Teori

Memahami Teori Nusantara Sebagai Teori Asal Usul Bangsa Indonesia

Written by Fiska

Hingga sekarang, sebagian besar dari bangsa Indonesia mungkin masih belum benar-benar paham tentang asal-usul nenek moyang kita. Tapi walaupun begitu, sebuah pemahaman muncul bahwa bangsa Indonesia sebagian besar berasal dari kawasan Indochina. Nah, sebenarnya ada 4 teori asal usul nenek moyang bangsa Indonesia yang dicetuskan oleh beberapa ahli. Mulai dari yang berasal dari dalam negeri sampai yang berasal dari luar negeri. Pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai salah satu teori asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia, yakni teori nusantara.

Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia merupakan bangsa yang besar dengan berbagai macam suku, agama, dan ras yang ada di dalamnya. Itulah kenapa wajar bila bangsa Indonesia juga mempunyai banyak sekali budaya. Termasuk juga kekayaan alam, kekayaan leluhurnya, dan juga kekayaan intelektual. Dari besarnya bangsa ini, apakah kamu pernah berpikir mengenai bagaimana teori asal-usul nenek moyang Indonesia itu ada?

Sebagai generasi bangsa pastinya kita harus mengetahui bagaimana sejarah dari teori asal-usul nenek moyang Indonesia. Hal tersebut bertujuan agar kita bisa belajar lebih banyak hal mengenai perkembangan corak hidup para leluhur bangsa Indonesia. Kita juga mungkin lebih populer dengan sejarah bangsa sendiri, mulai dari penjajahan Belanda hingga akhirnya negara ini merdeka.

Padahal, jauh sebelum masa penjajahan tersebut, kita juga sudah mempunyai sejarah hingga bagaimana akhirnya kita bisa mempunyai berbagai macam suku dan budaya yang tersebar di beberapa wilayah. Mulai dari Sabang hingga Merauke mempunyai sejarah panjang sampai akhirnya masuk menjadi suku bangsa Indonesia. Terdapat beberapa asal-usul nenek moyang Indonesia yang cukup populer di kalangan para ahli. Namun, di dalam artikel ini kita akan lebih fokus untuk membahas teori nusantara.

Pengertian Teori Nusantara

Teori Nusantara adalah salah satu teori dalam persebaran manusia yang ada di Indonesia. Dimana teori ini mengatakan bahwa asal-usul manusia yang menghuni wilayah Nusantara ini tidak berasal dari luar, tapi mereka sudah hidup dan berkembang di wilayah Indonesia itu sendiri. Teori ini juga didukung oleh sarjana-sarjana seperti J.Crawford, K.Himly, Sutan Takdir Alisjahbana, dan Gorys Keraf. Namun, tampaknya teori yang satu ini kurang populer dan kurang banyak diterima oleh masyarakat Indonesia. Untuk dasar teori nusantara sendiri yaitu:

a. Bahasa Melayu dan Bahasa Jawa memiliki tingkat peradaban yang sangat tinggi. Taraf tersebut hanya bisa dicapai setelah adanya perkembangan budaya yang lama. Hal tersebut menunjukkan bahwa orang Melayu tidak berasal dari mana-mana, namun berasal dan berkembang di wilayah Nusantara.

b. K. Himly tidak setuju dengan pendapat yang mengungkapkan bahwa Bahasa Melayu serumpun dengan Bahasa Champa atau Kampuchea. Baginya, persamaan yang berlaku di kedua bahasa ini adalah sebuah fenomena yang sifatnya “kebetulan”.

c. Manusia Kuno Homo Soloensis dan Homo Wajakensis yang ada di Pulau Jawa. Penemuan manusia kuno ini di Pulau Jawa menunjukkan bahwa ada kemungkinan orang Melayu keturunan dari manusia kuno tersebut, yaitu berasal dari Pulau Jawa.
d. Bahasa yang berkembang di Nusantara adalah rumpun Bahasa Austronesia, memiliki perbedaan yang sangat jauh dengan bahasa yang berkembang di Asia Tengah, yakni bahasa Indo Eropa.

