa dengan pulau Sumatera. Secara posisi geografis dan pemerintahan, Provinsi Banten terutama Tangerang Raya (Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan) adalah wilayah penyangga ibukota Jakarta.

Demografi Banten

Berdasarkan data dari BPS Provinsi Banten, pada tahun 2022 ada sekitar 12.251.985 penduduk di Provinsi Banten. Dari jumlah tersebut 6.241.041 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 6.010.944 jiwa adalah perempuan. Seluruh penduduk Provinsi Banten ini tersebar ke dalam sembilan kabupaten dan kota:

  1. Kabupaten Pandeglang tercatat memiliki jumlah penduduk 1.307.090 jiwa yang terdiri dari 670.356 laki-laki dan 636.734 ribu perempuan.
  2. Kabupaten Lebak dihuni oleh 1.433.853 penduduk dengan 737.495 laki-laki dan 696.358 perempuan.
  3. Kabupaten Tangerang memiliki jumlah penduduk 3.352.472 jiwa dengan 1.713.548 laki-laki dan 1.638.924 perempuan.
  4. Kabupaten Serang tercatat memiliki penduduk berjumlah 1.678.915 jiwa yang terdiri dari 857.951 laki-laki dan 820.964 perempuan.
  5. Kota Tangerang dihuni oleh 1.930.556 penduduk dengan 975.709 laki-laki dan 954.847 perempuan.
  6. Kota Cilegon dihuni oleh 450.271 penduduk yang terdiri dari 228.454 laki-laki dan 221.817 perempuan.
  7. Kota Serang memiliki jumlah 720.362 penduduk terdiri dari 368.031 laki-laki dan 352.331 perempuan.
  8. Kota Tangerang Selatan dihuni oleh 1.378.466 penduduk dan terdiri dari 689.497 laki-laki dan 688.969 perempuan.

Dari delapan Kabupaten dan Kota yang ada di Provinsi Banten, Kabupaten Lebak memiliki wilayah paling luas, yaitu sebesar 3.426,56 km persegi. Sedangkan, Kota Tangerang Selatan memiliki wilayah paling kecil dengan luas 147,49 km persegi.

Kebudayaan Banten

rumah.com

Masyarakat Banten sebagian besar memeluk agama Islam dengan semangat religius yang tinggi dan mereka dapat hidup berdampingan secara damai dengan pemeluk agama lain.

Masyarakat Banten memiliki kebudayaan yang khas seperti Debus, Pencak Silat, Dogdog Lojor dan beberapa jenis tarian tradisional seperti Tarian Ngebaksakeun, Tarian Banten Cokek dan Tarian Bentang Banten.

Selain itu, ada juga beberapa peninggalan warisan leluhur seperti Makam Keramat Panjang, Masjid Agung Banten Lama dan masih yang lainnya.

Berbicara tentang provinsi paling barat di Pulau Jawa ini, tidak akan lepas dengan Suku Baduy. Suku Baduy merupakan suku asli Sunda Banten yang masih menjaga tradisi nenek moyang.

Suku Baduy terdiri dari dua bagian, pertama Suku Baduy Dalam yang masih menjaga tradisi dengan kuat dan anti modernisasi, baik dari cara berpakaian hingga pola hidup yang lainnya.

Lalu, yang kedua adalah Suku Baduy Luar yang sudah mulai menerima mengenal teknologi dan pendidikan dasar namun masih menjaga adat istiadat serta kepercayaan leluhurnya.. Mereka bertindak sebagai penghubung antara orang luar dengan warga Baduy.

Suku Baduy bermukim di Cagar Budaya Pegunungan Kendeng yang memiliki luas sekitar 5.101 hektar. Cagar Budaya ini terdapat di daerah Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak.

Masyarakat Baduy umumnya hidup di perkampungan yang berlokasi di daerah aliran sungai Ciujung, Pegunungan Kendeng. Daerah ini dianggap sebagai tanah titipan nenek moyang yang harus dijaga dan dipelihara sebaik mungkin.

Bahasa

Masyarakat asli Banten umumnya berbicara menggunakan bahasa sunda kasar yang berdialek turunan dari bahasa Sunda Kuno. Dialek bahasa tersebut memiliki beberapa tingkatan dari yang halus sampai tingkat kasar.

