Pendidikan

Teori Vygotsky Terkait Perkembangan Kognitif Anak dan Belajar Sosial!

Teori Vygotsky
Written by Gilang P

Teori Vygotsky – Setiap anak berkembang dengan keunikannya sendiri. Perkembangan-perkembangan tersebut dipengaruhi oleh pola asuh, pendidikan, dan lingkungan tempat anak bertumbuh. Perkembangan anak harus diperhatikan baik dari fisik maupun psikologi.

Keduanya sama pentingnya. Perkembangan pemerolehan pengetahuan juga pemting bagi anak. Orang tua harus memperhatikan perkembangan kognitif anak karena hal tersebut penting untuk perekambangan pengetahuan anak.

Tentu pengetahuan sangat penting sebagai bekal di masa depan. Terutama soal bertahan hidup, setidaknya untuk dirinya sendiri. Seperti yang Grameds tahu bahwa perkembangan dunia sangat cepat dan kebutuhan akan tenaga kerja sangat minim.

Karena, sebagian besar jenis pekerjaan yang menggunakan tenaga manusia diganti oleh mesin. Misalnya dalam bidang pertanian, dahulu, untuk memanen membutuhkan banyak tenaga manusia. Tetapi, sekarang cukup dengan alat combine harvesters, memanen padi tidak membutuhkan tenaga manusia yang banyak.

Oleh sebab itu, anak harus dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan. Kecerdasan tersebut harus dipupuk sejak dini. Caranya dengan memaksimalkan kemampuan kognitif anak di usia-usia emas.

Lev Vygotsky, seorang guru sastra yang tertarik dengan dunia psikologi. Ia menjadi salah satu tokoh dunia psikologi pendidikan. Pemikiran-pemikirannya menjadi penting dalam perkembangan pendidikan. Berikut pemikiran-pemikiran yang dikembangkan oleh Lev Vygotsky.

Perkembangan Kognitif Anak

Melansir dari laman halodoc.com, J. Piaget merumuskan setidaknya ada empat tahap perkembangan kognitif anak. Berikut rinciannya.

1. Tahap Sensorimotor (Usia 18-24 Bulan)

Bayi dengan usia 18-24 bulan masuk ke dalam tahap sensorimotor, bayi akan mengembangkan pemahaman mengenai dunia melalui koordinasi pengalaman sensorik (melihat, mendengar) dengan tindakan motorik (menggapai, menyentuh).

Perkembangan utama dalam tahal sensorimotor adalah pemahaman bahwa ada objek dan peristiwa yang terjadi di dunia secara alami dari tindakannya sendiri. Sebagai contoh, jika ibu meletkkan mainan di bawah karpet maka anak tahu bahwa mainannya hilang atau tidak terlihat.

Ia akan secara aktif mencarinya. Pada awal tahapan ini, anak akan berperilaku seolah mainan itu hilang begitu saja.

2. Tahap Praoperasional (Usia 2-7 Tahun)

Tahap Praoperasional dimulai sekitar usia 2 tahun sampai 7 tahun. Selama periode ini, anak berpikir pada tingkat simbolik. Tetapi belum menggunakan operasi kognitif. Ia belum mampu menggunakan logika atau mengubah, menggabungkan, atau memisahkan ide atau pikiran.

Perkembangan anak terdiri dari membangun pengalaman tentang dunia melalui adaptasi dan bekerja menuju tahap (konkret) ketika ia bisa menggunakan pemikiran logis. Selama akhir tahap ini, anak akan secara mental dapat merepresentasikan peristiwa dan objek (fungsi semiotik atau tanda) dan terlibat dalam permainan simbolik.

3. Tahap Operasional Konkret (Usia 7-11 Tahun)

Perkembangan kognitif anak pada tahap operasional konkret berlangsung pada sekitar usia 7 sampai 11 tahun. Hal tersebut ditandai dengan adanya perkembangan pemikiran yang terorganisir dan rasional.

Tahapan ini menjadi titik balik utama dalam perkembangan kognitif anak. Karena, menandai awal pemikiran logis. Pada tahap ini, anak akan cukup dewasa untuk menggunakan pemikiran logis. Tetapi, hanya dapat menerapkan logika pada objek fisik.

Anak akan mulai menunjukkan kemampuan konservasi (jumlah, volume, luas, dan orientasi). Meskipun anak dapat memecahkan masalah secara logis namun, mereka belum mampu berpikir secara abstrak atau membuat hipotesis.