Kelemahan Teori Nusantara

Walaupun sudah banyak bukti yang mendasari teori nusantara ini, namun teori ini masih mempunyai beberapa kelemahan. Para ahli yang mendukung teori lain menemukan beberapa peninggalan yang menguatkan bukti bahwa bangsa Indonesia berasal dari luar Indonesia. Misalnya saja seperti adanya kesamaan peninggalan perkakas pada zaman purba dan migrasi besar-besaran manusia purba ke Indonesia.

Teori Asal Usul Nenek Moyang Indonesia

Seperti yang kita sudah bahas di atas, bahwa ada empat teori yang harus kamu pahami mengenai asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia. Setelah kita bahas satu teori di atas yakni teori nusantara, sekarang kita akan membahas tiga teori lainnya, antara lain:

1. Teori Yunan

Teori Yunan adalah sebuah teori yang mengungkapkan asal usul nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari wilayah Tiongkok, tepatnya di wilayah Yunan. Mereka percaya bahwa nenek moyang Indonesia sudah meninggalkan wilayah Yunan di sekitar hulu sungai Salween dan juga Sungai Mekong yang mempunyai tanah subur. Hal itu diperkirakan karena bencana alam dan juga serangan suku bangsa lain, maka dari itu mereka bergerak untuk berpindah tempat tinggal.

Nenek moyang bangsa Indonesia mempunyai kebudayaan kelautan yang cukup baik, yaitu sebagai penemu model asli perahu bercadik yang menjadi ciri khas dari kapal-kapal bansa Indonesia pada waktu itu. Penduduk Austronesia yang masih termasuk ke dalam wilayah kepulauan Nusantara ini kemudian menetap dan pada akhirnya disebut sebagai bangsa Melayu Indonesia.

Orang-orang itulah yang menjadi nenek moyang langsung dari bangsa Indonesia sekarang. Para ahli yang sepakat dengan teori ini adalah J.R. Logon, R.H Geldern, J.H.C Kern, dan J.R. Foster. Adapun dasar utama dari teori Yunan adalah ditemukannya kapak tua di wilayah Nusantara yang mempunyai ciri khas yang sama dengan kapak tua yang ada di wilayah Asia Tenggara. Penemuan tersebut menandakan bahwa ada proses migrasi manusia di wilayah Asia Tenggara menuju kepulauan Nusantara. Adanya migrasi manusia ini disebabkan oleh faktor terdesak oleh bangsa yang lebih kuat. Berdasarkan kejadian tersebut, teori Yunan ini menandakan bahwa ada tiga gelombang kedatangan tersebut, antara lain, Proto Melayu, Deutro Melayu, dan Melanesoid.

Hal-hal yang mendasari teori Yunan selanjutnya adalah dengan ditemukannya kesamaan bahasa yang dipakai masyarakat di kepulauan Nusantara dengan bahasa yang digunakan oleh masyarakat Kamboja, yaitu bahasa Melayu Polinesia. Fenomena tersebut menandakan bahwa orang-orang Kamboja berasal dari Yunan dengan cara menyusuri Sungai Mekong.

Arus migrasi atau perpindahan itu kemudian diteruskan ketika sebagian besar mereka melanjutkan pergerakan tersebut hingga ke wilayah kepulauan Nusantara. Sehingga, kesamaan bahasa Melayu dengan bahasa Cham di Kamboja menandakan bahwa ada hubungan dengan dataran Yunan. Selain itu, teori ini juga didukung oleh para ahli di dalam negeri yaitu Moh. Ali yang mengatakan bahwa teori asal usul nenek moyang bangsa Indonesia ini adalah manusia yang berasal dari Yunan. Hal itu didasari oleh adanya dugaan perpindahan atau migrasi orang-orang yang ada di daerah Mongol ke selatan karena terdesak dengan bangsa lainnya, terutama bangsa yang lebih kuat ataupun yang saat itu berkuasa.