Namun demikian, tidak semua wilayah di Banten menggunakan dialek kasar, seperti contohnya wilayah Serang dan Cilegon menggunakan bahasa Jawa Banten, wilayah Pandeglang dan Lebak memakai Bahasa Sunda Kuno, Sunda Campuran, Sunda Modern, serta Bahasa Indonesia.

Sementara itu, di bagian Utara Kota Tangerang umumnya sudah menggunakan bahasa Indonesia dengan dialek Betawi yang dibawa oleh pendatang dari Jakarta.

Senjata Tradisional

Berbicara mengenai senjata tradisional, di Indonesia sendiri memiliki berbagai macam senjata tradisional yang beragam karakteristiknya serta sejarah dan nilai budayanya. Seperti contoh keris dari Jawa, Rencong dari Aceh, Celurit dari Madura, Sumpit dari Kalimantan Timur dan masih banyak senjata tradisional lain di belahan Nusantara.

Banten pun memiliki senjata tradisional yang bentuk, fungsi, nilai, dan budayanya beragam. Seperti Golok Banten, Golok Ciomas, Bedog, Congkrang atau Arit, Parang dan Golok Sulangkar.

Golok Banten menjadi salah satu senjata bersejarah dan menjadi simbol peradaban pada masa Kerajaan Banten. Di masa lalu, Golok digunakan sebagai alat pertahanan diri dari serangan musuh serta sebagai lambang kehormatan dan status sebagai pendekar.

Lain halnya dengan Bedog, senjata tradisional dengan bilah lebar dan ujung yang sedikit melengkung ini biasanya digunakan untuk menebang pohon atau menyembelih hewan seperti ayam atau kambing. Namun, Bedog jarang digunakan untuk menghalau musuh.

Ada lagi senjata tradisional Congkrang atau Arit Banten berbentuk bilah lengkung yang umumnya digunakan para peternak atau petani untuk kehidupan sehari-hari seperti memangkas tanaman liar atau membersihkan rumput.

Meskipun masuk ke dalam jenis senjata tradisional, tetapi Congkrang atau Arit ini tidak digunakan dalam pertempuran. Saat itu, lebih sering menggunakan Parang ketika para Jawara Banten melawan tentara VOC.

Pakaian Adat

Di Nusantara ini terdapat berbagai macam pakaian adat dengan pernak-pernik yang dipasang untuk melengkapi keindahan dari pakaian tersebut.

Salah satu ciri dari pakaian adat Banten yaitu untuk kaum laki-laki mengenakan pakaian atas model baju koko dengan leher yang tertutup serta dilengkapi celana panjang yang diikat kain batik.

Selain itu, ada juga sebilah parang yang diselipkan pada ikat pinggang di bagian depan dan sehelai kain yang diselempangkan pada bagian bahu.

Untuk kaum wanita mengenakan kebaya dengan bawahan kain batik serta sehelai kain yang diselempangkan di bahu dan dihiasi bros kerajinan tangan pada bagian kancing kebaya.

Lain halnya dengan pakaian adat Suku Baduy. Secara penampilan, Suku Baduy Dalam menggunakan baju dan ikat kepala berwarna serba putih, sedangkan Suku Baduy Luar mengenakan pakaian hitam dan ikat kepala berwarna biru.

Alat Musik Tradisional

Rampak Bedug

Rampak Bedug berasal dari kata rampak dan bedug. Rampak berarti Kompak atau kesamaan gerakan dan pukulan. Sementara itu, Bedug adalah alat musik tabuh semacam gendang yang berfungsi sebagai alat hiburan tradisional untuk ritual keagamaan.

Rampak Bedug menjadi tradisi saat perayaan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha yang biasa dilakukan oleh masyarakat Banten dengan dipadu gerakan silat.

Angklung Buhun

Angklung Buhun diartikan angklung tua yang memiliki karakter sederhana baik dalam nada maupun liriknya. Lirik-lirik yang biasa dinyanyikan dengan angklung buhun bernuansa alam sehingga menciptakan suasana damai, harmonis serta nyaman.

Namun, kesenian Angklung Buhun saat ini hanya bisa dilihat pada acara-acara tertentu saja, seperti Seba di masyarakat Baduy dan upacara adat Seren Taun di Cisungsang.