Model Pendidikan Anak Usia Dini - Teori Vygotsky

https://www.gramedia.com/products/conf-mudah-merancang-sistem-akuntansi-otomatis?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

4. Tahap Operasional Formal (Usia 12 Tahun ke Atas)

Perkembangan kognitif anak dimulai ketika usia 12 tahun dan berlangsung hingga dewasa. Di usia remaja memasuki tahap ini maka mereka akan memperoleh kemampuan untuk berpikir secara abstrak dengan memanipulasi ide di kepalanya.

Hal tersebut dilakukan tanpa ketergantungan pada manipulasi konkret. Seorang remaja dapat melakukan perhitungan matematis, berpikir kreatif, menggunakan penalaran abstrak, dan membayangkan hasil dari tindakan tertentu.

Teori Belajar Sosial Menurut Vygotsky

Melansir dari laman tirto.id, filosofi Vygotsky yang sangat terkenal adalah mengenai manusia dan lingkungan. Menurutnya, “manusia tidak seperti hewan yang hanya bereaksi terhadap lingkungan, manusia memiliki kapasitas untuk mengubah lingkungan sesuai keperluan mereka”.

Dari pemikirannya mempengerahi terciptanya teori konstruktivisme sosial yang memiliki fokus pada pembangunan kognitif anak melalui interaksi sosial. Vygotsky mengajukan teori bahwa perolehan pengetahuan dan perkembangan kognitif seseorang sejalan dengan teori sosiogenesis.

Artinya, pengetahuan dan perkembangan kognitif individu berasal dari sumber-sumber sosial di luar dirinya. Hal ini tidak berarti bahwa individu bersikap pasif dalam perkembangan kognitifnya, tetapi Vyogotsky juga menekankan mengenai pentingnya peran aktif seseorang dalam mengkonstruksi pengetahuannya.

Sebenarnya, teori Vygotsky lebih tepat disebut sebagai pendekatan sosiokonstruktivisme. Artinya, perkembangan kognitif seseorang ditentukan oleh individu sendiri secara aktif, juga oleh lingkungan sosial yang secara aktif pula.

Vygotsky percaya bahwa beragam perwujudan dari kenyataan diterapkan dalam beragam tujuan dengan konteks yang berbeda-beda. Penbetahuan tidak dapat dipisahkan dari aktivitas yang mana pengetahuan itu dikosntruksikan.

Tempat terciptanya sebuah makna dan asal komunitas budaya yang mana pengetahuan didiseminasikan dan diterapkan. Melalui aktivitas interaksi sosial tersebutlah maka tercipta makna. Sementara itu, tiga ide utama dari pemikiran Vygotsky sebagai berikut.

  • Intelektual berkembang pada saat individu menghadapi ide-ide baru dan sulit mengaitkan ide-ide tersebut dengan apa yang mereka ketahui.
  • Interaksi dengan orang lain memperkaya perkembangan intelektual.
  • Guru adalah bertindak sebagai seorang fasilitator dan mediator pembelajaran siswa.

Dalam pandangan Vygotsky, belajar merupakan sebuah proses yang melibatkan dua elemen penting. Pertama, belajar yang menjadi proses biologi sebagai proses dasar. kedua, proses secara psikologisial sebagai proses yang lebih tinggi dan essensinya berkaitan dengan lingkungan sosial budaya.

Melansir dari artikel jurnal berjudul “Perkembangan Teori Vygotsky dan Implikasi dalam Pembelajaran Matematika di Mis Rajadesa Ciamis” karya Fitri Fitriani dan Maemonah. Ada beberapa asumsi yang diutarakan oleh Vygotsky ini yang menjadi inti pandangan darinya sebagai berikut.

  • Keahlian kognitif dapat dipahami apabila di teliti dan di tafsirkan secara berkaitan dengan asal usulnya dan perubahan dari bentuk awal ke bentuk selanjutnya;
  • Kemampuan dalam memperoleh pengetahuan baru dengan kata, bahasa, yang berfungsi sebagai alat berpikir untuk membantu mentransformasi aktivitas mental;
  • Kemampuan kognitif berasal dari hubungan timbal balik sosial dan dipengaruhi oleh kultur.

Teori Perkembangan Proksimal Vygotsky

Melansir dari laman tirto.id, Vygotsky mengemukakan konsep mengenai zona perkembangan proksimal (Zone of Proximal Development), yakni jarak antara perkembangan aktual dengan perkembangan potensial. Adapun tingkat perkembangan aktual akan tampak dari kemampuan seseorang dalam menyelesaikan tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri.

Sedangkan, tingkat perkembangan potensial terlihat dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugas dan memecahkan masalah ketika di bawah bimbingan orang dewasa. Atau ketika sedang berkolaborasi dengan teman sebayanya yang lebih kompeten.