Tiga gelombang perpindahan yang ada di dalam teori Yunan ini dijelaskan secara lebih detail seperti berikut ini:

a. Proto Melayu

Proto Melayu atau Melayu tua merupakan orang-orang Nusantara yang berasal dari Asia yang pertama kali datang ke Nusantara yakni sekitar tahun 1500 SM. Bangsa Proto Melayu ini masuk ke dalam wilayah Nusantara melalui dua jalur, yaitu jalur darat melalui Malaysia-Sumatera dan jalur timur melalui Filipina-Sulawesi. Dimana bangsa Proto Melayu ini mempunyai kebudayaan yang lebih tinggi daripada manusia purba sebelumnya. Kebudayaan tersebut merupakan batu baru atau yang disebut dengan zaman neolithikum yang pembuatan batunya telah dihaluskan. Berdasarkan penelitian Van Heekeren di Kalumpang, sudah terjadi perpaduan antara tradisi kapak persegi dan kapak lonjong.

Tradisi tersebut dibawah oleh orang-orang Austronesia yang datang dari arah utara yakni melalui Filipina-Sulawesi. Perlu dipahami bahwa anak keturunan asli bangsa Proto Melayu ini adalah Suku Toraja dan Suku Dayak yang masuk ke dalam suku Indonesia.

b. Deutero Melayu

Bangsa Deutero Melayu atau yang dikenal dengan sebutan Melayu Muda telah berhasil mendesak dan akhirnya berasimilasi dengan bangsa pendahulunya, yaitu bangsa Proto Melayu. Hal itu terjadi pada kurun waktu sekitar tahun 400 hingga 300 S, tepatnya di gelombang kedua nenek moyang bangsa Indonesia datang ke wilayah Nusantara. Bangsa Melayu Muda ini masuk ke dalam Nusantara melalui jalur barat dengan menempuh rute dari Yunan, tepatnya Teluk Tonkin, Vietnam, Semenanjung Malaysia, dan akhirnya sampai di wilayah Nusantara. Bangsa yang satu ini sudah mempunyai kebudayaan yang lebih maju dibandingkan dengan bangsa pendahulunya yakni Proto Melayu. Sebab, mereka sudah bisa menghasilkan barang-barang dari perunggu dan juga besi.

Misalnya saja kapak corong, kapak sepatu, dan juga bentuk nekara. Selain kebudayaan logam, bangsa yang satu ini juga sudah mulai mengembangkan kebudayaan megalithikum. Contohnya, membuat menhir atau tugu batu dan punden berundak. Keturunan bangsa Deutro Melayu ini adalah Suku Jawa, Bugis, dan Melayu yang termasuk ke dalam suku bangsa Indonesia.

c. Melanesoid

Bangsa Melanesoid ini mulai hadir di wilayah Papua di akhir zaman es yakni 70.000 SM.

d. Bangsa Primitif

Sebelum masuknya berbagai macam kelompok Melayu di Nusantara, sebenarnya sudah ada beberapa kelompok manusia yang lebih dulu tinggal di wilayah Nusantara. Kelompok tersebut termasuk ke dalam bangsa primitif dengan budaya yang masih sederhana. Berikut ini adalah beberapa penjelasan mengenai bangsa primitif yang ada di Nusantara, antara lain:

– Manusia Pleistosen (Purba)

Manusia purba pada saat itu selalu hidup nomaden atau berpindah-pindah tempat dengan kemampuan yang terbatas. Begitu juga dengan kebudayaan yang mereka punya, sehingga corak hidup mereka tidak bisa diikuti kembali. Kecuali di beberapa aspek saja, seperti teknologinya yang masih sederhana atau disebut dengan istilah teknologi paleolitik.

– Suku Wedoid

Sisa-sisa kelompok dari Suku Wedoid hingga saat ini sebenarnya masih ada, yaitu suku Sakai yang ada di Siak dan Suku Kubu yang ada di perbatasan Jambi dan Palembang. Kelompok dari suku ini bertahan hidup dengan cara mengumpulkan hasil hutan dan berkebudayaan dengan sederhana. Itulah mengapa suku Wedoid ini sulit untuk menyesuaikan diri dengan masyarakat modern.