Dogdog Lojor

Dogdog Lojor merupakan alat musik tabuh yang terbuat dari kayu silinder yang memanjang dengan bagian tengah yang berongga dan salah satu sisinya sengaja ditutupi oleh membran dari kulit sapi atau kulit kambing.

Nama Dogdog Lojor diambil dari bunyi “dog..dog” yang keluar ketika alat musik ini ditabuh serta kata “Lojor” yang mempunyai arti memanjang.

Kesenian ini menjadi salah satu musik pengiring dalam ritual adat masyarakat Banten yang dimainkan secara riang gembira sebagai wujud dari rasa syukur akan hasil panen.

Pantun Bambu

Pantun Bambu merupakan alat musik pukul tradisional masyarakat Cilegon yang terbuat dari bambu dengan dua lubang di bagian tengahnya. Untuk menghasilkan bunyi, bambu kemudian disayat dengan tiga buah senar dengan empat tangga nada yang berbeda.

Awalnya, alat musik Pantun Bambu dimainkan oleh para petani saat melepas lelah setelah bekerja di sawah. Akan tetapi, seiring perkembangannya, alat musik ini sering dipakai sebagai pertunjukan kesenian yang ada di Jawa Barat.

Debus

Debus pertama kali diciptakan di masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin pada abad ke-16. Debus merupakan kesenian yang mempertunjukkan kemampuan daya tahan tubuh manusia yang kebal api, senjata tajam, mampu memasukan benda ke dalam kelapa utuh dan pertunjukan ekstrim lainnya.

Dalam bahasa Arab, Debus berarti senjata tajam yang terbuat dari besi serta mempunyai ujung runcing dan berbentuk sedikit bundar. Para pemain Debus biasanya menggunakan senjata tajam seperti parang atau golok untuk menunjukkan atraksinya dengan cara dipukulkan ke anggota tubuh.

Hal lain yang dipertunjukkan oleh para pemain Debus seperti mengunyah serpihan kaca/beling, menyiram tubuh dengan air keras, memasukkan jarum ke lidah atau ke pipi hingga tembus serta mengiris anggota tubuh sampai terluka.

Di Banten sendiri banyak perguruan yang mengajarkan kesenian Debus karena keahlian melakukan Debus menjadi sesuatu hal yang lumrah bagi masyarakat Banten.

 

Potensi Ekonomi dan Wisata

Destinasi wisata seperti pantai, air terjun bahkan pegunungan menjadi favorit bagi wisatawan lokal maupun asing. Pemanfaatan alam yang terdapat di daerah-daerah kini menjadi perhatian khusus bagi pemerintah yang nantinya akan berdampak pada penambahan pendapatan daerah.

Jika melihat potensi wisata alam yang saat ini digemari wisatawan, Banten menjadi salah satu daerah yang memiliki potensi lengkap sebagai destinasi wisata.

Pasalnya, letak geografis daerah Banten yang berdekatan dengan DKI Jakarta dan juga kekayaan alam yang masih asri dan terjaga, membuat pemerintah daerah harus memikirkan cara untuk menarik perhatian wisatawan agar datang serta menambah perekonomian Banten meningkat.

Dengan tingkat kunjungan wisatawan yang meningkat dari tahun ke tahun, jelas sangat berdampak pada sektor ekonomi yang menunjang pariwisata di Banten, seperti contohnya sektor perhotelan yang menjadi objek pajak daerah.

Jika dimaksimalkan dengan baik, potensi wisata dan ekonomi di Banten akan memiliki daya tarik yang dicari oleh para wisatawan yang menginginkan suasana alam yang masih hijau dan asri.

Itulah pembahasan kita tentang provinsi paling barat di pulau Jawa. Setelah membaca artikel ini sampai habis, apakah kamu tertarik untuk pergi tempat wisata di Banten?

Jika ingin mencari buku tentang Banten, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Gilang 
Sumber:

https://www.bantenprov.go.id/profil-provinsi/kebudayaan

ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Arum Rifda

Menulis adalah cara terbaik untuk menyampaikan isi pemikiran, sekalipun dalam bentuk tulisan, bukan verbal.
Ada banyak hal yang bisa disampaikan kepada pembaca, terutama hal-hal yang saya sukai, seperti K-Pop, rekomendasi film, rekomendasi musik sedih mendayu-dayu, dan lain sebagainya.