Adapun, zona perkembangan proksimal dimaknai sebagai fungsi-fungsi atau kemampuan-kemampuan yang belum matang dan masih berada dalam proses pematangan. Sementara itu, gagasan Vyogotsky mengeai zona perkembangan proksimal ini menjadi dasar perkembangan teori belajar untuk meningkatkan kualitas dan mengoptimalkan perkembangan kognitif anak.

Merdeka Belajar Pendidikan Anak Usia Dini dan Implementasinya: Merdeka Belajar, Merdeka Bermain - Teori Vygotskyhttps://www.gramedia.com/products/conf-mudah-merancang-sistem-akuntansi-otomatis?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Teori Perkembangan Kognitif Menurut Vygotsky

Melansir dari laman kompasiana.com, teori perkembangan kognitif menurut Vygotsky dikelompokkan menjadi tiga sebagai berikut.

1. Zone of Proximal Development

Zone of proximal development (ZPD) merupakan serangkaian tugas yang sulit dikuasi oleh seorang manusia atau anak-anak secara sendirian. Namun, kesulitan tersebut dapat diatasi dengan bantuan dari orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu untuk membantunya.

ZPD sendiri terbagi atas dua bats. Pertama, tingkat perkembangan aktual (actual development level), yakni berupa pemecahan masalah secara mandiri. Kedua, tingkat perkembangan potensial (level of potential development), yakni berupa pemecahan masalag di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih ahli.

2. Scaffolding

Konsep yang berkaitan erat dengan zone of proximal development (ZPD) adalah scaffolding. Scaffolding merupakan sebuah teknik untuk mengubah level dukungan selama sesi pengajaran dengan orang yang lebih ahli.

Sebagai contoh guru atau teman sebaya yang lebih mampu. Scaffolding juga disebut dengan pemberian sejumlah bantuan kepada seorang manusia atau anak selama tahap awal oembelajaran. Tutor akan memberikan beberapa stimulus pada anak.

Ketika awal diberikan tugas baru, anak biasanya belum mengerti. Saat kemampuan anak semakin meningkat maka pelan-pelan guru atau tutor akan mengurangi bimbingannya sedikit demi sedikit.

3. Bahasa dan Pikiran

Menurut Vygotsky, manusia menerapkan bahasa untuk merencanakan, membimbing, dan memonitor perilaku mereka. Bahasa digunakan manusia tidak hanya untuk komunikasi sosial, tetapi juga untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas.

Vygotsky berpendapat mengenau konsep bahasa dan pikiran yang terbagi menjadi dua macam, yakni percakapan sendiri (private speech) dan pembicaraan batin (inner speech). Percakapan sendiri (private speech) merupakan kebiasaan anak berbicara dengan keras kepada dirinya sendiri tanpa maksud berbicara dengan orang lain. Hal itu, menjadi hal yang normal terjadi pada anak yang berusia 3-5 tahun.

Sebagai contoh, seorang anak yang berjalan bersama teman-temannya melewati sebuh jembatan. Secara tidak langsung, anak akan bicara pada dirinya sendiri dengan keras, “ayo kita menyeberangi sungai! Awas, hati-hati ada buaya! Buaya itu akan memakan kita, awas!!”.

Berbicara dengan diri sendiri akan meningkat semasa prasekolah dan akan hilang selama masa pertengahan anak-anak. Hal ini disebabkan oleh anak yang menjadi lebih mampu mengurus dan menguasai tindakan mereka. Keadaan tersebut disebut dengan pembicaraan batin (inner speech).

Inner speech dapat dipahami sebagai anak yang menggunakan kemampuan berbicara sendiri, tidak hanya untuk diterapkan dalam berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang di sekitar saja. Tetapi juga, untuk merencanakan dan mengendalikan perilakunya. Kondisi tersebut disebut dengan percakapan batin (inner speech).

Inner speech sendiri akan terbawa sampai manusia dewasa. Fungsinya sebagai kontrol pikiran, ingatan, memori, dan tindakan dalam berencana.

Pengasuhan dan Pendidikan Anak Usia Dini

https://www.gramedia.com/products/conf-mudah-merancang-sistem-akuntansi-otomatis?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

About the author

Gilang P

Saya menulis sekian banyak tulisan untuk menuangkan apa yang ada di pikiran–tentunya setelah diolah dan diracik sedemikian rupa agar menjadi menarik. Saya pikir, setiap orang bisa menulis tentang apa saja, selama mau belajar memahami.