– Suku Negroid

Di wilayah Indonesia, sudah tidak lagi ditemukan sisa-sisa Suku Negroid ini. Akan tetapi, masih ada di pedalaman Malaysia dan juga Filipina dari keturunan Suku Negroid. Suku yang masuk ke dalam Suku Negroid adalah Suku Semang yang ada di Semenanjung Malaysia dan juga Suku Negrito yang ada di Filipina.

2. Teori Out Of Africa

Teori out of Africa ini merupakan teori asal usul nenek moyang bangsa Indonesia yang lebih berbeda dari versi teori lainnya. Dimana teori yang satu ini mengungkapkan bahwa asal usul nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Afrika. Anggapan ini berasal dari kajian ilmu genetika melalui penelitian DNA mitokondria gen perempuan dan juga gen laki-laki. Mereka kemudian bermigrasi dari Afrika sampai ke wilayah Australia yang sudah mendekati wilayah Nusantara. Teori ini kemudian mengungkapkan sebuah anggapan bahwa bangsa Afrika telah bermigrasi atau melakukan perpindahan menuju Asia Barat pada 50.000 -70.000 tahun yang lalu. Di sekitar tahu itu, Bumi sedang memasuki akhir zaman glasial, yaitu saat permukaan air laut menjadi lebih dangkal karena air masih berbentuk gletser.

Pada saat itu memang memungkinkan manusia untuk menyeberangi lautan hanya dengan memakai perahu sederhana. Perpindahan bangsa Afrika ke wilayah Asia kemudian terpecah menjadi beberapa kelompok. Ada kelompok yang tinggal sementara di wilayah Timur Tengah atau Asia Barat Daya dan ada juga kelompok yang bermigrasi dengan melewati Pantai Semenanjung Arab menuju ke Asia Timur, India, Australia, termasuk juga Indonesia.

Fenomena tersebut diperkuat lagi dengan penemuan sebuah fosil laki-laki di bagian wilayah Lake Mungo. Tak hanya itu saja, ada juga dua jalur yang diperkirakan menjadi wilayah yang ditempuh oleh bangsa Afrika pada masa itu, yaitu jalur untuk menuju ke Lembah Sungai Nil. Wilayah tersebut melintasi Semenanjung Sinai, kemudian ke bagian utara melewati Arab Levant dan juga jalur yang melewati Laut Merah.

3. Teori Out Of Taiwan

Teori asal usul nenek moyang Indonesia yang satu ini hampir sama dengan teori sebelumnya. Dimana teori out of Taiwan ini mengungkapkan bahwa asal usul bangsa Indonesia berasal dari kepulauan Famosa atau wilayah yang ada Taiwan. Teori yang satu ini didukung oleh para ahli bernama Harry Truman Simanjuntak yang mendasari argumen pada teori ini. Dasar utama dari teori out of Taiwan yang pertama yaitu tidak adanya pola genetika yang sama antara kromosom manusia Indonesia dengan manusia dari bangsa Tiongkok. Masih berdasar pada teori ini, bahasa yang dipakai dan berkembang di Nusantara yaitu bahasa yang masuk ke dalam rumpun Bahasa Austronesia.

Bahasa rumpun Austronesia ini dipakai oleh para leluhur bangsa Indonesia, terlebih untuk orang-orang yang menetap di Pulau Formosa. Sehingga, dari segi bahasa sudah jelas bahwa bangsa Indonesia mengadopsi budaya Austronesia dan mengembangkannya sampai menjadi bangsa Indonesia seperti sekarang ini.

Itulah penjelasan mengenai teori asal usul nenek moyang Indonesia, terutama teori nusantara. Dari beberapa teori yang sudah dijelaskan di atas, manakah teori yang paling kamu yakini?

Bagi Grameds yang ingin mengetahui secara lebih mendalam tentang teori kedaulatan lainnya dapat membaca buku-buku terkait dengan mengunjungi Gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

About the author

Fiska

Saya Fiska Rahma Rianda dan saya suka dunia menulis dan membaca memang menjadi hobi yang ingin disalurkan melalui sastra. Saya juga senang mereview buku serta membaca buku-buku yang berkaitan dengan sebuah teori.

Kontak media sosial Linkedin saya Fiska Rahma